ke-92, menyatakan bahwa nanti di akhirat orang-orang yang mendapatkan kitab dari sebelah kanan akan dipanggil dengan namanya dan nama ayahnya. Ia maju
untuk menghadap Allah. Ketika sudah dekat, dikeluarkanlah kitabnya berwarna putih dengan tulisan serba putih pula. Adapun orang yang diberikan kitabnya dari
belakang, ia harus menurunkan pundaknya yang sebelah kiri lalu tangan menerimanya dari belakang. Dengan kata lain, ia harus berpaling ke belakang
ketika harus membacanya.
E. Metodologi Penelitian
Dalam menyusun skripsi ini penulis menggunakan metode penelitian kepustakaan Library research yaitu mencari dan mengumpulkan data-data,
dalam mengumpulkan data-data penulis menggunakan berbagai macam literatur yang relevan dan menelaah dengan pokok masalah yang dibahas. Adapun buku
yang menjadi rujukan utama sumber primer dalam penulisan skripsi ini antara lain Tafsir Al-Misbâh karya M. Quraish Shihab dan al-
Qur’ân dan Tafsirnya karya Departemen Agama Republik Indonesia.
Penulis juga melakukan pembahasan skripsi ini secara telaah studi komparatif yaitu dengan mengumpulkan data-data dan pendapat para ahli yang
berkaitan dengan masalah pemberian kitab di hari kiamat, kemudian data tersebut dideskripsikan yang dimaksudkan untuk menuliskan keadaan objek semata-mata
apa adanya. Langkah ini diambil sebagai permulaan yang sangat penting, karena ini adalah metode dasar bagi penelitian selanjutnya. M. Quraish Shihab misalnya,
tidak bisa lepas dari lingkungan sosial kemasyarakatan yang melingkupinya. Dengan itu, penulisan biografi menjadi sangat perlu. Dan setelah itu dianalisis
dari setiap pendapat guna memperoleh kejelasan masalah. Metode analitis ini dianggap perlu karena akan tersingkap keterlibatan dari kedua penafsir dengan
persoalan-persoalan yang berada di sekitarnya dalam menatap nilai-nilai yang berlaku dizamannya.
Sedangkan teknik penulisan dan penyusun skripsi ini berpedoman pada buku “Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi” yang disusun oleh Tim
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
8
dengan beberapa pengecualian: 1.
Kutipan ayat Al-Qur‟ân tidak diberi catatan kaki dan terjemahannya diambil dari “Al-Qur‟ân dan terjemah” yang diterbitkan oleh Departemen
Agama R.I., Jakarta, Proyek Pengadaan. 2.
Kutipan yang menggunakan ejaan yang lama diganti dengan ejaan yang disempurnakan EYD kecuali nama orangpengarang.
F. Sistematika Penulisan