kontemporer, memiliki berbagai macam disiplin ilmu serta jangkauan pemahaman yang dinamis dan lebih komprehensif. Sedangkan tafsir al-Misbâh itu sendiri
menggunakan metode gabungan antara metode tahlili dan metode maud u’i
7
. Sedangkan alasan penulis mengambil al-
Qur’ân dan Tafsirnya ialah karena penyusunnya yang merupakan pakar-pakar tafsir di Indonesia dan sudah terbukti
sepak terjangnya dalam dunia Islam masa kini.
Melihat latar belakang permasalahan di atas, maka penulis mencoba untuk membahasnya dalam sebuah kajian skripsi yang berjudul
“PEMBERIAN CATATAN PERBUATAN DALAM SURAT AL-INSYIQÂQ STUDI
KOMPARATIF ANTARA TAFSIR AL-MISBÂH DAN AL- QUR’ÂN DAN
TAFSIRNYA ”
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Sekalipun banyak sekali ayat-ayat yang menjelaskan tentang yaumul hisâb,
namun dalam mengurai skripsi ini penulis hanya membahas gambaran pemberian kitab dari sebelah kanan dan kiri dalam surat al-Insyiqâq. Mengenai
penafsirannya penulis hanya mengambil penafsiran dari Tafsir al-Misbâh dan al- Qur’ân dan Tafsirnya.
Adapun perumusan masalah yang ingin penuli s angkat adalah “Apa
persamaan dan perbedaan mengenai penafsiran pemberian catatan perbuatan dalam surah al-Insyiqâq menurut Tafsir al-Misbâh dan Al-
Qur’ân dan Tafsirnya
?”.
7
Hamdani Anwar, Telaah kritis terhadap tafsir al-Misbah karya Quraish Shihab; dalam Mimbar Agama Dan Budaya
, Vol.XIX, No.2, 2002, h.162-169
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan permasalahan yang ada, maka hal yang diharapkan menjadi tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Dapat menjadi bahan wacana terhadap pengembangan khazanah keilmuan
dibidang tafsir, juga dapat memahami kajian dalam Tafsir Al-Misbâh dan al-
Qur’ân dan Tafsirnya mengenai pemberian catatan perbuatan dalam surah al-Insyiqâq.
2. Untuk memenuhi tugas akademik yang merupakan syarat dalam
menyelesaikan studi untuk mendapatkan gelar sarjana Strata S I UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
D. Tinjauan Pustaka
Sejauh penelusuran yang penulis lakukan, belum ada penelitian khusus tentang masalah ini baik dalam bentuk buku, jurnal ataupun skripsi. Namun dalam
bab II Setijadi Rahardjo Tafsir Hadis 2007 dengan judul Kesaksian Anggota Tubuh Pada Yaum al-Hisâb Menurut al-
Qur’an dalam skripsi ini dikatakan bahwa nanti setiap manusia di akhirat kelak akan mempertanggungjawabkan
seluruh amal perbuatannya yang mereka lakukan selama di dunia dan mereka akan melihat apa yang telah diperjuangkan dan apa tujuan sesungguhnya dari
kehidupan ini. Karena kelak, di yaum al-Hisâb manusia akan ditimbang amal perbuatannnya.
Kemudian Imam Al-Qurthubi dalam bukunya at-tadzkirah fî ahwâli al- mautâ wa umûri al-âkhirah
yang sudah diterjemahkan oleh Abdur Rosyad Shiddiq dengan judul Rahasia Kematian, Alam Akhirat dan Kiamat dalam Bab
ke-92, menyatakan bahwa nanti di akhirat orang-orang yang mendapatkan kitab dari sebelah kanan akan dipanggil dengan namanya dan nama ayahnya. Ia maju
untuk menghadap Allah. Ketika sudah dekat, dikeluarkanlah kitabnya berwarna putih dengan tulisan serba putih pula. Adapun orang yang diberikan kitabnya dari
belakang, ia harus menurunkan pundaknya yang sebelah kiri lalu tangan menerimanya dari belakang. Dengan kata lain, ia harus berpaling ke belakang
ketika harus membacanya.
E. Metodologi Penelitian