Orang-Orang Mukmin Menerima Catatan Amalnya Di

Awal surah ini dimulai dengan sumpah menyangkut sekian banyak hal yang menegaskan adanya pembalasan hari Pembalasan, akhirnya pun berbicara tentang balasan yang disiapkan Allah bagi manusia –baik yang durhaka mau pun yang taat. Demikian bertemu uraian awal surah ini dengan akhirnya 10 . Maha benar Allah dalam segala firman-Nya dan Maha indah dan serasi ayat-ayat-Nya. Wa Allâh A’lam.

B. Menurut Al-

Qur’ân dan Tafsirnya karya Departemen Agama Republik Indonesia Dalam al- Qur’ân dan Tafsirnya dikatakan bahwa surat al-Insyiqâq terdiri dari 25 ayat; termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, diturunkan sesudah surat al- Infitâr. Dinamai “al-Insyiqâq” terbelah diambil dari perkataan “Insyaqqât” yang terdapat pada permulaan surat ini, yang pokok katanya ialah “insyiqâq”. Dikatakan juga bahwa pokok-pokok isinya ialah paristiwa-peristiwa pada permulaan terjadinya Hari Kiamat; peringatan bahwa manusia bersusah payah menemui Tuhannya; dalam menemui Tuhannya kelak ada yang mendapat kebahagiaan dan ada pula yang mendapat kesengsaraan; tingkat-tingkat kejadian dan kehidupan manusia di dunia dan akhirat. Dalam al- Qur’ân dan Tafsirnya penafsiran surah al- Insyiqâq dikelompokkan ke dalam dua tema besar:

I. Orang-Orang Mukmin Menerima Catatan Amalnya Di

Sebelah Kanan Dan Akan Menerima Pemeriksaan Yang Mudah 10 M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbâh, Jakarta; Lentera Hati, 2002 hal. 148 ْ َقش ا ءا َّلا ا - ْ َقح ا ِرل ْ أ - ْ َدم ْر ْلا ا - ام ْ قْلأ ْ َ ا يف - ْ َقح ا ِرل ْ أ - كِر ىل حداك كَ اّ ْلا ا يأ اي هيقا ف ًاحْدك - ه ي ي ه اتك ي أ ْ م اَم ف - ًاريّي ًا اّح ساحي فْ ّف - ًار رّْم ه ْهأ ىل ق ي - رْ ظ ءار ه اتك ي أ ْ م اَمأ - فْ ّف ًار بث عْدي - ًاريعس ى ّْي - ًار رّْم ه ْهأ يف اك هَ - َل أ َ ظ هَ ر حي - ًاريّ ه اك هَر َ ى Artinya: Apabila langit terbelah, dan patuh kepada Tuhannya, dan sudah semestinya langit itu patuh, dan apabila bumi diratakan, dan dilemparkan apa yang ada di dalamnya dan menjadi kosong, dan patuh kepada Tuhannya, dan sudah semestinya bumi itu patuh, pada waktu itu manusia akan mengetahui akibat perbuatannya. Hai manusia, sesungguhnya kamu telah bekerja dengan sungguh-sungguh menuju Tuhanmu, maka pasti kamu akan menemui-Nya, Adapun orang yang diberikan kitabnya dari sebelah kanannya, maka dia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah, dan dia akan kembali kepada kaumnya yang sama-sama beriman dengan gembira. Adapun orang-orang yang diberikan kitabnya dari belakang, dia akan berteriak: Celakalah aku. dia akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala neraka. Sesungguhnya dia dahulu di dunia bergembira di kalangan kaumnya yang sama-sama kafir. Sesungguhnya dia menyangka bahwa dia sekali-kali tidak akan kembali kepada Tuhannya. . Bukan demikian, yang benar, sesungguhnya Tuhannya selalu melihatnya. Dalam melakukan penafsirannya, departemen agama terlebih dahulu menjelaskan kosakata yang terdapat dalam surah ini: 1. Huqqat ْ َقح al-Insyiqâq84: 2 Kata huqqat adalah fi’il mâdi kata kerja lampau dengan mabnî majhûl, dari haqqa-yahiqqa-haqqan. Kata haqqa di- mu’annas-kan difeminimkan menjadi haqqat. Haqqat mabnî majhûl-nya huqqat. Kata al-haqq artinya berhak atau pantas. Dengan demikian, kata huqqat dalam ayat ini langit diberi hak atau langit dibuat pantas untuk taat dan patuh kepada perintah Tuhannya. Menurut penafsiran Ibnu al-Jauzi, huqqat maksudnya memang langit berhaklah untuk mematuhi perintah Tuhannya yang telah menciptakannya. Artinya, memang menjadi kodrat langitlah untuk taat dan berserah diri sepenuhnya kepada perintah kepada perintah Tuhan, yang menciptakan dan mengendalikannya 2. Kadhan ًاحْدك al-Insyiqâq84: 6 Kadh adalah isim masdar dari kadiha-yakdahu-kadhan. Isim fa’il- nya kâdih. Kadh pada mulanya berarti “usaha sungguh-sungguh hingga letih dalam melakukan kegiatan”. Menurut az-Zajjâj secara bahasa al-kadh sama dengan as- sa’yu berusaha. Manusia pada dasarnya dalam bekerja melakukan dengan sungguh-sungguh, dengan melihat masa yang akan datang baik pendek maupun panjang. Demikian yang dilakukannya hingga berakhir umurnya dengan kematian dan perjumpaan dengan Allah, dan bahwa perjalanan menuju Allah adalah sesuatu yang pasti dan tidak dapat dihindari. 3. Tsubûran ًار بث al-Insyiqâq84: 11 Tsubûr adalah isim masdar yang kedudukannya sebagai hâl menerangkan keadaan. Menurut az-Zajjaj, kata tsubûr dalam penuturan orang Arab sering disamakan dengan ungkapan yâ wailah yâ tsubûrah aduh celaka, aduh celaka, dan hal itu sering dikatakan oleh orang yang jatuh dalam kebinasaan. Setiap orang yang nasibnya buruk di akhirat dan menerima catatannya dari belakangnya, nanti akan berseru berteriaklah, tsabartu tsubûran, “celakalah aku”. 4. Yahûra ر حي al-Insyiqâq84: 14 Kata yahûr adalah fi’il mudari’ kata kerja berkelanjutan, dari hâra-yahûru-hûran . Ahli bahasa Arab berkata bahwa kata al-hûr secara bahasa artinya kembali ar- rujû‟. Lan yahûra maksudnya tidak lain ialah lan yarji’a. Ayat ini maksudnya “dia menduga bahwa dia sekali-kali tidak akan kembali ke akhirat dan tidak pula dibangkitkan. Itu merupakan pandangan orang kafir. Kata yahûru maknanya kembali hidup setelah kematian. Yang dimaksud adalah bahwa yang bersangkutan orang kafir mengingkari hari kebangkitan. Bagi orang kafir, hidup dan kehidupan hanyalah di dunia, setelah itu semua makhluk hidup akan mati dan habis ditelan masa. Tidak ada yang namanya kembali ” Tafsir 1-2 Dalam ayat-ayat ini Allah menerangkan, bahwa apabila langit terbelah karena telah rusak hubungan bagian-bagiannya dengan rusaknya peraturan alam semesta pada Hari Kiamat nanti, disebabkan benturan-benturan binatang di langit, karena masing-masing mempunyai daya tarik tersendiri, yang ada pada mereka masing-masing, maka rusaklah peraturan alam semesta dan terjadilah pada gumpalan-gumpalan awan yang gelap gulita yang timbul di beberapa tempat di cakrawala angkasa luar dan langit itu akan patuh kepada apa- apa yang diperintahkan Allah. Sepantasnya dia patuh karena dialah makhluk Tuhan yang senantiasa berada dalam kekuasaan-Nya. 3-5 Dalam ayat-ayat ini Allah menerangkan bahwa bila bumi dan gunung-gunung hancur berkeping-keping sehingga menjadi rata dan mengeluarkan apa-apa yang ada di dalamnya perutnya, yang demikian itu adalah karena tunduk kepada perintah Allah dan patuh melakukan kehendak-Nya. Dalam ayat-ayat lain yang bersamaan maksudnya Allah berfirman: ا لا ْل ْر ْلا ل ْل ا - ا لاقْثأ ْر ْلا جرْخأ Artinya: Apabila bumi digoncangkan dengan goncangan yang dahsyat, dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat yang dikandungnya. Q.S. al-Zalzalah 99: 1-2 Dan firman-Nya: ْ رثْع ر بقْلا ا Artinya: dan apabila kuburan-kuburan dibongkar. Q.S. al-Infitâr 82: 4 Dan firman-Nya lagi: ر بقْلا يف ام رثْع ا م ْعي ا فأ Artinya: Maka apakah dia tidak mengetahui apabila dibangkitkan apa yang ada di dalam kubur. Q.S. al-Âdiyât 100: 9 6 Dalam ayat ini Allah mengungkapkan bahwa manusia dalam masa hidupnya bekerja bersungguh-sungguh untuk mencapai cita-citanya. Setiap langkahnya adalah sesungguhnya menuju kepada akhir hidupnya, ialah mati: yang berarti kembali kepada Allah SWT. dan pada ketika itulah manusia akan mengetahui tentang baik buruk pekerjaan yang telah mereka kerjakan dan ketika itu pula manusia akan terbagi dalam dua golongan: 7-9 Golongan Pertama Dalam ayat-ayat ini Allah menerangkan golongan yang menerima catatan dengan tangan kanannya yang berisi apa-apa yang telah dikerjakannya, maka ia akan dihitung dengan perhitungan yang mudah dan ringan. Dipaparkanlah semua perbuatannya yang baik dan yang buruk, maka kemudian diberi ganjaran atas perbuatannya yang baik dan dimaafkanlah perbuatan yang buruk. Dalam sebuah hadis yang bersamaan maksudnya yang diriwayatkan oleh Siti Aisyah ra. bahwa ia telah mendengar Nabi Muhammad SAW berdoa dengan mengucapkan: اًريّي اًاّح ي ْبساح َم َلا Artinya: “Wahai Tuhan, hisablah aku dengan hisab yang mudah” Yang dimaksud Rasul dengan perhitungan yang mudah ialah dimaafkan segala kesalahannya, sedangkan orang yang diperiksa catatannya dengan teliti adalah orang yang mendapat malapetaka. Barangsiapa yang mendapat perhitungan, yang mudah dan yang ringan, ia akan kembali dengan keluarganya yang mukmin dengan gembira dan bahagia sebagaimana firman Allah: ْهي اتك ا رْقا اه ل قيف ه ي ي ه اتك ي أ ْ م اَم ف - قا م يِأ ظ يِ ْهي اّح - ةيضاَر ةشيع يف ف Artinya: Adapun orang-orang yang diberikan kepadanya kitabnya dari sebelah kanannya, maka dia berkata: Ambillah, bacalah kitabku ini. Sesungguhnya aku yakin, bahwa sesungguhnya aku akan menemui hisab terhadap diriku. Maka orang itu berada dalam kehidupan yang diridhai. Q.S. al-Hâqqah 19-21 10-12 Golongan Kedua Dalam ayat ini Allah menerangkan, bahwa golongan kedua adalah mereka yang banyak mengerjakan perbuatan maksiat, durhaka, dan tidak diridhai Allah. Mereka akan menerima catatan perbuatan amal mereka dengan tangan kiri, dari belakang mereka, kemudian mereka dimasukkan ke dalam api neraka. ْهي اتك أ ْمل ي تْيل اي ل قيف هلا ش ه اتك ي أ ْ م اَمأ - ام رْدأ ْمل ْهي اّح - ةيضاقْلا اك ا تْيل اي - ْهيلام يِع ى ْغأ ام - ْهي اطْس يِع ك ه Artinya: Adapun orang yang diberikan kepadanya kitabnya dari sebelah kirinya, maka dia berkata: Wahai alangkah baiknya kiranya tidak diberikan kepadaku kitabku ini. Dan aku tidak mengetahui apa hisab terhadap diriku. Wahai kiranya kematian itulah yang menyelesaikan segala sesuatu. Hartaku sekali-kali tidak memberi manfaat kepadaku. Telah hilang kekuasaanku daripadaku. Q.S. al-Hâqqah 25-29 13-14 Dalam ayat-ayat ini Allah SWT menjelaskan bahwa ada dua hal yang menjadi sebab mengapa mereka menerima catatan amalnya dengan tangan kirinya, yaitu: Pertama : Mereka berbuat sekehendak hatinya, mengerjakan kejahatan dan kemaksiatan dengan tidak memikirkan akibat buruk yang akan menimpa mereka di akhirat kelak. Kedua : Mereka menyangka bahwa mereka tidak akan kembali kepada Tuhannya dan tidak akan dibangkitkan kembali untuk dihisab dan menerima hasil perbuatan mereka di dunia. 15 Dalam ayat ini Allah menegaskan bahwa mereka sesungguhnya akan kembali kepadanya dan akan menerima hasil perbuatan mereka di dunia. Orang yang saleh, yang patuh mengerjakan perintah-Nya akan dimasukkan ke dalam surga, sedang orang yang durhaka dan banyak berbuat maksiat akan dimasukkan ke dalam neraka. Dari sini dapat disimpulkan bahwa: 1. Allah akan memperlihatkan kepada manusia di akhirat nanti catatan perbuatannya 2. Bila ia mengerjakan perbuatan-perbuatan yang baik maka ia akan menerima buku catatan amal perbuatannya dengan tangan kanannya dan akan dimasukkan ke dalam surga. 3. Bila ia mengerjakan perbuatan-perbuatan buruk dan maksiat maka ia akan menerima buku catatan amal perbuatan-perbuatannya dengan tangan kirinya dari belakangnya dan akan dimasukkan ke dalam neraka.

II. Manusia Mengalami Proses Kehidupan Tingkat Demi Tingkat