Metode Analisis METODOLOGI PENELITIAN

45 menganalisis adanya masalah heteroskedasitas dari varian residual dalam data time series. Untuk mengetahui pengaruh variabel dependen terhadap variabel dependen digunakan estimasi persamaan regresi sebagai berikut: Y = a + b 1 x 1 + b 2 x 2 + b 3 x 3 + b 4 x 4 + b 5 x 5 + e t Keterangan : Y = IHSG a = intercept variabel yang tidak dipengaruhi oleh variabel dependen dan independen. b = Koefisien dari X x 1 = Perubahan harga emas dunia x 2 = Perubahan inflasi x 3 = Perubahan kurs rupiah terhadap USD x 4 = Perubahan BI rate x 5 = perubahan Indeks Dow Jones Setelah dilakukan uji stasioner data pada seluruh variabel dan diyakini bahwa variabel sudah stasioner maka langkah selanjutnya melakukan Uji GARCH untuk menjelaskan pengaruh variabel yang digunakan dan seberapa besar pengaruhnya. Data time series dianggap lebih baik terutama dibidang finansial atau keuangan, sangat tinggi tingkat volatilitasnya, volatilitas di ikuti oleh relatif tingginya fase fluktuasi kemudian rendah dan kembali tinggi, data kata lain data ini mempunyai rata dan varian yang tidak konstan Agus Widarjono,2009:297. 46 Model GARCH merupakan model perkembangan dari model ARCH. Model ARCH Autoregressive Conditional Heteroscedasticity di kembangkan oleh Robert Engle 1982 dan di modifikasi oleh Mills 1999, selanjutnya oleh Tim Bollerslev 1986 dan 1994 juga memperkenalkan model generelisasi ARCH di sebut GARCH. GARCH ini di maksudkan untuk memperbaiki ARCH Wing Wahyu Winarno, 2007:8.1. Penulis akan mencari model ARCHGARCH yang paling layak untuk menjelaskan pengaruh variabel Harga Emas Dunia, variabel Makroekonomi Kurs, Inflasi, dan Suku bunga BI, indeks Dow Jones Terhadap IHSG dan berapa besar pengaruhnya, dan menganalisis variabel mana yang paling besar pengaruhnya terhadap Indeks Harga Saham Gabungan. 3. Pengujian Best Fit Model Dalam melakukan penelitian, peneliti tidak hanya menggunakan satu model saja untuk menguji hipotesisnya, ada beberapa kriteria untuk menilai dan membandingkan model, yaitu: a. R 2 Adjusted R 2 sangat berguna untuk mengukur kedekatan antara nilai prediksi dan nilai sesungguhnya dari variabel terikat. Semakin besar R 2 maka semakin kuat pula hubungan antara variabel terikat dengan satu atau banyak variabel bebas. Formulasinya untuk menghitung R 2 , yaitu: 47 Berdasarkan rumusan di atas, terlihat bahwa SST tidak dipengaruhi oleh variabel bebas, karena formulasinya hanya memperhitungkan variabel terikat dalam arti, berapapun jumlah variabel bebas yang digunakan dalam membentuk regresi, tidak akan mempengaruhi SST Nachrowi dan Usman, 2006:126. Bila kita berpatokan pada R 2 tentu kita akan selalu memutuskan bahwa variabel terbaik adalah model dengan variabel bebas yang banyak, padahal kenyataan tidaklah demikian terkadang satu variabel dalam regresi sederhana dapat menerangkan variabel terikat dengan yang lebih baik dibandingkan beberapa variabel bebas dalam regresi majemuk. Oleh karena itu, agar keputusan lebih tepat, untuk membandingkan regresi dengan variabel terikat yang sama akan digunakan R 2 yang disesuaikan atau yang dikenal dengan sebutan R 2 Adjusted yang dinotasikan dengan R 2 , adapun formulasi perhitungan adalah sebagai berikut: Dimana: K = banyaknya parameter model regresi termasuk intercept Nachrowi dan Usman,2006:130. b. Aikake Information Criterion AIC Profesor Hirotugu Aikake, seorang ahli statistik dari Jepang, pada tahun 1974 mengusulkan metode untuk menguji ketepatan suatu = 48 model, dengan suatu metode yang kemudian disebut dengan AIC Wing Wahyu, 2007:4.21, selain melihat R 2 pemilihan model juga dapat dilakukan dengan menggunakan AIC, adapun formulasinya adalah sebagai berikut: Atau dapat ditulis sebagai berikut: Keterangan : K = jumlah parameter dalam model termasuk Intercept n = jumah observasi atau sampel Bila kita membandingkan regresi dengan dua buah regresi atau lebih, maka model yang mempunyai nilai AIC terkecil merupakan model yang lebih baik Nachrowi dan Usman,2006:130. c. Schwarz Information Criterion SIC Kegunaan SIC pada prinsipnya tidak berbeda dengan AIC formulasinya di tuliskan sebagai berikut: Atau dapat ditulis sebagai: 49 Sama dengan AIC, pada SIC juga berlaku untuk memilih model yang mempunyai nilai SIC terendah Nachrowi dan Usman, 2006:131. Ada beberapa cara yang digunakan untuk memilih model yang terbaik Wing Wahyu, 2007:8.21: a. Melihat nilai R 2 . Model yang paling tinggi nilai R 2 berarti model paling baik, karena dapat menjelaskan adanya hubungan antara variabel independen dengan dependen lebih baik di bandingkan model lain yang R 2 lebih rendah. b. Melihat koefisien AIC Aikake Info Criterion dan SIC schwarz Info Criterion. Model yang paling rendah nilai AIC dan SIC adalah model yang baik. c. Masukkan nilai data kedalam persamaan. Model yang paling baik adalah model yang angka prediksinya mendekati kenyataan. Software ekonometri yang digunakan sebagai perangkat penelitian ini adalah Eviews 5.

I. Operasional Variabel Penelitian

Penelitian ini meggunakan satu variabel dependen dan lima variabel independen. Definisi operasional dari masing-masing dari variabel adalah sebagai berikut: 1. Indeks Harga Saham Gabungan IHSG. Angka Indeks yang di peroleh dari seluruh saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia dalam akhir periode tertentu 1 bulan dan dalam 50 satuan basis poin bps. Seperti pehitungan indeks dibursa lainnya, indeks BEI adalah menggunakan rata-rata tertimbang dari nilai pasar market value weight average index . Menurut Rodoni dan Ali 2010:183 rumus dasar perhitungan indeks adalah sebagai berikut : Nilai pasar adalah kumulatif jumlah saham hari ini dikali harga pasar hari ini kapitalisasi pasar, atau dapat ditulis dengan formula : Di mana: C i = Closing Price harga yang terjadi untuk emiten ke = i n i = Jumlah saham yang digunakan untuk perhitungan indeks jumlah saham yang tercatat untuk emiten ke-i N = Jumlah emiten yeng tercatat di BEJ Nilai dasar adalah kumulatif jumlah saham pada hari dasar dikali harga dasar pada hari dasar. Harga dasar untuk IHSG adalah pada tanggal 10 agustus 1982 dengan nilai 100. 2. Tingkat Suku Bunga BI Suku bunga BI adalah suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank Indonesia dan di umumkan kepada publik. Suku bunga ini dijadikan patokan bank- 51 bank umum untuk menentukan tingkat suku bunga pinjaman dan suku bunga kredit. Suku bunga yang di gunakan adalah tingkat suku bunga BI 1 bulan. 3. Inflasi Inflasi merupakan suatu keadaan perekonomian dimana tingkat harga dan biaya-biaya umum naik, misalnya naiknya harga beras, harga bahan bakar, harga mobil, upah tenaga kerja, sewa barang-barang modal Junaiddin Zakaria, 2009:61. Inflasi di hitung dari perubahan indeks harga konsumen gabungan 43 kota di indonesia. Nilai inflasi yang dipakai adalah nilai inflasi pada akhir periode tertentu 1 bulan dan dinyatakan dalam persentase . Rumus Inflasi: Keterangan : IHK t Indeks Harga Konsumen tahun t IHK t-1 Indeks Harga Konsumen tahun t-1 tahun lalu 4. Nilai Tukar Rupiah exchange rate Nilai tukar adalah Harga mata uang suatu negara terhadap mata uang negara lain. Dalam penelitian ini nilai kurs yang di pakai di ukur atas dasar harga kurs tengah rupiah terhadap terhadap US di akhir periode tertentu 1 bulan dan di hitung dalam satuan rupiah US. Sebagai contoh, US 1 = Rp 9.000,- artinya apabila di hitung dengan menggunakan rupiah maka nilainya sebesar Rp 9.000,- 52 Cara menghitung Kurs Tengah Kurs : Keterangan : Kurs Beli = Buying Rate atau Bid Rate Kurs Jual = Selling Rate atau Ask Rate Sumber Hamdy Hady, 2008:69. 5. Indeks Dow Jones Industrial Average DJIA Indeks Dow Jones adalah Indeks harga saham yang di gunakan oleh New York Stock Exchange. Indeks saham ini menggunakan pendekatan metode rata-rata faktor Divisor, pengukurannya menggunakan satuan basis poin bps. Cara perhitungan Indeks Dow Jones sebagai berikut : Keterangan :  P = Jumlah Seluruh Saham Divisor = Angka yang di tentukan oleh Dow Jones sebagai pembagi sumber: wikipedia.org