Latar Belakang Penelitian PENDAHULUAN
                                                                                4 semula berinvestasi di pasar modal akan mengalihkan dananya untuk berinvestasi
di emas  yang relatif lebih aman daripada berinvestasi di bursa saham. Didukung oleh penelitian Graham Smith 2001 yang berjudul “The Price of Gold And Stock
Price  Indices  For  The  United  States ”  hasil  penelitiannya  menunjukkan  harga
emas memilki pengaruh negatif terhadap indeks bursa saham di AS. Pada  prinsipnya  agar  mendapat  margin  dari  fluktuasi  harga  emas  tidak  sulit
dengan tetap memegang prinsip investasi : “beli saat harga rendah dan jual saat harga tinggi
”buy low sell high and sell high buy low. Pada tahun 1996 sebelum krisis terjadi di Indonesia harga emas di pasaran hanya berkisar Rp 26.000gram,
sampai pertengahan tahun 1997 harga emas sekitar Rp 30.000gram. Mulai akhir 1997  harga  emas  melonjak  drastis  sampai  Rp  75.000gram,  ketika  krisis  datang
pada  awal  1998,  harga  emas  melambung  menjadi  sekitar  108.000gram,  Pada Maret  2008  dan  Januari  2009  emas  mencapai  titik  tertinggi  yaitu  sampai
1.000oz  .  Dari  data  tersebut  nampak  jelas  harga  emas  mengalami  kenaikan  dan penurunan Sholeh Dipraja, 2011:35
Selain  faktor  harga  emas  diatas,  faktor  berikutnya  yang  digunakan  dalam penelitian ini adalah faktor makroekonomi. Pasar modal dapat di jadikan sebagai
salah  satu  indikator  kinerja  ekonomi  secara  keseluruhan  dan  dapat  juga mencerminkan apa yang terjadi dalam perekonomian secara makro. Indeks Harga
Saham  Gabungan,  kurs  rupiah,  tingkat  inflasi,  suku  bunga  bebas  resiko, pertumbuhan  ekonomi  dan  beberapa  variabel  makroekonomi  lainnya  merupakan
cerminan ekonomi suatu negara Budi Frensidy, 2009.
5 Secara  garis  besar,  ada  tiga  faktor  utama  yang  berpengaruh  terhadap
pergerakan  IHSG  Pananda  Pasaribu  dkk,  2009  yaitu,  Faktor  domestik  berupa faktor-faktor  fundamental  suatu  negara  seperti  inflasi,  pendapatan  nasional,
jumlah  uang  beredar,  suku  bunga,  maupun  nilai  tukar  rupiah.  Berbagai  faktor fundamental  tersebut  di  anggap  berpengaruh  pada  ekspektasi  investor  yang
akhirnya  berpengaruh  terhadap  IHSG.  Faktor  asing  juga  menjadi  salah  satu implikasi  dari  bentuk  globalisasi  dan  semakin  terintegrasinya  pasar  modal  di
seluruh  dunia  seperti  Indeks  Dow  Jones  dan  Indeks  Hang  Seng  yang  juga berpengaruh terhadap  IHSG. Dan termasuk juga  aliran modal ke  Indonesia  yang
berupa cadangan devisa turut mempengaruhi IHSG. Kondisi  perekonomian  suatu  negara  dan  bursa  saham  negara  lainnya,
mempengaruhi  pergerakan  harga  saham-saham  di  Bursa  Efek  Indonesia,  dengan adanya  era  globalisasi  yang  membuat  batas  negara  semakin  tidak  jelas  membuat
indeks bursa saham antar negara saling memiliki keterkaitan. Indeks harga saham gabungan  karenanya,  juga  sangat  di  pengaruhi  indeks  Dow  Jones  dan  indeks
regional  lainnya  Budi  Frensidy,  2009:2.  Sehingga  penelitian  ini  menggunakan Indeks  Dow  Jones  sebagai  variabel  yang  dapat  mempengaruhi  IHSG.  Tentu  kita
masih  ingat  anjoknya  bursa  saham  dunia  akibat  mencuatnya  kasus  subprime mortage  di  Amerika  yaitu  Krisis  ekonomi  yang  melanda  Amerika  serikat  tahun
2008  pada  bulan  Agustus  menyebabkan  keguncangan  perekonomian  global. Bangkrutnya perusahaan sekuritas Lehman Brother, begitu juga dengan kolapsnya
beberapa bank dan perusahaan besar lainnya di Amerika Serikat dan di ikuti oleh perusahaan sekuritas penjamin kredit, juga sejumlah bank investasi lainnya jatuh
6 satu-persatu.  Peristiwa  ini  menyebabkan  keguncangan  yang  luar  biasa  di  lantai
bursa  Wallstreet,  jatuhnya  pasar  saham  terbesar  di  dunia  tersebut  ikut menguncang  pasar  saham  di  beberapa  negara  lainnya  termasuk  indonesia.
Keadaan  ini  menyebabkan  IHSG  terkoreksi  cukup  dalam,  bahkan  pada  bulan November 2008  IHSG menyentuh level terendah 1.241,541 bps selama tiga tahun
terakhir.  Akibat  terpuruknya  harga  saham,  kerugian  yang  di  alami  investor  di pasar  modal  mencapai  Rp  364  trilliun,  dalam  setahun  akhir  2008  di  bandingkan
akhir 2007, kerugian mencapai Rp 911,83 trilliun Kontan edisi 13 agustus 2008 Pada  akhir  tahun  2008,  gejala  pemulihan  kepercayaan  masyarakat  mulai
tampak  pada  akhir  2008,  jumlah  emiten  mencapai  485  perusahaan  dengan  nilai emisi mencapai 1.064 trilyun rupiah sampai pada Desember 2009 telah mencapai
432  dengan  nilai  emisi  1.467  trilyun  rupiah.  Hal  ini  tercermin  dari  IHSG  yang mulai  mengalami  kenaikan  bullish,  kenaikan  IHSG  ini  berlangsung  selama
tahun 2009, pada akhir tahun 2009  IHSG tercatat mencapai level 2.543,356 atau naik 86,98 dibandingkan pada periode  yang sama pada tahun 2008. Sepanjang
pada  periode  di  atas,  bursa  telah  menunjukkan  prestasi  yang  membanggakan terbaik  se-Asia  bahkan  dunia,  diantara  lima  bursa  saham  terbesar  di  Asia
Tenggara hanya Bursa Efek Indonesia IHSG yang sanggup mengalahkan kinerja indeks  bursa  Taiex  Taiwan  yang  mencatat  kenaikan  sebesar  49.  Sejak  awal
tahun 2009, Indeks Harga Saham Gabungan IHSG sudah naik 51,74 Kontan edisi 9 juni 2009.
Dari kondisi tersebut dapat di jelaskan, bahwa pada intinya pasar modal yang kuat dapat mempengaruhi pasar modal yang lemah, dengan demikian indeks pasar
7 modal  di  Amerika  Serikat  yang  di  wakili  oleh  dow  jones  industrial  Average
DJIA  yang mempresentasikan bahwa pasar modal  yang kuat di harapkan dapat menjelaskan  pergerakan  harga  saham  di  indonesia  yang  di  wakili  oleh  IHSG
karena pasar modal di indonesia relatif   lemah di bandingkan indeks Dow Jones Nachrowi dan Usman, 2007:76. Perusahaan  yang tercatat di  Indeks Dow Jones
pada  umumnya  merupakan  perusahaan  multinasional.  Kegiatan  operasi  mereka tersebar di seluruh dunia. Perusahaan seperti Coca-Cola, ExxonMobil, Citigroup,
Procter    Gamble  adalah  salah  satu  contoh  perusahaan  yang  tercatat  di  Dow Jones  dan  beroperasi  di  Indonesia  www.kompas.com.  Perusahaan-perusahaan
tersebut pada umumnya beroperasi secara langsung di Indonesia. Berdasarkan  penjelasan  diatas,  maka  penulis  akan  melakukan  penelitian
mengenai
“Analisis Pengaruh Harga Emas Dunia , Variabel Makroekonomi Inflasi,  Kurs  Rp  terhadap  USD  dan  Tingkat  Suku  Bunga  BI  dan  Indeks
Dow Jones terhadap Indeks Harga Saham Gabungan IHSG di Bursa Efek Indonesia
”.
8
                