Untuk itu, program pembaharuan pendidikan guru harus lebih diarahkan kepada pembinaan tenaga guru yang secara profesional mampu mengemban
tugas-tugas tersebut.
D. Karakteristik Guru Agama
Dari uraian di atas telah jelas bahwa pekerjaan guru itu berat, tetapi luhur dan mulia. Maka, untuk menjadi guru tidak sembarang orang dapat
menjalankannya. Untuk itu, guru harus memiliki karakteristik yang baik pula agar dapat menjalankan fungsinya sebagai guru.
Menurut Ahmad Tafsir karakteristik guru seperti syarat dan sifat itu harus dibedakan. Adapun syarat yang diartikan sebagai sifat guru yang pokok, yang
dapat dibuktikan secara empiris. Sedangkan sifat yang dimaksud adalah sebagai pelengkap dari syarat tersebut.
33
1. Syarat-syarat Guru Agama Menurut Ahmad Tafsir syarat terpenting bagi guru adalah keagamaan.
Selain itu syarat guru agama adalah: a. Umur, sudah dewasa.
b. Kesehatan, harus sehat jasmani dan rohani. c. Keahlian, menguasai bidang yang diajarkannya dan menguasai ilmu
mendidik. d. Harus berkepribadian muslim.
34
Secara umum, untuk menjadi guru yang baik menurut Islam hendaknya guru memenuhi tanggung jawab yang akan dibebankan kepadanya seperti bertaqwa
kepada Allah, berilmu, sehat jasmani dan berakhlak mulia, tanggung jawab dan berjiwa nasional.
Sedangkan menurut UU Guru dan Dosen pasal 8 a dalah “guru wajib
memiliki kualifikasi akademik, kompetensi sertifikat pendidik, sehat jasmani dan
33
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam…, h. 82
34
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam.., h. 81
rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.”
35
Sebagai mana yang diutarakan oleh Kunandar dalam buku Guru Profesional: Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan KTSP dan
Sukses dalam Sertifikasi Guru mengatakan bahwa: “Seorang guru yang profesional dituntut dengan sejumlah persyaratan
minimal, antara lain: memiliki kualitas pendidikan profesi yang memadai, memiliki kompetensi keilmuan sesuai dengan bidang yang ditekuninya, memiliki
kemampuan berkomunikasi yang baik dengan anak didiknya, mempunyai jiwa kreatif dan produktif, mempunyai etos kerja dan komitmen tinggi terhadap
profesinya, dan selalu melakukan pengembangan diri secara terus menerus continous improvement melalui organisasi profesi internet, buku, seminar, dan
semacamnya.”
36
Karena pekerjaan guru adalah pekerjan profesional maka untuk menjadi guru harus memenuhi persyaratan, diantaranya adalah: memiliki bakat, keahlian,
kepribadian, sehat mental dan badan, pengalaman dan pengetahuan yang luas, berjiwa pancasila, dan warga negara yang baik.
37
Sementara dalam kriteria yang sama, Oemar Hamalik memberikan batasan tentang persyaratan guru profesional. Diantara persyaratan guru profesional itu
adalah: a.
Memiliki bakat sebagai guru. b.
Memiliki keahlian sebagai guru. c.
Memiliki keahlian yang baik dan terintegrasi. d.
Memiliki pengalaman dan pengetahuan yang luas. e.
Guru adalah manusia yang berjiwa pancasila. f.
Guru adalah seorang warga negara yang baik.
38
35
Depag. Undang- undang dan Peraturan…, h. 88
36
Kunandar, Guru Profesional: Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan Sukses dalam Sertifikasi Guru KTSP, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007, Cet. Ke-18, h. 50
37
Depag. Undang- undang dan Peraturan…, h. 66
38
Oemar Hamalik dalam Martinis Yamin, Sertifikasi Profesi Keguruan di Indonesia, Jakarta: Gaung Persada, 2006, Cet. Ke-2, h. 24
Tugas yang dibebankan kepada guru memang berat, karena guru bukan saja mendidik peserta didik agar menjadi pribadi yang baik bagi peserta didik. Tetapi,
guru juga memberikan kemampuan kepada peserta didik agar sanggup menjalani hidup sesuai yang diinginkan. Untuk itu, para guru harus belajar tentang keahlian
profesional.
2. Sifat-sifat Guru Agama Dalam pendidikan Islam, seorang guru harus memiliki karakteristik yang
menjadi sifat dan ciri yang akan menyatu dengan kepribadiannya. Dalam hal ini, Al-abrasyi memberikan batasan tentang sifat-sifat guru khususnya guru agama,
antara lain: a.
Memiliki sifat zuhud Yaitu melaksanakan tugasnya bukan semata-mata karena materi, akan tetapi karena mencari keridhaan Allah SWT.
b. Suci dan bersih, Guru hendaknya bersih fisiknya dari segala macam kotoran
dan bersih jiwanya dari segala macam sifat tercela atau tidak mempunyai dosa besar.
c. Ikhlas, Hendaknya guru ikhlas dan tidak ria dalam melaksanakan tugasnya,
karena ria akan menghilangkan keikhlasan. d.
Murah hati atau pemaaf, Bersifat pemaaf dan selalu memaafkan kesalahan orang lain terutama anak didiknya, sabar dan sanggup menahan amarah.
e. Tegas dan terhormat, Tegas dalam perkataan dan perbuatanya tetapi tidak
kasar atau bersikap lemah lembut dan senantiasa membuka diri serta menjaga kehormatanya.
f. Memiliki sikap kebapakan sebelum menjadi guru, Guru mencintai anak
didiknya sebagai mana mencintai anak-anaknya sendiri. g.
Memahami karakteristik anak didik, Guru harus dapat menguasai karakter anak didiknya, seperti pembawaan, kebiasaan, perasaan dan berbagai potensi
yang dimilikinya.
h. Menguasai mata pelajaran, yaitu menguasai materi pelajaran yang
diajarkannya dengan baik dan profesional.
39
Pada dasarnya, yang diharapkan dari guru ialah supaya guru sendiri berkembang sebagai wujud atau personifikasi dari sejumlah karakteristik yang
menggambarkan sikap dan perilaku keguruan. Di mata masyarakat karakteristik itu berarti bahwa:
a. Guru patut dicontoh dan diperlakukan sebagai teladan dalam masyarakat.
b. Guru berinteraksi dengan lingkungan melalui kearifan budaya masyarakat.
c. Guru berperilaku sosial yang serasi dengan nilai budaya masyarakat.
d. Guru mengelola aktifitas pendidikan dengan moral yang tinggi.
e. Guru menyayangi para peserta didik mereka sebagai amanah orang tua.
40
Sedangkan dalam psikologi, karakteristik guru lebih menitik beratkan pada aspek kepribadian guru. Menurut Muhibbin Syah karakteristik kepribadian guru
meliputi fleksibilitas kognitif guru dan keterbukaan psikologi guru. Pertama, fleksibilitas keluwesan kognitif guru merupakan kemampuan
berpikir yang diikuti dengan tindakan secara simultan dan memadai dalam tindakan. Kedua, keterbukaan psikologi guru yang merupakan kemampuan
memahami pikiran dan perasaan orang lain, dan menciptakan hubungan antara pribadi guru dengan siswa secara harmonis.
41
Berdasarkan uraian diatas terlihat jelas dengan kesimpulan bahwa sosok guru yang baik adalah yang memiliki semangat mengajar yang tulus, yaitu ikhlas
dengan mengamalkan ilmunya, bertindak sebagai orang tua yang mengasihi peserta didik mampu menggali potensi peserta didik, bersikap terbuka dan
demokatis untuk menerima dan menghargai peserta didik, dapat bekerja sama dengan peserta didik, dan menjadi panutan bagi peserta didik, sehingga siswa
mengikuti perbuatan baik yang dilakukan guru.
39
Muhammad Athiyah Al-Abrasyi, Beberapa Pemikiran…, h. 66-70
40
Departemen Agama RI, Wawasan Tugas Guru dan Tenaga Pendidikan, Jakarta: Dirjen Kelembagaan Agama Islam, 2005, h. 12
41
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1996 , Cet. Ke-3, h. 227-228
22
BAB III GURU AGAMA PERSPEKTIF HASAN LANGGULUNG DAN