Persamaan STUDI KOMPARASI GURU AGAMA PERSPEKTIF HASAN

63

BAB IV STUDI KOMPARASI GURU AGAMA PERSPEKTIF HASAN

LANGGULUNGUNG DAN UU NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG GURU DAN DOSEN

A. Persamaan

1. Pengertian Guru Agama Berdasarkan penelitian di atas dan pandangan beberapa para ahli tentang pengertian guru agama pada hakikatnya sama seperti pengertian guru agama menurut Hasan Langgulung dan UU Guru dan Dosen, bahwa guru agama adalah seseorang yang memberikan ilmu pengetahuan agama, ketrampilan atau pengalaman kepada peserta didik dilingkungan formal sekolah untuk mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki oleh peserta didik agar dapat memahami apa yang terkandung dalam ajaran Islam secara keseluruhan, menghayati makna dan maksud serta tujuannya yang pada akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan ajaran-ajaran agama Islam sebagai pegangan atau jalan hidup. Guru agama merupakan bagian dari profesi guru pada umumnya. Oleh karena itu, profil guru agama juga harus memenuhi persyaratan-persyaratan yang lazim bagi seorang guru. Meskipun demikian, karena pendidikan agama Islam memiliki kekhasan sendiri dibandingkan dengan bidang studi yang lain, maka guru agama di samping harus memiliki kompetensi keguruan pada umumnya, ia juga dituntut memiliki kualifikasi-kualifikasi tertentu yang melekat pada ciri khas agama Islam itu sendiri. 2. Peran dan Kedudukan Guru Agama Persamaan peran guru agama menurut Hasan Langgulung dan UU Guru dan Dosen yaitu mempunyai peranan yang sama dalam menerima amanat dari kedua orang tua peserta didik. Seseorang yang menerima amanat orang tua untuk mendidik anak itu disebut guru. Namun demikian seorang guru bukan hanya penerima amanat dari orang tua untuk mendidik anaknya, melainkan dari setiap orang yang memerlukan bantuan untuk mendidiknya. Sebagai pemegang amanat, guru harus bertanggung jawab atas amanat yang diserahkan kepadanya. 1 Guru dalam perpektif Islam mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses pendidikan. Sebab guru yang bertanggung jawab terhadap perkembangan anak didik dengan mengupayakan perkembangan seluruh potensi anak didik baik potensi afektif, kognitif maupun psikomotoriknya. guru agama tidak hanya berperan sebagai pengajar dan pendidik semata-mata, tetapi harus memerankan diri sebagai pembimbing dalam belajar. 3. Tugas dan Tanggung Jawab Guru Agama Persamaan mengenai tugas seorang guru agama menurut Hasan Langgulung dan UU Guru dan Dosen, guru agama adalah tenaga pendidik yang khusus diangkat dengan tugas utama mengajar dan mernbimbing pada bidang studi agama Islam. a. Sebagai pengajar Sebagai pengajar, guru mempunyai tugas memberikan ilmu pengetahuan. Dengan kata lain, guru agama adalah orang yang mentransfer ilmu-ilmu agama Islam sesuai dengan jenjang pendidikan yang diajarnya. 1 Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam…, h. 39 b. Sebagai pembimbing Sebagai pembimbing, guru mempunyai tugas memberi bimbingan kepada peserta didik dalam memecahkan masalah yang dihadapinya, sebab pembelajaran sangat berkaitan erat dengan berbagai masalah diluar kelas yang sifatnya non akademis. Di samping memiliki tugas-tugas diatas, guru memiliki juga kewajiban yang berhubungan dengan kedudukannya sebagai salah satu komponen tenaga kependidikan. Kewajiban tersebut dikemukakan di dalam Undang-undang Guru dan Dosen adalah sebagai berikut: a. Merencananakan, melakasankan, menilai dan mengevaluasi dalam pembelajaran b. Selalu meningkatkan dan mengembangkan kualitas akademik dan kompetensi sesuai dengan tuntutan zaman c. Bersikap obyektif dan tidak membeda-bedakan latar belakang peserta didik d. Menjunjung tinggi hukum dan kode etik guru serta nilai-nilai agama dan etika e. Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. 2 Persamaan tanggung jawab guru agama menurut Hasan Langulng dan UU Guru dan Dosen ialah keyakinannya bahwa segala tindakannya dalam melaksanakan tugas dan kewajiban didasarkan atas pertimbangan profesional secara tepat. Karena pekerjaan guru menuntut kesungguhan dalam berbagai hal. Oleh sebab itu posisi dan persyaratan para pekerja pendidikan atau orang-orang yang disebut pendidik karena pekerjannya ini, maka patutlah mendapat pertimbangan dan perhatian yang serius. Dengan memperhatikan dan mempertimbangkan hal tersebut dimaksudkan agar usaha pendidikan yang baik tidak akan jatuh ke tangan orang-orang yang bukan ahlinya, sehingga dapat mengakibatkan banyak kerugian. 2 Depag, Undang- undang dan Peraturan…, h. 93

B. Perbedaan