Guru Agama Menurut Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen

D. Guru Agama Menurut Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen

Guru agama senantiasa mendapat perhatian, baik oleh pemerintah maupun oleh masyarakat terutama oleh para ahli pendidikan. Pemerintah kita memandang bahwa guru agama merupakan media yang sangat penting dalam pembinaan dan pengembangan suatu bangsa. Guru agama mempunyai tugas-tugas sosial budaya yang berfungsi mempersiapkan generasi muda, sesuai dengan cita-cita yang diharapkan. Fakta di atas merupakan tantangan besar untuk membangkitkan bangsa agar menjadi besar dan kuat untuk mampu bersaing di tengah persaingan global yang sangat kompetitif. Maka salah satu usaha untuk mewujudkannya perlu adanya pembenahan secara menyeluruh terhadap guru agama yang meliputi pengembangan profesi guru, jaminan terhadap kesejahteraan guru, perlindungan guru, dan penghargaan guru melalui suatu Undang-undang yang khusus mengatur tentang guru. 1. Pengertian Guru Agama Guru adalah pendidik profesional di sekolah pada jenjang pendidikan usia dini, pendidikan dasar dan pendidikan menengah yang diangkat sesuai peraturan perundang-undangan. 75 Dalam buku yang ditulis Kunandar yang berjudul Guru Profesional, Profesional berasal dari kata profesi yang berarti suatu bidang pekerjaan yang ingin atau akan ditekuni oleh seseorang. 76 Profesi juga diartikan sebagai suatu jabatan atau pekerjaan tertentu yang mensyaratkan pengetahuan dan ketrampilan khusus yang diperoleh dari pendidikan akademis yang insentif. Jadi, profesi adalah suatu pekerjaan atau jabatan yang menuntut keahlian tertentu. 77 75 Depag, Undang-undang dan Peraturan..., h. 83 76 Kunandar, Guru Profesional …., h. 45 77 Martinis Yamin, Sertifikasi Profesi keguruan..., h. 20 Profesi adalah suatu pekerjaan atau keahlian yang mensyaratkan kompetensi intelektual, sikap dan ketrampilan tertentu yang diperoleh melalui proses pendidikan secara akademis. Dengan demikian, kunandar mengemukakan profesi guru adalah keahlian atau kewenangan khusus dalam bidang pendidikan, pengajaran, dan pelatihan yang ditekuni untuk menjadi mata pencaharian dalam memenuhi kebutuhan hidup yang bersangkutan. Guru sebagai profesi berarti guru sebagai pekerjaan yang mensyaratkan kompetensi keahlian atau kewenangan dalam pendidikan dan pembelajaran agar dapat melaksanakan pekerjaannya tersebut secara efektif dan efesien serta berhasil guna. 78 Adapun mengenai pengertian profesionalisme itu sendiri adalah suatu pandangan bahwa suatu keahlian tertentu yang mana keahlian itu hanya diperoleh melalui pendidikan khusus dan latihan khusus. Profesinalisme merupakan kondisi, arah, nilai, tujuan dan kualitas suatu keahlian dan kewenangan dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang berkaitan dengan pekerjaan seseorang yang menjadi mata pencaharian. Sementara itu, guru yang profesional adalah guru yang memiliki kompetensi yang bersyaratkan untuk melakukan tugas pendidikan dan pengajaran. Maka, dapat dipahami bahwa pengertian guru profesionalisme adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan maksimal. Dari penjelasan di atas, dapat dimengerti bahwa. Profesi adalah suatu jabatan, profesional adalah kemampuan atau keahlian tertentu. Sedangkan profesionalisme adalah jiwa dari suatu profesi dan profesional. Dengan kata lain profesionalisme guru agama, yaitu seorang guru yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang studi agama serta telah berpengalaman dalam mengajar agama sehingga ia mampu melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai guru agama dengan kemampuan yang maksimal serta memiliki kompetensi sesuai 78 Kunandar, Guru Profesional…, h. 46 dengan kriteria guru profesional, dan profesinya itu telah menjadi sumber mata pencaharian. Guru agama yang dikatakan profesional adalah seseorang yang pekerjaannya memerlukan pelatihan dan pengalaman yang lebih tinggi, serta bertanggung jawab yang sah secara hukum. Seorang guru agama yang profesional akan berkonsentrasi terhadap etika moral keagamaan dan tanggung jawab terhadap profesionalnya dibandingkan dengan yang lainnya. 2. Kedudukan dan Peran Guru Agama Peran guru sebagai agen pembelajaran berfungsi untuk mengembangkan potensi siswa secara optimal. 79 Sedangkan Peranan guru dalam keseluruhan program pendidikan di sekolah diwujudkan untuk meningkatkan mutu pendidikan mencapai tujuan pendidikan yang berupa perkembangan siswa secara optimal. Tuntutan peranan guru agama sangatlah berat, meskipun pada dasarnya tanggung jawab semua pihak, guru agama mempunyai peran besar dalam sistem pendidikan yang membangun kepribadian atau karakter bangsa. Kita dapat melihat apakah suatu generasi dapat berprilaku pada berhasil atau tidaknya pendidikan yang menentukan pada kepribadian bangsa. Semua orang menyadari bahwa guru memiliki andil yang sangat besar terhadap keberhasilan pembelajaran di sekolah. Guru sangat berperan dalam membantu perkembangan anak didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Keyakinan ini muncul karena kesadaran manusia sebagai makhluk lemah, yang dalam perkembangannya manusia selalu membutuhkan orang lain, sejak lahir bahkan pada saat meninggal. Semua itu menunjukan bahwa setiap orang membutuhkan orang lain dalam perkembangannya, demikian halnya peserta didik yang menaruh harapan besar terhadap guru, agar anaknya berkembang secara optimal. Minat, bakat, kemampuan dan potensi-potensi yang dimiliki oleh peserta didik tidak akan berkembang secara optimal tanpa bantuan guru. Dalam kaitan ini guru perlu memperhatikan peserta didik secara individu. Karena antara peserta 79 Depag, Undang-undang dan Peraturan..., h. 86 didik yang satu dengan yang lain memiliki perbedaan yang sangat mendasar. Betapa besar jasa guru dalam membantu pertumbuhan dan perkembangan para peserta didik. Mereka memiliki peran dan tanggung jawab yang sangat penting dalam membentuk kepribadian anak guna mempersiapkan dan mengembangkan sumber daya manusia. Guru juga berpacu dalam pembelajaran dengan memberikan kemudahan belajar bagi keseluruhan peserta didik, agar dapat mengembangkan potensi secara optimal. Dalam hal ini guru harus kreatif dan profesional serta menyenangkan. Di sekolah dalam keseluruhan kegiatan pendidikan di tingkat operasional guru merupakan penentu keberhasilan pendidikan. Melalui kinerjanya pada tingkat institusional, intruksional dan eksperensial. Sejalan dengan tugas utamanya sebagai pendidik di sekolah sebagai guru melakukan tugas-tugas kinerjanya dengan baik dalam dunia pendidikan maupun dalam proses belajar mengajar diantaranya, 80 adalah: a. Peran guru dalam dunia pendidikan, antara lain: 1 Guru Agama sebagai model atau teladan Menurut E. Mulyasa dalam buku yang berjudul Menjadi Guru Profesional “secara teoritis, menjadi model atau teladan merupakan bagian integral dari seorang guru, sehingga menjadi guru berarti menerima tanggung jawab untuk menjadi teladan”. 81 Mata pelajaran agama yang diajarkan oleh guru merupakan suatu yang berguna dan dapat dipraktekan dalam kehidupan sehari-hari sehingga guru tersebut menjadi model contoh yang nyata. Hal ini akan lebih nampak pada pelajaran akhlak, keimanan, kebersihan, dan sebagainya. Jika guru sendiri tidak dapat memperlihatkan prilaku dan manfaat pelajaran yang diajarkan, jangan diharapkan peserta didiknya akan menunjukan antusias terhadap pelajaran tersebut. 80 Abudin Nata, Pendidikan dalam Perdpektif Hadits, Jakarta: UIN Press, 2005, Cet. Ke-1, h. 217-222 81 E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006, Cet. Ke-4, h. 46 2 Guru Agama sebagai pengawas Sebagai pengawas, guru harus bisa membedakan antara nilai yang baik dan nilai yang buruk. Kedua nilai tersebut harus benar-benar dipahami dalam kehidupan dimasyarakat. Kedua nilai ini mungkin telah dimiliki peserta didik bahkan mungkin telah mempengaruhi peserta didik sebelum masuk sekolah. Sikap yang harus dilakukan guru tidak hanya disekolah akan tetapi diluar sekolahpun harus tetap dilakukan. 3 Guru agama sebagi motivator penggerak Sebagai penggerak guru bergairah dan aktif belajar, dalam upaya memberikan motivasi, guru dapat menganalisis motif-motif yang melatar belakangi peserta didik yang malas belajar dan menurun prestasinya di sekolah. Setiap saat guru harus bertindak sebagai motivator. Karena dalam pembelajaran tidak mustahil ada diantara peserta didik yang malas belajar dan sebagainya. Motivasi dapat efektif bila dilakukan dengan memperhatikan kebutuhan peserta didik untuk lebih bergairah dalam belajar. Peranan guru sebagai motivator sangat penting dalam interaksi edukatif. b. Peran guru agama dalam pembelajaran, antara lain: 1 Sebagai pembimbing Sebagai pembimbing guru harus mampu menguasai dan mengembangkan materi pelajaran, merencanakan dan mempersiapkan pelajaran, mengontrol dan mengevaluasi kegiatan peserta didik. Oleh karena itu guru memerlukan kompetensi yang tinggi untuk mewujudkan empat hal tersebut. 82 Sifat anak didik seperti ketidak tahuan kebodohan, kedangkalan ilmu pengetahuan dan kurangnya ilmu pengalaman telah mengundang guru untuk mendidik dan membimbing mereka. Sebenarnya anak itu memiliki dorongan atau menghilangkan sifat-sifat tersebut dengan tangannya sendiri. Akan tetapi akan lebih baik bila mendapat bantuan dari orang dewasa seperti guru misalnya melalui pendidikan. 82 E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional.., h. 41 Sebagai guru pembimbing, guru akan lebih senang jika mendapat kesempatan menghadapi peserta didik di dalam interaksi edukatif, ia memberi dorongan dan menyalurkan semangat menggiring mereka, sehingga mereka dapat melepaskan diri dari ketergantungannya kepada orang lain dengan tenaganya sendiri. Pemberian bimbingan yang dilakukan oleh guru agama meliputi bimbingan belajar dan bimbingan perkembangan sikap keagamaan. Dengan demikian membimbing dimaksudkan agar setiap peserta didik dapat mengenal tentang dirinya dan kemampuan serta potensinya untuk belajar dan bersikap sesuai dengan ajaran agama Islam. 2 Guru agama sebagai pengajar Memberikan pengajaran di dalam sekolah kelas ia menyampaikan pelajaran agar peserta didik memahami dengan baik semua pengetahuan yang telah disampaikannya, selain itu, ia juga berusaha agar terjadi perubahan sikap, keterampilan, kebiasaan, hubungan sosial, operasi, dan sebagainya pada peserta didik melalui pengajaran yang diberikannya. Untuk mencapai tujuan tersebut maka guru perlu memahami seluruh pengetahuan yang menjadi tanggung jawab dan menguasai dengan baik metode dan teknik mengajar. 3 Guru agama sebagai pengelola kelas Dalam perannya sebagai pengelola kelas, guru hendaknya mampu mengelola kelas sebagai lingkungan belajar serta lingkungan ini diatur dan diawasi agar kegiatan-kegiatan belajar terarah kepada tujuan-tujuan pendidikan. Pengawasan terhadap lingkungan belajar itu turut menentukan sejauh mana lingkungan yang baik. Lingkungan yang baik adalah yang bersifat menantang dan merangsang peserta didik untuk belajar, memberikan rasa aman dan kepuasan dalam mencapai tujuan. Dalam kaitannya guru sebagai pengelola kelas maka sekurang-kurangnya yang harus ia pelihara secara terus-menerus adalah suasana keagamaan, kerja sama, rasa persatuan dan perasaan puas pada peserta didik terhadap pekerjaan dan kelasnya. Dengan demikian maka guru akan lebih mudah mempengaruhi peserta didik dalam pengajaran agama. 4 Guru agama sebagai evaluator Di dalam proses pengajaran guru hendaknya menjadi seorang evaluator yang baik yaitu guru dapat mengetahui keberhasilan dan pencapaian tujuan. Penguasaan peserta didik terhadap pelayanan serta ketetapan atau keefektifan metode mengajar guru mengetahui apakah proses belajar yang dilakukan cukup efektif memberikan hasil yang baik dan memuaskan, atau sebaliknya, guru hendaknya terus-menerus mengikuti hasil belajar yang telah dicapai oleh peserta didik dari waktu ke waktu. Guru hendaknya mampu dan terampil dalam melaksanakan penilaian. Karena dengan penilaian, guru mengetahui prestasi yang dicapai peserta didik setelah melaksanakan pembelajaran dan akan terus menerus ditingkatkan untuk memperoleh hasil yang optimal. Pengakuan kedudukan guru sebagai tenaga profesional merupakan sistem pendidikan yang pelaksanaannya memperhatikan berbagai peraturan perundang- undangan dibidang pendidikan kepegawaian, sehubungan dengan ini diperlukan pengaturan suatu UU tentang guru. 83 3. Tugas dan Tanggung Jawab Guru Agama Dalam UU Guru dan Dosen dikemukan bahwa guru adalah tenaga pendidik yang khusus diangkat dengan tugas utama mengajar. Disamping itu, ia mempunyai tugas lain yaitu sebagai pembimbing dan pengelola administrasi sekolah. Selain tugas-tugas tersebut guru juga memiliki kewajiban yang berhubungan dengan kedudukannya sebagai salah satu komponen tenaga kependidikan. Keutamaan profesi guru sangatlah besar sehingga Allah menjadikannya tugas guru agama sebagaimana tugas yang diemban oleh Rasulullah. Tugas yang diemban seorang guru agama harus hampir sama dengan seorang rasul. Dari pandangan itu dapat dipahami bahwa tugas pendidik sebagai penerus para nabi yang pada hakikatnya mengemban misi yang mengajak manusia untuk tunduk dan patuh pada hukum-hukum Allah guna memperoleh keselamatan dunia dan akhirat. 83 Martinis Yamin, Sertifikasi Guru …., h. 249 Kemudian misi ini dikembangkan pada pembentukan kepribadian yang berjiwa tauhid, kreatif, berakhlak mulia dan bermoral tinggi. Sebagai figur bagi masyarakat terutama peserta didik, guru mempunyai kekuasaan untuk membentuk dan membangun kepribadian peserta didik untuk menjadi seseorang yang berguna bagi agama dan bangsa. Tugas dan tanggung jawab guru agama bukan hanya di sekolah saja, tetapi dimanapun guru itu berada, di rumah sebagai orang tua adalah sebagai guru pendidikan bagi putra putrinya. Di dalam masyarakat sekitar guru sering dipandang sebagai tokoh suri tauladan bagi orang-orang sekitarnya. Baik dalam sikap maupun perbuatannya. Sehingga tidaklah heran betapa berat tugas dan tanggung jawab guru. Terutama tanggung jawab akhlak dan suri tauladan untuk digugu dan ditiru. Hanya orang-orang yang ikhlas dan sabar yang mampu mengemban amanat itu dan ia bertanggung jawab kepada peserta didik. a. Tugas guru agama Telah dijelaskan bahwa tugas guru agama merupakan tugas mulia yang kedudukannya sama dengan tugas seorang rasul. Tugas guru adalah mengajar, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik. 84 Oleh karena itu, guru agama mempunyai dua tugas yaitu tugas umum dan tugas khusus. Secara umum, tugas guru adalah sebagai warasat al-an biya yang pada hakikatnya mengemban misi rahmata li al-alamin, Yakni suatu misi yang mengajak manusia untuk tunduk dan patuh pada hukum-hukum Allah, guna memperoleh keselamatan dan kebahagiaan dunia dan akhirat dengan mengembangkan aspek kepribadian peserta didik yang berjiwa tauhid dan akhlak mulia. Sedangkan secara khusus tugas guru agama sebagai pengajar, pendidik, dan pemimpin. 85 1 Sebagai pengajar yang bertugas merencanakan program pengajaran, melaksanakan program yang disusun dan akhirnya dengan pelaksanaan penilaian setelah program tersebut dilakukan. 84 Depag, Undang- undang dan Peraturan… h. 83 85 Ahmad tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, h. 80 2 Sebagai pendidik yang mengarahkan peserta didik pada tingkat kedewasaan kepribadian sempurna seiring dengan tujuan penciptaannya. 3 Sebagai pemimpin yang memimpin, mengendalikan diri, upaya pengarahan pengawasan, pengorganisasian, pengontrolan, dan partisipasi atas program yang dilakukan. Sebagai pengajar, guru bertugas membina perkembangan pengetahuan, sikap dan keterampilan. Dari kenyataan itu pulalah terbukti bahwa peranan guru sebagai pendidik dan pembimbing masih berlangsung terus meski tugasnya sebagai pengajaran telah selesai. Dalam buku Filsafat Pendidikan Islam, Ahmad D. Marimba menyatakan bahwa tugas pendidik dalam pendidikan Islam adalah membimbing dan mengenal kebutuhan atau kesanggupan peserta didik, menciptakan situasi yang kondusif bagi berlangsungnya proses kependidikan, menambahkan mengembangkan pengetahuan yang dimiliki guna ditransformasikan kepada peserta didik serta senantiasa membuka diri terhadap seluruh kelemahan dan kekurangannya. 86 Secara keseluruhan tugas guru agama adalah sama yaitu meliputi tugas diatas, namun bagi guru agama, segala tugas yang diberikan kepada peserta didik hendaknya lebih mengarahkan kepada pembentukan prilaku yang Islami sesuai dengan pengalaman yang telah diberikan kepada siswa dan pembentukan Akhlak mulia. Tugas-tugas yang telah disebutkan di atas menyatakan bahwa jabatan guru memilliki banyak tugas, baik yang terikat oleh dinas maupun diluar dinas dalam pembentukan kepribadian. Tugas guru agama tidak hanya sebagai suatu profesi, tetapi juga sebagai suatu tugas kemanusiaan dan kemasyarakatan. b. Tanggung jawab guru agama Berangkat dari uraian di atas maka tanggung jawab guru agama adalah mendidik individu supaya beriman kepada Allah dan melaksanakan syari’ahnya. Mendidik diri supaya berakhlak mulia dan mendidik masyarakat untuk saling menasehati dalam melaksanakan kebenaran, saling menasehati agar tabah dalam menghadapi segala kesulitan dalam beribadah kepada Allah serta menegakan 86 Al-Rasyidin dan Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam,..h. 44 kebenaran. 87 Tanggung jawab itu bukan hanya sebatas moral seorang guru terhadap peserta didik, akan tetapi lebih jauh dari itu. Pendidikan bertanggung jawab atas segala tugasnya yang dilakukan kepada Allah. Tanggung jawab guru adalah segala tindakan dalam melaksanakan tugas dan kewajiban didasarkan atas pertimbangan profesional secara tepat, pekerjaan guru menuntut kesungguhan dalam berbagai hal. Tanggung jawab guru agama bukan hanya bertanggung jawab dalam hal kecakapan dan kepandaian dalam memahami materi yang disajikan, tetapi juga harus bertanggung jawab untuk menciptakan peserta didik yang hormat, taat kepada orang tua dan guru, ramah terhadap lingkungan sekitarnya dan bertutur kata yang baik. Kalau melihat perubahan-perubahan transisional dalam pengajaran seperti telah diuraikan dalam bagian terdahulu yang menambah kesempatan bagi para peserta didik untuk belajar dan berkembang dan di lain pihak guru berdasarkan peranan profesional guru modern maka sudah barang tentu menimbulkan atau menambah tanggung jawab guru menjadi lebih besar, tanggung jawab itu adalah: 1 Guru harus menuntut para peserta didik belajar 2 Guru harus turut serta membina kurikulum sekolah 3 Melaksanakan pembinaan terhadap peserta didik afektif, kognitif, psikomotorik 4 Memberikan bimbingan kepada peserta didik 5 Melakukan diagnosis atas kesulitan belajar dan mengadakan penilaian atas kemauan belajar 6 Menyelenggarakan penelitian 7 Menghayati, mengamalkan pancasila 8 Turut serta membantu terciptanya kesatuan dan persatuan bangsa dan perdamaian dunia 9 Mengenal masyarakat dan ikut serta aktif 10 Turut serta menyukseskan pembangunan 87 Depag, Undang- undang dan Peraturan… h. 87 11 Tanggung jawab meningkatkan peranan profesi guru. 88 Jadi, dapat disimpulkan bahwa tanggung jawab guru agama dari uraian diatas merupakan tanggung jawab yang harus dilaksanakan oleh guru yang meliputi tanggung jawab terhadap sikap, tingkah laku dan perkataan yang telah ditampilkan kepada peserta didik dalam rangka membina jiwa dan watak mereka. Dengan demikian tugas dan tanggung jawab guru agama sebagai pengajar, pendidik, pembimbing, administrasi, serta tugas dan tanggung jawab kemasyarakatan. 88 Depag, Wawasan Tugas…., h. 76-84 63

BAB IV STUDI KOMPARASI GURU AGAMA PERSPEKTIF HASAN