Tugas dan Kewajiban Guru Agama

Sedangkan menurut Martinis Yamin, peran guru adalah: a. Sebagai komunikator Dilihat dari peran guru di dalam kelas, mereka berperan sebagai seorang komunikator, mengkomunikasikan materi pelajaran dalam bentuk verbal dan non- verbal. Pesan yang akan disampaikan kepada komunikan berupa buku teks, catatan, lisan, cerita, dan lain sebagainya, pesan itu dikemas sedemikian rupa sehingga mudah dipahami, dimengerti, dipelajari, dicerna dan diaplikasikan siswa. 26 b. Sebagai fasilitator Guru sebagai fasilisator memiliki peran memfasilitasi siswa-siswa untuk belajar secara maksimal dengan mempergunakan berbagai strategi, metode, media dan sumber belajar 27 . Guru Menciptakan suatu komunitas yang bersuasana saling bergantung dan saling berdialog atas dasar saling mempercayai satu sama lain, menghasilkan pengalaman yang luas, namun ia tetap mengambil bagian dan memperhatikan dengan sikap yang sama dengan peserta didiknya. 28

C. Tugas dan Kewajiban Guru Agama

Tugas guru yang utama adalah memberikan pengetahuan cognitive, sikap dan nilai affective dan ketrampilan Psychometer kepada anak didik. 29 Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional dikemukakan bahwa guru adalah tenaga pendidik yang khusus diangkat dengan tugas utama mengajar. Di samping itu, ia mempunyai tugas lain yang bersifat pendukung, yaitu membimbing dan mengelola administrasi sekolah. Selain tugas tersebut, guru juga memiliki kewajiban yang berhubungan dengan kedudukannya sebagai salah satu tenaga kependidikan. 26 Martinis Yamin, Sertifikasi Propesi Keguruan di Indonesia, Jakarta: Gaung Persada Press, 2006, Cet. Ke-2, h.24 27 Martinis Yamin, Sertifikasi Propesi Keguruan di Indonesia…, h. 27 28 M. Arifin, Pendidikan Islam dalam Arus Dinamika Masyarakat..., h. 45 29 Zahara Idris, Dasar-dasar Pendidikan, Bandung: Angkasa, 1982, Cet. Ke-1, h. 76 Jabatan seorang guru agama adalah sebuah jabatan yang sangat berat karena tugas guru agama tidak hanya melaksanakan pendidikan agama secara baik, tetapi guru agama juga harus dapat memperbaiki pendidikan agama yang telah terlanjur salah diterima anak, baik dalam keluarga, maupun masyarakat sekitarnya, serta melakukan pembinaan kembali terhadap pribadi anak didik. 30 Tinggi atau rendahnya suatu masyarakat, maju atau mundurnya tingkat kebudayaan suatu masyarakat dan Negara, sebagian besar tergantung kepada pendidikan yang diberikan oleh guru. Makin tinggi pendidikan guru, makin tinggi pula mutu pendidikan yang diterima oleh peserta didik, dan makin tinggi pula derajat masyarakat. Guru bertanggung jawab terhadap penciptaan situasi komunitas yang dialogis interpendent dan terpercaya. Ia menyadari bahwa pengetahuan dan pengalamannya lebih dewasa dan lebih dalam dan luas serta bersama-sama dengan peserta didik berada dalam situasi belajar yang memperhatikan satu sama lain. 31 Untuk itu, Hamdani Ihsan dan A. Fuad Ihsan Dalam buku Filsafat Pendidikan Islam, menjelaskan bahwa tugas-tugas pendidik adalah 32 : a. Membimbing peserta didik Mencari pengenalan terhadapnya mengenai kebutuhan, kesanggupan, bakat, minat dan sebagainya. b. Menciptakan situasi untuk pendidikan Situasi pendidikan, yaitu suatu keadaan di mana tindakan-tindakan pendidikan dapat berlangsung dengan baik dan hasil yang memuaskan. Dari beberapa pendapat yang telah diuraikan, dapatlah ditarik kesimpulannya bahwa tugas guru tidak semata-mata sebagai pengajar yang mentransfer pengetahuan, tetapi juga sebagai pendidik yang mentransfer nilai- nilai dan sekaligus sebagai pembimbing yang memberikan pengarahan dan menuntun peserta didik dalam belajar untuk memcapai tujuan yang diharapkan. 30 Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama..., h. 108 31 M. Arifin, Pendidikan Islam dalam Arus Dinamika Masyarakat ..., h. 28 32 Hamdani Ihsan dan A. Fuad Ihsan, Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: CV. Pustaka Setia, 2001, Cet. Ke-2, h. 94 Untuk itu, program pembaharuan pendidikan guru harus lebih diarahkan kepada pembinaan tenaga guru yang secara profesional mampu mengemban tugas-tugas tersebut.

D. Karakteristik Guru Agama