didapat selama pendidikan dan bekerja, jika disetiap instansi kesehatan tersedia tenaga yang terampil dan terlatih mengenai aplikasi klinis dari seluk beluk proses
menyusui. Serta didukung oleh program laktasi, maka dapatlah diharapkan bahwa gabungan kedua komponen ini menjadi kunci keberhasilan proses laktasi
Roesli, 2000.
2.5. Pengertian Perilaku
Perilaku dari pandangan biologis adalah merupakan suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang bersangkutan. Jadi perilaku manusia pada hakekatnya
adalah suatu aktivitas dari pada manusia itu sendiri seperti berjalan, berbicara, bereaksi dan lain-lain, bahkan kegiatan internal sendiri seperti berpikir, persepsi
dan emosi. Dapat juga dikatakan bahwa perilaku itu adalah aktivitas organisme, baik yang dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung, seperti perilaku
petugas kesehatan dalam memberikan gambaran atau pandangan tentang pentingnya inisiasi menyusu dini. Perilaku manusia dipengaruhi oleh faktor
genetik atau faktor keturunan merupakan konsep dasar atau modal untuk perkembangan perilaku, sedangkan lingkungan merupakan kondisi-kondisi atau
lahan untuk perkembangan perilaku tersebut Notoatmodjo, 1996.
2.5.1. Bentuk Perilaku
Bentuk perilaku ini dapat diamati melalui sikap dan tindakan, namun demikian tidak berarti bentuk perilaku itu hanya dapat dilihat dari sikap dan
tindakan saja, perilaku juga dapat bersifat potensial, yakni dalam bentuk pegetahuan, motivasi dan persepsi. Secara lebih operasional perilaku dapat
Universitas Sumatera Utara
diartikan suatu respon organisme atau seseorang terhadap rangsangan stimulus dari luar subjek. Respon ini dibedakan menjadi 2 dua Notoatmodjo, 2003 :
1. Perilaku tertutup covert behavior Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau
tertutup covert. Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuankesadaran dan sikap yang terjadi
pada orang yang menerima stimulus tersebut dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain. Oleh sebab itu disebut covert behavior atau
unobservable behavior, misal seorang ibu hamil tahu pentingnya periksa kehamilan, ibu yang sedang menyusui tahu pentingnya ASI bagi bayinya,
dan sebagainya. 2. Perilaku terbuka overt behavior
Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk
tindakan atau praktek practice, yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain. Oleh sebab itu disebut overt behavior, tindakan
nyata atau praktek practice misal, seorang ibu memeriksa kehamilannya atau membawa anaknya ke puskesmas untuk diimunisasi dan sebagainya.
2.5.2. Pembagian Perilaku
Menurut Benyamin Bloom 1908 yang dikutip oleh Notoatmodjo 1993, membagi perilaku dalam tiga kawasan yaitu kognitif pengetahuan, afektif
sikap dan Psikomotor tingkah laku.
Universitas Sumatera Utara
1. Pengetahuan knowledge
Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi
melalui Panca indra yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar diperoleh dari mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif
merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang Overt Behaivour, Notoatmodjo, 2003.
Didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif akan berlangsung lama, suatu contoh ibu-ibu diperintahkan oleh petugas kesehatan
untuk melakukan penggunaan ASI Eksklusif dan pentingnya melakukan inisiasi menyusu secara dini, mereka akan segera melakukan perintah tersebut.
2. Sikap Attitude
Secara umum sikap dapat dirumuskan sebagai kecenderungan untuk berespons secara positif atau negatif terhadap orang, obyek atau situasi
tertentu. Sikap mengandung suatu penelitian emosionalafektif senang, benci, sedih dsb, disamping itu komponen kognitif pengetahuan tentang obyek itu
serta aspek konatif kecenderungan bertindak. Dalam hal ini pengertian sikap adalah merupakan reaksi atau respons seseorang yang masih tertutup terhadap
suatu stimulus atau objek Notoatmodjo, 2003. Dalam penentuan sikap yang utuh, pengetahuan, berpikir, keyakinan dan
emosi memegang peranan penting. Suatu contoh misalnya kasus pemberian ASI, apabila seorang ibu telah mendengar dan mendapat penjelasan dari petugas
kesehatan pentingnya pemberian ASI secara dini dengan benar dan coba
Universitas Sumatera Utara
menerapkannya kepada bayinya, maka ibu berpikir dan berusaha untuk memberikan anaknyabayinya ASI Eksklusif sampai berusia 6 bulan atau bahkan
sampai 2 tahun, akan tetapi karena lingkungan belum ada yang menerapkannya, maka ibu tersebut menjadi asing di masyarakat dan tidak mungkin ia menjadi
kembali dengan pemberian ASI yang salah Notoatmodjo, 1993.
3. Tindakan atau Praktek Pratice
Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam tindakan overt behavior. Untuk mewujudkannya sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor
pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas. Tingkat-tingkat tindakanpraktek, yaitu :
1. Persepsi perseption Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang
akan diambil adalah merupakan praktek tingkat pertama. 2. Respons Terpimpin guided respons
Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar sesuai dengan contoh adalah merupakan indikator praktek tingkat dua.
3. Mekanisme mechanism Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara
otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan maka ia sudah mencapai praktek tingkat tiga.
Universitas Sumatera Utara
4. Adaptasi adaptation Adaptasi adalah suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang dengan
baik. Artinya tindakan tersebut sudah dimodifikasinya sendiri tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut.
2.5.3. Pengetahuan ASI