Pelaksanaan Kebijakan Pemerintah Tentang ASI

Pola pemberian ASI pada bayi disesuaikan dengan dua faktor yaitu: 1. Faktor yang berhubungan dengan keadaan ibu Keadaan yang sering dihadapi ibu adalah bendungan ASI yang menyebabkan ibu merasa sakit sewaktu bayi menyusui. Keadaan ini dapat diatasi dengan cara mengurut payudara perlahan-lahan. Adanya penyakit kronis yang diderita ibu seperti TBC, malaria merupakan alasan untuk tidak menyusui bayinya. Demikian juga ibu yang gizinya tidak baik, akan menghasilkan ASI dalam jumlah lebih sedikit dibanding dengan ibu dengan gizi yang lebih baik. 2. Faktor yang berhubungan dengan keadaan bayi Anak yang lahir dengan prematur atau lahir dengan berat badan lahir rendah masih terlalu lemah untuk menghisap ASI dari payudara ibunya. Pada waktu anak sakit juga akan menimbulkan kesulitan karena si anak menolak untuk menyusui Roesli, 2005.

2.6. Pelaksanaan Kebijakan Pemerintah Tentang ASI

Menurut Departemen Kesehatan RI, 2002 tentang Strategi Nasional Peningkatan Pemberian ASI mengatakan bahwa Peningkatan pemberian ASI yang meliputi pemberian ASI Eksklusif, menganjurkan ibu menyusui sampai bayinya berusia 2 tahun, sengaja tidak membuang kolostrum, merupakan salah satu upaya dalam peningkatan sumber daya manusia. Target pemerintah adalah 80 ibu menyusui telah memberikan bayinya ASI Eksklusif. Universitas Sumatera Utara Untuk mencapai hal tersebut Departemen Kesehatan RI 2002, telah menyusun Strategi Nasional yang salah satu sasarannya adalah petugas kesehatan dan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas. Tujuan umum dari kebijakan pemerintah tentang ASI di Puskesmas adalah meningkatkan pemberian ASI Eksklusif dan meneruskan pemberiannya sampai bayi berusia 2 tahun dengan pemberian secara baik dan benar. Tujuan khususnya salah satunya adalah meningkatkan petugas kesehatan di tingkat puskemas dalam melaksanakan manajemen laktasi dengan sasaran ibu-ibu di wilayah kerja puskesmas. Kegiatan yang dilakukan adalah : 1. Menyusun petunjuk pelaksanaan juklak, 2. Melengkapi sarana dan prasarana, 3. Melakukan pembinaan dan 4. Melaksanakan 10 sepuluh langkah menuju keberhasilan menyusui pemberian ASI yang benar. Adapun 10 sepuluh langkah tersebut adalah : 1. Mempunyai kebijakan tertulis tentang menyusui 2. Melatih semua staf pelayanan kesehatan tentang menyusui 3. Menjelaskan kepada semua ibu hamil tentang manfaat menyusui dan memberi penyuluhan tentang manfaat ASI dan rawat gabung, perawatan payudara, makanan ibu hamil, KB, senam hamil dan senam payudara. 4. Membantu ibu-ibu mulai menyusui bayinya dalam waktu 30 menit setelah melahirkan 5. Memperagakan kepada ibu-ibu bagaimana cara menyusui dan cara mempertahankan, melalui penyuluhan 6. Tidak memberikan makanan atau minuman apapun selain ASI kepada bayi baru lahir usianya 4 atau 6 bulan Universitas Sumatera Utara 7. Melaksanakan rawat gabung yang merupakan tanggung jawab bersama antara dokter, bidan, perawat dan ibu 8. Memberikan ASI pada bayi tanpa dijadwal 9. Tidak memberikan dot atau kompeng 10. Membentuk dan membantu pengembangan kelompok pendukung ibu menyusui, seperti adanya pokja laktasi yang memantau kesehatan ibu nifas dan bayi, melanjutkan penyuluhan agar ibu tetap menyusui sampai anak berusia 2 tahun dan mendemonstrasikan perawatan bayi, perawatan payudara dan lain-lain Depkes RI, 2002. Universitas Sumatera Utara

2.7. Kerangka Konsep