2.5. Zat Pewarna 2.5.1. Definisi Zat Pewarna
Menurut Winarno 1997, yang dimaksud dengan zat pewarna adalah bahan tambahan makanan yang dapat memperbaiki warna makanan yang berubah atau
menjadi pucat selama proses pengolahan atau untuk memberi warna pada makanan yang tidak berwarna agar kelihatan lebih menarik. Menurut PERMENKES RI No.
722MenkesPerIX1988, zat pewarna adalah bahan tambahan makanan yang dapat memperbaiki atau memberi warna pada makanan.
2.5.2. Pembagian Zat Pewarna
Berdasarkan sumbernya zat pewarna dibagi dalam dua golongan utama yaitu pewarna alami dan pewarna buatan.
1. Pewarna alami
Pada pewarna alami zat warna yang diperoleh berasal dari hewan dan tumbuh-tumbuhan seperti : karamel, coklat, daun suji, daun pandan dan
kunyit. Jenis-jenis pewarna alami tersebut antara lain :
a. Klorofil, yaitu zat warna alami hijau yang umumnya terdapat pada
daun, sehingga sering disebut zat warna hijau daun. b.
Mioglobulin dan hemoglobin, yaitu zat warna merah pada daging. c.
Karotenoid, yaitu kelompok pigmen yang berwarna kuning, orange, merah orange, yang terlarut dalam lipid, berasal dari hewan maupun
tanaman antara lain, lumut, tomat, cabe merah, wortel.
Elisabet R. Purba : Analisis Zat Pewarna Pada Minuman Sirup Yang Dijual Di Sekolah Dasar Kelurahan Lubuk Pakam III Kecamatan Lubuk Pakam, 2010.
d. Anthosianin dan anthoxanthin. Warna pigmen anthosianin merah, biru
violet biasanya terdapat pada bunga, buah-buahan dan sayur-sayuran.
Tabel 2.1.Daftar Zat Pewarna Alami
Kelompok Warna
Sumber Karamel
coklat Gula yang dipanaskan
Anthosianin Jingga
Merah Biru
Tanaman
Flavonoid Tanpa kuning
Tanaman Leucoantho sianin
Tidak berwarna Tanaman
Tannin Tidak berwarna
Tanaman Batalain
Kuning, merah Tanaman
Quinon Kuning, hitam
Tanaman Xanthon
Kuning Tanaman
Karotenoid Tanpa kuning merah
Tanamanhewan Klorofil
Hijau, cokelat Tanaman
Heme Merah, cokelat
hewan Sumber:Tranggono dkk,1989 dalam Cahyadi, 2006.
2. Pewarna Buatan
Di negara maju, suatu zat pewarna buatan harus melalui berbagai prosedur pengujian sebelum digunakan sebagai pewarna makanan. Proses
pembuatan zat warna sintetis biasanya melalui perlakuan pemberian asam sulfat atau asam nitrat yang seringkali terkontaminasi oleh arsen atau logam
berat lain yang bersifat racun. Pada pembuatan zat pewarna organik sebelum
Elisabet R. Purba : Analisis Zat Pewarna Pada Minuman Sirup Yang Dijual Di Sekolah Dasar Kelurahan Lubuk Pakam III Kecamatan Lubuk Pakam, 2010.
mencapai produk akhir, harus melalui suatu senyawa dulu yang kadang- kadang berbahaya dan sering kali tertinggal dalam hal akhir, atau terbentuk
senyawa-senyawa baru yang berbahaya. Cahyadi, 2006. Namun sering sekali terjadi penyalahgunaan pemakain pewarna untuk
sembarang bahan pangan, misalnya zat pewarna tekstil dan kulit untuk mewarnai bahan pangan. Bahan tambahan pangan yang ditemukan adalah
pewarna yang berbahaya terhadap kesehatan seperti Amaran, Auramin, Methanyl Yellow dan Rhodamin B. Jenis-jenis makanan jajanan yang
ditemukan mengandung bahan-bahan berbahaya ini antara lain sirup, saus, bakpau, kue basah, pisang goreng, tahu, kerupuk, es cendol, mie dan manisan
Yuliarti, 2007. Timbulnya penyalahgunaan bahan tersebut disebabkan karena
ketidaktahuan masyarakat mengenai zat pewarna untuk pangan, dan juga disebabkan karena harga zat pewarna untuk industri jauh lebih murah
dibandingkan dengan harga zat pewarna untuk pangan Seto, 2001.
Tabel 2.2. Jenis minuman jajanan yang mengandung bahan tambahan terlarang atau melebihi batas
Jenis pewarna yang dilarangdibatasi
Jenis minuman
Amaran Sirup, minuman ringanlimun, saus, es campur
Auramin Sirup, minuman ringanlimun, saus.
Rhodamin B Sirup, minuman ringanlimun, saus, es campur,
es mambo, es cendol, bakpau, es kelapa.
Elisabet R. Purba : Analisis Zat Pewarna Pada Minuman Sirup Yang Dijual Di Sekolah Dasar Kelurahan Lubuk Pakam III Kecamatan Lubuk Pakam, 2010.
Methanyl Yellow Sirup, minuman ringanlimun, pisang goreng,
manisan mangga, kedondong. Pewarna
lain yang
dibatasi Sirup, minuman ringanlimun, es campur.
Sumber : Fardiaz 1997 dalam Seto 2001. Ponceau 4R, Sunset Yellow, Tartrazin.
Tabel 2.3. Daftar Zat Pewarna Sintetis yang Diizinkan di Indonesia
Pewarna Nomor Indeks
Warna C.I.No. Batas
Maksimum Penggunaan
Amaran
Biru berlian
Eritrosin
Hijau FCF
Hijau S.
Indigotin
Ponceau 4R
Kuning Amaranth
:CL Food Red 9
Briliant blue FCF : CL
Food Red 2 Erithrosin : CL
Food red 14 fast green FCF : CL
Food Green
3 Green S : Cl. Food
Green 4 Indigotin : Cl. Food
Blue I Ponceau 4R : Cl
Food Red 7 Quineline
yellow Cl. Food Yellow 13
16185
42090
45430
42053
44090
73015
16255
74005 Secukupnya
Secukupnya
Secukupnya
Secukupnya
Secukupnya
Secukupnya
Secukupnya
Secukupnya
Elisabet R. Purba : Analisis Zat Pewarna Pada Minuman Sirup Yang Dijual Di Sekolah Dasar Kelurahan Lubuk Pakam III Kecamatan Lubuk Pakam, 2010.
Kuinelin
Kuning FCF
Riboflavina Tartrazine
Sunset Yellow FCF Cl. Food Yellow 3
Riboflavina Tartrazine
15980
-
19140 Secukupnya
Secukupnya
Secukupnya
Sumber: Peraturan Menkes RI, Nomor 722MenkesPerIX88
2.5.3. Tujuan Penambahan Zat Pewarna