2.7. Kerangka Konsep
Gambar 2.1. Kerangka Konsep Penelitian Minuman Sirup
Zat Pewarna
Jenis Zat Pewarna MemenuhiTidak Memenuhi Syarat
Permenkes RI No.722MenkesPerIX1988
Kadar Zat Pewarna MemenuhiTidak Memenuhi Syarat
Permenkes RI No.722MenkesPerIX1988
Elisabet R. Purba : Analisis Zat Pewarna Pada Minuman Sirup Yang Dijual Di Sekolah Dasar Kelurahan Lubuk Pakam III Kecamatan Lubuk Pakam, 2010.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah survei yang bersifat deskriptif, yaitu untuk melihat gambaran jenis dan kadar zat pewarna pada minuman sirup.
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan pada minuman sirup yang dijual di sekolah dasar di Kelurahan Lubuk Pakam III Kecamatan Lubuk Pakam, pemilihan lokasi dikarenakan
banyaknya penjual minuman jajanan, dimana pada setiap sekolah terdapat sekitar satu sampai tiga penjual minuman sirup yang berwarna merah, kuning, dan hijau,
kemudian pemeriksaan zat pewarna dilakukan di laboratorium Kesehatan Medan.
3.2.2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan dari bulan Juli sampai Oktober 2009.
3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh minuman sirup yang dibuat oleh penjual sirup dan juga sirup yang dijajakan di Sekolah Dasar Kelurahan Lubuk
Pakam III Kecamatan Lubuk Pakam yang terdiri dari tiga jenis warna minuman sirup yaitu minuman sirup yang berwarna merah, kuning dan hijau sebanyak dua puluh
empat 24 buah.
Elisabet R. Purba : Analisis Zat Pewarna Pada Minuman Sirup Yang Dijual Di Sekolah Dasar Kelurahan Lubuk Pakam III Kecamatan Lubuk Pakam, 2010.
3.3.2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah minuman sirup yang berwarna merah dan kuning dan juga sirupnya sebanyak dua puluh 20 sampel. Pemilihan sampel
diambil secara purposive sampling yaitu sirup yang berwarna merah dan kuning, karena lebih banyak dijual dan lebih banyak diminati anak-anak dan berdasarkan
beberapa penelitian yang sudah dilakukan oleh beberapa peneliti terhadap minuman yang berwarna merah dan kuning, hasilnya menunjukkan masih banyak minuman
yang berwarna merah dan kuning mengandung Bahan Tambahan Makanan yang dilarang seperti Rhodamin B dan Metanil Yellow.
3.4. Metode Pengumpulan Data 3.4.1. Data Primer
Data primer yaitu data tentang jenis dan kadar zat pewarna dalam minuman sirup yang diperoleh dari pemeriksaan laboratorium.
3.4.2. Data Sekunder
Data sekunder meliputi data yang berhubungan dengan substansi yang diperoleh dari literatur-literatur yang menjadi bahan masukan bagi penulis dan sangat
relevan untuk mendukung penelitian ini.
Elisabet R. Purba : Analisis Zat Pewarna Pada Minuman Sirup Yang Dijual Di Sekolah Dasar Kelurahan Lubuk Pakam III Kecamatan Lubuk Pakam, 2010.
3.5. Langkah-Langkah Pelaksanaan Penelitian
3.6. Penetapan Jenis Zat Warna 3.6.1. Peralatan
Daftar Alat dan Bahan pada Penetapan Zat Warna 1.
Alat a.
Gelas Ukur b.
Botol aquadest c.
Gelas ukur 50 ml d.
Neraca analitik e.
Water bath pemanas air 2.
Bahan a.
Sirup b.
Aquadest c.
Kertas Kromotografi Minuman Sirup
Pemeriksaan Laboratorium
Uji Kualitatif memenuhitidak memenuhi syarat
Uji Kuantitatif memenuhitidak memenuhi syarat
Elisabet R. Purba : Analisis Zat Pewarna Pada Minuman Sirup Yang Dijual Di Sekolah Dasar Kelurahan Lubuk Pakam III Kecamatan Lubuk Pakam, 2010.
d. NH
4
OH 10 e.
KHSO
4
10
3.6.2. Pemeriksaan Secara Kualitatif
Prinsip pemeriksaan ini dilakukan dengan metode kromatografi kertas. Pemeriksaan ini untuk melihat jenis zat pewarna yang terdapat di dalam sampel.
Untuk pemeriksaan jenis zat pewarna yang dilakukan melalui metode kromatografi dapat dilihat dengan cara mengukur nilai Rf dari masing-masing bercak yang
terbentuk kemudian dibandingkan hasilnya dengan Rf zat pewarna standar. Prosedur Kerja Metode Kromatografi kertas
1. Timbang 50 gr sampel, kemudian masukkan ke dalam gelas kimia 100 ml.
2. Tambahkan 10 ml asam asetat 10 kemudian masukkan bulu domba,
didihkan selama 30 menit sambil diaduk. 3.
Bulu domba dipisahkan dari larutan dan dicuci dengan air dingin berulang- ulang hingga bersih.
4. Pewarna dilarutkan dari bulu domba dengan penambahan ammonia 10 di
atas penangas air hingga sempurna. 5.
Larutan berwarna yang didapat dicuci lagi dengan air hingga bebas dari ammonia.
6. Totolkan pada kertas kromatografi, serta totolkan juga zat warna pembanding
yang cocok. 7.
Jarak rambatan elusi 12 cm dari tepi bawah kertas. Elusi dengan eluen I Etilmetilketon : aseton : air = 70 : 30 : 30 dan eluen II 2 g NaCl dalam 100
Elisabet R. Purba : Analisis Zat Pewarna Pada Minuman Sirup Yang Dijual Di Sekolah Dasar Kelurahan Lubuk Pakam III Kecamatan Lubuk Pakam, 2010.
ml etanol 50 . Keringkan kertas kromatografi di udara pada suhu kamar. Amati bercak-bercak yang timbul.
8. Perhitungan penentuan zat warna dapat dilakukan dengan cara mengukur nilai
Rf dari masing-masing bercak tersebut, dengan cara membagi jarak gerak zat terlarut oleh jarak gerak pelarut.
Rf =
3.7. Penetapan Kadar Zat Warna 3.7.1. Peralatan
Daftar Alat dan Bahan pada Penetapan Kadar Warna : 1.
Alat a.
Oven b.
Desikator c.
Gelas ukur 50 ml d.
Beaker glass 250 ml e.
Timbangan listrik f.
Botol aquadest 2.
Bahan a.
Benang wool b.
n-Hexana c.
sirup d.
KHSO
4
e. Aquadest
Elisabet R. Purba : Analisis Zat Pewarna Pada Minuman Sirup Yang Dijual Di Sekolah Dasar Kelurahan Lubuk Pakam III Kecamatan Lubuk Pakam, 2010.
3.7.2. Pemeriksaan Secara Kuantitatif
Prinsip pemeriksaan ini adalah melihat kadar zat pewarna yang terdapat pada sampel. Kadar zat pewarna yang digunakan dapat diketahui melalui metode
gravimetri dengan melakukan penimbangan terhadap benang wool sebelum dan sesudah perlakuan.
Prosedur Kerja Metode Gravimetri a.
Benang woll ± 20 cm dicuci dengan n-Hexana, lalu dikeringkan dalam oven dan didinginkan dalam desikator dan timbang berat a
b. 50 gr sampel ditimbang, kemudian sampel dicampur dengan larutan
KHSO
4
encer sebanyak 30-50 ml. c.
Dimasukkan benang wool yang sudah ditimbang di atas ke dalam larutan lalu dididihkan selama 30 menit.
d. Benang wool diangkat dan dicucikan dengan air panas.
e. Benang wool dikeringkan dan ditimbang kembali berat b dan dihitung
selisih berat benang wool sebelum dan sesudah perlakuan, itulah sebagai kadar zat warna.
Perhitungan kadar zat warna sebagai berikut : Kadar zat warna=
Ket : a = berat benang wool sebelum perlakuan b= berat benang wool sesudah penyerapan zat warna.
Elisabet R. Purba : Analisis Zat Pewarna Pada Minuman Sirup Yang Dijual Di Sekolah Dasar Kelurahan Lubuk Pakam III Kecamatan Lubuk Pakam, 2010.
3.8. Definisi Operasional
1. Minuman sirup merupakan minuman yang manis, aneka rasa, aroma dan
warna yang dijajakan di lingkungan Sekolah Dasar Kelurahan III Lubuk
Pakam.
2. Jenis zat pewarna adalah berbagai zat pewarna yang digunakan di dalam
minuman sirup yang dijajakan di lingkungan Sekolah Dasar Kelurahan III
Lubuk Pakam.
3. Kadar zat pewarna adalah jumlah kandungan zat pewarna sintetis yang
terdapat pada minuman sirup.
4. Uji kualitatif adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui
jenis zat pewarna sintetis yang terdapat dalam sampel melalui metode
kromatografi.
5. Uji kuantitatif adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui
kadar zat pewarna sintetis yang terdapat dalam sampel melalui metode
gravimetri.
6. Memenuhi SyaratTidak Memenuhi Syarat adalah suatu kondisi dimana jenis
zat pewarna yang dipergunakan sesuai dengantidak sesuai dengan peraturan
yang berlaku yaitu Permenkes No. 722MenkesPerIX1988.
7. Permenkes No.722MenkesPerIX1988 adalah peraturan pemerintah yang
mengatur tentang zat pewarna yang diizinkantidak diizinkan penggunaanya
pada makanan.
Elisabet R. Purba : Analisis Zat Pewarna Pada Minuman Sirup Yang Dijual Di Sekolah Dasar Kelurahan Lubuk Pakam III Kecamatan Lubuk Pakam, 2010.
3.9. Analisa Data