Abnes Oktora Ginting : Hubungan Empati Dengan Cooperative Learning Pada Proses Belajar Siswa Di SMP Negeri 10 Medan, 2009.
USU Repository © 2009
2. Gambaran Subyek Penelitian Berdasarkan Usia
Berdasarkan usia subyek penelitian maka diperoleh gambaran penyebaran subyek penelitian seperti yang tertera pada tabel 8.
Tabel.8 Gambaran Subyek Penelitian Berdasarkan Usia Usia Tahun
Jumlah N Persentase
13 32
82 14
7 18
Total 39
100
B. Hasil Penelitian
Berikut ini akan dipaparkan hasil analisa data berupa kategorisasi data penelitian, uji asumsi yang meliputi uji normalitas dan linearitas, hasil pengolahan
data  hubungan antara empati dengan cooperative learning, dan deskripsi hasil penelitian.
1. Hasil Utama Penelitian
Tujuan utama penelitian ini adalah untuk melihat apakah ada hubungan antara empati dengan cooperative learning. Berdasarkan hasil uji asumsi didapat bahwa
data penelitian variabel empati dan cooperative learning  terdistribusi normal namun hubungannya tidak linear. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah korelasi Pearson Product Moment dengan bantuan SPSS 13.0 for windows.
Tabel 9. Hasil Olah Data Korelasi Pearson Product Moment
Empati Cooperative Learning
Empati                           Pearson Correlation Sig. 2-tailed
N 1
39 .240
.141 39
Cooperative Learning   Pearson Correlation Sig. 2-tailed
N .240
.141 39
1 39
Abnes Oktora Ginting : Hubungan Empati Dengan Cooperative Learning Pada Proses Belajar Siswa Di SMP Negeri 10 Medan, 2009.
USU Repository © 2009
Berdasarkan hasil pengolahan data pada tabel 9 diperoleh nilai korelasi r sebesar 0.240 dengan taraf signifikansi p sebesar 0.141 sehingga p0.05. Hal ini
berarti hipotesa nol H
o
diterima yang menunjukkan ada hubungan yang tidak signifikan antara empati dengan cooperative learning.
2. Hasil Uji Asumsi
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah distribusi data penelitian masing-masing variabel telah menyebar secara normal. Untuk mengukur
normalitas digunakan Kolmogorov-Smirnov. Hasil uji normalitas dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov adalah sebagai berikut :
Tabel 10. Uji Normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov
Empati Cooperative Learning
Kolmogorov-Smirnov Z 0.585
0.770 Signifikansi p
0.884 0.594
Penelitian  ini  menggunakan  taraf  kepercayaan     0.05.  Apabila    nilai  p maka masing-masing data penelitian telah terdistribusi dengan normal. Sedangkan
jika p  maka masing-masing data penelitian tidak terdistribusi dengan normal. Berdasarkan data pada tabel 12 dapat dilihat bahwa nilai sebaran normal Z
masing-masing variabel sebesar 0.585 dan 0.770 dengan p0.05 p=0.884 dan 0.594, maka dapat disimpulkan bahwa data penelitian telah terdistribusi dengan
normal.
b. Uji Linearitas
Berdasarkan hasil uji linearitas antara empati dengan cooperative learning yaitu  menggunakan uji F diperoleh F = 2.995  dan    p  0.05 p = 0.103, maka
Abnes Oktora Ginting : Hubungan Empati Dengan Cooperative Learning Pada Proses Belajar Siswa Di SMP Negeri 10 Medan, 2009.
USU Repository © 2009
dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang linear antara variabel  empati dengan cooperative learning.
Selain dengan bantuan metode  statistik uji F, hasil uji lineritas juga dapat diketahui melalui analisa grafik. Hasil analisa grafik dapat dilihat pada gambar 1.
berikut ini :
150.00 140.00
130.00 120.00
110.00
Empati
65.00
60.00
55.00
50.00
45.00
C ooperat
iveLearni ng
R Sq Linear = 0.058
Gambar 1. Grafik Linearitas Antara Empati dengan Cooperative Learning
3.   Kategorisasi data penelitian
Berdasarkan hasil penelitian, dapat dilakukan pengelompokkan yang mengacu pada kriteria pengkategorisasian yang didasarkan pada asumsi bahwa skor subyek
penelitian terdistribusi secara normal Azwar, 2000 Kriterianya terbagi atas tiga kategori yaitu rendah, sedang dan tinggi. Pada tabel 11. akan mendeskripsikan
data pengkategorisasian kedua variabel penelitian yaitu variabel  empati  dan cooperative learning.
Abnes Oktora Ginting : Hubungan Empati Dengan Cooperative Learning Pada Proses Belajar Siswa Di SMP Negeri 10 Medan, 2009.
USU Repository © 2009
Tabel. 11 Deskripsi Kategorisasi Variabel Empati dan Cooperative Learning.
Variabel Skor Empirik
Skor Hipotetik Min
Maks Mean
SD Min
Maks Mean
SD Empati
112 147
124.51 7.42
39 156
97.5 19.5
Cooperative Learning
46 63
55.67 4.79
21 63
42 7
Berdasarkan tabel 11  diperoleh skor empirik dan skor hipotetik. Skor empirik merupakan skor yang didapat di lapangan. Mean empirik pada variabel empati
124.51  dengan standar deviasi empirik sebesar 7.42. Mean empirik variabel cooperative learning  didapat sebesar 55.67  dengan standar deviasi empirik
sebesar 4.79. Sedangkan skor hipotetik merupakan skor yang diharapkan dapat dicapai oleh
sampel penelitian. Hasil mean hipotetik untuk variabel empati  didapat sebesar 97.5  dengan standar deviasi sebesar 19.5. Mean hipotetik untuk variabel
cooperative learning didapat sebesar 42 dengan standar deviasi sebesar 7. Setelah  perhitungan skor empirik, maka hasil tersebut dimasukkan kedalam
rumus kriteria jenjang pengkategorian yang ditampilkan dalam tabel 12  berikut ini:
Tabel 12. Kriteria Jenjang Kategorisasi Variabel Empati dan Cooperative Learning
Variabel Jenjang kategorisasi
Empirik
Rentang Nilai Frk
Kategori
Empati X
µ-SD x  117
5 13
Rendah µ-SD ≤ x ≤ µ+SD
117 ≤x≤ 132
30 77
Sedang µ+SDx
132  x 4
10 Tinggi
Cooperative Learning
X µ-SD
x  51 7
18 Rendah
µ-SD  ≤ x ≤ µ+SD 51
≤x≤ 60 22
56 Sedang
µ+SDx 60  x
10 26
Tinggi
Frk = Frekuensi
Abnes Oktora Ginting : Hubungan Empati Dengan Cooperative Learning Pada Proses Belajar Siswa Di SMP Negeri 10 Medan, 2009.
USU Repository © 2009
Berdasarkan tabel 12. data empirik diketahui bahwa subyek penelitian pada variabel empati yang tergolong ke dalam kategori tinggi sebanyak 4 orang 10 ,
kategori sedang sebanyak 30  orang 77  , kategori rendah sebanyak 5  orang 13. Subyek penelitian pada variabel cooperative learning  yang tergolong ke
dalam kategori tinggi sebanyak 10  orang 26  , kategori sedang sebanyak 22 orang 56 , kategori rendah sebanyak 7 orang 18 .
Setelah mengetahui pengkategorisasian kedua variabel penelitian, hasilnya dapat dimasukkan ke dalam tabel  penyebaran variabel dalam bentuk matriks
kategori yang ditunjukkan pada tabel 13.
Tabel 13. Matriks Kategorisasi Variabel Empati dengan Cooperative Learning
CL
Rendah Sedang
Tinggi
E
Rendah 3
8 2
5 Sedang
4 10
20 51
6 16
Tinggi 4
10 39 100
Keterangan: E = Empati CL = Cooperative Learning
Berdasarkan data empirik diketahui bahwa hasil kombinasi  variabel yang
memiliki persentase terbesar terlihat pada Empati pada kategori sedang dengan Cooperative Learning  pada kategori sedang yaitu 51 . Kedua diduduki oleh
Empati  kategori sedang dengan Cooperative Learning kategori tinggi yaitu 16 . Ketiga diduduki oleh Empati  kategori sedang dengan Cooperative Learning
kategori rendah yaitu 10 , Empati kategori tinggi dengan Cooperative Learning kategori tinggi yaitu 10 . Keempat diduduki oleh Empati kategori rendah
dengan  Cooperative Learning  kategori rendah yaitu 8 . Kelima diduduki oleh Empati kategori rendah dengan Cooperative Learning kategori sedang yaitu 5 .
Abnes Oktora Ginting : Hubungan Empati Dengan Cooperative Learning Pada Proses Belajar Siswa Di SMP Negeri 10 Medan, 2009.
USU Repository © 2009
Keenam diduduki oleh Empati kategori rendah dengan Cooperative Learning kategori tinggi yaitu 0 , Empati kategori tinggi dengan Cooperative Learning
kategori sedang yaitu 0 , Empati kategori rendah dengan Cooperative Learning kategori tinggi yaitu 0 .
C. Pembahasan
Hasil penelitian pada sampel siswa kelas VIII A SMP Negeri 10 Medan diperoleh nilai R = 0.147 dengan p = 0.371 p0.05. Hal ini berarti hipotesa nol
Ho diterima yang menunjukkan ada hubungan yang tidak signifikan antara empati  dengan  cooperative learning.  Stahl 1994 mengatakan bahwa pola
hubungan kerja model pembelajaran cooperative learning  memungkinkan timbulnya persepsi yang positif tentang apa yang dapat mereka lakukan  untuk
berhasil berdasarkan kemampuan dirinya secara individual dan sumbangsih dari anggota lainnya selama mereka belajar secara bersama-sama dalam kelompok.
Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa  empati  hanya memberikan kontribusi sebesar 3.7   dalam menjelaskan cooperative learning.
Dengan demikian, sisanya yakni 96.3   cooperative learning  pada siswa kelas VIII SMP Negeri 10 Medan dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.
David  dan Roger Johnson 1989, menyatakan bahwa  pengorganisasian materi dan tugas serta bekerja dalam kelompok tidak cukup memadai bagi
terjadinya suasana kerja yang bersifat cooperative.  Pengembangan suasana yang kondusif bagi kelompok belajar dan hubungan-hubungan yang bersifat