HUBUNGAN ANTARA PRESTASI BELAJAR SENI MUSIK DENGAN KECERDASAN INTERPERSONAL PADA SISWA DI SMP NEGERI 10 MAGELANG.

(1)

Diajukan Kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh Anfi Blendis NIM 11208241054

JURUSAN PENDIDIKAN SENI MUSIK FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA


(2)

(3)

(4)

(5)

... Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan

shalat. Sungguh, Allah beserta orang – orang yang sabar.

( Q.S Al-Baqarah 153 )

v

... Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan

shalat. Sungguh, Allah beserta orang – orang yang sabar.

( Q.S Al-Baqarah 153 )

... Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan

shalat. Sungguh, Allah beserta orang – orang yang sabar.


(6)

vi

1. Papah dan Mamah penulis , Maswan dan Zulfia. 2. Kakak perempuan penulis , Pamela Bella Nita. 3. Adik perempuan penulis , Zenic Belpha Alensy. 4. Sahabat penulis , Anita Oktariana D.


(7)

vii Anfi Blendis NIM. 11208241054

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendiskripsikan ada tidaknya hubungan antara prestasi belajar seni musik dengan kecerdasan interpersonal pada siswa di SMP Negeri 10 Magelang. Hal ini dikarenakan pendidikan seni musik merupakan media pembelajaran yang penting untuk diberikan kepada peserta didik dan hubungannya dengan interaksi antar pribadi dalam lingkungan sebagai makhluk sosial.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan teknik analisis korelasi. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa SMP Negeri 10 Magelang. Sampel dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan teknikrandom sampling, dengan ukuran sampel sebanyak 80 peserta didik. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan data nilai akhir prestasi seni musik dan angket kecerdasan interpersonal. Validitas yang digunakan untuk mengukur kevalidan instrumen yaitu validitas konstruk. Hasil validitas instrumen dari 40 butir soal terdapat 10 butir soal yang gugur. Analisis data menggunakan korelasi product moment, dengan prestasi belajar seni musik sebagai variabel bebas dan kecerdasan interpersonal sebagai variabel terikat.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara prestasi belajar seni musik dengan kecerdasan interpersonal siswa di SMP Negeri 10 Magelang. Hal ini dibuktikan dengan diperoleh r hitung > r tabel (0,508 > 0,220) pada taraf signifikansi 5%. Ini berarti semakin tinggi prestasi belajar seni musik semakin tinggi pula kecerdasan interpersonalnya.


(8)

viii

karunia, dan petunjuk-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Hubungan Antara Prestasi Belajar Seni Musik Dengan Kecerdasan Interpersonal Pada Siswa di SMP Negeri 10 Magelang”, ini dengan baik untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar sarjana.

Penulisan skripsi ini dapat terselesaikan karena bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis dengan ketulusan dan kerendahan hati ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada :

1. Dr. Kun Setyaning Astuti, M.Pd dan Drs. Sritanto, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing I dan Dosen Pembimbing II yang dengan sabar membimbing, memberi masukan serta memberi motivasi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

2. Bapak Wahyu Wibowo, S.Pd, selaku guru pendidikan seni musik di SMP Negeri 10 Magelang, yang telah memberikan banyak bantuan, dukungan, dan motivasi kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

3. Ibu Rahayu Prihatin, S.Pd, selaku kepala sekolah SMP Negeri 10 Magelang, dan para siswa-siswi SMP Negeri 10 Magelang, yang telah memberikan banyak bantuan, dukungan, dan motivasi kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.


(9)

ix

dan kritik sangat diharapkan bagi penulis dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca.

Yogyakarta, 17 September 2015 Penulis


(10)

x

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN...…... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN ... iv

MOTTO…... v

PERSEMBAHAN……... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Batasan Masalah ... 5

D. Rumusan Masalah ... 5

E. Tujuan Penelitian ... 5

F. Manfaat Peneltian ... 5

BAB II : KAJIAN TEORI A. Kajian Teori ... 7

B. Penelitian yang Relevan ... 16


(11)

xi

B. Waktu dan Tempat Penelitian ... 21

C. Variabel Penelitian ... 22

D. Populasi dan Sampel Penelitian ... 22

E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ... 24

F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... G. Teknik Analisis Data ... H. Uji Prasyarat Analisis ... 29 34 36 BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 41

B. Pembahasan ... 55

BAB V : KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Kesimpulan ... 58

B. Implikasi ... 59

C. Saran ... 59

DAFTAR PUSTAKA... 61


(12)

xii

Tabel 1. Skor Skala Likert Instrumen Kecerdasan Interpersonal ... 27

Tabel 2. Kisi-kisi Instrumen Kecerdasan Interpersonal ... 27

Tabel 3. Hasil Validitas Instrumen Kecerdasan Interpersonal ... 31

Tabel 4. Ringkasan Hasil Reliabilitas Instrumen Kecerdasan Interpersonal ... 34

Tabel 5. Kriteria Penilaian Korelasi ... 40

Tabel 6. Rincian Hasil Pengolahan Data ... 41

Tabel 7. Nilai Prestasi Belajar Seni Musik Peserta Didik Kelas VII dan VII ... 42

Tabel 8. Distribusi Kecenderungan Prestasi Belajar Seni Musik ... 44

Tabel 9. Skor total Angket Kecerdasan Interpersonal ... 46

Tabel 10. Distribusi Kecenderungan Kecerdasan Interpersonal ... 48

Tabel 11. Ringkasan Hasil Uji Normalitas Data ... 50

Tabel 12. Ringkasan Hasil Uji Linieritas Data ... 51

Tabel 13. Penghitungan Skor Prestasi Belajar Seni Musik (X) dan Kecerdasan Interpersonal (Y) ... 53

Tabel 14. Hasil Analisis Korelasi Prestasi Belajar Seni Musik (X) dan Kecerdasan Interpersonal (Y) ... 54


(13)

xiii

Gambar 1. Paradigma Penelitian ... 22 Gambar 2. Diagram Lingkaran Prestasi Belajar Seni Musik ... 44 Gambar 3. Diagram Lingkaran Kecerdasan Interpersonal ... 48


(14)

xiv 1. Instrumen Penelitian

2. Rekapitulasi Data Penelitian 3. Persyaratan Analisis Data 4. Uji Hipotesis


(15)

1

Perkembangan dan kemajuan suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh mutu pendidikan. Pendidikan pada dasarnya adalah suatu proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan dirinya, sehingga mampu menghadapi segala perubahan dan permasalahan yang dihadapi.

Sadiman (2002 : 2) mengatakan bahwa belajar merupakan suatu proses yang komplek yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak masih bayi hingga keliang lahat nanti. Salah satu pertanda bahwa seseorang telah belajar sesuatu adalah adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tersebut terjadi sebagai akibat interaksinya dengan lingkungannya, tidak karena proses pertumbuhan fisik atau kedewasaan, tidak karena kelelahan, penyakit, atau pengaruh obat-obatan dan perubahannya bersifat permanen.

Belajar dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja. Saat mereka melihat sesuatu maupun saat mereka mendapatkan sesuatu, dan mereka dapat belajar di lingkungan keluarga, lingkungan pergaulan mereka, maupun di lingkungan sekolah. Setelah seseorang itu mengalami proses belajar, dia akan mendapatkan suatu hasil belajar yang disebut prestasi belajar. Prestasi belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak, dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar.


(16)

Pendidikan seni di sekolah umum merupakan salah satu mata pelajaran yang mengisi kurikulum persekolahan, di samping pendidikan Agama, Matematika, dan Bahasa Indonesia. Pendidikan seni diberikan di sekolah karena keunikan, kebermaknaan, dan kebermanfaatan, terhadap kebutuhan perkembangan peserta didik, yang terletak pada pengalaman estetis dalam bentuk kegiatan berekspresi, berkreasi, dan berapresiasi.

Menurut Masunah dan Narawati (2003 : 283), tujuan pendidikan Seni adalah menumbuhkan kemampuan mengapresiasi seni dan budaya bagi peserta didik. Melalui pendidikan seni diharapkan pula siswa dapat dibantu perkembangan fisik dan psikisnya secara seimbang.

Setiap manusia memiliki potensi dan kemampuan yang berbeda-beda untuk dikembangkan. Begitu juga pada kemampuan musik yang dimilikinya. Djohan (2009 : 170) mengatakan bahwa musik sebagai alat untuk meningkatkan dan membantu perkembangan kemampuan pribadi, yang meliputi aspek kompetensi kognitif, penalaran, inteligensi, kreativitas, membaca, bahasa, sosial, perilaku, dan iteraksi sosial.

Pelajaran musik di sekolah bukan salah satu andalan akademis. Akhmad Sudrajat (2012) menyebutkan bahwa melalui pendidikan musik yang tepat dan terarah akan membantu mengembangkan manusia menjadi lebih berbudaya, memiliki keseimbangan antara pikiran, perasaan dan perilakunya.

Berdasarkan pengamatan pada saat PPL di SMP Negeri 10 Magelang, kecerdasan interpersonal maupun tingkah laku siswa dengan prestasi belajar seni


(17)

musik yang mereka dapat tidak terlihat adanya keterkaitan. Beberapa siswa yang mendapat nilai seni musik tinggi, cenderung tidak dapat berbaur dengan teman-temannya. Dalam artian siswa tersebut belum memiliki kemampuan dalam bersosialisasi dengan baik. Tetapi ada juga siswa yang memiliki kemampuan dalam bermusik dan mendapat nilai pelajaran seni musik tinggi, namun mereka mudah bergaul dan tergabung dalam kepengurusan kelas.

Sebagian besar siswa di SMP Negeri 10 Magelang menyukai pelajaran seni musik. Mereka juga memiliki minat yang tinggi untuk mengikuti kegiatan musik seperti ekstrakurikuler band, vokal group, dan paduan suara. Hal itu ditunjukkan dengan banyaknya siswa yang antusias dalam mengikuti pelajaran seni musik maupun kegiatan ekstrakurikuler seni musik. Walupun mereka mempunyai minat yang tinggi untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, terdapat beberapa siswa yang tidak mempunyai kepercayaan diri dalam mengekspresikan kemampuannya tersebut.

Kemampuan berkomunikasi secara efektif merupakan salah satu aspek kecerdasan interpersonal dalam memahami diri sendiri (Safaria, 2005:27). Kecerdasan sosial selain merupakan kemampuan menjalin persahabatan yang akrab dengan teman-temannya, juga mencangkup kemampuan untuk memimpin, mengorganisir, menangani perselisihan antar teman, dan memperoleh simpati dari anak-anak lain. Beberapa siswa SMP Negeri 10 Magelang sering kali menunjukkan reaksi sosial yang berbeda-beda. Diantaranya pada saat pelajaran seni musik, beberapa siswa yang memperhatikan pelajaran dengan serius lebih


(18)

memahami materi dibandingkan dengan yang tidak memperhatikan, namun ada beberapa siswa yang tidak memperhatikan tetapi mengerti apa yang disampaikan.

Dari penjelasan yang telah diuraikan tersebut, penulis ingin mengkaji lebih jauh tentang hubungan antara prestasi belajar seni musik dengan kecerdasan interpersonal. Penulis juga tertarik untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara prestasi belajar seni musik dengan kecerdasan interpersonal pada siswa di SMP Negeri 10 Magelang.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut permasalahan yang ada dapat diidentifikasi sebagai berikut :

1. Terdapat beberapa siswa yang mempunyai nilai akademis seni musik cukup tinggi namun masih kurang baik dalam bersosialisasi, begitu juga sebaliknya. 2. Beberapa siswa memiliki kemampuan dalam memainkan alat musik namun

kurang memiliki kepercayaan diri.

3. Belum diketahui ada atau tidaknya hubungan yang signifikan antara prestasi seni musik dengan kemampuan interpersonal di SMP Negeri 10 Magelang.


(19)

C. Batasan Masalah

Ada beberapa masalah yang terdapat dalam identifikasi masalah, akan tetapi penelitian ini hanya dibatasi dalam permasalahan ketiga, yaitu keterkaitan antara prestasi belajar seni musik dengan kecerdasan interpersonal.

D. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Adakah hubungan yang

signifikan antara prestasi belajar seni musik dengan kecerdasan interpersonal siswadi SMP N 10 Magelang ?”.

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendiskripsikan ada tidaknya hubungan yang signifikan antara prestasi belajar seni musik dengan kecerdasan interpersonal pada siswa di SMP Negeri 10 Magelang.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teori maupun praktis. 1. Manfaat Teori

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan tambahan pengetahuan dalam bidang seni musik, dan dapat memperluas perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkaitan dengan dengan kecerdasan interpersonal maupun pengetahuan tentang pendidikan seni musik.


(20)

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai pedoman untuk menggali lebih dalam pengetahuan maupun bakat musik yang ada dalam kemampuan bermusik siswa di SMP Negeri 10 Magelang.


(21)

7

Kajian teori berfungsi sebagai landasan teoritik dalam menyusun rumusan masalah, tujuan, serta hipotesis. Dalam kajian teori akan dijelaskan mengenai pengertian belajar, pengertian prestasi belajar, pengertian seni musik, kecerdasan interpersonal, dan ciri-ciri orang yang memiliki kecerdasan interpersonal yang tinggi. Selanjutnya kajian teori ini akan diuraikan secara rinci sebagai berikut :

1. Pengertian Belajar

Dalam hidupnya manusia akan mengalami proses belajar. Setiap manusia yang melakukan proses belajar akan mengalami suatu perubahan dalam dirinya. Menurut Surya (dalam Rumini, 2006 : 59) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan. Tidak jauh berbeda dengan pendapat yang dikemukakan oleh Gage (dalam Dahar, 1988 : 12) bahwa belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses di mana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. Winkel (1996 : 53) mengemukakan pendapat bahwa :


(22)

“Belajar pada manusia boleh dirumuskan sebagai berikut: suatu aktifitas mental, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam

pengetahuan pemahaman, keterampilan, dan nilai sikap”.

Menurut Rochmat (1999 : 24) Belajar ialah Suatu aktifitas atau pengalaman yang menghasilkan perubahan pengetahuan, perilaku dan pribadi yang bersifat permanen.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengertian belajar menurut para ahli di atas adalah pada proses belajar terjadi penyesuaian dari pengetahuan yang sudah kita miliki dengan pengetahuan baru. Dengan kata lain, ada tahap evaluasi terhadap informasi yang didapat, apakah pengetahuan yang kita miliki masih relevan atau kita harus memperbarui pengetahuan kita sesuai dengan perkembangan zaman.

2. Pengertian Prestasi Belajar

Sukardi (1991 : 9) mengatakan bahwa, “Prestasi belajar dapat

diartikan sebagai prestasi secara umum dan dapat pula diartikan sebagai

prestasi mata pelajaran tertentu”. Keberhasilan seseorang dalam kegiatan

belajar salah satunya dapat dilihat dari nilai latihan soal maupun tes yang diperoleh siswa. Hasil belajar dapat berupa pengetahuan, sikap keterampilan dan nilai. Prestasi belajar merupakan kecakapan nyata yang langsung dapat diukur dengan menggunakan tes.


(23)

Menurut Hamalik (1980 : 40), prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh dari hasil belajar atau tindakan kelas. Sama dengan pernyataan dalam kamus umum bahasa Indonesia, yang dimaksudkan dengan prestasi belajar adalah hasil yang dicapai, dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya (Poerwodarminto, 1970 : 768). Suryabrata (1984 : 25) mengatakan bahwa,

“Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai dari suatu latihan pengalaman

yang harus didukung oleh kesadaran seorang siswa untuk belajar”.

Prestasi belajar didapatkan melalui latihan-latihan yang dilakukan dengan sengaja sehingga seseorang mendapatkan hasil dalam pengembangan diri sesuai dengan tujuannya melakukan kegiatan belajar.

Menurut Nawawi (1981 : 100) prestasi belajar adalah tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu. Sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai yang berupa angka maupun simbol menunjukkan tinggi rendahnya prestasi belajar yang dicapai siswa dalam mengikuti pelajaran.

Hasil yang dicapai siswa melalui proses belajar mengajar yang optimal seperti yang diungkapkan oleh Sudjana (2009 : 36 – 37) cenderung menunjukkan hasil yang berciri sebagai berikut:

a. Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi belajar intrinsik pada diri siswa.

b. Menambah keyakinan akan kemampuan dirinya.

c. Hasil belajar yang dicapainya bermakna bagi dirinya seperti akan tahan lama ingatannya, membentuk perilakunya, bermanfaat untuk


(24)

mempelajari aspek lain, dapat digunakan sebagai alat untuk memperoleh informasi dan pengetahuan lainnya, kemauan dan kemampuan untuk belajar sendiri dan mengembangkan kreativitasnya.

d. Hasil belajar diperoleh siswa secara menyeluruh (komprehensif) yaitu mencangkup ranah kognitif, pengetahuan atau wawasan, ranah efektif atau sikap dan apresiatif, serta ranah psikomotoris ketrampilan atau perilaku.

e. Kemampuan siswa untuk mengontrol atau menilai dan mengendalikan dirinya terutama dalam menilai hasil yang dicapainya maupun menilai dan mengendalikan proses dan usaha belajarnya.

Berdasarkan pendapat-pendapat yang telah diungkapkan oleh beberapa ahli, maka dapat dijelaskan bahwa prestasi belajar merupakan tingkat keberhasilan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar.

3. Pengertian Seni Musik

Menurut Soeharto (1992 : 86) seni musik adalah pengungkapan gagasan melalui bunyi yang unsur dasarnya berupa melodi, irama dan harmoni, dengan unsur berupa bentuk, sifat, dan warna bunyi. Tidak jauh berbeda dengan pengertian yang terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2001) bahwa musik adalah nada atau suara yang disusun demikian rupa sehingga mangandung irama, lagu, dan keharmonisan (terutama yang menggunakan alat-alat yang menghasilkan bunyi). Jamalus (1988 : 1) mengatakan bahwa:


(25)

“Musik adalah suatu hasil karya seni bunyi dalam bentuk lagu

atau komposisi musik, yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penciptanya melalui unsur-unsur musik, yaitu irama, melodi, harmoni, bentuk atau struktur lagu dan ekspresi sebagai suatu kesatuan”.

Menurut Mahmud (1995 : 55) musik adalah salah satu wahana bagi orang untuk belajar mengungkapkan pikiran dan perasaan baik sebagai perorangan maupun sebagai anggota kelompok. Sangat jelas dari pengertian tersebut, musik digunakan untuk mengungkapkan isi hati dan perasaan dari diri seseorang yang dapat diekspresikan dengan sebuah alunan lagu.

Dalcroze (dalam Astuti, 2006 : 39) menyatakan bahwa,”Pelajaran

teori musik harus diberikan melalui bunyi musik itu sendiri, sehingga

siswa mendengar alunan bunyi, dan menghayatinya”. Pendapat lain dikemukakan oleh Rousseau (dalam Astuti, 2006 : 39) yang mengatakan bahwa , “Anak-anak memang harus belajar membaca notasi musik, tetapi janganlah dipaksakan terburu-buru mempelajarinya, karena sebuah lagu dapat dinikmati dengan mendengarkannya bukan membaca notasinya”.

Jelas dikatakan bahwa musik lebih mudah dipelajari apabila mendengarkan langsung dari bunyi musik itu sendiri secara langsung sehingga musik itu dapat dihayati atau dinikmati aluran bunyinya.

Dari beberapa pendapat tersebut dapat dimengerti bahwa mempelajari seni musik sangat berguna bagi pembentukan kepribadian anak. Hal ini berkaitan dengan penelitian yang dilakukan di SMP N 10


(26)

Magelang khususnya siswa kelas 7 bahwa seni musik yang diajarkan di sekolah meliputi praktek dan teori sehingga siswa dapat mendengar alunan bunyi dan menghayatinya. Dari hal tersebut siswa mendapatkan pengetahuan dan wawasan yang luas tentang musik.

4. Kecerdasan Interpersonal

Gardner (2003 : 22) mendefinisikan kecerdasan sebagai kemampuan untuk menyelesaikan masalah atau menciptakan suatu produk yang berharga dalam satu atau beberapa lingkungan budaya masyarakat. Gardner mempublikasikan Multiple Intelligences, The Theory in Practice, sebagai pengembangan teori lamanya menjadi 9 inteligensi dasar. Kesembilan inteligensi tersebut yaitu inteligensi linguistik, logika matematika, spasial, kinestik tubuh, musikal, interpersonal, intrapersonal, naturalistik, dan spiritualistik.

Kecerdasan interpersonal merupakan kemampuan memahami dan membedakan suasana hati, kehendak, motivasi dan perasaan orang lain. Kecerdasan interpersonal juga dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang berlangsung antar dua pribadi, mencirikan proses-proses yang timbul sebagai suatu hasil dari interaksi individu dengan individu lainnya. Kecerdasan interpersonal menunjukkan kemampuan seseorang untuk peka terhadap perasaan orang lain. Mereka cenderung untuk memahami dan


(27)

berinteraksi dengan orang lain sehingga mudah bersosialisasi dengan lingkungan di sekelilingnya.

Menurut Lwin (2003 : 195), kecerdasan interpersonal adalah kemampuan untuk memahami dan memperkirakan perasaan, temperamen, suasana hati, maksud, dan keinginan orang lain dan menanggapinya secara layak. Kecerdasan inilah yang memungkinkan seseorang untuk membangun kedekatan, pengaruh, pimpinan, dan membangun hubungan dengan masyarakat maupun lingkungan sekitar.

Kecerdasan interpersonal yang diungkap Gardner (2003 : 57) adalah kemampuan meresepsi dan membedakan suasana hati, maksud, motivasi, serta perasaan orang lain. Begitu pula menurut Wijanarko (2010 : 56) kecerdasan interpersonal adalah kemampuan seseorang untuk berkomunikasi dengan orang lain atau kemampuan seseorang untuk bersosialisasi.

Menurut Anderson (Safaria, 2005: 24) kecerdasan interpersonal mempunyai tiga dimensi utama yaitu :

a. Social Insight

Social Insight merupakan kemampuan untuk memahami dan mencari pemecahan masalah yang efektif dalam suatu interaksi sosial, sehingga masalah-masalah tersebut tidak menghambat relasi sosial yang sudah terbentuk.

b. Social sensitivity

Social sensitivityatau sensitivitas sosial merupakan kemampuan individu untuk bisa merasakan dan mengamati reaksi-reaksi atau perubahan individu lain yang ditunjukan baik secara verbal maupun non verbal.


(28)

c. Social communication

Social communication merupakan kemampuan untuk berkomunikasi baik secara verbal maupun non verbal. Kemampuan berkomunikasi mencakup keterampilan untuk mendengarkan, berbicara, public speaking, dan menulis secara efektif.

Ketiga dimensi tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh dan ketiganya saling mengisi satu sama lain sehingga jika salah satu dimensi timpang, maka akan melemahkan dimensi yang lainnya.

Dari beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa kecerdasan interpersonal adalah kemampuan individu dalam memahami hubungan pada lingkungan sekitar baik menjalin komunikasi sosial, kepekaan sosial untuk mempertahankan suatu hubungan sosial

.

5. Ciri-ciri individu yang memiliki kecerdasan interpersonal yang tinggi. Setiap orang yang memiliki intelegensi interpersonal, dapat dikatakan memiliki inteligensi sosial karena apabila seseorang mempunyai intelegensi interpersonal maka orang yang bersangkutan dapat berinteraksi dengan baik dengan lingkungannya. Intelegensi sosial merupakan hal yang paling penting dalam intelek manusia dimana kegunaan kreatif dari pikiran manusia yang paling besar adalah upaya untuk mempertahankan kehidupan sosial manusia secara efektif. Menurut Goleman (2007 : 166) individu dengan tingkat kecerdasan interpersonal tinggi tidak terlalu mengalami kesulitan dalam membina hubungan dengan orang lain, baik


(29)

dengan orang yang baru dikenal maupun dengan teman lama. Individu yang memiliki kecerdasan interpersonal tinggi senantiasa berkata dua kali sebelum mengeluarkan kata-kata yang akan diucapkannya, tidak serta merta menanggapi perkataan orang lain secara langsung tanpa dicerna walaupun perkataan itu menurut orang lain cukup meyakinkan.

Gardner dalam Berlina (2011 : 52) mengemukakan individu yang memiliki kecerdasan interpersonal yang tinggi ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut :

a. Menunjukan empati kepada orang lain. b. Dikagumi teman-teman.

c. Berhubungan baik dengan teman sebaya begitu juga dengan orang dewasa.

d. Menunjukkan berbagai kemampuan dalam kepemimpinan. e. Bekerja dengan orang lain.

f. Bertindak sebagai mediator dan konselor bagi orang lain. g. Memiliki kemampuan dalam memahami orang lain.

h. Memiliki kemampuan dalam mengatur, berkomunikasi dan kadang-kadang mempengaruhi orang lain.

Karakteristik individu yang memiliki kecerdasan Interpersonal yang tinggi berdasarkan tiga sapek kecerdasan Interpersonal, menurut Safaria (2005 : 27) yaitu:

a. Mampu mengembangkan dan menciptakan relasi sosial baru secara efektif.

b. Mampu berempati dengan orang lain atau memahami orang lain.

c. Mampu mempertahankan relasi sosialnya secara efektif. Mampu menyadari komunikasi verbal maupun non verbal yang dimunculkan orang lain, sehingga anak mampu menyesuaikan dirinya secara efektif dalam segala macam situasi.


(30)

d. Mampu memecahkan masalah yang terjadi dalam relasi sosialnya dengan pendekatan win-win solution, serta yang paling penting adalah mencegah munculnya masalah dalam relasi sosial.

e. Memiliki keterampilan komunikasi yang mencangkup keterampilan mendengarkan, dan menulis secara efektif.

Dari pendapat ahli tersebut, dapat disimpulkan ciri-ciri individu yang memiliki kecerdasan interpersonal tinggi adalah memiliki kemampuan dalam memahami orang lain dalam komunikasi verbal maupun non verbai, menunjukkan berbagai kemampuan dalam kepemimpinan, mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial yang baru, mampu memecahkan masalah dan mencegah timbulnya masalah, dan memiliki ketrampilan mendengarkan, dan menulis secara efektif.

B. Penelitian yang Relevan

1. Penelitian Reza Ginandha Sakti (09208244034), FBS, tahun 2013 tentang korelasi antara sikap kemandirian belajar siswa dengan prestasi hasil belajar pada mata pelajaran seni musik kelas VIII C SMP Negeri 3 Klaten tahun 2012-2013. Dari penelitian tersebut mendapatkan kesimpulan : Terdapat korelasi yang positif dan signifikan sebesar 0,643 antara sikap kemandirian belajar dengan pencapaian prestasi belajar mata pelajaran seni musik siswa kelas VIII C SMP Negeri 3 Klaten pada taraf


(31)

signifikansi 5%. Berarti semakin tinggi kemandirian belajarnya, hasil belajarnya tinggi.

2. Penelitian Hana Permata Heldisari (09208241019), FBS, pada tahun 2013 tentang hubungan antara kemampuan musikal dengan kecerdasan interpersonal pada murid kelas 1-3 SD Negeri Pangen Gudang Purworejo. Dari penelitian tersebut mendapatkan kesimpulan : Terdapat korelasi positif dan signifikan sebesar 0,0643 antara kemampuan musikal dengan kecerdasan interpersonal. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi kemampuan musikal semakin tinggi pula kecerdasan interpersonalnya.

Dari kedua penelitian tersebut penulis beranggapan, terdapat relevansi dikarenakan pembahasan utama adalah tentang belajar, walaupun memang dari segi bahasan terdapat perbedaan.

C. Kerangka Pikir

Proses belajar yang terjadi pada individu memang merupakan sesuatu yang penting, karena melalui belajar individu mengenal lingkungannya dan menyesuaikan diri dengan lingkungan disekitarnya. Menurut Irwanto (1997 :105) belajar merupakan proses perubahan dari belum mampu menjadi mampu dan terjadi dalam jangka waktu tertentu. Dengan belajar, siswa dapat mewujudkan cita-cita yang diharapkan.


(32)

Belajar akan menghasilkan perubahan-perubahan dalam diri seseorang. Untuk mengetahui sampai seberapa jauh perubahan yang terjadi, perlu adanya penilaian. Begitu juga dengan yang terjadi pada seorang siswa yang mengikuti suatu pendidikan selalu diadakan penilaian dari hasil belajarnya. Penilaian terhadap hasil belajar seorang siswa untuk mengetahui sejauh mana telah mencapai sasaran belajar inilah yang disebut sebagai prestasi belajar.

Tujuan pendidikan seni untuk mengembangkan sikap toleransi, demokratis, beradab, dan hidup rukun dalam masyarakat yang majemuk, mengembangkan keterampilan dan menerapkan teknologi dalam berkarya dan menampilkan karya seni rupa, seni musik, seni tari, dan seni peran dan menanamkan pemahaman tentang dasar–dasar dalam berkesenian (Sujadmiko, 2004 : 26).

Pembelajaran kesenian di SMP Negeri 10 Magelang memberikan dua bidang seni, meliputi seni rupa dan seni musik yang pelaksanaannya diberikan secara bergiliran untuk masing–masing bidang seni. Pedoman pelaksanaan pembelajaran mengacu pada Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang telah ditentukan dalam KTSP.

Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa Pendidikan seni merupakan suatu bentuk pendidikan kesenian di sekolah dimana di dalamnya terdapat mata pelajaran musik. Mengemukakan tentang pendapat para pakar pendidikan yang menyatakan bahwa seni musik mempunyai peranan yang


(33)

penting dalam kehidupan seorang siswa. Siswa yang berpartisipasi dalam kegiatan seni musik, selain dapat mengembangkan kreativitas, musik juga dapat membantu perkembangan individu, mengembangkan sensitivitas, membangun rasa keindahan, mengungkapkan ekspresi, memberikan tantangan, serta melatih kedisiplinan.

Kecerdasan interpersonal merupakan kemampuan memahami dan membedakan suasana hati, kehendak, motivasi dan perasaan orang lain. Kecerdasan interpersonal menunjukkan kemampuan seseorang untuk peka terhadap perasaan orang lain. Mereka cenderung untuk memahami dan berinteraksi dengan orang lain sehingga mudah bersosialisasi dengan lingkungan di sekelilingnya.

Menurut Lwin (2003 : 195), kecerdasan interpersonal adalah kemampuan untuk memahami dan memperkirakan perasaan, temperamen, suasana hati, maksud, dan keinginan orang lain dan menanggapinya secara layak. Kecerdasan inilah yang memungkinkan seseorang untuk membangun kedekatan, pengaruh, pimpinan, dan membangun hubungan dengan masyarakat maupun lingkungan sekitar.

Dalam kehidupan kita, kecerdasan interpersonal memang merupakan isu hangat yang selalu menarik untuk diteliti dan dikaji lebih dalam. Atas dasar pemikiran sebagaimana terurai di atas dapat diasumsikan bahwa kecerdasan interpersonal mempunyai peran yang sangat besar dalam penentu keberhasilan hidup seseorang khususnya pada waktu mereka masih dalam


(34)

proses pendidikan formal yang ditunjukkan dengan keberhasilan meraih prestasi belajar.

Berdasarkan asumsi ini penulis menduga bahwa prestasi belajar seni musik memiliki hubungan atau keterkaitan antara kecerdasan interpersonal . Untuk membuktikan asumsi tersebut, maka masih perlu dilakukan penelitian tentang hubungan antara prestasi belajar seni musik dengan kecerdasan interpersonal.

D. Hipotesis

1. Hipotesis Alternatif

Hipotesis alternatif dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan yang signifikan antara kemampuan musikal dengan kecerdasan interpersonal pada siswa SMP Negeri 10 Magelang.

2. Hipotesis Nol

Hipotesis nol dalam penelitian ini adalah tidak ada hubungan antara kemampuan musikal dengan kecerdasan interpersonal pada siswa SMP Negeri 10 Magelang.


(35)

21

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif, dimana Sugiyono (2010 : 8) menyebutkan bahwa:

“Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu. Teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random. Pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif / statistic dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan”.

Dalam penelitian ini informasi dikumpulkan berdasarkan survei langsung, dan informasi dari responden dengan menggunakan data nilai akhir pada pelajaran seni musik dan angket. Data nilai pelajaran seni musik digunakan untuk mengetahui hasil prestasi siswa yang kemudian akan dihubungkan dengan kecerdasan interpersonal masing-masing anak. Angket digunakan untuk mengambil data tentang kecerdasan interpersonal.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 10 Magelang. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Agustus 2015.


(36)

C. Variabel Penelitian

Terdapat dua variabel dalam penelitian ini, variabel-variabel tersebut adalah : 1. Variabel Bebas (Independent Variable) merupakan variabel yang

mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono , 2010 : 50). Pada penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah prestasi belajar seni musik (X).

2. Variabel Terikat (Dependent Variable) merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2010 : 50). Pada penelitian ini yang menjadi variabel terikat yaitu kecerdasan interpersonal ( Y ).

Gambar 1. Paradigma penelitian

Gambar 1 menjelaskan paradigma penelitian yaitu prestasi belajar seni musik (X) sebagai variabel bebas yang menjadi sebab timbulnya kecerdasan interpersonal (Y) sebagai variabel terikat.

D. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2010 : 61). Menurut Suharsimi (2002 :108), “populasi


(37)

adalah keseluruhan subjek penelitian”. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMP N 10 Magelang yang diambil dari kelas VII B, VII C, VII D, VII E, VII F, VII G dan kelas VIII A, VIII B, VIII C, VIII D, VIII E, VIII F, VIII G dengan total 360 peserta didik.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2010 : 62). Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik random sampling (Pemilihan secara acak). Dikatan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu (Sugiyono, 2014 : 82). Penulis boleh mengambil sebagian populasi saja untuk diteliti meskipun kesimpulan hasil penelitian akan berlaku untuk semua populasi. Cara pengambilan sampel merupakan bagian yang sangat penting dalam penelitian terutama bila penulis menghendaki hasil penelitiannya berlaku untuk semua populasi.

Menurut Notoatmojo (2003) untuk populasi kecil atau lebih kecil dari 10.000 maka untuk menetapkan jumlah sampel menggunakan formulasi sederhana, yaitu:


(38)

=

1 + ( ) Keterangan: N : besar populasi n : besar sampel

d : tingkat kepercayaan atau ketepatan yang diinginkan 0.1

Cara pengambilan sample :

= 360

1 + 360(0.1 )

= 360

1 + 3.6 =360

4.6

= 78.26dibulatkan menjadi 80 peserta didik

Jadi sampel dalam penelitian ini berjumlah 80 peserta didik yang diambil dari kelasVII B, VII C, VII D, VII E, VII F, VII G dan kelas VIII A, VIII B, VIII C, VIII D, VII E, VIII F, VIII G.

E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data 1. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data yang dilaksanakan akan sangat menentukan baik buruknya hasil penelitian. Pengumpulan data dalam


(39)

penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh skala yang relevan, akurat, dan reliabel. Menurut Sugiyono (2010 : 193), “Metodepengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan

data”. Metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan mengumpulkan data nilai pelajaran seni musik dan angket kecerdasan interpersonal.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan data nilai pelajaran seni musik untuk mengetahui prestasi belajar seni musik siswa yang kemudian akan dihubungkan dengan kecerdasan interpersonal masing-masing siswa. Sedangkan untuk mengetahui kecerdasan interpersonal menggunakan angket. Menurut Sugiyono (2010 : 199),”Angket adalah sejumlah pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang diaketahui”.

2. Instrumen Pengumpulan Data

Dalam upaya mendapatkan data yang akurat maka instrumen yang digunakan dalam penelitian haruslah memenuhi kriteria instrumen yang baik. Kriteria instrumen yang baik adalah instrumen tersebut harus memenuhi standar viliditas dan reliabilitas yang baik. Sehingga diharapkan instrumen penelitian dapat dengan handal menguji subjek penelitian dan menghasilkan data yang signifikan untuk diolah.


(40)

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah (Suharsimi, 2002 :136). Variasi jenis instrumen penelitian adalah angket, pedoman pengamatan, dan lain sebagainya. Dengan demikian dapat dikatakan peneliti di dalam menerapkan metode penelitian menggunakan istrumen atau alat, agar data yang diperoleh lebih baik.

3. Instrumen Kecerdasan Interpersonal

Penyusunan instrumen ini berdasarkan konsep dimensi kecerdasan interpersonal dari Anderson (Safaria, 2005 : 24) dengan beberapa adaptasi sesuai dengan kebutuhan penelitian. Tiap jawaban responden kemudian diberi bobot menggunakan skala likert. Skala likert digunakan untuk megukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2008 : 92-93). Pengambilan data akan dilaksankan melalui pengisian angket. Adapun skor gradasi jawaban setiap instrumen yang menggunakan skala Likert dari sangat positif sampai negatif dan dapat dilihat pada tabel 1.


(41)

Tabel 1. Skor Skala Likert Instrumen Kecerdasan Interpersonal Pernyataan Positif Pernyataan Negatif

Jawaban Skor Jawaban Skor

Selalu 4 Selalu 1

Kadang–kadang 3 Kadang–kadang 2

Pernah 2 Pernah 3

Tidak Pernah 1 Tidak Pernah 4

Tabel 1 menjelaskan bahwa terdapat empat tingkatan penilaian yaitu selalu, kadang – kadang, pernah, dan tidak pernah. Masing-masing tingkatan tersebut berbeda bobot skornya, tergantung item termasuk dalam pernyataan positif atau negatif. Untuk kisi-kisi instrumen kecerdasan interpersonal dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Kisi-kisi Instrumen Kecerdasan Interpersonal

No Aspek Indikator Item

Nomor Item (+) (-)

1 Social Insight

a. Kemampuan mengembangkan kesadaran diri

13 1,7,8 , 18, 25, 38

2,3,11,1 7,32, 33,35


(42)

b. Memiliki pemahaman sosial dan etika sosial.

4 5,13, 19

28,

c. Kemampuan mencari pemecahan masalah yang efektif.

5 16,2 0,

9,10,22,

2 Social sensitivity

a. Kemampuan memiliki sikap empati terhadap orang lain.

5 15,3 0, 26

12,14

b. Kemampuan memiliki sikap prososial terhadap orang lain.

2 4,27

-3

Social

communication

a. Kemampuan berkomunikasi efektif. 8 31,3 6, 37, 40 6,21,29, 39

b. Kemampuan mendengarkan secara efektif.

3 23,2 4

34,

Total 40

Tabel 2 menjelaskan bahwa instrument kecerdasan interpersonal terdiri atas tiga aspek dan tujuh indikator. Tiap indikator dikembangkan menjadi beberapa item yang terdiri atas pernyataan positif dan negatif sehingga total item angket adalah 40 pernyataan.


(43)

F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Benar tidaknya data sangat menentukan bermutu tidaknya hasil penelitian. Sedangkan benar tidaknya data, tergantung dari baik tidaknya instrument pengumpul data. Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel (Suharsimi, 2002 :144).

1. Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah (Suharsimi, 2002 :145). Validitas ukur yang digunakan untuk menguji instrumen kecerdasan interpersonal adalah validitas konstruk instrumen. Menurut Nurgiyantoro (2009: 339), validitas konstruk untuk mengukur sejauh mana butir-butir pertanyaan dalam instrumen itu telah sesuai dengan konsep keilmuan yang bersangkutan.

Uji validitas konstruk, perlu dikonsultasikan terlebih dahulu. Dalam hal ini dikonsultasikan dengan dosen pembimbing. Uji validitas dilaksanakan dengan rumus korelasi yang dikemukakan oleh Pearson yang dikenal dengan rumus korelasiproduct momentsebagai berikut :


(44)

=

[ 2 ( 2)] [ 2 2 ]

Keterangan :

= koefisiensi korelasi antara X dan Y = jumlah subyek

= Jumlah skor butir soal = Jumlah skor total

∑ 2 = jumlah kuadrat skor butir soal X

2

= jumlah kuadrat jumlah total = jumlah perkalian X dan Y (Suharsimi, 2010 : 213)

Setelah r hitung ditemukan, nilai r hitung tersebut kemudian dikonsultasikan dengan table untuk mengetahui butir yang valid dan tidak valid. Dengan pedoman apabila r hitung ≥r tabel pada signifikansi 5% maka butir item dianggap valid, sedangkan abapila r hitung < r tabel maka item itu dianggap tidak valid. Uji coba instrumen ini dilakukan pada siswa kelas VII A SMP Negeri 10 Magelang dengan jumlah 30 siswa. Menurut Suharsimi (2010 : 253) untuk unit analisis siswa, subjek uji coba dapat diambil sejumlah antara 25 – 40, suatu jumlah yang sudah memungkinkan pelaksanaan dan analisisnya. Dengan bantuan SPSS.13 diperoleh ringkasan hasil perhitungan validitas instrumen kecerdasan interpersonal dengan n = 30, maka hasil validitas instrumen kecerdasan interpersonal dapat dilihat pada tabel 3.


(45)

Tabel 3. Hasil Validitas Instrumen Kecerdasan Interpersonal Item

r hitung

r tabel keterangan Item r hitung

r tabel keterangan

KI-1 0,468 0,361 Valid

KI-21 0,692 0,361 Valid KI-2 0,522 0,361 Valid

KI-22 0,255 0,361 Tidak Valid KI-3 0,146 0,361 Tidak Valid

KI-23 0,428 0,361 Valid KI-4 0,434 0,361 Valid

KI-24 0,425 0,361 Valid KI-5 0,455 0,361 Valid

KI-25 0,170 0,361 Tidak Valid KI-6 0,411 0,361 Valid KI-26 0,421 0,361 Valid KI-7 0,471 0,361 Valid KI-27 0,477 0,361 Valid KI-8 0,538 0,361 Valid KI-28 0,515 0,361 Valid KI-9 0,417 0,361 Valid KI-29 0,528 0,361 Valid KI-10 0,400 0,361 Valid KI-30 0,021 0,361 Tidak Valid KI-11 0,001 0,361 Tidak Valid KI-31 0,425 0,361 Valid KI-12 0,406 0,361 Valid KI-32 0,538 0,361 Valid KI-13 0,417 0,361 Valid KI-33 0,307 0,361 Tidak Valid KI-14 0,197 0,361 Tidak Valid KI-34 0,521 0,361 Valid KI-15 0,434 0,361 Valid KI-35 0,512 0,361 Valid KI-16 0,505 0,361 Tidak Valid KI-36 0,416 0,361 Valid KI-17 0,012 0,361 Valid KI-37 0,429 0,361 Valid


(46)

KI-18 0,417 0,361 Valid KI-38 0,457 0,361 Valid KI-19 0,010 0,361 Tidak Valid KI-39 0,414 0,361 Valid KI-20 0,089 0,361 Tidak Valid KI-40 0,438 0,361 Valid Sumber : data primer yang sudah diolah

Berdasarkan hasil validitas pada tabel 3 terdapat 10 butir pertanyaan yang gugur yaitu KI-3, KI-11, KI-14, KI-17, KI-19, KI-20, KI-22, KI-24, KI-29 dan, KI-32 yang memiliki nilai r hitung < r tabel untuk n = 30 dan = 5% yaitu 0,361 sehingga dikatakan pertanyaan tersebut tidak valid.

2. Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik sehingga menghasilkan data yang dapat dipercaya (Suharsimi, 2010 : 221).

Agar data yang dihasilkan reliabel, maka diperlukan instrumen yang reliabel pula. ”Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang apabila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan

menghasilkan data yang sama” (Sugiyono, 2010 : 348). Reliabilitas pada penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus Alpha Cron bachsebagai berikut :


(47)

(Suharsimi, 2010 : 239)

11 = 1 1

2 2

Keterangan

11 : Reliabilitas instrument

k : Banyaknya butir pertanyaan

∑ 2 : Jumlah Varian Butir 2 : Varian total

Pengambilan keputusan berdasarkan nilai Alpha yang melebihi 0,6 maka pernyataan variabel tersebut reliabel dan jika Alpha kurang dari 0,6 maka pernyataan variabel tersebut tidak reliabel (Nurgiyantoro,2009 : 354). Reliabilitas dalam penelitian ini dibantu menggunakan program SPSS.13. Ringkasan hasil reliabilitas kecerdasan interpersonal dapat dilihat pada tabel 4.


(48)

Tabel 4. Ringkasan Hasil Reliabilitas Instrumen Kecerdasan Interpersonal

Sumber : data primer yang sudah diolah.

Dari tabel 4 , instrument kecerdasan interpersonal dikatakan reliabel yang dapat dilihat dari niai Alpha 0,876 > 0,6. Berdasarka hasil uji validitas maupun reliabilitas, maka dapat dikatakan instrumen telah memenuhi syarat untuk digunakan dalam penelitian.

G. Teknik Analisis Data 1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif dilakukan untuk memperoleh gambaran setiap variabel distribusi frekuensi berbagai variabel yang diteliti baik variabel dependen maupun variabel independen. Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendiskripsikan data yang telah terkumpul sebagai mana adanya tanpa bermaksud membuat

Case Processing Summary

80 100.0

0 .0

80 100.0

Valid Excludeda Total Cases

N %

Listwise deletion based on all variables in the procedure. a.

Reliability Statistics

.876 30

Cronbach's


(49)

kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi (Sugiyono, 2012:206). Termasuk dalam statistik deskriptif antara lain penyajian data melalui tabel, grafik, diagram lingkaran, pictogram, perhitungan modus, median, mean, perhitungan desil, presentil, penyebaran data melalui perhitungan rata – rata. Dalam penelitian ini hanya menggunakan statistik deskriptif penyajian data melalui tabel, perhitungan modus, median, mean, satandar deviasi, perhitungan prosentase, dan diagram lingkaran.

a. Mean, Median, Modus

Mean merupakan rata-rata hitung dari suatu data. Mean dihitung dari jumlah seluruh nilai pada data dibagi banyaknya data. Median merupakan nilai tengah data sedangkan modus merupakan nilai-nilai dari data yang paling sering muncul atau nilai data dengan frekuensi terbesar. Penentuan mean, median, dan modus dilakukan dengan bantuan SPSS.13.0.

b. Tabel Kecenderungan Variabel

Untuk mengidentifikasi kecenderungan variabel penelitian digunakan klasifikasi kecenderungan rerata skor ideal sebagai kriteria bandingan yang dikelompokkan menjadi lima klasifikasi yaitu:

Sangat Tinggi : X > Mi + 1,5 Sdi


(50)

Sedang : Mi–0,5 Sdi < X≤Mi + 0,5 Sdi Rendah : Mi–1,5 Sdi < X≤Mi–0,5 Sdi Sangat Rendah : X≤ Mi–1,5 Sdi

Dimana harga Mi dan SDi tersebut diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Mean Ideal = ½ ( Maksimum ideal + Minimum ideal ) SD Ideal = 1

6 (Maksimum ideal - Minimum ideal )

( Hadi, 1986 : 353 )

c. Diagram Lingkaran

Diagram lingkaran dibuat berdasarkan data yang telah ditampilkan dalam tabel kecenderungan variabel.

2. Uji Prasyarat Analisis

Uji persyaratan analisis diperlukan guna mengetahui apakah analisis data untuk pengujian hipotesis dapat dilanjutkan atau tidak (Nurgiyantoro, 2009 : 131). Menurut Hadi (1977 : 103), syarat yang harus dipenuhi sebelum menganalisa data dengan teknik korelasi adalah hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat merupakan hubungan yang linier,data yang terkumpul baik dari variabel bebas maupun variabel terikat berdistribusi


(51)

normal. Oleh karena itu, sebelum melakukan analisis korelasional, dilakukan terlebih dahulu uji normalitas dan uji linearitas.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data dari masing-masing variabel berdistribusi normal atau tidak. Menurut Suharsimi (2006: 301), yang dimaksud dengan uji normalitas data adalah pengujian terhadap normal tidaknya sebaran data yang akan dianalisis. Banyak cara yang dapat digunakan untuk melakukan pengujian terhadap normal tidaknya penyebaran data, salah satunya adalah dengan menggunakan Metode Kolmogorov-Smirnov. Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan metode Kolmogorov-Smirnov dengan rumus sebagai berikut:

KD= 1,36

Keterangan :

KD : hargaKolmogrov-Smirnovyang dicari

n2 : jumlah sampel yang diobservasi


(52)

Kriteria pengujiannya adalah jika nilai sig > 0,05 maka data diasumsikan normal dan sebaliknya jika nilai sig < 0,05 maka data diasumsikan tidak normal.

b. Uji Linieritas

Uji linieritas bertujuan untuk mengetahui apakah variabel independen(X) dan variabel dependen(Y) mempunyai hubungan linier atau tidak dengan melihat apakah data yang dimiliki sesuai dengan garis linier atau tidak. Untuk mengetahui hal tersebut digunakan uji F dengan rumus :

F

reg= Keterangan :

Freg : Harga bilangan F untuk garis regresi RKreg : Rerata kuadrat garis regresi

RKres : Rerata kuadrat residu (Hadi, 1987:14)

Dalam penelitian ini,linieritas dapat diketahui melalui uji linieritas tabel Anova dengan mencari nilai Deviation from Linierity dari uji F linear dengan bantuan program SPSS 13.0. Kriteria yang digunakan adalah jika nilai koefisisen signifikansi dari Deviation from Linierity lebih dari nilai alpha 0,05 maka hubungan antar variabel berbentuk linier.


(53)

3. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis korelasi Product Moment. Korelasi Product Moment ini digunakan untuk mencari hubungan dan membuktikan hipotesis hubungan dua variabel bila data kedua variabel berbentuk interval atau ratio, dan sumber data adalah sama (Sugiyono, 2010 : 228). Adapun rumus dari korelasiProduct Momentadalah :

=

[ ( )] [ ( )]

Keterangan :

= koefisiensi korelasi antara X dan Y = jumlah subyek

= Jumlah skor butir soal = Jumlah skor total

∑ 2 = jumlah kuadrat skor butir soal X

2

= jumlah kuadrat jumlah total = jumlah perkalian X dan Y (Suharsimi Suharsimi, 2010 : 213)

Setelah r hitung ditemukan, nilai r hitung tersebut kemudian dikonsultasikan dengan tabel untuk mengetahui hubungan kedua variabel tersebut signifikan atau tidak. Dengan pedoman apabila r hitung≥r tabel pada signifikansi


(54)

5% maka hubungan signifikan, sedangkan apabila r hitung < r tabel maka hubungannya tidak signifikan. Kriteria r tabel untuk sampel sejumlah 80 adalah 0,220 sehingga koefisien r hitung yang kurang dari 0,220 akan dinyatakan tidak ada hubungan yang signifikan (Nurgiyantoro, 2009:382).

Kuat atau tidaknya hubungan antara kedua variabel dapat dilihat dari beberapa kategori koefisien korelasi mempunyai nilai -1≤r≤1. Sugiyono (2010 : 226) menjelaskan:

“Nilai korelasi (r) berkisar antara 1 sampai -1, nilai semakin mendekati 1 atau -1 berarti hubungan antara dua variabel semakin lemah. Nilai positif menunjukkan hubungan searah (X naik maka Y turun) dan

nilai negativ menunjukkan hubungan terbalik (X naik maka Y turun)”

Adapun kriteria penilaian korelasi menurut Sugiyono (2010:231) dapat dilihat paa tabel 5.

Tabel 5. Kriteria penilaian korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00–0,199 Sangat Rendah 0,20–0,399 Rendah 0,40–0,599 Sedang

0,60–0,799 Kuat


(55)

41 A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Data Penelitian

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilaksanakan selama 4 hari mulai tanggal 8-11 Juli 2015 di SMP Negeri 10 Magelang. Data hasil penelitian terdiri dari satu variabel bebas yaitu variabel Prestasi Belajar Seni Musik (X) dan variabel terikat yaitu variabel Kecerdasan Interpersonal (Y). Pada bagian ini akan digambarkan atau didiskripsikan dari data masing-masing variabel yang telah diolah dari nilai rata-rata (mean), median, modus, dan standar deviasi. Selain itu juga disajikan tabel distribusi dan diagram lingakaran dari distribusi kecenderungan masing-masing variabel. Berikut ini rincian hasil pengolahan data yang telah dilakukan dengan bantuan SPSS versi 13.0 dapat dilihat pada tabel 6.

Tabel 6. Rincian Hasil Pengolahan Data

Statistics

80 80

0 0

80,1281 96,5750 80,0000 97,0000 78,00a 96,00a

2,35598 10,51554 5,551 110,577 76,00 66,00 85,00 116,00 Valid Missing N Mean Median Mode Std. Deviation Variance Minimum Maximum Prestasi Belajar (X) Kecerdasan Interpersonal (Y)

Multiple modes exist. The smallest value is shown a.


(56)

a. Variabel Prestasi Belajar Seni Musik

Data variabel prestasi belajar seni musik diperoleh dari data nilai ujian akhir semester, kelas VII dan VIII dengan jumlah responden 80 peserta didik. Berikut ini rincian data nilai prestasi belajar seni musik dapat dilihat pada tabel 7.

Tabel 7. Nilai Prestasi Belajar Seni Musik Peserta Didik Kelas VII dan VIII.

Berdasarkan data nilai prestasi belajar seni musik pada tabel 7, diperoleh nilai tertinggi (nilai maksimum) sebesar 85 dan nilai terendah (nilai minimum) sebesar 76. Hasil analisis pada tabel 6, harga Mean (M)

No Respon den Nilai No Respo nden Nilai No Respon den Nilai No Respo nden Nilai

1. 85 21. 78 41. 79,25 61. 77,5 2. 80 22. 80,75 42. 79,75 62. 77,5 3. 81,5 23. 82 43. 79,75 63. 78

4. 85 24. 80 44. 82,5 64. 80

5. 80 25. 83,75 45. 77,5 65. 83 6. 79 26. 83,75 46. 81,25 66. 76 7. 83,75 27. 78 47. 85 67. 82,5

8. 80 28. 77,5 48. 82,5 68. 77,5

9. 78,5 29. 79 49. 78 69. 81,25 10. 80,25 30. 78 50. 78 70. 80 11. 81,25 31. 78,25 51. 80 71. 82 12. 79,75 32. 77 52. 80 72. 82,5

13. 77,5 33. 78 53. 80 73. 83

14. 78,5 34. 77 54. 78,5 74. 83

15. 82,5 35. 78 55. 80,75 75. 82,5 16. 82,5 36. 78 56. 78,25 76. 79

17. 85 37. 76 57. 80 77. 79,25

18. 78 38. 77,5 58. 80 78. 78,5

19. 79 39. 79 59. 82,5 79. 78

20. 83,75 40. 78,5 60. 85 80. 82

Jumlah 6410,25


(57)

sebesar 80,13, Median (Me) sebesar 80, Modus (Mo) sebesar 78 dan Standar Deviasi (SD) sebesar 2,36.

Penentuan kecenderungan variabel Motivasi Belajar, dengan skor maksimum X = 85 dan skor minimum X = 76 yaitu sebagai berikut:

Mean Ideal = ½ ( Maksimum ideal + Minimum ideal ) = ½ (85 + 76)

= ½ (161) = 80,5

SD Ideal =

(Maksimum ideal - Minimum ideal ) =

(85 -76) =

(9) =1,5

Berdasarkan perhitungan tersebut dapat dibuat distribusi kecenderungan sebagai berikut:

Sangat Tinggi : X > 82,75

Tinggi : 81,25 < X≤82,75 Sedang : 79,75 < X≤81,25 Rendah : 78,25 < X≤79,75 Sangat Rendah : X≤78,25


(58)

Berikut tabel

8.

Tab

No

1. > 82,75 2. 81,25 3. 79,75 4. 78,25 5. ≤78,25

T Sumber : Dat Berdasarkan ta

Gambar 2. Dia

bel distribusi kecenderungan dapat dilih

Tabel 8. Distribusi Kecenderungan Prestasi B Seni Musik

Skor Frekuensi

Frekuensi %

82,75 12 15 %

81,25–82,75 12 15 %

79,75–81,25 17 21,25 % 78,25–79,75 15 18,75 %

78,25 24 30 %

Total 80 100 %

ata primer yang sudah diolah

n tabel 8 dapat digambarkan diagram lingkaran se

iagram Lingkaran Prestasi Belajar Seni Musik

Prestasi Belajar Seni Musik

12 24

12

17 15

ilihat pada tabel

asi Belajar Kategori Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah

an sebagai berikut:

Musik Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah


(59)

Berdasarkan distribusi kecenderungan prestasi belajar seni musik pada tabel 9 dan diagram lingkaran pada gambar 2, frekuensi variabel prestasi belajar seni musik pada kategori sangat tinggi sebanyak 12 peserta didik (15%), kategori tinggi sebanyak 12 peserta didik (15%), kategori sedang sebanyak 17 peserta didik (21,25%), kategori rendah sebanyak 15 peserta didik (18,75%), dan kategori sangat rendah sebanyak 24 peserta didik (30%).

b. Variabel Kecerdasan Interpersonal

Data kecerdasan interpersonal diperoleh dari hasil skor total angket kecerdasan interpersonal yang telah diisi oleh kelas VII dan VIII dengan jumlah responden 80 peserta didik. Ada 4 alternatif jawaban negatif maupun positif, dimana skor tertinggi 4 dan skor terendah 1. Berikut ini rincian data skor total kecerdasan interpersonal dapat dilihat pada tabel 9.


(60)

Tabel 9. Skor Total Angket Kecerdasan Interpersonal

Berdasarkan data skor total kecerdasan interpersonal pada tabel 9, diperoleh skor tertinggi (nilai maksimum) sebesar 116 dan skor terendah (nilai minimum) sebesar 66. Hasil analisis pada tabel 6, harga Mean (M) sebesar 96,58, Median (Me) sebesar 97, Modus (Mo) sebesar 96 dan Standar Deviasi (SD) sebesar 10,52.

Penentuan kecenderungan variabel kecerdasan interpersonal, dengan skor maksimum X = 116 dan skor minimum X = 66 yaitu sebagai berikut: No Respon den Total Skor No Respo nden Total Skor No Respon den Total Skor No Respo nden Total Skor

1. 103 21. 67 41. 109 61. 103

2. 94 22. 94 42. 97 62. 71

3. 106 23. 78 43. 100 63. 66

4. 95 24. 97 44. 89 64. 104

5. 104 25. 102 45. 94 65. 105

6. 100 26. 101 46. 106 66. 95

7. 110 27. 67 47. 116 67. 96

8. 103 28. 96 48. 91 68. 85

9. 96 29. 101 49. 73 69. 103

10. 78 30. 89 50. 101 70. 101

11. 93 31. 92 51. 93 71. 101

12. 88 32. 96 52. 93 72. 114

13. 93 33. 101 53. 97 73. 103

14. 101 34. 89 54. 89 74. 116

15. 105 35. 92 55. 110 75. 112

16. 97 36. 96 56. 94 76. 91

17. 113 37. 100 57. 90 77. 96

18. 96 38. 86 58. 100 78. 92

19. 98 39. 90 59. 109 79. 90

20. 100 40. 97 60. 110 80. 102

Jumlah 7726


(61)

Mean Ideal = ½ ( Maksimum ideal + Minimum ideal ) = ½ (116 + 66)

= ½ (182) = 91

SD Ideal =

(Maksimum ideal - Minimum ideal ) =

(116 - 66) =

(50) = 8,33

Berdasarkan perhitungan tersebut dapat dibuat distribusi kecenderungan sebagai berikut:

Sangat Tinggi : X > 103,5

Tinggi : 95,16 < X≤103,5 Sedang : 86,8 < X≤95,16 Rendah : 78,5 < X≤86,8 Sangat Rendah : X≤78,5

Berikut tabel distribusi kecenderungan dapat dilihat pada tabel

10.


(62)

Tabel 10 No

1. X > 2. 95,16 < 3. 86,8 < 4. 78,5 < 5. X≤

T Sumber : Dat Berdasarkan t berikut:

Gambar 3. Dia

Kecerdasan Interpersonal

l 10. Distribusi Kecenderungan Kecerdasan In

Skor Frekuensi

Frekuensi %

> 103,5 16 20 %

95,16 < X≤103,5 32 40 % 86,8 < X≤95,16 23 28,75 % 78,5 < X≤86,8 2 2,5 %

≤78,5 7 8,75 %

Total 80 100 %

ata primer yang sudah diolah

n tabel 10 dapat digambarkan diagram ling

iagram Lingkaran Kecerdasan Interpersonal.

Kecerdasan Interpersonal

Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah 16 32 23 2 7 an Interpersonal Kategori Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah

lingkaran sebagai

l. Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah


(63)

Berdasarkan distribusi kecenderungan prestasi belajar seni musik pada tabel 10 dan diagram lingkaran pada gambar 2, frekuensi variabel kecerdasan interpersonal pada kategori sangat tinggi sebanyak 16 peserta didik (20%), kategori tinggi sebanyak 32 peserta didik (40%), kateori sedang sebanyak 23 peserta didik (28,75%), kategori rendah sebanyak 2 peserta didik (2,5%), dan kategori sangat rendah sebanyak 7 peserta didik (8,75%).

2. Uji Prasyarat Analisis a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data dari masing – masing variabel berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan metode Kolmogorov-Smirnov. Kriteria uji normalitas adalah jika nilai sig > 0,05 maka data diasumsikan normal dan sebaliknya jika nilai sig < 0,05 maka data diasumsikan tidak normal. Hasil uji normalitas data dinyatakan dalam tabel 11 berikut :


(64)

Tabel 11. Ringkasan Hasil Uji Normalitas Data

Sumber : Data primer yang sudah diolah.

Berdasarkan ringkasan hasil uji normalitas data pada tabel 11 dapat dilihat bahwa hasil uji normalitas variabel prestasi belajar sebesar 0,064 > 0,05 dan variabel kecerdasan interpersonal sebesar 0,224 > 0,05. Dalam kelompok sampel mempunyai signifikansi yang lebih besar dari nilai alpha yang ditetapkan, yaitu 5% (0,05). Dapat disimpulkan bahwa semua kelompok sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

b. Uji Linieritas

Uji linieritas bertujuan untuk mengetahui apakah variabel independen (X) dan variabel dependen (Y) mempunyai hubungan linier atau tidak. Dalam penelitian ini,linieritas dapat diketahui melalui uji linieritas tabel Anova dengan mencari nilaiDeviation from Linierity

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

80 80 80,1281 96,5750 2,35598 10,51554 ,147 ,117 ,147 ,071 -,093 -,117 1,312 1,046 ,064 ,224 N Mean Std. Deviation Normal Parametersa,b

Absolute Positive Negative Most Extreme Differences Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)

Prestasi Belajar (X)

Kecerdasan Interpersonal

(Y)

Test distribution is Normal. a.

Calculated from data. b.


(65)

dari uji F linear dengan bantuan program SPSS 13.0. Kriteria yang digunakan adalah jika nilai koefisisen signifikansi dari Deviation from Linierity lebih dari nilai alpha 0,05 maka hubungan antar variabel berbentuk linier. Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan bantuan program SPSS 13 for Windows diperoleh ringkasan hasil uji linieritas pada tabel 12.

Tabel 12. Ringkasan Hasil Uji Linieritas Prestasi Belajar Seni Musik dengan Kecerdasan Interpersonal

Sumber : Data primer yang sudah diolah

Dari hasil perhitungan uji linieritas pada tabel 12, dapat dijelaskan bahwa nilai koefisien signifikansi dariDeviation from Linierityuntuk satu variabel bebas adalah 0,220 > 0,05 (nilai alpha). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa terjadi hubungan linier antara variabel bebas (prestasi belajar seni musik) terhadap variabel terikat (kecerdasan interpersonal).

ANOVA Table

3980,551 18 221,142 2,837 ,001

2250,304 1 2250,304 28,868 ,000

1730,247 17 101,779 1,306 ,220

4754,999 61 77,951

8735,550 79

(Combined) Linearity

Deviation from Linearity Between

Groups

Within Groups Total Kecerdasan

Interpersonal (Y) * Prestasi Belajar (X)

Sum of


(66)

3. Pengujian Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah “Terdapat hubungan yang signifikan antara prestasi belajar seni musik dengan kecerdsan interpersonal pada siswa di SMP Negeri 10 Magelang”. Untuk menguji hipotesis ini digunakan analisis korelasi. Koefisien yang diperoleh menunjukan seberapa besar hubungan yang terjadi antara X terhadap Y. Analisis korelasi ini mengkorelasikan dari nilai prestasi belajar seni musik dengan skor total dari angket kecerdasan interpersonal.

Untuk memudahkan perhitungan koefisien korelasi terhadap kedua variabel disajikan dua buah skor hasil pengukuran dari sejumlah subjek yang sama, yaitu dari variabel prestasi belajar seni musik (X) dan kecerdasan interpersonal (Y) pada tabel 13.


(67)

Tabel 13. Penghitungan Skor Prestasi Belajar Seni Musik (X) dan Kecerdasan Interpersonal (Y)

No X Y X2 Y2 XY No X Y X2 Y2 XY

1 85 103 7225 10609 8755 41 79,25 109 6280,56 11881 7449,5

2 80 94 6400 8836 7520 42 80 97 6400 9409 7840

3 81,5 106 6642,25 11236 8639 43 80 100 6400 10000 7840 4 85 95 7225 9025 8075 44 82,5 89 6806,25 7921 8497,5 5 80 104 6400 10816 8320 45 77,5 94 6006,25 8836 7285 6 79 100 6241 10000 7900 46 81,25 106 6601,56 11236 8612,5 7 83,75 110 7014,06 12100 9212,5 47 85 116 7225 13456 9680 8 80 103 6400 10609 8240 48 82,5 91 6806,25 8281 7507,5 9 78,5 96 6162,25 9216 7536 49 78 73 6084 5329 5694 10 80,25 78 6440,06 6084 6259,5 50 78 101 6084 10201 7878 11 81,25 93 6601,6 8649 7556,25 51 80 93 6400 8649 7440 12 79,75 88 6360,06 7744 7018 52 80 93 6400 8649 7440 13 77,5 93 6006,25 8649 7207,5 53 80 97 6400 9409 7760 14 78,5 101 6162,25 10201 7928,5 54 78,5 89 6162,25 7921 6986,5 15 82,5 105 6806,25 11025 8662,5 55 80,75 110 6520,6 12100 8882,5 16 82,5 97 6806,25 9409 8002,5 56 78,25 94 6123,06 8836 7355,5 17 85 113 7225 12769 9605 57 80 90 6400 8100 7200 18 78 96 6084 9261 7488 58 80 100 6400 10000 8000 19 79 98 6241 9604 7742 59 82,5 109 6806,25 11881 8992,5 20 83,75 100 7014,06 10000 8375 60 85 110 7225 12100 9350 21 78 67 6084 4498 5226 61 77,5 103 6006,25 10609 7982,5 22 80,75 94 6520,6 8836 7590,5 62 77,5 71 6006,25 5041 5502,5

23 82 78 6724 6084 6396 63 78 66 6084 4356 5148

24 80 97 6400 9409 7760 64 80 104 6400 10816 8320 25 83,75 102 7014,06 10404 8542,5 65 83 105 6889 11025 8715 26 83,75 101 7014,06 10201 8458,75 66 76 95 5776 9025 7220 27 78 67 6084 4498 5226 67 82,5 96 6601,56 9261 7920 28 77,5 96 6006,25 9261 7440 68 77,5 85 6006,25 7225 6587,5 29 79 101 6241 10201 7979 69 81,25 103 6601,56 10609 8368,75 30 78 89 6084 7921 6942 70 80 101 6400 10201 8080 31 78,25 92 6123,06 8464 7199 71 82 101 6742 10201 8282 32 77 96 5929 9216 7392 72 82,5 114 6806,25 12996 9405 33 78 101 6084 10201 7800 73 83 103 6889 10609 8549 34 77 89 5929 7921 6622 74 83 116 6889 13456 9628 35 78 92 6084 8464 7020 75 82,5 112 6601,56 12544 9240

36 78 96 6084 9216 7566 76 79 91 6241 8281 7189

37 76 100 5776 10000 8284 77 79,25 96 6280,56 9216 7608 38 77,5 86 6006,25 7396 7517,5 78 78,5 92 6162,25 8464 7222

39 79 90 6241 8100 7900 79 78 90 6084 8100 7020

40 78,5 97 6162,25 9409 6986,5 80 82 102 6742 10404 8364

Total 3515 7726 140543 752176 620112,3


(68)

Dengan menggunakan program SPSS.13 maka kedua skor masing-masing variabel tersebut dikorelasikan dan diperoleh hasil perhitungan analisis korelasi pada tabel 14.

Tabel 14. Hasil Analisis Korelasi Prestasi Belajar Seni Musik dan Kecerdasan Interpersonal

Correlations

Prestasi Belajar Seni Musik (X)

Kecerdasan Interpersonal (Y) Prestasi Belajar Pearson

Correlation Seni Musik (X) Sig. (2-tailed)

N 1 80 .508** .000 80 Kecerdasan Pearson Correlation Interpersonal (Y) Sig. (2-tailed)

N .508** .000 80 1 80 **

. Correlation is significant at the 0.01 level (2- tailed). Sumber : Data primer yang diolah.

Pada tabel 14 dengan pedoman apabila r hitung ≥ r tabel pada signifikansi 5% maka terdapat hubungan yang signifikan antara prestasi belajar seni musik dengan kecerdasan interpersonal, sedangkan apabila r hitung < r tabel maka hubungannya tidak signifikan. Kriteria r tabel untuk sampel sejumlah 80 adalah 0,220 sehingga koefisien r hitung yang kurang dari 0,220 akan dinyatakan tidak ada hubungan yang signifikan (Nurgiyantoro, 2009:382). Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi pada tabel 14, didapatkan variabel prestasi belajar seni musik dengan kecerdasan interpersonal memiliki nilai korelasi r hitung = 0,508 dengan signifikansi 0,000, sehingga dapat dikatakan bahwa prestasi belajar


(69)

seni musik dengan kecerdasan interpersonal mempunyai hubungan yang signifikan.

Berdasarkan tabel 5 untuk kriteria penilaian korelasi, hubungan antara kedua variabel yaitu prestasi belajar seni musik dengan kecerdasan interpersonal dapat dikatakan mempunyai nilai hubungan korelasi pada tingkat hubungan yang sedang. Hipotesis penelitian ini yaitu terdapat hubungan sedang yang signifikan dan positif antara prestasi belajar seni musik dengan kecerdasan interpersonal pada peserta didik SMP Negeri 10 Magelang diterima.

B. Pembahasan

Dari data nilai prestasi belajar seni musik pada tabel 7 dan dikategorikan pada tabel 8 menunjukkan bahwa rata-rata nilai peserta didik kelas VII dan VIII SMP Negeri 10 Magelang termasuk ke dalam kategori sedang. Hal ini ditunjukkan dari nilai rata-rata pada tabel 7 sebesar 80,13 termasuk ke dalam kategori sedang. Dalam penelitian ini prestasi belajar seni musik merupakan variabel bebas.

Variabel terikat yang akan dihubungkan dengan prestasi belajar seni musik dalam penelitian ini adalah kecerdasan interpersonal. Kecerdasan interpersonal sebagai variabel terikat dalam penelitian telah diukur menggunakan skala skala likert yang menunjukkan bahwa rata-rata peserta didik murid SMP Negeri 10 Magelang memiliki kecerdasan interpersonal yang tinggi. Hal ini ditunjukkan dari total skor pada angket kecerdasan interpersonal pada tabel 9 dan dikriteriakan pada tabel 10, bahwa nilai


(70)

rata-rata kecerdasan interpersonal adalah 96,6 yang termasuk kedalam kategori tinggi. Secara rinci hasil pengukuran dari angket kecerdasan interpersonal 16 dari 80 peserta didik mempunyai kecerdasan interpersonal sangat tinggi, 32 dari 80 peserta didik mempunyai kecerdasan interpersonal yang tinggi, 23 dari 80 peserta didik mempunyai kecerdasan interpersonal yang sedang, 2 dari 80 peserta didik mempunyai kecerdasan interpersonal yang rendah, dan 7 dari 80 peserta didik mempunyai kecerdasan interpersonal yang sangat rendah.

Kecerdasan interpersonal yang sebagian besar tergolong dalam kriteria tinggi maupun sangat tinggi dapat disebabkan karena banyak hal, antara lain kepengurusan kelas yang menuntut anak untuk mengasah kemampuan dirinya dalam berkomunikasi dengan orang lain, kegiatan diskusi atau belajar kelompok yang juga membutuhkan keterampilan berkomunikasi dengan orang lain, juga faktor lingkungan keluarga dan lingkungan sosial lainnya.

Seperti yang telah dijelaskan dalam bab II bahwa kecerdasan interpersonal adalah kemampuan individu dalam pemahaman sosial, kepekaan sosial, dan keterampilan menjalin komunikasi sosial, guna untuk mempertahankan suatu hubungan antar pribadi (sosial) yang sehat dan saling menguntungkan.

Aspek-aspek kecerdasan interpersonal yang terdiri dari mengorganisasi kelompok, keterampilan memecahkan konflik, menjadi mediator untuk mencapai suatu kesepakatan, keterampilan empati dan menjalin hubungan dengan orang lain sehingga mampu masuk ke dalam suatu pergaulan, kemampuan memahami perasaan orang lain, kemampuan berteman, belajar


(71)

mempercayai dan mengungkapkan kasih sayang dikembangkan oleh pihak sekolah melalui kegiatan belajar mengajar secara berkelompok, kegiatan piket atau kepengurusan kelas.

Penelitian ini bertujuan untuk menegtahui ada tidaknya hubungan yang signifikan antara prestasi belajar seni musik dengan kecerdasan interpersonal siswa di SMP N 10 Magelang. Hasil analisis uji korelasi product moment diperoleh nilai r hitung 0,508 lebih besar dari r tabel (0,508 > 0,220) dan nilai signifikansi sebesar 0,000, yang berarti kurang dari 0,508 (0,000 < 0,508), hal ini menunjukkan bahwa penelitian ini mampu membuktikan hipotesis yang menyatakan terdapat hubungan yang signifikan antara prestasi belajar seni musik dengan kecerdasan interpersonal pada siswa SMP Negeri 10 Magelang. Hubungan korelasi antara prestasi belajar seni musik dengan kecerdasan interpersonal ini dikategorikan pada kategori sedang.


(72)

58 A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari hasil analisis yang dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara prestasi belajar seni musik dengan kecerdasan interpersonal peserta didik SMP Negeri 10 Magelang. Hal ini ditunjukkan oleh r hitung > r tabel ( 0,508 > 0,220 ) pada signifikansi 5%, bahwa semakin tinggi prestasi belajar seni musik semakin tinggi pula kecerdasan interpersonalnya pada peserta didik SMP Negeri 10 Magelang.

Rata-rata prestasi belajar seni musik pada peserta didik di SMP Negeri 10 Magelang dikategorikan pada tingkat prestasi yang tinggi, dengan rata-rata 80,13. Demikian juga hasil pengukuran kecerdasan interpersonal melalui angket menunjukkan bahwa rata-rata kecerdasan interpersonal peserta didik SMP Negeri 10 Magelang termasuk dalam kriteria tinggi.

Kecerdasan interpersonal yang sebagian besar tergolong dalam kriteria tinggi maupun sangat tinggi dapat disebabkan antara lain yaitu kepengurusan kelas yang menuntut anak untuk mengasah kemampuan dirinya dalam berkomunikasi dengan orang lain, kegiatan diskusi atau belajar kelompok


(73)

yang juga membutuhkan keterampilan berkomunikasi dengan orang lain, juga faktor lingkungan keluarga dan lingkungan sosial lainnya.

B. Implikasi

Penelitian ini menemukan keterkaitan yang signifikan antara prestasi belajar seni musik dengan kecerdasan interpersonal. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi prestasi belajar maka semakin tinggi pula kecerdasan interpersonalnya. Kecerdasan interpersonal yang baik memudahkan individu untuk bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. Oleh karena itu, peserta didik perlu memiliki sikap disiplin, untuk meningkatkan prestasi belajar khusunya pada pelajaran seni musik dan dapat memperluas perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkaitan dengan kecerdasan interpersonal maupun pengetahuan tentang pendidikan seni musik.

C. Saran

Dengan mendasarkan pada hasil penelitian dapat diberikan saran-saran sebagai berikut:

1. Bagi Siswa

Siswa diharapkan untuk meningkatkan hasil belajar dengan cara menumbuhkan motivasi belajar dalam diri sendiri, agar tercipta rasasuka dan rasa ketertarikan pada mata pelajaram seni musik sehingga siswa memiliki kesadaran untuk mempelajari dan memahami mata pelajaran


(74)

yang akan dan telah disampaikan oleh guru dan pada akhirnya hasil belajar dapat dicapai dengan maksimal, dan kegiatan sekolah dapat dilakukan dengan rasa percaya diri.

2. Bagi Guru

Guru diharapkan dalam mengajar khususnya pada pelajaran seni musik, selalu memberikan dorongan kepada peserta didik agar peserta didik selalu percaya diri dalam belajar maupun melaksanakan segala kegiatan di lingkungan sekolah.

3. Bagi Sekolah

SMP Negeri 10 Magelang diharapkan untuk mengadakan kegiatan musik bagi semua peserta didik agar kemampuan dalam bermusik lebih terasah. 4. Bagi Penelitian Selanjutnya

Perlu adanya penelitian lebih lanjut tentang faktor lain yang berhubungan dengan prestasi belajar seni musik maupun kemampuan dalam bermusik.


(75)

61

Berlina, B. 2011. Profil Kecerdasan Interpersonal Murid RSBI Kelas VII SMP Negeri 5 Bandung dan Implikasinya terhadap Layanan Bimbingan dan Konseling. http://reppository.upi.edu/operator/uploads/pbb07054553_chapter2.pdf.

Diunduh pada tanggal 3 Mei 2015.

Dhahar, W. R. 1988.Teori Belajar.Jakarta: Erlangga. Djohan. 2009.Psikologi Musik.Yogyakarta: Buku Baik.

Gardner, H. 2003. Kecerdasan Majemuk Teori Dalam Praktek (Alih Bahasa: Drs. Alexander Sindoro). Batam Centre: Interaksara.

Goleman, D. 2007.Social Intelligence(edisi Indonesia). Jakarta : Gramedia.

Hadi, S. 1986. Metodologi Research. Yogyakarta : Fakultas Psikologi UGM Yogyakarta.

Hallam, S. 2006. Conception of Musical Ability. http://www.marcocosta.it/icmpc2006/pdfs/126.pdf. Diunduh pada tanggal 10 Maret 2015.

Hamalik, O. 2001.Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara. Irwanto. 1997.Psikologi Umum. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Lwin, May et al. 2003. How Multiply Your Childs Intelligence: Cara Mengembangkan BerbagaiKomponen Kecerdasan. Jakarta: PT Indeks.

Masunah, J. dan Narawati, T. 2003. Seni dan Pendidikan Seni. Bandung: Puslitbang Pend. Seni Tradisional (PAST) UPI.

Nawawi, H. 1981.Administrasi Pendidikan.Jakarta: Gunung Agung.

Notoatmodjo, S. 2003.Pendidikandan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT RinekaCipta. Nurgiantoro, B. ,Gunawan.,&Marzuki. 2009. Statistik Terapan. Yogyakarta: Gajah


(76)

Poerwodarminto. 1970.Kamus Umum Bahasa Indonesia.Jakarta: Depdikbud.

Purnamasari, A. 2007. Hubungan Antara Kecerdasan Interpersonal Remaja Dengan Efektivitas Komunikasi Pada Orangtua. http://lib.uin-malang.ac.id/thesis/fullchapter/ed03410076-ayu-purnama.sari.pdf. Diunduh pada tanggal 2 Maret 2015.

Rumini, S, dkk. 1995.Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UPP IKIP Yogyakarta. Sudjana, N. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya Offset.

Sudjatmiko. 2004.Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Depdiknas.

Safaria, T. 2005. Interpersonal Intelligence: Metode Pengembangan Kecerdasan Interpersonal Anak.Yogyakarta: Armara Books.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung : CV Alfabeta.

. . 2010a.Statistika Untuk Penelitian.Bandung: Alfabeta. . 2014b.Metode Penelitian Kombinasi. Bandung: Alfabeta.

Suharsimi, A. 2002.Prosedur Penelitian.Rev.ed. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

. 2010a. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

. 2013b.Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta: Rineka Cipta.

Sukardi, D.K. 1991.Psikologi Umim.Yogyakarta: Andi Offset. Suryabrata, S. 1984.Psikologi Pendidikan.Jakarta: Rajawali Press.

Walra, R. 1999. Perkembangan dan Belajar Peserta Diklat Didik. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Dirjen Dikti.

Wardhani, E. 2008. Musik Pengaruhi Kecerdasan Anak. http://id.shvoong.com/social-sciences/1811769-musik-pengaruhi-kecerdasan-anak/. Diunduh pada tanggal 10Maret 2015.


(77)

Wijanarko, J. 2010. Multiple Intelligence Anak Cerdas, Ceria, Berakhlak. Banten: PT. Happy Holly Kids.


(78)

INSTRUMEN

PENELITIAN


(79)

2. Usia : ………. Tahun

3. Kelas : ………..

4. Tanda Tangan : ………..

Petunjuk :

Beri tanda silang (X) pada kolom Tidak Pernah, Pernah, Kadang-kadang, atau Selalu sesuai dengan kenyataan.

No Pernyataan-pernyataan Tidak Pernah

Pernah Kadang-kadang

Selalu

1. Jika bertemu teman baru, saya mengajaknya berkenalan.

2. Saya dikucilkan oleh teman-teman saya.

3. Saya tidak menyenangkan sehingga tidak ada yang mau berteman dengan saya.

4. Menurut teman-teman, saya adalah anak yang ramah.

5. Saya meminta izin ketika akan meminjam buku milik teman saya.

6. Ketika bertemu bapak/ibu guru di jalan, saya pura-pura tidak melihat.


(80)

9. Jika saya bertengkar dengan teman saya, saya akan memukul teman saya.

10. Jika teman saya mengejek saya, saya membalas mengejeknya.

11. Saya diam saja ketika teman saya bersedih karena uang sakunya hilang.

12. Saya selalu mengajak teman-teman kelas menjenguk teman yang sakit.

13. Saya merasa paling pintar di antara teman-teman. 14. Saya akan mengejek

teman saya yang menangis.

15. Saya akan meminjamkan alat tulis saya kepada teman saya yang tidak membawa alat tulis. 16. Saya selalu minta maaf

apabila saya melakukan kesalahan.


(81)

permainan, saya tidak marah.

19. Saya tidak pernah menolak apabila teman saya meminta tolong mengajarinya.

20. Ketika kelas ramai, saya

berteriak, “Diam, jangan berisik!”.

21. Saya tidak terlalu menghargai orang lain. 22. Ketika teman saya

dimarahi guru karena

gaduh, saya

berkata,”makannya jangan ramai sendiri”.

23. Saya mendengarkan ibu guru menerangkan pelajaran dengan serius walaupun saya tidak menyukai pelajaran itu. 24. Saya tidak pernah iri

apabila melihat teman saya mempunyai barang baru seperti handphone baru dan sebagainya.


(82)

27. Saya selalu bergabung dalam kegiatan sekolah. 28. Saya pernah terlibat dalam

tawuran antar pelajar. 29. Saya mempunyai musuh

di sekolah.

30. Jika saya menginginkan sesuatu, orang tua saya

harus segera

membelikannya.

31. Saya selalu percaya diri dalam melakukan segala hal.

32. Saya tidak mempunyai teman.

33. Saya sulit dalam memahami pelajaran. 34. Saya selalu marah apabila

dinasehati orang tua. 35. Saya takut pergi ke

sekolah jika belum mengerjakan Pekerjaan Rumah.

36. Saya selalu menggunakan bahasa yang sopan ketika berbicara kepada orang


(83)

terhadap kebersihan lingkungan sekitar.

39. Saya tidak menyukai kegiatan kelompok.

40. Saya selalu di tunjuk sebagai ketua dalam kegiatan kelompok.


(84)

No Respon den Nilai No Respon den Nilai No Respon den Nilai No Respo nden Nilai 1. 85 21. 78 41. 79,25 61. 77,5 2. 80 22. 80,75 42. 79,75 62. 77,5 3. 81,5 23. 82 43. 79,75 63. 78

4. 85 24. 80 44. 82,5 64. 80

5. 80 25. 83,75 45. 77,5 65. 83 6. 79 26. 83,75 46. 81,25 66. 76 7. 83,75 27. 78 47. 85 67. 82,5

8. 80 28. 77,5 48. 82,5 68. 77,5

9. 78,5 29. 79 49. 78 69. 81,25 10. 80,25 30. 78 50. 78 70. 80 11. 81,25 31. 78,25 51. 80 71. 82 12. 79,75 32. 77 52. 80 72. 82,5

13. 77,5 33. 78 53. 80 73. 83

14. 78,5 34. 77 54. 78,5 74. 83

15. 82,5 35. 78 55. 80,75 75. 82,5 16. 82,5 36. 78 56. 78,25 76. 79

17. 85 37. 76 57. 80 77. 79,25

18. 78 38. 77,5 58. 80 78. 78,5

19. 79 39. 79 59. 82,5 79. 78

20. 83,75 40. 78,5 60. 85 80. 82

Jumlah 6410,25


(85)

REKAPITULASI


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)