Lelita Sari Daulay : Analisis On In Koutai Bahasa Jepang Ditinjau Dari Segi Morfofonemik, 2009. USU Repository © 2009
Contohnya : kusa + hana s kusabana
2. 鯲
誓蠡 ‘ bouin kuotai ‘ perubahan vokal
Contohnya : ame + kasa s amagasa
3. 笙渡
‘ onsounyuu’ penyisipan bunyi
Contohnya : haru + ame s harusame
4. 詑
‘ onbin ‘ perubahan bunyi
Contohnya : hiki + hagasu s hippagasu
2.4 Jenis- Jenis Proses Morfofonemik
Tipe morfofonemik bahasa Jepang yang terjadi pada morfem menurut Koizumi 1993 : 105-106 , antara lain :
1. 設秤
‘ fuka ‘ penambahan bunyi . Contohnya : penambahan bunyi er. tsuku ‘lekat’
s tsukeru ‘melekatkan ‘
2. 年
‘ sakujo ‘ penghilangan bunyi Contohnya : penghilangan bunyi er.
sakeru ‘ mengembangkan ‘ s saku ‘kembang ‘
3. 絋
‘ chikan ‘ pergantian bunyi . Contohnya : atsumaru ‘ berkumpul ‘
s atsumeru ‘ mengumpulkan ‘. 4.
鎖咋籬 ‘ zero setsuji ‘ imbuhan kosong .
Cobtohnya : 罰
fuku ‘ bertiup ‘ s
摂罰 fuku ‘ meniup ‘
Sedangkan menurut Suzuki 1975 : 80 menyatakan bahwa dalam bahasa Jepang, perubahan fonem dalam proses morfofonemik ada 6, yaitu :
2.4.1. Pelesapan Fonem On in datsuraku
Proses pelesapan fonem terjadi bila morfem dasar atau afiks melesap pada saat terjadi penggabungan fonem Kridalaksana, 2007 : 195 . Dalam bahasa
Lelita Sari Daulay : Analisis On In Koutai Bahasa Jepang Ditinjau Dari Segi Morfofonemik, 2009. USU Repository © 2009
Indonesia, contohnya, pelesapan fonem r dari afiks ber- yang apabila digabungkan dengan morfem dasar yang fonem pertamanya berawal dengan
fonem r atau mengandung r akan mengalami pelesapan fonem.
ber- + kerja
s bekerja Dalam bahasa Jepang peristiwa seperti ini disebut dengan
㋸ ’
On in datsuraku’ pelesapan fonem . Jika dilihat dari huruf kanjinya, maka on in
datsuraku pelesapan fonem adalah ’on in‘ berarti fonem dan
㋸ ’datsuraku‘ berarti gugur rontok terpelanting keluar Matsuura, 1994 : 137
768 .
Contohnya, prefiks kaku- ’setiap’, jika ditambahkan pada dasar kata yang bermula dengan fonem k, misalnya -koku ’negara’, maka bentuknya berubah
menjadi kak-, dengan melesapnya fonem u.
kaku- + -koku
s kakkoku
2.4.2. Penyingkatan Fonem On in shukuyaku
Proses penyingkatan fonem adalah gejala pemendekan bunyi fonemis sebagai akibat upaya penghematan atau ekonomisasi pengucapan Kridalaksana,
1982 : 94 . Penyingkatan fonem disebut kontraksi. Peristiwa ini biasa terjadi pada penuturan bahasa-bahasa di dunia, termasuk bahasa Indonesia, asal saja tidak
mengganggu proses dan tujuan komunikasi. Peristiwa ini terus berkembang karena secara diam-diam telah didukung dan disepakati oleh komunitas
penuturnya.
Lelita Sari Daulay : Analisis On In Koutai Bahasa Jepang Ditinjau Dari Segi Morfofonemik, 2009. USU Repository © 2009
Dalam bahasa Indonesia, contohnya , sering dijumpai pemakaian kata ‘ tak’ atau ‘ndak’ untuk ‘tidak’, ‘tiada’ untuk ‘tidak ada’, ‘gimana’ untuk
‘bagaimana’, ‘tapi’ untuk ‘tetapi’, dan lain-lain. Padahal, penghilangan beberapa fonem tersebut dianggap tidak baku oleh tatabahasa baku bahasa Indonesia. Tetapi,
karena demi kemudahan dan kehematan, gejala itu terus berlangsung. Dalam bahasa Inggris, kontraksi ini sudah merupakan pola sehingga
‘bernilai sama’ dengan struktur lengkapnya. Misalnya:
-Shall+not sshan’t
-isnot sisn’t
Dalam bahasa Jepang penyingkatan fonem yang seperti ini disebut dengan ’
On in shukuyaku’. Jika dilihat dari huruf kanjinya, maka on in
shukuyaku penyingkatan fonem adalah ’on in‘ berarti fonem dan
’shukuyaku‘ berarti memendekkan menyingkat Matsuura, 1994 : 768 972 .
2.4.3. Perubahan Fonem On in koutai
Proses perubahan fonem terjadi apabila pada saat proses penggabungan morfem dasar, fonem terakhir suku kata pertama adalah konsonan digabungkan
dengan fonem awal suku kata kedua adalah vokal Kridalaksana, 2007 : 194 . Dalam bahasa Indonesia, contohnya, perubahan dari fonem r dari afiks ber-
menjadi fonem l jika digabungkan dengan kata ajar. ber- + ajar
s belajar
Lelita Sari Daulay : Analisis On In Koutai Bahasa Jepang Ditinjau Dari Segi Morfofonemik, 2009. USU Repository © 2009
Dalam bahasa Jepang proses perubahan fonem ini disebut dengan 誓蠡
‘on in koutai’ perubahan fonem . Jika dilihat dari huruf kanjinya, maka on in koutai perubahan fonem adalah
‘on in’ berarti fonem dan 誓蠡
‘koutai’ berarti perubahan pergantian Matsuura, 1994 : 550 768 .
Menurut Koizumi 1993 : 100 , 誓蠡
‘on in koutai’ perubahan fonem terbagi 2, yaitu :
1 Perubahan vokal
鯲 誓蠡
‘bouin koutai’ 2
Perubahan konsonan 岌
誓蠡 ‘shiin koutai’
Koizumi 1993 : 101 , menyatakan bahwa proses perubahan vokal 鯲
蠡 ‘bouin koutai’ terjadi pada :
a. Nomina majemuk
鞭 ‘Fukugou meishi’ , yaitu : ketika dua kata
digabungkan untuk menggabungkan kata majemuk, vokal terakhir dari kata yang pertama berubah.
Contohnya :
sake- + -ya s sakaya
ki- + -kage s kokage
shiro- + - ito s shiraito
Jadi, setiap fonem terakhir dari kata pertama yang diakhiri vokal, akan berubah menjadi vokal lain, jika digabungkan dengan kata lain yang akan menjadi
kata majemuk, yaitu :
e s a, i s o, o s a
Lelita Sari Daulay : Analisis On In Koutai Bahasa Jepang Ditinjau Dari Segi Morfofonemik, 2009. USU Repository © 2009
b. Adjectiva I
檍廂 ‘Keiyoushi teki’ , yaitu : ketika verba mendapat
akhiran -shii , lalu menjadi adjektiva, maka vokal terakhir pangkal kata tersebut berubah.
Contohnya :
konomu- + -shii s konomashii
akeru- + -shii s akashii
kuiru- + -shii s kuyashii
Jadi, setiap kata yang mendapat akhiran -shii, maka fonem vokal terakhir dari kata tersebut berubah, yaitu :
u s a, e s a , i s a
c. Verba I
罰 ‘Doushi teki’ , yaitu : ketika yang mendapat akhiran
sufiks setsubiji -su atau -ru lalu menjadi verba baru maka vokal terakhir pangkal kata tersebut berubah.
Contohnya :
tobu- + -su s tobasu
Jadi, jika kata kerja I doushi I mendapat akhiran -su atau -ru, maka fonem vokal terakhir dari kata tersebut berubah, yaitu :
u s a
Proses perubahan konsonan 岌
誓蠡 ‘shiin koutai’ , baik yang terjadi
pada nomina majemuk 鞭
‘fukugou meishi’ , kata sifat I 檍廂
‘keiyoushi teki’ , maupun kata kerja I 罰
’doushi teki’ akan mengalami perubahan fonem seperti yang dinyatakan oleh Nomura 1992 : 185 yaitu :
k s g, s shs z j, t s d, dan h s b.
Contoh :
Lelita Sari Daulay : Analisis On In Koutai Bahasa Jepang Ditinjau Dari Segi Morfofonemik, 2009. USU Repository © 2009
- k s g
kuni- + -kuni s kuniguni
- s sh s z j
shima- + -shima s shimajima
- t
s d toki- + -toki
s tokidoki
- h
s b hito- + -hito
s hitobito
Menurut Cahyono 1995 : 148 proses morfofonemik yang mengalami perubahan fonem terjadi, untuk mempermudah dan memperlancar ucapan.
2.4.4. Pergeseran Fonem On in tenkan
Pergeseran posisi fonem terjadi apabila komponen dari morfem dasar dan bagian dari afiks membentuk satu suku kata Kridalaksana, 2007 : 192 .
Pergeseran fonem ini dapat terjadi ke depan, belakang, atau dengan pemecahan. Pergeseran ke belakang terjadi pada morfem dasar yang berakhiran pada
konsonan yang diikuti oleh sufiks atau komponen akhir konfiks yang diawali vokal, sehingga konsonan tersebut menjadi bagian dari suku kata yang di
belakang. Contohnya :
ba-kar + ke-an s ke-ba-ka-ran
Dalam bahasa Jepang proses pergeseran fonem ini disebut dengan 絋
‘on in tenkan’ pergeseran fonem . Jika dilihat dari huruf kanjinya, maka on in tenkan pergeseran fonem adalah
‘on in’ berarti fonem dan 絋
Lelita Sari Daulay : Analisis On In Koutai Bahasa Jepang Ditinjau Dari Segi Morfofonemik, 2009. USU Repository © 2009
‘tenkan’ berarti pergeseran pengalihan pertukaran Matsuura, 1994 : 768 1068 .
2.4.5. Penambahan Fonem On in tenka
Dalam bahasa Indonesia, proses penambahan fonem adalah proses morfofonemik yang paling banyak dijumpai terjadi Kridalaksana, 2007 : 184 .
Proses penambahan fonem terjadi bila dalam penggabungan morfem dasar atau afiks muncul fonem baru Kridalaksana, 2007 : 184 . Dalam bahasa Indonesia,
contohnya, penambahan fonem 殴 pada morfem dasar cat yang digabungkan
dengan prefiks m 殴.
m 殴 + cat s m殴 殴cat
Dalam bahasa Jepang peristiwa seperti ini disebut dengan 秤
’On in tenka’ penambahan fonem . Jika dilihat dari huruf kanjinya, maka on in
datsuraku penambahan fonem adalah ’on in‘ berarti fonem dan
秤 ’tenka’ berarti pembubuhan penambahan Matsuura, 1994 : 768 1068 .
Contohnya, prefiks o- ditambahkan pada dasar kata yang bermula dengan fonem i, misalnya -inu ’anjing’, maka akan muncul fonem su, setelah prefiks o-,
sehingga menjadi osu-. o- + -inu
s osuinu
2.4.6. Peleburan Fonem On in yuugou
Dalam bahasa Indonesia, proses peleburan fonem terjadi bila dalam proses penggabungan morfem dasar dengan afiks akan membentuk fonem baru
Kridalaksana, 2007 : 196 . Contohnya, peleburan morfem dasar yang diawali
Lelita Sari Daulay : Analisis On In Koutai Bahasa Jepang Ditinjau Dari Segi Morfofonemik, 2009. USU Repository © 2009
dengan fonem p yang jika digabungkan prefiks m 殴- akan melebur menjadi
fonem m. m
殴 + pilih s m殴milih Dalam bahasa Jepang peristiwa seperti ini disebut dengan
遍 ’On in
yuugou’ peleburan fonem . Jika dilihat dari huruf kanjinya, maka on in yuugou peleburan fonem adalah
’on in‘ berarti fonem dan 遍
‘yuugou’ berarti peleburan peluluhan Matsuura, 1994 : 768 1196 .
Contohnya, pada proses pemajemukan komposisi yaitu nomina + nomina s
nomina. fonem awal dari kata kedua yang diawali fonem k akan berubah menjadi fonem g setelah digabungkan dengan fonem akhir dari kata pertama.
ue + ki s uwagi
Dalam skripsi ini yang akan dibahas oleh penulis yaitu perubahan fonem, baik fonem vokal maupun fonem konsonan yang terjadi dalam proses morfologi
afiksasi, reduplikasi, dan komposisi yang hanya terjadi pada nomina majemuk saja.
Nomina atau kata benda adalah kelas kata yang menyatakan nama dari seseorang, tempat, atau semua benda dan segala yang dibendakan. Kata benda
dapat dibagi menjadi dua: kata benda konkret untuk benda yang dapat dikenal dengan panca indera misalnya buku, serta kata benda abstrak untuk benda yang
menyatakan hal yang hanya dapat dikenal dengan pikiran misalnya cinta. Selain itu, nomina juga dapat dikelompokkan menjadi kata benda khusus
atau nama diri dan kata benda umum. Kata benda nama diri adalah kata benda yang mewakili suatu entitas tertentu misalnya Jakarta atau Ali, sedangkan kata
benda umum adalah sebaliknya, menjelaskan suatu kelas entitas misalnya kota
Lelita Sari Daulay : Analisis On In Koutai Bahasa Jepang Ditinjau Dari Segi Morfofonemik, 2009. USU Repository © 2009
atau orang. Nomina adalah lawan dari verba. Jika verba adalah kalimat yang berpredikat Kata Kerja maka kalimat nomina adalah kalimat berpredikat kata
benda. Dalam bahasa Jepang, nomina disebut dengan
鞭 ‘meishi’. Semantara
itu, nomina majemuk disebut dengan 鞭
‘Fukugou meishi’. Jadi yang akan dibahas oleh penulis dalam skripsi ini adalah nomina + nomina atau gabungan
lebih dari satu kata benda. Jika kata benda + kata benda digabungkan, bagaimana perubahan fonem vokal dan konsonan yang terjadi dalam proses morfologi
afiksasi, reduplikasi, dan komposisi . Hal ini membuat penulis tertarik untuk membahasnya lebih dalam.
BAB III ANALISIS ON IN KOUTAI BAHASA JEPANG DITINJAU DARI SEGI
MORFOFONEMIK
3.1 Perubahan Fonem Vokal Bouin Kotai Bahasa Jepang
Perubahan fonem vokal 鯲
誓蠡 ‘bouin koutai’ pada proses morfologi
pembentukan kata antara lain :
3.1.1 Afiksasi pengimbuhan ‘setsuji’
a. Prefiks awalan
籬 ‘settouji’
1. Prefiks me- a
Fonem vokal a s a