tingkat agen. Share margin tertinggi dan terendah di saluran pertama dan kedua sama disebabkan harga jual petani dan harga beli konsumen yang sama.
c. Saluran pemasaran III
Pada saluran pemasaran ketiga ini agen langsung menjual ke pedagang
pengecer di Pasar Kecamatan Tanjung Tiram.
Tabel 18. Biaya pemasaran dan profit margin pemasaran saluran III
No Uraian
RpGandeng 1
Harga Jual Petani 3,000
2 Biaya Beli Agen
3,000 Transportasi
167 Merketing Lost 3
90 Total Biaya Pemasaran Agen
257 Profit Margin
243 Marjin pemasaran
500 3
Harga Beli Pedagang Pengecer Kecamatan 3,500
Retribusi 100
Merketing Lost 3 105
Total Biaya Pemasaran Pedagang Pengecer 205
Profit Margin 295
Marjin pemasaran 500
4 Harga Beli Konsumen
4,000
Sumber: Data primer diolah, Lampiran 8
Biaya pemasaran tertinggi terdapat pada tingkat agen sebesar Rp 257gandeng dan biaya pemasaran terendah terdapat pada tingkat pedagang
pengecer kecamatan sebesar Rp 205gandeng. Biaya pemasaran agen lebih besar daripada pedagang pengecer kecamatan disebabkan agen yang langsung
mengantar ke tempat pedagang pengecer di pasar kecamatan. Profit margin tertinggi terdapat di tingkat pedagang pengecer sebesar
Rp 1182gandeng dan profit margin terendah di tingkat agen sebesar Rp 200gandeng. Marjin pemasaran yang tinggi terdapat pada tingkat pengecer
sebesar Rp 1500gandeng dan marjin pemasaran terendah pada tingkat agen sebesar Rp 250Besar profit margin diantara tingkat agen dan pengecer di pasar
Universitas Sumatera Utara
kecamatan tidak jauh berbeda disebabkan karena sedikitnya volume penjualan oleh pedagang pengecer di pasar kecamtan dikarenakan permintaan kelapa sedikit
di daerah sentra produksi kelapa itu sendiri.
Tabel 19. Price spread dan share margin saluran III
No Komponen Biaya
Price spread RpGandeng
Share Margin 1
Harga Jual Petani 3,000
75.00 2
Biaya Pemasaran Transportasi
167 4.18
Retribusi 100
2.50 Marketing Lost 3
195 4.88
Total Biaya 462
11.55 3
Profit Margin Agen 243
6.08 4
Profit Margin Pengecer 295
7.38 5
Harga Beli Konsumen 4,000
100.00
Sumber: Data primer diolah, 2009
Dari tabel dapat dilihat bahwa share margin tertinggi terdapat pada harga jual petani sebesar 75 dan share margin terendah sebesar 6,08 terdapat pada
tingkat agen. Pada saluran pemasaran ketiga ini share margin harga jual petani lebih besar dari share margin harga jual petani pada saluran satu dan dua. Hal ini
dikarenakan pendeknya saluran pemasaran.
Tabel 20. Rekapitulasi share margin masing-masing saluran pemasaran
No Uraian
Saluran Pemasaran I
II III
1 Share margin Petani
50.00 50.00
75.00 2
Share margin Agen 3.33
3.33 6.08
3 Share margin Pedagang Pengumpul Desa
7.10 14.98
- 4
Share margin Pedagang Pengumpul Kota 6.33
- -
5 Share margin Pedagang Pengecer
20.25 19.70
7..38
Sumber: Data primer diolah, 2009
5.4
Efisiensi Pemasaran
Pada umumnya suatu sistem pemasaran produk dapat dikatakan efisien bila share margin petani lebih besar dari 50. Berdasarkan kriteria tersebut di
Universitas Sumatera Utara
atas, sistem pemasaran kelapa di daerah penelitian sudah efisien, hal ini dapt dilihat pada pada price spread dan share margin masing-masing saluran.
Namun demikian, kriteria tersebut belum dapat digunakan secara mutlak untuk menentukan tingkat efisiensi pemasaran. Ada beberapa kriteria tambahan
yang harus digunakan untuk menetukan tingkat efisiensi pemasaran, salah satunya dengan Ep. Pada tabel berikut ini dapat dilihat tingkat efisiensi setiap saluran
pemasaran kelapa di daerah penelitian.
Tabel 21. Nilai Ep pada setiap saluran pemasaran
Jenis Saluran Pemasaran Ep
I 50
II 50
III 25
Sumber: Data primer diolah, Lampiran 9
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa angka efisiensi pemasaran tertinggi terdapat pada saluran I dan II sebesar 50, sedangkan terendah pada saluran III
sebesar 25. Menurut Soekartawi, bahwa saluran pemasaran yang memiliki angka efisiensi pemasaran semakin kecil maka semakin efisien pemasaran
tersebut. Dari saluran pemasaran kelapa yang terdapat di Desa Bagan Baru dapat diketahui bahwa saluran pemasaran yang efisien adalah saluran pemasaran III
sebesar 25. Dilihat secara umum saluran pemasaran I dan II tidak efisien karena nilai efisiensi pemasaran untuk saluran I dan II sama dengan 50 dan juga
besarnya biaya pemasaran pada salauran tersebut yang dipengaruhi panjangnya saluran pemasaran yang harus dilalui dari petani hingga ke tangan konsumen,
karena fungsi pemasaran yang dilakukan juga akan bertambah. Tingginya biaya pemasaran pada saluran pertama dan kedua karena
besarnya biaya transportasi di tingkat pedagang pengumpul desa pada saat mengumpulkan kelpa dari masing-masing petani. Dan juga buruknya prasarana
Universitas Sumatera Utara
jalan, sangat menghambat kelancaran pemasaran kelapa di daerah penelitian yang membuat bertambahnya marketing lost produk karena buruknya prasarana jalan
aspal di daerah penelitian. Efisiensi pemasaran dapat ditingkatkan dengan cara memperkecil biaya
pemasaran dan hal ini akan terjadi bila para pelaku pasar dapat mengorganisir biaya pemasaran dengan baik. Jika biaya pemasaran dapat ditekantentunya profit
yang di dapat juga semakin besar sehingga tingkat efisiensi pemasaran akan bertambah dan keuntungan juga dapat terbagi merata antar pelaku pasar.
Channel of marketing yang harus dilalui saluran pertama dan kedua lebih banyak dari saluran pemasaran ketiga yang menyebabkan bertambahnya fungsi
pemasaran yang harus dilakukan dan semakin besar biaya pemasaran yang ditanggung pada saluran ini. Hal ini disebabkan karena keterbatasan modal para
petani untuk menyewa transportasi untuk langsung menjual produknya ke pasar kecamatan.
Universitas Sumatera Utara
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan