Hubungan Pedikulosis Kapitis Terhadap Konsentrasi Belajar Siswi Sekolah Dasar Desa Bogak Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batubara

(1)

LAMPIRAN 1

Daftar Riwayat Hidup

I. Data Pribadi

1. Nama : Rafida Adelina Siregar

2. Tempat, Tanggal Lahir : Kisaran, 27 Maret 1995

3. Agama : Islam

4. Alamat : Jl. Jamin Ginting Gang Dipanegara No. 25 5. Nomor Telepon : 081264562811

II. Riwayat Pendidikan

1. Tahun 2000-2006 : SD Negeri 010155 Sei Muka 2. Tahun 2006-2009 : SMP Negeri 1 Talawi

3. Tahun 2009-2012 : SMA Negeri 1 Talawi

III.Riwayat Organisasi

1. Tahun 2013-2014 : Anggota divisi kenaziran PHBI FK USU

2. Tahun 2013-2014 : Anggota divisi keuangan SCORE PEMA FK USU 3. Tahun 2014-2015 : Anggota divisi keputrian BKM Ar-Rahmah FK

USU

4. Tahun 2014-2015 : Sekretaris Manager divisi keuangan SCORE PEMA FK USU

5. Tahun 2014-2015 : Sekretaris departemen hubungan masyarakat KAM Rabbani FK USU


(2)

LAMPIRAN 2

LEMBAR PENJELASAN Kepada Subyek Penelitian

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua.

Adik-adik, perkenalkan sebelumnya nama saya, Rafida Adelina Siregar. Saya adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2012.Saat ini saya sedang dalam tahap penyelesaian studi awal, oleh karena itu, saya melakukan penelitian sebagai syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked).

Penelitian yang saya lakukan ini berjudul “hubungan pedikulosis kapitis terhadap konsentrasi belajar”.

Pedikulosis kapitis adalah infestasi tuma atau kutu kepala yang sering menyebabkan keluhan gatal di kulit kepala.

Dalam penelitian ini, subyek penelitian (yaitu adik-adik yang bersedia menjadi peserta) akan diperiksa rambutnya untuk membuktikan apakah terkena pedikulosis atau tidak. Kemudian adik-adik akan saya beri lembar Bourdon-Wiersma Test untuk dikerjakan. Bourdon-Wiersma Test merupakan suatu lembar uji konsentrasi yang akan diisi setelah saya jelaskan cara mengerjakannya. Bourdon-Wiersma Test terdiri dari 30 baris yang terdiri dari kelompok 3 titik, 4 titik, dan 5 titik. Adik-adik cukup mencoret (menyilang) pada kelompok 4 titik saja secepat dan seakurat mungkin.Uji ini dilakukan dalam waktu 10 menit.

Penelitian ini sama sekali tidak berbahaya, dan sama sekali tidak ada maksud buruk terhadap adik-adik. Namun akan memberikan manfaat kepada adik-adik. Dikarenakan adik-adik akan tahu, apakah adik-adik terkena pedikulosis (berkutu) atau tidak dan mengalami gangguan konsentrasi atau tidak. Sehingga adik-adik dapat menjaga kebersihan dan kesehatan diri. Ditambah lagi setelah adik-adik bersedia diperiksa, maka adik-adik akan mendapatkan bingkisan dari peneliti sebagai ucapan terima kasih.


(3)

Nah, apabila adik bersedia menjadi peserta dalam penelitian ini, adik-adik dapat mengambil lembar persetujuan yang sudah saya sediakan yang harus ditandatangani oleh orangtua masing-masing, lalu mengembalikannya lagi besok.Dan apabila masih kurang paham atas penjelasan saya ini, adik-adik dapat langsung bertanya kepada saya, Rafida Adelina Siregar atau dapat menghubungi saya ke nomor 081264562811.

Demikianlah penjelasan dari saya, atas perhatiannya saya ucapkan terima

kasih.Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Hormat Saya,


(4)

LAMPIRAN 3

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertandatangan di bawah ini adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara :

Nama : Rafida Adelina Siregar

NIM :120100018

Alamat : Jalan Jamin Ginting Gang Dipanegara No. 25, Medan

Akan mengadakan penelitian dengan judul “Hubungan Pedikulosis Kapitis Terhadap Konsentrasi Belajar Siswi Sekolah Dasar Desa Bogak, Kecamatan

Tanjung Tiram, Kabupaten Batubara”. Penelitian ini tidak menimbulkan akibat

yang merugikan anak Bapak/Ibu sebagai respoden, kerahasiaan semua informasi yang diberikan akan dijaga dan hanya digunakan untuk penelitian. Jika anak Bapak/Ibu tidak bersedia menjadi responden, maka tidak ada ancaman bagi anak Bapak/ibu, keluarga atau siapapun.Apabila Bapak/ibu bersedia menyetujui, saya mohon kesediaan untuk menandatangani lembar persetujuan.

Atas perhatian dan kesediaan Bapak/ibu untuk menjadikan anaknya sebagai responden, saya mengucapkan terima kasih.

Peneliti


(5)

LAMPIRAN 4

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN

Setelah saya membaca keterangan dari Saudari Rafida Adelina Siregar mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara untuk melaksanakan

penelitian tentang “Hubungan Pedikulosis Kapitis Terhadap Konsentrasi Belajar

Siswi Sekolah Dasar Desa Bogak, Kecamatan Tanjung Tiram, Kabupaten

Batubara”, maka saya bersedia mengizinkan anak saya menjadi responden dan

mengizinkan peneliti untuk melakukan penelitian serta berjanji untuk mengikuti tanpa ada tekanan dari pihak manapun.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Batubara,

Yang memberi pernyataan


(6)

LAMPIRAN 5


(7)

LAMPIRAN 6


(8)

LAMPIRAN 7


(9)

LAMPIRAN 8 DATA INDUK

No Nama Kelas Umur Pedikulosis Kapitis Skor konsentrasi Persentase (%) Konsentr asi

1 NL 6B 13 ya 196 93 Baik

2 Mi 6B 12 ya 193 92 Baik

3 HAA 6B 12 ya 178 85 Baik

4 NS 6B 12 ya 173 82 Baik

5 MHK 6B 12 Tidak 167 80 Baik

6 MAS 6B 13 Tidak 119 57 Buruk

7 NA 6B 12 ya 171 81 Baik

8 FP 6B 12 ya 179 85 Baik

9 Mz 6B 12 ya 158 75 Baik

10 RS 6B 12 Tidak 156 74 Baik

11 AP 6B 12 ya 170 81 Baik

12 D 6B 12 ya 168 80 Baik

13 SR 6B 12 ya 174 83 Baik

14 Nh 6B 12 ya 106 50 Buruk

15 SM 6B 11 ya 155 74 Baik

16 RL 6A 12 Tidak 178 85 Baik

17 NaS 6A 13 ya 171 81 Baik

18 Ms 6A 12 Tidak 167 80 Baik

19 RA 6A 12 Tidak 174 83 Baik

20 Rk 6A 12 ya 159 76 Baik

21 AIS 6A 12 ya 170 81 Baik

22 NC 6A 13 Tidak 120 57 Buruk

23 Yw 6A 12 Tidak 122 58 Buruk

24 SAU 6A 13 ya 144 69 Baik

25 SA 6A 12 ya 153 73 Baik

26 U 6A 12 ya 138 66 Baik

27 K 6A 12 ya 106 50 Buruk

28 RSL 6A 12 Tidak 165 79 Baik

29 S 5A 12 ya 157 75 Baik

30 SN 5A 11 Tidak 175 83 Baik

31 E 5A 11 ya 166 79 Baik

32 A 5A 10 ya 114 54 Buruk

33 NhS 5A 11 Tidak 146 70 Baik

34 F 5A 11 ya 158 75 Baik

35 PAAS 5A 12 ya 165 79 Baik

36 StA 5A 10 ya 122 58 Buruk

37 AA 5A 11 ya 119 57 Buruk


(10)

39 PN 5A 10 ya 173 82 Baik

40 DL 5A 11 ya 147 70 Baik

41 Nm 5A 11 Tidak 63 30 Buruk

42 SPB 5A 11 ya 203 97 Baik

43 SM 5B 10 ya 170 81 Baik

44 FI 5B 12 Tidak 145 69 Baik

45 EN 5B 11 Tidak 106 50 Buruk

46 ER 5B 11 Tidak 189 90 Baik

47 SA 5B 11 ya 198 94 Baik

48 PI 5B 11 ya 169 80 Baik

49 KAS 5B 11 ya 142 68 Baik

50 NuA 5B 11 ya 162 77 Baik

51 DA 5B 11 ya 178 85 Baik

52 ND 5B 11 ya 164 78 Baik

53 SIS 5B 11 Tidak 139 66 Baik

54 ABE 5B 10 Tidak 121 58 Buruk

55 NH 5B 11 ya 110 52 Buruk


(11)

LAMPIRAN 9

Hasil Uji Statistik

Frekuensi responden berdasarkan kelas Kelas

N Valid 56

Missing 0

Kelas

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 5A 14 25.0 25.0 25.0

5B 13 23.2 23.2 48.2

6A 13 23.2 23.2 71.4

6B 16 28.6 28.6 100.0

Total 56 100.0 100.0

Frekuensi responden berdasarkan umur Umur

N Valid 56

Missing 0

Umur

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 10 5 8.9 8.9 8.9

11 21 37.5 37.5 46.4

12 25 44.6 44.6 91.1

13 5 8.9 8.9 100.0

Total 56 100.0 100.0

Frekuensi responden dengan pedikulosispitis Pedikulosis

N Valid 56


(12)

Pedikulosis

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid ya 38 67.9 67.9 67.9

Tidak 18 32.1 32.1 100.0

Total 56 100.0 100.0

Frekuensi responden berdasarkan konsentrasi Konsentrasi

N Valid 56

Missing 0

Konsentrasi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Baik 43 76.8 76.8 76.8

Buruk 13 23.2 23.2 100.0

Total 56 100.0 100.0

Uji Chi square

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Pedikulosis * Konsentrasi 56 100.0% 0 0.0% 56 100.0%

Pedikulosis * Konsentrasi Crosstabulation

Konsentrasi

Total Baik Buruk

Pedikulosis ya Count 31 7 38

% within Konsentrasi 72.1% 53.8% 67.9%

Tidak Count 12 6 18

% within Konsentrasi 27.9% 46.2% 32.1%

Total Count 43 13 56


(13)

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 1.524a 1 .217

Continuity Correctionb .802 1 .370

Likelihood Ratio 1.466 1 .226

Fisher's Exact Test .310 .184

Linear-by-Linear Association 1.497 1 .221

N of Valid Cases 56

a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.18. b. Computed only for a 2x2 table


(14)

DAFTAR PUSTAKA

Akturk, A.S., O. Ozkan, M. Gokdemir, S. Tecimer, dan N. Bilen, 2012. The Prevalence of Pediculosis Capitis and Factors Related to The Treatment Success in Pimary School Children and Their Family Members in Kocaeli. Available from: www.scopemed.org?mno=8216 [Accessed 9 April 2015]

Al Bhastawy, M dan F. Hasna, 2012. Pediculosis capitis Among Primary School Children in Mafraq Governorate, Jordan. Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/22360010 [Accessed 5 December 2015]

Bourdon-Wiersma Test. Available from:

http://id.scribd.com/doc/212011658/Test-Bourdon-Wiersma [Accessed 3 July 2015]

Cohen, B. A., 2013. Meeting the Clinical and Psychosocial Challenges of Head

Lice. Available from:

http://www.nans.org/portals/0/resources/headlice/factpack.pdf [Accessed 29 May 2015)

Djuanda, ed. 2013.Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Duckworth, A. L. 2011. Significance of Self-Control. Available from: http://www.sas.upenn.edu/~duckwort/images/The%20significance%20of% 20self-control.full.pdf[Accessed 5 December 2015]

Etim S. E., Ohioma M. E., Okon O. E., dan Akpan, P. A., 2012. Pediculosis among Primary School Children in Calabar, Nigeria and Implication of


(15)

http://citeseerx.ist.psu.edu/viewdoc/download?doi=10.1.1.402.4793&rep=r ep1&type=pdf[Accessed 5 December 2015]

Farooq, M.S., A.H. Chaudry, M. Shafiq, dan G. Berhanu, 2011. Factors Affecting Student’s Quality of Academic Performance: A Case of Secondary School Level. Available from: http://pu.edu.pk/images/journal/iqtm/PDF-FILES/01-Factor.pdf[Accessed 5 December 2015]

Frankowski, B. A., dan J. A., Boccini. Clinical Report-Head Lice. Available from: http://Pediatric.aapublications.org/content/early/2010/07/26/peds.2010-1308.fullpdf+html. [Accessed 9 April 2015]

Guenther, L. C., 2015. Pediculosic and Pthiriasis (Lice Infestation). Available from: emedicine.medscape.com/article/225013.overview [Accessed 10 April 2015]

Guss, D. A., Koenig, M, dan Castillo, E. M. 2011.Severe Iron Deficiency Anemia

and Lice Infestation. Available from:

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/20656443. [Accessed 31 May 2015]

Hakim, T. 2002. Mengatasi Gangguan Konsentrasi. Jakarta: Puspa Swara

Heukelbach, J., dan Feldmier, H. 2004. Ectoparasites-The Understimated realm. Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/15032237 [Accessed 31 May 2015]

Krenn, H.W., dan Aspock, H. 2012. Form, Function, and Evolution of The Mouthparts of Bloodfeeding Arthropods. Arthropod Structure & Development. 41(2):101-118

Kross E. dan Darwin, A. G., 2015.Self-Control-Psychology-Oxford

Bibliographies. Available from:


(16)

http://www.oxfordbibliographies.com/view/document/obo-9780199828340/obo-9780199828340-0170.xml[Accessed 5 December 2015]

Lesshaft H., Andreas B., Humberto G., Angelica T., dan Hermann F., 2013. Prevalence and Risk Factors Associated with Pediculosis capitis in an Impoverished Urban Community in Lima, Peru. Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/24672174[Accessed 5 December 2015]

Marcdante, K. J. 2014. Ilmu Kesehatan Anak Esensial. Singapura: Elsevier

Mumcouglu, K. Y., R. Galun, Y. Kaminchik, A. Panet, dan A. Levanon. 1996. Antihemostatic Activity in Salivary Glands of Human Body Louse Pediculus Humanus (Anoplura: Pediculidae). Available from: www.sciecedirect.com/science/article/pii/s0022191096000595 [Accessed 29 May 2015]

Pasricha, J. S. 2002. Treatment of Skin Diseases. New Delhi: Raju Prumlani for Oxford & IBH Publishing. Co. Pvt. Ltd.

Rassami, W., dan Soonwera, M. 2012. Epidemiology of Pediculosis Capitis Among Schoolchildren in the Eastern Area of Bangkok, Thailand.Available from: www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/23569868 [Accessed 21 May 2015]

Sastroasmoro, S., dan Ismael, S. 2013. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta: Sagung Seto

Sinaga, R. M. 2013. Efektifitas Alat Pemanas Pelurus Rambut Dalam Penanganan Pedikulosis Kapitis. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Available from:

repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37359/6/Abstract.pdf [Accessed 10 April 2015]


(17)

Slameto. 2003. Belajar & Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta

Sungkar, S. 2011. Pedikulosis Dalam : Hadidjaja P, Margono SS, editor: Dasar Patologi Klinis. Edisi I. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Sutanto, I., dkk. 2008. Parasitologi Kedokteran. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Tanjung, M. F., dan Sekartini, R. 2004. Masalah Tidur pada Anak. Sari Pediatri Anak, 6 (3): 138-142

Wahyuni, A.S., 2011. Statistika Kedokteran. Jakarta Timur: Bamboedoe Communication

Volvofa, V., J. Homtomska, M. Cerny, J. Votypka, dan P. Volf. 2008. Hyaluronidase of Bloodsucking Insects and Its Enhancing Effect on Leishmania. Infection in Mice. Available from: www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/18820742 [Accessed 29 May 2015]


(18)

BAB 3

KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINSI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pedikulosis kapitis terhadap konsentrasi belajar siswi SDN 015889 kelas lima sampai enam di Desa Bogak, Kecamatan Tanjung Tiram, Kabupaten Batubara. Berdasarkan tujuan penelitian tersebut maka kerangka konsep penelitian ini adalah :

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

Pedikulosis Kapitis (Variabel Independen)

Anemia Infeksi Masalah

Psikososial Gatal

Gangguan Tidur Gangguan Konsentrasi

belajar (Variabel Dependen)

Faktor Kesehatan

Faktor Psikis

Faktor Lingkungan

Keterangan: (tidak diteliti)

(diteliti)


(19)

3.2 Definisi Operasional 1. Siswi

 Definisi: Pelajar perempuan SDN 015889 kelas lima sampai enam di Desa Bogak, Kecamatan Tanjung Tiram, Kabupaten Batubara.

 Cara ukur: Wawancara

 Alat ukur: Kuesioner

 Skala ukur: Nominal

 Hasil ukur: Kategori:

1. Kelas lima 2. Kelas enam 2. Pedikulosis kapitis

 Definisi: Infestasi tuma atau kutu kepala yang disebabkan Pediculus humanus var. capitis.

 Cara ukur: Observasi dan pemeriksaan klinis

 Alat ukur: Buku panduan diagnosis Pedikulosis kapitis

 Skala ukur : Nominal

 Hasil ukur: kategori:

1. Ya, jika ditemukan P. humanus var. capitis dewasa, larva, nimfa, atau telur (nits) yang berwarna abu-abu atau hitam.

2. Tidak, jika tidak ditemukan baik P. humanus var. capitis dewasa, larva, nimfa, atau telur (nits) yang berwarna abu-abu atau hitam.

3. Konsentrasi Belajar

 Definisi : Konsentrasi belajar adalah keadaan dimana individu dapat memusatkan pikirannya, memiliki motivasi, tidak memiliki rasa khawatir atau tertekan serta tidak memiliki gangguan pemikiran atau kepanikan sehingga individu memiliki kesiapan untuk belajar.


(20)

 Cara ukur : Uji konsentrasi yang mengukur kecepatan dan ketelitian responden dengan menggunakan kertas A4 yang berisi sejumlah titik-titik (3 titik, 4 titik, dan 5 titik) serta stopwatch.

 Alat ukur : Bourdon-Wiersma test

 Skala ukur: Nominal

 Hasil ukur:Bourdon-Wiersma test merupakan uji konsentrasi yang menggunakan kertas berisi kelompok titik-titik ( 3 titik, 4 titik, dan 5 titik) yang terdiri dari 30 baris, namun yang dicoret (disilang) hanya kelompok 4 titik. Semakin banyak jumlah titik yang dicoret (disilang) dengan benar, semakin tinggi daya konsentrasinya.

Kategori:

1. Konsentrasi baik : >60% benar 2. Konsentrasi buruk : <59% benar


(21)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik yang bertujuan untuk mengetahui hubungan pedikulosis kapitis terhadap konsentrasi belajar siswi SDN 015889 kelas lima sampai enam di Desa Bogak, Kecamatan Tanjung Tiram, Kabupaten Batubara pada satu saat tertentu. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional prospektif dimana penelitian atau pengambilan data hanya dilakukan satu kali saja. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode concencutive sampling, yaitu semua subyek yang datang secara berurutan dan memenuhi kriteria pemilihan ke dalam penelitian sampai jumlah subyek yang diperlukan terpenuhi (Sastroasmoro dan Ismael, 2013)

4.2 Waktu dan Tempat Penelitian 4.2.1 Waktu Penelitian

Waktu penelitian dimulai dari bulan Maret hingga Desember 2015 yang meliputi penelusuran kepustakaan, pengumpulan data, pengolahan data, penulisan hasil penelitian, serta pembahasan hasil penelitian.

2.2.2 Tempat Penelitian

Tempat penelitian dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 015889, Kecamatan Tanjung Tiram, Kabupaten Batubara, Sumatera Utara.

4.3 Populasi dan sampel 4.3.1 Populasi

Populasi penelitian ini adalah siswi SDN 015889 kelas lima sampai enam di Desa Bogak, Kecamatan Tanjung Tiram, Kabupaten Batubara.


(22)

4.3.2 Sampel

Sampel penelitian ini adalah siswi baik yang menderita pedikulosis kapitis maupun tidak, yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.Teknik sampling yang digunakan adalah non-probabilitas dengan metode consecutive sampling.

4.4 Kriteria Inklusi dan Ekslusi 4.4.1 Kriteria inklusi

Kriteria inklusi subyek penelitian adalah:

- Merupakan siswi SDN 015889 kelas lima sampai enam di Desa Bogak, Tanjung Tiram

- Hadir saat pelaksanaan penelitian

- Menderita pedikulosis kapitis maupun tidak - Tidak mengalami gangguan kesehatan yang serius

4.4.2 Kriteria eksklusi

Kriteria eksklusi subyek penelitian adalah

- Tidak mengisi atau menyetujui lembar persetujuan (oleh orangtua/wali) - Tidak mengisi identitas dengan lengkap

4.5 Besar Sampel Penelitian

Besar sampel penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus uji hipotesis terhadap dua proporsi:

n1 = n2 = � 2 +� 1 �+ 2 2

2

1− 2 2

=(1,96 2 0,65 0,35 + 1,282 0,9 0,1 + 0,4 0,6 ) 2

(0,9−0,4)2 =

1,96 0,455 + 1,282 0,33 2


(23)

= 1,31 + 0,73 2

0,25

=2,04 2

0,25

=4,16 0,25

n1=n2 =16,64 ~ 17 orang

Jadi, jumlah sampel minimal yang dibutuhkan untuk masing-masing kelompok kasus dan kontrol adalah 17 orang.Maka, total sampel minimal yang dibutuhkan adalah 34 orang.

Keterangan:

n1 = jumlah sampel pada kelompok kasus n2 = jumlah sampel pada kelompok kontrol

Zα = deviat baku normal untuk α karena nilai interval kepercayaan yang diinginkan adalah sebesar 95% maka nilai α (tingkat kemaknaan) yang dipilih adalah 0,05, maka besar Zα = 1,96

Zβ = power (ditetapkan) sebesar 90%, maka Zβ = 1,282

P1 = proporsi konsentrasi rendah pada kasus = 0,9 (dari pustaka) P2 = proporsi konsentrasi rendah pada kontrol = 0,4 (clinical judgment) Q1 = 1-P1= 0,1

Q2 = 1-P2 = 0,6

P = Point estimate, statistik yang diperoleh dari sampel yang dapat berupa proporsi, rerata, beda proporsi, beda rerata, risiko relatif, rasio odds, dan lain-lain. Pada penelitian ini point estimate dihitung dengan rumus 1/2 (P1+P2) = 0,65


(24)

4.6 Teknik Pengumpulan Data

4.6.1 Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Sarung tangan steril

2. Masker

3. Sisir kutu ( lice meister comb (LMC)) 4. Kaca pembesar

5. Alat tulis (pulpen dan kertas)

4.6.2 Cara Kerja

Cara / prosedur kerja penelitian ini yaitu: Hari I

1. Peneliti mendatangi tiap kelas ( kelas 5-6)

2. Memberikan penjelasan tentang tujuan dan prosedur penelitian

3. Menyebarkan angket persetujuan yang harus ditandatangani oleh orangtua murid bila bersedia menjadi subyek penelitian.

Hari II

1. Murid yang mengembalikan lembar persetujuan yang sudah ditandatangani oleh orangtua dan memenuhi kriteria pemilihan dimasukkan ke dalam subyek penelitian dan dicatat identitasnya.

2. Setiap siswi yang menjadi subyek penelitian diperiksa apakah menderita menderita pedikulosis kapitis atau tidak.

3. Pemeriksaan dilakukan di ruang kelas yang memiliki penerangan yang baik.

4. Pemeriksa adalah peneliti dan dibantu oleh seseorang yang sudah dilatih sebelumnya untuk mendiagnosis pedikulosis kapitis.

5. Setiap pemeriksa harus menggunakan alat pelindung diri (APD) berupa sarung tangan steril, masker, dan pakaian khusus.

6. Setiap siswi yang menjadi subyek penelitian akan diperiksa rambutnya dengan menggunakan sisir kutu dan kaca pembesar dalam waktu


(25)

maksimal 5 menit. Diagnosis ditegakkan jika ditemukan baik P.capitis dewasa, larva, nimfa, maupun telur (nits) (Handoko, 2013).

7. Subyek penelitian yang menderita pedikulosis kapitis maupun tidak, diperiksa daya konsentrasinya dengan Bourdon-Wiersma Test.

4.7 Metode Pengolahan dan Analisis Data

4.7.1 Metode Pengolahan Data

Pengolahan data adalah suatu proses dalam memperoleh data ringkasan atau angka ringkasan dengan menggunakan cara-cara tertentu (Wahyuni, 2011):

1. Editing

Editing dilakukan untuk memeriksa ketepatan dan kelengkapan data. 2. Coding

Data yang telah terkumpul dan dikoreksi ketepatan dan kelengkapannya kemudian diberi kode oleh peneliti secara manual sebelum diolah dengan komputer.

3. Entry

Data yang telah dibersihkan kemudian dimasukkan ke dalam program komputer (SPSS).

4. Cleaning

Pemeriksaan semua data yang telah dimasukkan ke dalam komputer guna menghindari terjadinya kesalahan dalam pemasukkan data.

5. Saving

Penyimpanan data untuk siap dianalisis.

4.7.2. Metode Analisis Data

Metode analisis yang digunakan adalah analisis bivariat dengan uji statistik Chi square.


(26)

4.8 Ethical Clearance

Ethical clearance atau kelayakan etik adalah keterangan tertulis yang diberikan oleh komisi etik penelitian untuk penelitian yang melibatkan makhluk hidup yaitu manusia, hewan, dan tumbuhan, dimana dinyatakan bahwa suatu proposal penelitian layak dilaksanakan setelah memenuhi persyaratan. Pada penelitian ini, akan dilakukan pengambilan data jika ethical clearance pada penelitian ini sudah mendapat persetujuan dari Komisi Etik Penelitian Bidang Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

4.9 Jadwal Penelitian

Tabel 4.1 Jadwal Penelitian

N o

Maret April Mei Juni Juli Ags Sept Okt Nov Des

1 Studi

kepustakaan √ √ √

2 Proposal

Penelitian √

3 Pengumpulan

Data √ √

4 Penelitian √ √

5 Pembahasan

hasil √ √ √

6 Pembacaan


(27)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian

5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini telah dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 015889 yang beralamat di Desa Bogak, Kecamatan Tanjung Tiram, Kabupaten Batubara, Sumatera Utara. Sekolah ini menggunakan kurikulum 2013 sebagai sistem pembelajarannya, dimana terdapat dua belas kelas yang menjalani proses belajar mengajar yang terdiri dari kelas satu sampai enam. Sekolah ini hanya memiliki enam ruang kelas, sehingga masing-masing kelas dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelas A dan B. Kelas A dilaksanakan secara paralel pada pagi hari dan kelas B dilaksanakan secara paralel pada siang hari.

Sekolah ini terletak di daerah pesisir pantai dan termasuk daerah lahan gambut. Akses air bersih yang sulit dan tempat pembuangan sampah yang tidak terkoordinir menyebabkan daerah di sekitar sekolah ini kotor. Daerah ini termasuk permukiman padat penduduk dan mayoritas penduduk merupakan golongan ekonomi lemah sehingga lingkungan di sekitar sekolah ini terkesan kumuh.

5.1.2 Distribusi Responden Penelitian

Responden penelitian adalah siswi-siswi dari kelas lima dan enam berjumlah 56 orang yang memenuhi kriteria inklusi yang telah ditetapkan sebelumnya.

Tabel 5.1 Distribusi responden berdasarkan kelas

Kelas Jumlah Responden

(Orang)

Persentase

5A 14 25,0

5B 13 23,2

6A 13 23,2

6B 16 28,6


(28)

Dari Tabel 5.1, didapatkan hasil bahwa jumlah responden yang berasal dari kelas 5A adalah 14 orang (25%), 5B adalah 13 orang (23,2%), 6A adalah 13 orang (23,2%), dan 6B adalah 16 orang (28,6%).

Tabel 5.2 Distribusi responden berdasarkan umur

Umur Jumlah Responden

(Orang)

Persentase (%)

10 5 8,9

11 21 37,5

12 25 47,6

13 5 8,9

Total 56 100

Dari Tabel 5.2, didapatkan hasil bahwa jumlah responden yang berumur 10 tahun adalah 5 orang (8,9%), 11 tahun adalah 21 orang (37,5%), 12 tahun adalah 25 orang (47,6%), dan 13 tahun adalah 5 orang (8,9%).

Tabel 5.3 Distribusi responden berdasarkan diagnosis Pedikulosis kapitis Pedikulosis

Kapitis

Jumlah Responden

(Orang) Persentase (%)

Ya 38 67,9

Tidak 18 32,1

Total 56 100

Dari Tabel 5.3, didapatkan hasil bahwa jumlah responden yang menderita pedikulosis kapitis adalah 38 orang(67,9%) dan yang tidak menderita pedikulosis kapitis adalah 18 orang (32,1%).

Tabel 5.4 Distribusi responden berdasarkan konsentrasi Konsentrasi Jumlah Responden

(Orang) Persentase (%)

Baik 43 76,8

Buruk 13 23,2


(29)

Dari Tabel 5.4, didapatkan hasil bahwa jumlah responden yang memiliki konsentrasi belajar yang baik adalah 43 orang (76,8%) dan yang memiliki konsentrasi belajar yang buruk adalah 13 orang (23,2%).

5.1.3 Hasil Analisis Data Statistik

Tabel 5.5 Hubungan Pedikulosis kapitis terhadap konsentrasi

Konsentrasi Baik Konsentrasi Buruk Fisher-exact test

Pedikulosis (+) 31 7

Pedikulosis (-) 12 6

Total 43 13 p=0,310

Berdasarkan data yang didapatkan, jumlah responden yang menderita pedikulosis kapitis dan memiliki konsentrasi belajar yang baik adalah 31 orang (72,1%), jumlah responden yang menderita pedikulosis kapitis dan memiliki konsentrasi belajar yang buruk adalah 7 orang (53,8%), jumlah responden yang tidak menderita pedikulosis kapitis dan memiliki konsentrasi belajar yang baik adalah 12 orang (27,9%), dan jumlah responden yang tidak menderita pedikulosis kapitis dan memiliki konsentrasi belajar yang buruk adalah 6 orang (46,2%). Dengan menggunakan uji statistik Fisher-exact test, didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara pedikulosis kapitis dengan konsentrasi belajar (p=0,310).

5.2 Pembahasan

Menurut Albhastawy dan Hasna (2012), anak sekolah dasar yang menderita pedikulosis kapitis cenderung memiliki konsentrasi yang buruk dan mempengaruhi prestasi belajarnya akibat stigma sosial yang dialaminya.Etim, et al. (2012) dan Lesshafft, et al. (2013) juga meyatakan bahwa anak yang menderita


(30)

pedikulosis kapitis mengalami gangguan tidur dan menyebabkan gangguan konsentrasi dan penurunan prestasi belajar.

Seorang anak dapat berkonsentrasi dengan baik atau tidak dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Robert dalam Farooq, et al. (2011) ada tiga faktor utama yang mempengaruhi konsentrasi belajar yaitu etika (kemampuan diri dan motivasi), pelajaran (kualitas dan kuantitas), dan lingkungan (rumah, ruang kelas, teman, dan televisi). Hakim (2002) juga menyatakan bahwa gangguan konsentrasi disebabkan oleh faktor internal seperti kesiapan fisik dan mental untuk menerima pelajaran dan faktor eksternal seperti kondisi ruangan, kebisingan, dan lain-lain.

Dari penelitian yang telah dilaksanakan, didapatkan bahwa siswi-siswi di SDN 015889 Desa Bogak mayoritas menderita pedikulosis kapitis namun tetap memiliki konsentrasi belajar yang baik. Dari uji statistik dengan menggunakan Fisher-exact test didapatkan hasil yang tidak signifikan (p=0,310) yang menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara pedikulosis kapitis dengan konsentrasi belajar.

Kebanyakan siswi di SDN 015889 Desa Bogak tidak mengalami gejala pedikulosis kapitis dan sebagian besar dari mereka tidak menyadari menderita pedikulosis kapitis.Hal ini bisa disebabkan akibat infestasi pedikulosis yang baru yaitu kurang dari enam minggu sehingga belum menimbulkan gejala atau bisa diakibatkan infeksi yang lama sehingga penderita sudah toleransi dengan gejala klinis yang ditimbulkan.Selain itu tidak terjadinya gangguan konsentrasi belajar bisa disebabkan pengendalian diri (self-control) yang baik pada siswi-siswi tersebut.Pengendalian diri (self-control) merupakan kemampuan seseorang untuk mengubah pikiran, perasaan, dan perilakunya agar selaras dengan tujuannya (Kross dan Guevarra, 2015).Pengendalian diri juga didefinisikan sebagai kesungguhan hati, ketekunan, ketertiban dan rasa tanggung jawab dalam mencapai tujuan yang diinginkan (dalam hal ini tujuan untuk mencapai konsentrasi belajar) (Moffit, et al. dalam Duckworth, 2012). Oleh karena itu, seburuk apapun


(31)

gangguan konsentrasi yang dialami, jika seseorang memliki sikap pengendalian diri (self-control) yang baik tidak akan mampu merusak daya konsentrasinya.

Selain itu, tidak terdapatnya hubungan pedikulosis kapitis dengan konsentrasi belajar bisa disebabkan oleh jumlah sampel yang kurang banyak dan teknik pemilihan sampel yang kurang random sehingga mempengaruhi hasil uji statistik. Selain itu, alat yang digunakan untuk menguji daya konsentrasi masih terlalu sederhana, yaitu Bourdon-wiersma test sehingga hasil penelitiannya kurang representatif. Sehingga dapat disimpulkan bahwa berdasarkan data penelitian yang didapatkan menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan pedikulosis kapitis dengan konsentrasi belajar pada siswi SDN 015889 Desa Bogak, Kecamatan Tanjung Tiram, Kabupaten Batubara.


(32)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Dari penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa jumlah responden yang menderita pedikulosis kapitis cukup tinggi yaitu 38 orang, sedangkan responden yang tidak menderita pedikulosis kapitis berjumlah 18 orang.Akan tetapi, sebagian besar responden memiliki konsentrasi belajar yang baik, yaitu berjumlah 43 orang dan responden yang memiliki konsentrasi yang buruk berjumlah 13 orang.Dari hasil uji statistik Fisher-exact test, dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak terdapat hubungan pedikulosis kapitis terhadap konsentrasi belajar pada siswi di SDN 015889 Desa Bogak, Kecamatan Tanjung Tiram, Kabupaten Batubara.

6.2 Saran

Adapun saran untuk hasil penelitian ini adalah :

1. Kepada siswi-siswi di SDN 015889 Desa Bogak agar menjaga kebersihan tubuh dan lingkungan agar mencegah terjangkitnya pedikulosis kapitis dan bagi siswi yang sudah menderita pedikulosis agar melakukan pengobatan segera untuk mencegah timbulnya dampak buruk yang tidak diinginkan. 2. Kepada peneliti yang akan melakukan penelitian yang sama agar

memperhatikan jumlah sampel yang diambil, teknik pengambilan sampel, dan penggunaan alat penguji konsentrasi yang lebih baik.

3. Untuk penelitian lebih lanjut, peneliti merekomendasikan supaya memperluas populasi penelitian, supaya tidak hanya terfokus pada satu tempat saja.


(33)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pedikulosis Kapitis 2.1.1 Definisi

Pedikulosis kapitis adalah infestasi pada rambut dan kulit kepala yang disebabkan oleh Pediculus humanus var. capitis yang termasuk golongan famili Pediculidae.Pediculus humanus var. capitis termasuk ektoparasit yang menghisap darah manusia (Handoko, 2013; Rassami dan Soonwera, 2012).

2.1.2 Etiologi

Pediculus humanus var. capitis berbentuk lonjong, pipih dorso-ventral, mempunyai dua mata dan tiga pasang kaki, berwarna abu-abu dan menjadi kemerahan jika menghisap darah.Kepalanya berbentuk segitiga, segmen toraks bersatu dan abdomen bersegmen.Ujung setiap kaki dilengkapi dengan kuku.Terdapat dua jenis kelamin yaitu jantan dan betina. Betina mempunyai panjang badan sekitar 1,2-3,2 mm, sedangkan lebarnya hanya setengah dari panjang badannya. Jantan berukuran lebih kecil daripada betina dan jumlahnya hanya sedikit (Sutanto, 2008; Handoko, 2013).Binatang ini tidak bisa terbang maupun melompat (Rassami dan Soonwera, 2012).

Siklus hidupnya melalui stadium telur, larva, nimfa, dan dewasa.Waktu yang diperlukan untuk pertumbuhan sejak telur sampai dewasa rata-rata 18 hari, sedangkan yang dewasa dapat hidup selama 27 hari (Sutanto, 2008).Telur (nits) diletakkan di sepanjang rambut yang mengikuti tumbuhnya rambut yang berarti makin ke ujung terdapat telur yang lebih matang.Pediculus dewasa lebih menyukai rambut bagian belakang kepala (Handoko, 2013).


(34)

2.1.3 Epidemiologi

Penyakit ini terutama menyerang anak-anak usia muda, rata-rata usia tiga sampai dua belas tahun (Frankowski dan Boccini, 2010) dan cepat meluas dalam lingkungan yang padat, misalnya sekolah, penjara, asrama dan panti asuhan (Akturk et al., 2012). Tambahan pula dalam kondisi higienitas yang tidak baik, misalnya jarang membersihkan rambut dan rambut yang relatif susah dibersihkan (rambut yang sangat panjang pada wanita). Cara penularannya biasanya melalui

perantara (benda), misalnya sisir, bantal, kasur, dan topi (Handoko, 2013; Marcdante, 2014).

Penyakit ini tersebar di seluruh dunia, baik di negara maju maupun di negara berkembang dan lebih sering menyerang anak perempuan dibanding anak

laki-laki. Prevalensi pedikulosis kapitis di Turki sekitar 0,7-59% (Akturk et al., 2012), di Eropa 0,48-22,4%, di Inggris 37,4%, di Australia 13%, di

Afrika 58,9%, di Amerika 3,6-61,4 % (Guenther, 2015). Di negara berkembang, contohnya Malaysia dan Thailand, prevalensinya mencapai 35% dan 23,48% (Rassami dan Soonwera, 2012). Sedangkan di Indonesia belum ada data statistik yang jelas tentang penyakit ini.

2.1.4 Gejala Klinis

Gejala klinis penyakit ini yang dominan adalah rasa gatal, terutama di daerah oksiput dan temporal serta dapat meluas ke seluruh kepala.Kemudian karena garukan terjadi erosi, ekskoriasi, dan infeksi sekunder (pus, krusta). Bila infeksi sekunder berat, rambut akan bergumpal disebabkan oleh banyaknya pus dan krusta (plikapelonika) dan diserta pembesaran kelenjar getah bening regional (oksiput dan retroaurikular). Pada keadaan tersebut kepala memberikan bau yang busuk (Pasricha, 2002; Handoko, 2013).

2.1.5 Dampak yang Ditimbulkan Pedikulosis Kapitis

Ada banyak dampak yang ditimbulkan oleh pedikulosis kapitis, baik dampak kesehatan, ekonomi, bahkan psikososial yang dapat mempengaruhi


(35)

kualitas hidup seseorang. Berbagai dampak tersebut antara lain adalah: (1) Dampak kesehatan; (2) Dampak Ekonomi; dan (3) Dampak Psikososial.

Dampak Kesehatan. Selain menimbulkan kelainan pada rambut dan kulit kepala, pedikulosis kapitis juga dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang lain berupa: (a) Limfadenopati dan (b) Anemia defisiensi besi. Limfadenopati.Infeksi berat pada kulit kepala yang disebabkan pedikulosis kapitis dapat menimbulkan reaksi peradangan lokal berupa pembesaran kelenjar getah bening (limfadenopati)

regional terutama pada bagian oksiput dan retroaurikular (Guenther, 2015; Handoko, 2013).Anemia defisiensi besi.Penelitian yang

dilakukan oleh Guess et al. (2011) menunjukkan bahwa infestasi pedikulosis kapitis yang berat menimbulkan komplikasi berupa anemia defisiensi besi.

Dampak Ekonomi. Pada penelitian yang dilakukan oleh Cohen (2013), biaya yang dikeluarkan oleh pemerintah Amerika Serikat untuk mengatasi masalah pedikulosis kapitis mencapai satu juta dolar per tahun. Biaya ini termasuk, pengobatan dan program pengendalian penularan kutu (Pediculus) di sekolah.

Dampak Psikososial. Anak-anak yang menderita penyakit ini cenderung mengalami masalah psikis yaitu merasa malu, rendah diri, merasa terisolasi, takut, bahkan frustasi akibat stigma masyarakat yang menganggap pedikulosis kapitis identik dengan higienitas yang buruk, kemiskinan, dan kurangnya perhatian dari orangtua penderita (Cohen, 2013).

Berbagai dampak tersebut dapat mempengaruhi aktivitas harian seseorang, bahkan kualitas hidupnya, termasuk konsentrasi belajar. Pedikulosis kapitis menimbulkan menimbulkan gangguan konsentrasi dengan beberapa mekanisme yaitu : (1) Gatal menyebabkan gangguan tidur; (2) Anemia defisiensi besi; dan (3) Dampak psikis yang mempengaruhi konsentrasi belajar.

Gatal menyebabkan gangguan tidur. Pedikulosis kapitis menimbulkan gejala klinis utama berupa rasa gatal pada kulit kepala. Rasa gatal ini disebabkan injeksi saliva kutu ke dalam kulit kepala dan menyebabkan reaksi alergi. Saliva P.


(36)

humanus var. capitis mengandung enzim hyaluronidase yang merupakan enzim pendegradasi hyaluronan (HA) dan bahan-bahan glikosaminoglikan lain dari matriks ekstraseluler. Enzim ini bekerja untuk memperluas lesi gigitan sehingga mempermudah kutu untuk menghisap darah (Volfova et al., 2008). Komponen lain yang terdapat dalam saliva binatang ini antara lain antitromboksan, antiserotonin, antitrombin, penghambat faktor Xa, enzim aphyrase, dan prostaglandin yang menghambat vasokonstriksi pembuluh darah dan mencegah agregasi platelet dan sebagai antikoagulan. Aktivitas komponen-komponen tersebut mengakibatkan koagulasi darah terhambat sehingga memudahkan kutu menghisap darah (Mumcuoglu et al., 1996).

Aktivitas berbagai enzim tersebut menyebabkan reaksi hipersensitivitas

tipe lambat dan menyebabkan reaksi gatal pada kulit kepala (Krenn dan Aspock, 2012). Reaksi alergi ini biasanya muncul setelah empat

sampai enam minggu setelah infestasi berkembang. Rasa gatal yang berlebihan menyebabkan gangguan tidur akibat aktivitas kutu yang meningkat di malam hari (Cohen, 2013).

Gangguan tidur yang persisten akan menimbulkan dampak negatif berupa menurunnya daya konsentrasi, penurunan ketajaman memori, sensorik, motorik, dan kognitif (Tanjung, 2004). Hal yang sama juga terdapat pada penelitian yang dlakukan oleh Heukelbach (2004) yang menunjukkan bahwa rasa gatal yang intens menyebabkan gangguan tidur dan menyebabkan gangguan konsentrasi sehingga performa pasien dalam kegiatan sehari-hari terganggu. Misalnya, terhambatnya pencapaian prestasi yang maksimal bagi seorang pelajar.

Anemia defisiensi besi.Anemia defisiensi besi yang merupakan komplikasi dari pedikulosis kapitis menyebabkan pasien marasa lesu, mengantuk di kelas dan mempengaruhi kinerja belajar dan fungsi kognitifnya termasuk untuk berkonsentrasi.

Dampak psiskis mempengaruhi konsentrasi belajar. Dampak psikis (mental) yang ditimbulkan oleh penyakit ini menyebabkan penderita mengalami gangguan konsentrasi. Hal ini sesuai dengan pendapat Hakim (2002) bahwa salah


(37)

satu faktor yang berperan penting pada daya konsentrasi seseorang adalah fakor internal. Faktor internal terdiri dari faktor jasmaniah dan rohaniah (psikis). Seseorang yang mengalami gangguan dari salah satu atau kedua faktor tersebut akan mengalami gangguan konsentrasi.

Dari teori yang sudah dijelaskan sebelumnya, peneliti dapat membuat kerangka sistematis seperti berikut:

Gambar 2.1 Mekanisme gangguan konsentrasi belajar pada pedikulosis kapitis Pedikulosis

Kapitis

Gatal di malam

hari

Anemia defisiensi

besi

Stigma Sosial

Gangguan Tidur Persisten

Lesu, mengantuk,

dll

Malu, Cemas, Frustasi,

dll

Gangguan Konsentrasi


(38)

2.2 Konsentrasi Belajar

2.2.1 Definisi Konsentrasi Belajar

Konsentrasi berasal dari bahasa inggris dalam bentuk kata kerja (verb) yaitu concentrate, yang berarti memusatkan, dan dalam bentuk kata benda (noun), yaitu concentration, yang berarti pemusatan. Secara garis besar, konsentrasi didefinisikan sebagai suatu proses pemusatan pikiran kepada suatu objek tertentu.Dalam melakukan suatu konsentrasi, orang harus berusaha keras agar segenap perhatian panca indera dan pikirannya hanya boleh fokus pada satu objek saja. Pancaindera, khususnya mata dan telinga tidak boleh terfokus kepada hal-hal lain, pikiran tidak boleh memikirkan dan teringat masalah-masalah lain (Hakim, 2002).

Selain itu, menurut Slameto (2003), konsentrasi adalah pemusatan pikiran terhadap suatu hal dengan mengenyampingkan semua hal lainnya yang tidak berhubungan. Dalam belajar konsentrasi berarti pemusatan pikiran terhadap mata pelajaran dengan mengenyampingkan hal lainnya yang tidak berhubungan dengan pelajaran.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa konsentrasi belajar merupakan suatu proses pemusatan perhatian seseorang terhadap suatu objek yang berkaitan dengan belajar dengan menggunakan seluruh pancaindera dalam prosesnya.

2.2.2 Faktor-Faktor Penyebab Gangguan Konsentrasi Belajar

Hakim (2002) menyimpulkan bahwa gangguan konsentrasi dapat disebabkan oleh beberapa hal yaitu (a) Faktor internal dan (b) Faktor eksternal

Faktor Internal. Faktor internal merupakan faktor penyebab gangguan konsentrasi yang berasal dari dalam diri seseorang. Faktor internal terbagi menjadi dua garis besar yaitu (1) Faktor jasmaniah dan (2) Faktor rohaniah. Faktor jasmaniah, faktor penyebab gangguan konsentrasi yang bersumber dari kondisi jasmani seseorang yang tidak berada di dalam kondisi normal atau mengalami gangguan kesehatan, misalnya mengantuk, lapar dan haus, gangguan pancaindera,


(39)

gangguan pencernaan, gangguan jantung, gangguan pernapasan, gangguan di kulit yang menyebabkan gatal dan perih, gangguan saraf dan otak, tidak betah diam (hiperaktif), serta sedang tidak enak badan seperti demam, pusing, dan gangguan kesehatan lainnya. Faktor rohaniah, faktor penyebab gangguan konsentrasi yang berasal dari mental seseorang (rohaniah) yang sedang mengalami berbagai macam gangguan, mulai dari gangguan mental ringan (masih dalam batas normal) sampai pada gangguan mental berat (abnormal). Beberapa gangguan mental yang dapat menyebabkan gangguan konsentrasi seseorang antara lain seperti tidak tenang atau tidak betah diam yang berasal dari bawaan atau masalah tertentu, gugup, emosional, tidak sabar, mudah tergoda terhadap sesuatu yang terlihat atau terdengar, mudah cemas, tidak dapat mengendalikan khayalan, tidak percaya diri, atau sedang dihinggapi penyakit mental tertentu seperti stres, trauma, frustasi, psikosomatis, neurosis, dan depresi mulai dari ringan sampai berat.

Faktor Eksternal. Faktor eksternal merupakan faktor penyebab gangguan konsentrasi yang berasal dari luar diri seseorang misalnya, ruangan yang tidak nyaman, udara yang berpolusi, aroma tidak sedap, suhu udara yang terlalu panas, tempat yang bising, atau hubungan yang tidak baik dengan teman di sekitar.

2.2.3 Masalah-Masalah yang Timbul Akibat Gangguan Konsentrasi

Gangguan konsentrasi dapat menimbulkan beberapa masalah baik ringan maupun berat. Adapun beberapa masalah akibat gangguan konsentrasi tersebut yaitu gangguan konsentrasi menyebabkan hambatan di dalam semua kegiatan sehari-hari, termasuk belajar bagi seorang pelajar. Terganggunya konsentrasi menyebabkan seorang pelajar sulit untuk mencapai prestasi akademik yang maksimal (Hakim, 2002). Selain itu, gangguan konsentrasi yang kronik akan menyebabkan kecenderungan seseorang untuk terkena stres, was-was, grogi, dan tidak tenang karena pada dasarnya gangguan konsentrasi merupakan kelemahan seseorang untuk mengendalikan dirinya (Hakim, 2002).


(40)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesuksesan belajar dipengaruhi oleh beberapa hal, secara garis besar dibagi menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu berupa faktor jasmaniah dan rohaniah, dan faktor eksternal berupa faktor keluarga, sekolah dan lingkungan masyarakat (Slameto, 2003). Salah satu faktor internal yang cukup berpengaruh yaitu konsentrasi belajar.

Konsentrasi belajar merupakan usaha pemusatan tenaga dan energi psikis dalam menghadapi suatu objek, dalam hal ini peristiwa belajar-mengajar di kelas. Konsentrasi belajar dipengaruhi oleh beberapa hal, baik itu keadaan fisiologis (kesehatan), psikologis, maupun kondisi lingkungan (Hakim, 2002). Keadaan fisiologis (kesehatan) dan psikologis merupakan faktor utama yang sangat menentukan apakah seseorang dapat melakukan konsentrasi efektif atau tidak. Apabila kedua faktor tersebut terganggu, misalnya seseorang sedang mengalami kelelahan, sakit maupun gangguan psikologis tertentu maka akan berdampak pada daya konsentrasinya.

Masalah kesehatan pada anak yang cukup sering terjadi adalah pedikulosis kapitis. Pedikulosis kapitis merupakan infestasi tuma atau kutu kepala pada rambut dan kulit kepala yang disebabkan oleh Pediculus humanus var. capitis. Penyakit ini tersebar di seluruh dunia dan menjadi endemik baik di negara maju maupun berkembang. Prevalensinya cukup tinggi di beberapa negara, seperti di Turki 0,7-59%, di Inggris 37,4%, di Australia 13%, di Afrika 58,9%, dan di Amerika sekitar 3,6-61,4%. Di negara berkembang, contohnya Malaysia dan

Thailand, prevalensinya masing-masing 35% dan 23,48% (Rassami dan Soonwera, 2012). Sedangkan di Indonesia, belum ada data yang


(41)

karena pedikulosis kapitis dianggap penyakit yang ringan, sehingga masyarakat cenderung mengabaikannya (Sinaga, 2013).

Penyakit ini tidak menimbulkan gejala klinis yang begitu spesifik dan terkadang tanpa gejala. Gejala awal yang dominan hanya rasa gatal, terutama pada daerah oksiput dan temporal serta dapat meluas ke seluruh kepala. Gatal tersebut timbul akibat air liur dan ekskreta dari kutu yang dimasukkan ke dalam kulit ketika menghisap darah. Rasa gatal tersebut menyebabkan penderita menggaruk-garuk kepalanya dan menyebabkan erosi kulit kepala bahkan bisa menyebakan infeksi sekunder (pus dan krusta) (Handoko, 2013). Pada beberapa anak, infestasi kronik dari pedikulosis kapitis dapat menyebabkan anemia. Anemia membuat anak-anak menjadi lesu, mengantuk di kelas dan mempengaruhi kinerja belajar dan fungsi kognitif. Selain itu anak yang terserang penyakit ini juga mengalami gangguan tidur akibat rasa gatal dan sering menggaruk di malam hari (Heukelbach, 2005). Dari sisi psikologis, anak akan merasa malu, rendah diri, merasa terisolasi, dan stigma sosial (Sungkar, 2011 dalam Sinaga, 2013). Berbagai dampak tersebut dapat mempengaruhi aktivitas harian bahkan kualitas hidup anak termasuk konsentrasi belajar di kelas.

Konsentrasi belajar yang terganggu dapat menyebabkan seorang anak sulit memahami pelajaran yang akan berdampak buruk terhadap prestasi belajarnya. Oleh karena itu, gangguan konsentrasi belajar tidak boleh dianggap sebagai persoalan yang ringan.

Dari penjelasan yang sudah disampaikan, bahwa penyakit pedikulosis kapitis dapat memberikan dampak buruk pada penderitanya. Tidak hanya dampak fisik namun juga psikologis yang akan mempengaruhi kualitas hidupnya termasuk konsentrasi belajar. Oleh karena itu, penulis ingin melakukan penelitian tentang hubungan pedikulosis kapitis terhadap konsentrasi belajar siswi sekolah dasar di SDN 015889 Desa Bogak, Kecamatan Tanjung Tiram, Kabupaten Batubara, Sumatera Utara.

Lokasi penelitian tersebut dipilih karena daerah tersebut merupakan daerah padat penduduk dan tergolong daerah yang miskin karena sebagian besar masyarakatnya bekerja sebagai nelayan. Selain itu, kebersihan lingkungan dan


(42)

higienitas individu masih kurang. Hal ini bisa diamati dari lingkungan rumah yang kumuh dan padat penghuninya. Tingkat pendidikan yang rendah serta kurangnya pemahaman tentang kebersihan dan kesehatan menyebabkan penyebaran pedikulosis kapitis cukup tinggi di daerah ini. Subyek penelitian adalah siswi kelas lima sampai enam karena dianggap mampu mengikuti proses penelitian dengan baik.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang sudah disebutkan sebelumnya, maka peneliti

ingin mengetahui: “Bagaimana hubungan pedikulosis kapitis terhadap konsentrasi

belajar siswi SDN 015889 kelas lima sampai enam di Desa Bogak, Kecamatan

Tanjung Tiram, Kabupaten Batubara?”.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan pedikulosis kapitis terhadap konsentrasi belajar siswi SDN 015889 kelas lima sampai enam di Desa Bogak, Kecamatan Tanjung Tiram, Kabupaten Batubara.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui gambaran pendikulosis kapitis pada siswi SDN 015889 kelas lima sampai enam di Desa Bogak, Kecamatan Tanjung Tiram, Kabupaten Batubara.

2. Untuk mengetahui gambaran konsentrasi belajar siswi SDN 015889 kelas lima sampai enam di Desa Bogak, Kecamatan Tanjung Tiram, Kabupaten Batubara.

3. Untuk mengetahui dan menganalisis hubungan pedikulosis kapitis terhadap konsentrasi belajar siswi SDN 015889 kelas lima sampai enam di Desa Bogak, Kecamatan Tanjung Tiram, Kabupaten Batubara.


(43)

1.4 Manfaat Penelitian

1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi di bidang ilmu kedokteran, khususnya ilmu kesehatan anak dan ilmu kesehatan kulit dan kelamin.

2. Dapat memberikan informasi kepada masyarakat khususnya orangtua agar lebih waspada terhadap pedikulosis kapitis yang berdampak pada konsentrasi belajar anak yang dapat mempengaruhi prestasi belajarnya. 3. Meningkatkan pemahaman petugas kesehatan tentang pedikulosis kapitis

sehingga dapat mendeteksi dini terhadap faktor resiko dan dapat melakukan pengelolaan dengan tepat.

4. Dapat dijadikan bahan penelitian berikutnya.

1.5 Hipotesis

Ada hubungan antara pedikulosis kapitis dengan konsentrasi belajar siswi SDN 015889 kelas lima sampai enam di Desa Bogak, Kecamatan Tanjung Tiram, Kabupaten Batubara.


(44)

Abstrak

Konsentrasi belajar adalah suatu proses pemusatan perhatian seseorang terhadap suatu objek yang berkaitan dengan belajar. Konsentrasi belajar dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor internal maupun faktor eksternal.Salah satu faktor yang cukup berpengaruh adalah kesehatan.Masalah kesehatan yang cukup sering dierita oleh anak-anak adalah pedikulosis kapitis.Berbagai manifestasi klinis yang ditimbulkan oleh pedikulosis kapitis dapat menyebabkan berbagai dampak, termasuk gangguan konsentrasi belajar.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pedikulosis kapitis terhadap konsentrasi belajar.

Penelitian ini bersifat analitik dengan desain penelitian cross sectionalyang dilaksanakan mulai bulan maret hingga desember 2015 di SDN 015889 Desa Bogak. Total sampel yang digunakan berjumlah 56 orang. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer yang diperoleh langsung dari subyek penelitian yang merupakan siswi-siswi SDN 015889 Desa Bogak.Penelitian ini menggunakan uji statistik Chi square.

Dalam penelitian ini, terdapat 38 siswi dengan pedikulosis kapitis, 31 siswi diantaranya memiliki konsentrasi yang baik, dan 7 siswi memiliki konsentrasi yang buruk. Sedangkan 18 siswi lainnya tidak menderita pedikulosis kapitis, 12 siswi diantaranya memiliki konsentrasi yang baik dan 6 siswi memiliki konsentrasi yang buruk. Didapatkan hasil uji statistik fisher exact test p=0,310 yang berarti p>0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan tidak ada hubungan antara pedikulosis kapitis terhadap konsentrasi belajar.


(45)

Abstract

The concentration of learning is a process of focusing one's attention to an object that is associated with learning. The concentration of learning is influence by multiple factors, including both internal factors and external factors. One of the majorfactor is health issue. Health issuesthat often suffered by children ispediculosiscapitis. Various clinical manifestations caused by pediculosiscapitis can lead to a variety of effects, including impaired concentration of learning.

The aim of this study is to determine the relationship between pediculosis capitis and the concentration of learning.

This study is an analytic study with cross sectional design conducted from March to December 2015 in SDN 015889 Desa Bogak. The total sample of the study is amounted to 56 people. The data used in this research is primary data obtained directly from study subjects who are schoolgirls from SDN 015889 Desa Bogak. This study used a statistical Chi square test.

In this study, there were 38 students with pediculosiscapitis, 31 students of which have good concentration, and 7 students have poor concentration. Meanwhile,of 18 other students who do not suffer from pediculosiscapitis, 12 students of which have good concentration and 6 students have poor concentration. Statistical test results obtained from fisher exact test p = 0.310 which means that p> 0.05. It can be concluded that there was no correlation between pediculosiscapitis and the concentration of learning.


(46)

HUBUNGAN PEDIKULOSIS KAPITIS TERHADAP KONSENTRASI BELAJAR SISWI SEKOLAH DASAR

DESA BOGAK KECAMATAN TANJUNG TIRAM KABUPATEN BATUBARA

OLEH :

RAFIDA ADELINA SIREGAR 120100018

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N 2015


(47)

HUBUNGAN PEDIKULOSIS KAPITIS TERHADAP KONSENTRASI BELAJAR SISWI SEKOLAH DASAR

DESA BOGAK KECAMATAN TANJUNG TIRAM KABUPATEN BATUBARA

KARYA TULIS ILMIAH

Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh kelulusan sarjana kedokteran

Oleh :

RAFIDA ADELINA SIREGAR 120100018

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N 2015


(48)

(49)

Abstrak

Konsentrasi belajar adalah suatu proses pemusatan perhatian seseorang terhadap suatu objek yang berkaitan dengan belajar. Konsentrasi belajar dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor internal maupun faktor eksternal.Salah satu faktor yang cukup berpengaruh adalah kesehatan.Masalah kesehatan yang cukup sering dierita oleh anak-anak adalah pedikulosis kapitis.Berbagai manifestasi klinis yang ditimbulkan oleh pedikulosis kapitis dapat menyebabkan berbagai dampak, termasuk gangguan konsentrasi belajar.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pedikulosis kapitis terhadap konsentrasi belajar.

Penelitian ini bersifat analitik dengan desain penelitian cross sectionalyang dilaksanakan mulai bulan maret hingga desember 2015 di SDN 015889 Desa Bogak. Total sampel yang digunakan berjumlah 56 orang. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer yang diperoleh langsung dari subyek penelitian yang merupakan siswi-siswi SDN 015889 Desa Bogak.Penelitian ini menggunakan uji statistik Chi square.

Dalam penelitian ini, terdapat 38 siswi dengan pedikulosis kapitis, 31 siswi diantaranya memiliki konsentrasi yang baik, dan 7 siswi memiliki konsentrasi yang buruk. Sedangkan 18 siswi lainnya tidak menderita pedikulosis kapitis, 12 siswi diantaranya memiliki konsentrasi yang baik dan 6 siswi memiliki konsentrasi yang buruk. Didapatkan hasil uji statistik fisher exact test p=0,310 yang berarti p>0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan tidak ada hubungan antara pedikulosis kapitis terhadap konsentrasi belajar.


(50)

Abstract

The concentration of learning is a process of focusing one's attention to an object that is associated with learning. The concentration of learning is influence by multiple factors, including both internal factors and external factors. One of the majorfactor is health issue. Health issuesthat often suffered by children ispediculosiscapitis. Various clinical manifestations caused by pediculosiscapitis can lead to a variety of effects, including impaired concentration of learning.

The aim of this study is to determine the relationship between pediculosis capitis and the concentration of learning.

This study is an analytic study with cross sectional design conducted from March to December 2015 in SDN 015889 Desa Bogak. The total sample of the study is amounted to 56 people. The data used in this research is primary data obtained directly from study subjects who are schoolgirls from SDN 015889 Desa Bogak. This study used a statistical Chi square test.

In this study, there were 38 students with pediculosiscapitis, 31 students of which have good concentration, and 7 students have poor concentration. Meanwhile,of 18 other students who do not suffer from pediculosiscapitis, 12 students of which have good concentration and 6 students have poor concentration. Statistical test results obtained from fisher exact test p = 0.310 which means that p> 0.05. It can be concluded that there was no correlation between pediculosiscapitis and the concentration of learning.


(51)

Kata Pengantar

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan berkat, rahmat, dan hidayah-Nya, sehingga karya tulis ilmiahini dapat selesai dengan baik dan tepat pada waktunya. Karya tulis ilmiah ini disusun sebagai rangkaian tugas akhir dalam menyelesaikan pendidikan program studi Pendidikan Sarjana Fakultas Kedokteran Universitas Sumetera Utara.

Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan karya tulis ilmiah ini banyak mengalami kendala, namun berkat bantuan, bimbingan, kerjasama dari berbagai pihak dan berkah dari Allah SWT sehingga kendala-kendala yang dihadapi tersebut dapat diatasi. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian. 2. dr. Selvi Nafianti, M.Ked(Ped), Sp.A(K) selaku Dosen Pembimbing

karya tulis ilmiah atas kesabaran, tenaga, dan waktu yang telah diberikan untuk membimbing penulis sehingga karya tulis ilmiah ini dapat diselesaikan dengan baik.

3. dr. Betty, M.Ked.(PA), Sp.PA dan dr.Ginanda Putra Siregar, Sp.U selaku Dosen Penguji yang telah memberikan masukan dan saran-saran yang sangat berarti dalam membuat karya tulis ilmiah ini menjadi lebih baik.

4. dr. Almaycano Ginting, M.Kes selaku dosen pembimbing akademik yang telah membimbing selama menempuh pendidikan.

5. Dr. Putri Chairani Eyanoer, M.S.Epi, PhD selaku dosen pembimbing statistik yang telah memberikan masukan dan saran-saran yang sangat bermanfaat dalam membuat karya tulis ilmiah ini menjadi lebih baik.


(52)

6. Dosen-dosen di departemen psikologi pendidikan Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan masukan dan saran yang sangat baik selama proses penyusunan karya tulis ilmiah ini. 7. Seluruh staf pengajar dan civitas akademika Fakultas Kedokteran

Universitas Sumatera Utara atas bimbingan selama proses penyelesaian karya tulis ilmiah ini.

8. Keluarga penulis, khususnya kedua orang tua, ayahanda Iskandar Siregar dan ibunda Erni korina Nasution, serta saudara-saudari penulis, Helena Qadrini, Sakti Tunggal Imbalo, Farhan Arifin, dan Kania Rahma yang telah banyak memberikan dukungan baik moril maupun materil sehingga proses penelitian dapat berjalan dengan baik. 9. Kepala SDN 015889 Desa Bogak beserta guru-guru yang telah

mengizinkan dan membantu penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka penyelesaian penulisan karya tulis ilmiah ini.

10.Rekan-rekan mahasiswa FK USU stambuk 2012 yang telah memberikan saran, kritik, dukungan dan membantu dalam berjalannya proses penelitian ataupun pengambilan data terutama Feby, Ayu, Tami, Rahmah, Sindy, Nithya, dan Renno.

11. Semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu.

Penulis menyadari penulisan karya tulis ilmiah ini masih belum sempurna, baik dari segi materi maupun tata cara penulisannya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan karya tulis ilmiah ini.

Medan, 7 Januari 2016

Penulis,


(53)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PENGESAHAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

DAFTAR SINGKATAN ... xi

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

1.5 Hipotesis ... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1 Pedikulosis Kapitis ... 5

2.1.1 Definisi ... 5

2.1.2 Etiologi... 5

2.1.3 Epidemiologi ... 6

2.1.4 Gejala Klinis ... 6

2.1.5 Dampak yang Ditimbulkan Pedikulosis Kapitis ... 6

2.2 Konsentrasi belajar ... 10

2.2.1 Definisi Konsentrasi Belajar ... 10

2.2.2 Faktor Penyebab Gangguan Konsentrasi Belajar ... 10

2.2.3 Masalah yang Timbul Akibat Gangguan Konsentrasi ... 11

BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL ... 12

3.1 Kerangka Konsep Penelitian ... 12

3.2 Definisi Operasional ... 13

BAB 4 METODE PENELITIAN... 15


(54)

4.2 Waktu dan Tempat Penelitian... 15

4.2.1 Waktu Penelitian ... 15

4.2.2 Tempat Penelitian ... 15

4.3 Populasi dan Sampel ... 15

4.3.1 Populasi ... 15

4.3.2 Sampel ... 16

4.4 Kriteria Inklusi dan Eksklusi ... 16

4.4.1 Kriteria Inklusi ... 16

4.4.2 Kriteria Eksklusi ... 16

4.5 Besar Sampel Penelitian ... 16

4.6 Teknik Pengumpulan data ... 18

4.6.1 Alat... 18

4.6.2 Cara Kerja ... 18

4.7 Metode Pengolahan dan Analisis Data ... 19

4.7.1 Metode Pengolahan Data ... 19

4.7.2 Metode Analisis Data ... 19

4.8 Ethical Clearance ... 20

4.9 Jadwal Penelitian ... 20

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 21

5.1 Hasil Penelitian ... 21

5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ... 21

5.1.2 Distribusi Responden Penelitian ... 21

5.1.3 Hasil Analisa Data Statistik ... 23

5.2 Pembahasan ... 23

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 26

6.1 Kesimpulan ... 26

6.2 Saran ... 26

DAFTAR PUSTAKA ... 27 LAMPIRAN


(55)

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

4.1 Jadwal Penelitian ... 20 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Kelas... 21 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Umur ... 22 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Diagnosis Pedikulosis Kapitis

………. ... 22

5.4 Distribusi Responden Berdasarkan Konsentrasi ... 22 5.5 Hubungan Pedikulosis Kapitis Dengan Konsentrasi ... 23


(56)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

2.1 Mekanisme Gangguan Konsentrasi Belajar pada Pedikulosis Kapitis ... 9 3.1 Kerangka Konsep Penelitian ... 13


(57)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Daftar Riwayat Hidup

LAMPIRAN 2 Lembar Penjelasan Kepada Subyek Penelitian LAMPIRAN 3 Lembar Permohonan Menjadi Responden LAMPIRAN 4 Lembar Persetujuan Responden

LAMPIRAN 5 Bourdon-Wiersma Test LAMPIRAN 6 Izin Survei Awal Penelitian LAMPIRAN 7 Ethical Clearance

LAMPIRAN 8 Data Induk LAMPIRAN 9 Hasil Uji Statistik


(58)

DAFTAR SINGKATAN

APD Alat Pelindung Diri HA Hyaluronan

LMC Lice Meister Comb SD Sekolah Dasar


(1)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PENGESAHAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

DAFTAR SINGKATAN ... xi

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

1.5 Hipotesis ... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1 Pedikulosis Kapitis ... 5

2.1.1 Definisi ... 5

2.1.2 Etiologi... 5

2.1.3 Epidemiologi ... 6

2.1.4 Gejala Klinis ... 6

2.1.5 Dampak yang Ditimbulkan Pedikulosis Kapitis ... 6

2.2 Konsentrasi belajar ... 10

2.2.1 Definisi Konsentrasi Belajar ... 10

2.2.2 Faktor Penyebab Gangguan Konsentrasi Belajar ... 10

2.2.3 Masalah yang Timbul Akibat Gangguan Konsentrasi ... 11

BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL ... 12

3.1 Kerangka Konsep Penelitian ... 12

3.2 Definisi Operasional ... 13

BAB 4 METODE PENELITIAN... 15


(2)

4.2 Waktu dan Tempat Penelitian... 15

4.2.1 Waktu Penelitian ... 15

4.2.2 Tempat Penelitian ... 15

4.3 Populasi dan Sampel ... 15

4.3.1 Populasi ... 15

4.3.2 Sampel ... 16

4.4 Kriteria Inklusi dan Eksklusi ... 16

4.4.1 Kriteria Inklusi ... 16

4.4.2 Kriteria Eksklusi ... 16

4.5 Besar Sampel Penelitian ... 16

4.6 Teknik Pengumpulan data ... 18

4.6.1 Alat... 18

4.6.2 Cara Kerja ... 18

4.7 Metode Pengolahan dan Analisis Data ... 19

4.7.1 Metode Pengolahan Data ... 19

4.7.2 Metode Analisis Data ... 19

4.8 Ethical Clearance ... 20

4.9 Jadwal Penelitian ... 20

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 21

5.1 Hasil Penelitian ... 21

5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ... 21

5.1.2 Distribusi Responden Penelitian ... 21

5.1.3 Hasil Analisa Data Statistik ... 23

5.2 Pembahasan ... 23

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 26

6.1 Kesimpulan ... 26

6.2 Saran ... 26

DAFTAR PUSTAKA ... 27 LAMPIRAN


(3)

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

4.1 Jadwal Penelitian ... 20 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Kelas... 21 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Umur ... 22

5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Diagnosis Pedikulosis Kapitis

………. ... 22

5.4 Distribusi Responden Berdasarkan Konsentrasi ... 22 5.5 Hubungan Pedikulosis Kapitis Dengan Konsentrasi ... 23


(4)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

2.1 Mekanisme Gangguan Konsentrasi Belajar pada Pedikulosis Kapitis

... 9 3.1 Kerangka Konsep Penelitian ... 13


(5)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Daftar Riwayat Hidup

LAMPIRAN 2 Lembar Penjelasan Kepada Subyek Penelitian

LAMPIRAN 3 Lembar Permohonan Menjadi Responden

LAMPIRAN 4 Lembar Persetujuan Responden

LAMPIRAN 5 Bourdon-Wiersma Test

LAMPIRAN 6 Izin Survei Awal Penelitian

LAMPIRAN 7 Ethical Clearance

LAMPIRAN 8 Data Induk


(6)

DAFTAR SINGKATAN

APD Alat Pelindung Diri HA Hyaluronan

LMC Lice Meister Comb

SD Sekolah Dasar