Saluran Pemasaran Kelapa Sistem Pemasaran Kelapa (Desa Bagan Baru, Kecamatan Tanjung Tiram,Kabupaten Batubara)

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Saluran Pemasaran Kelapa

Saluran pemasaran kelapa di daerah penelitian melibatkan beberapa lembaga pemasaran. Penelusuran yang dilakukan mulai dari petani produsen dan menemukan beberapa lembaga pemasaran seperti agen, pedagang pengumpul desa, pedagang pengumpul kota dan pedagang pengecer. Tetapi lembaga pemasaran ini tidak selamanya ada di setiap saluran pemasaran kelapa, terkadang juga hanya terdapat satu atau dua lembaga pemasaran. Petani yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah petani yang menjual kelapa butir varietas dalam. Ada dua kriteria dalam transaksi jual beli kelapa yaitu kriteria besar, dan kecil. Dimana satu gandeng untuk kelapa kriteria besar dua biji segandeng, kriteri kecil tiga biji segandeng dengan harga sama per gandengnya. Terdapat tiga jenis saluran pemasaran kelapa di daerah penelitian. Agen mengumpulkan kelpa dari para petani lalu kemudian menjual ke pedagang pengumpul desa yang mendatangi desa untuk membeli kelapa dari para agen yang merupakan langganan tetap. Dari hasil penelitian diketahui bahwa lembaga pemasaran yang berperan dalam pemasaran kelapa. Berikut pola saluran pemasaran kelapa dapat dilihat pada skema di bawah. 39 Universitas Sumatera Utara 360 Gandeng Hari 100 240 Gandeng Hari 66,7 120 Gandeng Hari 33,3 1200 Gandeng Hari 54,55 1000 Gandeng Hari 45,54 Saluran III Saluran II Saluran I 1200 Gandeng Hari 100 Gambar 2. Skema saluran pemasaran kelapa Dari skema di atas diketahui bahwa terdapat tiga saluran pemasaran kelapa di Desa Bagan Baru. Untuk lebih rinci, saluran pemasaran dapat dilihat pada bahasan berikut. 1. Saluran Pemasaran Pertama I : 360 gdgHr 240 gdgHr 1200 gdgHr 1200 gdgHr 100 66,7 54,55 100 Gambar 3. Skema pemasaran saluran I Saluran pemasaran pertama berawal dari agen membeli kelapa dari petani dengan volume penjualan 360 gandenghari 100 dengan harga Rp 3000gandeng. Selanjutnya volume penjualan yang disalurkan kepada pedagang Petani Kelapa Agen PPD PP Kec PP PPK PP Konsumen Konsumen Konsumen Konsumen PP PPK PPD Agen Petani Universitas Sumatera Utara pengumpul desa sebanyak 240 gandenghari 66,7 dan kemudian akan dijual ke pedagang pengumpul kota di Medan dengan volume penjualan sebesar 1200 gandenghari 54,55 kemudian diteruskan ke pedagang pengecer dengan volume penjualan 1200 gandenghari 100, setelah itu pengecer menjual ke konsumen akhir baik dalm bentuk kelapa butir, parut maupun peras untuk dijadikan santan dengan biaya parut Rp 500 Biji dan peras Rp 500 Biji. Gambar 4. Proses pengumpulan yang dilakukan agen Universitas Sumatera Utara Gambar 5. Pengangkutan kelapa ke pedagang pengumpul kota 2. Saluran Pemasaran Kedua II : 360 gdgHr 240 gdgHr 1000 gdgHr 100 66,7 45,54 Gambar 6. Skema pemasaran saluran II Saluran pemasaran kedua, yang membedakannya dengan saluran pertama dimana pedagang pengumpul desa langsung menjual kelapa butir ke pedagang pengecer di Medan dengan volume penjualan 1000 gandenghari 45,54 tanpa melalui pedagang pengumpul kota. Pedagang pengumpul desa langsung mendatangi pedagang pengecer di pasar petisah yang sudah menjadi langganan sebelumnya dengan harga penjualan yang lebih tinggi Rp 4500gandeng dibandingkan bila dijual ke pedagang pengumpul kota hanya Rp 4000gandeng. Konsumen PP PPD Agen Petani Universitas Sumatera Utara Gambar 7. Proses penyimpanan di gudang pedagang pengumpul desa Gambar 8. Pemarutan kelapa oleh pedagang pengecer Universitas Sumatera Utara 3 Saluran Pemasaran Ketiga III : 360 gdgHr 120 gdgHr 100 33,3 Gambar 9. Skema pemasaran saluran III Saluran pemasaran ketiga, agen langsung menjual kelapa butir ke pedagang pengecer di pasar kecamatan Tanjung Tiram dengan harga Rp 3500gandeng dengan volume penjualan 120 gandenghari 33,3. Dari keterangan tersebut diketahui bahwa terdapat tiga jenis saluran pemasaran kelapa.

5.2 Fungsi-Fungsi Pemasaran