Latar Belakang Pencetakan Sawah Baru dan Dampaknya terhadap Produksi Padi (Studi kasus Kabupaten Asahan, Propinsi Sumatera Utara)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Seiring pertumbuhan populasi dan perkembangan peradaban manusia, penguasaan dan penggunaan lahan mulai mengalami perubahan. Perubahan ini akhirnya menimbulkan kompleksitas permasalahan akibat pertambahan jumlah penduduk, penemuan dan pemanfaatan teknologi, serta dinamika pembangunan. Lahan yang semula berfungsi sebagai media bercocok tanam pertanian, berangsur-angsur berubah menjadi multifungsi pemanfaatan. Perubahan spesifik dari penggunaan pertanian ke pemanfaatan nonpertanian yang dikenal dengan istilah alih fungsi konversi lahan, kian waktu kian meningkat. Khusus untuk Indonesia, fenomena ini dapat mendatangkan permasalahan yang serius di kemudian hari. Jika tidak diantisipasi secara serius dari sekarang, alih fungsi lahan pertanian yang tidak terkendali dapat mengancam kapasitas penyediaan pangan, bahkan dalam jangka panjang dapat menimbulkan kerugian sosial Roosita, 1999. Konversi lahan sawah ke penggunaan nonpertanian dapat menimbulkan dampak negatif secara ekonomi, sosial dan lingkungan bagi ketahanan pangan nasional. Salah satu upaya yang dilakukan untuk penanganan daerah rawan pangan adalah dengan program aksi pencetakan lahan sawah baru. Daerah yang menjadi target penyediaan lahan tersebut adalah daerah yang memiliki masyarakat yang mempunyai kemampuan untuk mewujudkan ketahanan pangan. Upaya tersebut dilakukan melalui proses pemberdayaan masyarakat untuk mengenali Universitas Sumatera Utara potensi dan kemampuannya, mencari alternatif peluang dan pemecahan masalah serta mampu mengambil keputusan untuk memanfaatkan sumberdaya alam secara efesien dan berkelanjutan sehingga tercapai kemandirian Kustiawan, 1997. Konversi lahan pertanian dapat menimbulkan dampak kumulatif. Artinya dampak konversi lahan sawah terhadap masalah pangan, tidak hanya dirasakan pada tahun yang bersangkutan, tetapi juga dirasakan pada tahun-tahun selanjutnya. Kegiatan konversi lahan tidak hanya menyebabkan penurunan tingkat produksi pangan, tetapi juga penurunan kapasitas produksi pangan. Lahan merupakan faktor produksi utama, sehingga jika tidak ada lahan, maka tidak ada pula proses produksi pangan. Apabila diperhatikan mengenai laju perkembangan dampak, semakin besar dampak pengurangan produksi akibat konversi lahan sawah, maka dampak pencetakan lahan sawah relatif semakin kecil. Penyebabnya adalah: a Arah konversi lahan sawah yang terjadi cenderung mengarah kepada jenis lahan sawah yang berkualitas dan daerah-daerah dengan teknologi usahatani yang cukup tinggi; b Sebaliknya, kegiatan pencetakan sawah semakin bergeser ke kabupaten-kabupaten dengan produktivitas yang relatif rendah dan daerah-daerah dengan teknologi yang semakin rendah pula. Ini menunjukkan bahwa ketersediaan lahan yang potensial untuk pencetakan sawah semakin terbatas. Sekitar dua abad lampau permasalahan kependudukan dan lingkungan dipersoalkan oleh TR Malthus. Malthus mempersoalkan tentang kekeringan, banjir, bahaya kelaparan, wabah penyakit. Persoalan itu terjadi sebagai akibat ketidakseimbangan antara pertambahan jumlah penduduk dan lingkungan alam. Malthus yakin bahwa manusia akan tetap hidup miskinmelarat dan berakhir Universitas Sumatera Utara dengan kematian, selama terjadi ketidak-seimbangan jumlah penduduk dengan daya dukung lingkungan, khususnya ketidakseimbangan jumlah penduduk dengan persediaan bahan makanan Kustiawan, 1997. Teori Malthus menekankan tentang pentingnya keseimbangan pertambahan jumlah penduduk terhadap persediaan bahan. Teori Malthus tersebut sebetulnya sudah mempersoalkan daya dukung lingkungan dan daya tampung lingkungan. Lahan sebagai suatu komponen lingkungan tidak mampu menyediakan hasil pertanian untuk mencukupi kebutuhan jumlah penduduk yang terus bertambah dan makin banyak. Daya dukung lahan sebagai komponen lingkungan menurun, karena beban manusia yang makin banyak Teori malthus adalah bahwa populasi manusia bertambah lebih cepat daripada produksi makanan. Sehingga menyebabkan manusia bersaing satu sama lain untuk memperebutkan makanan dan menjadikan perbuatan amal sia-sia. Fakta ini membuktikan bahwa konversi lahan sawah telah memberikan dampak yang sangat nyata bagi penyediaan pangan nasional. Implikasi lebih jauh dari konversi lahan sawah yang sangat cepat dan luas yakni ketahanan pangan Indonesia terancam. Jika dibiarkan dalam jangka panjang, secara politis dan ekonomis akan membahayakan posisi Indonesia. Dengan demikian, upaya pengendalian konversi lahan sawah menjadi cukup mendesak, mengingat pertumbuhan produksi beras akhir-akhir ini mengalami stagnasi Kasryno, 2000. Universitas Sumatera Utara Tabel 1. Lahan Baku Sawah dengan Produksi Tanam per Tahun, Tidak Ditanami, Tidak Diusahakan dan Jumlah Total Luas Lahan Menurut Kabupaten di Provinsi Sumatera Utara tahun 2008. Sementara No. Kabupaten 1 Kali 2 Kali 3 Kali Tidak Tidak Jumlah Tanam Ha Tanam Ha Tanam Ha Ditanami Ha Diusahakan Ha Ha 1 N i a s 781 2.708 - 283 392 4.164 2 Mandailing Natal 29 16.016 653 - - 16.698 3 Tapanuli Selatan 490 11.636 - - - 12.126 4 Tapanuli Tengah 525 10.000 - - - 10.525 5 Tapanuli Utara 11.986 4.806 - - - 16.792 6 Toba Samosir 11.707 2.847 3.063 23 39 17.679 7 Labuhan Batu - 4.183 - - - 4.183 8 Asahan 285 4.822 87 438 20 5.652 9 Simalungun 572 33.355 3.286 2.537 225 39.972 10 D a i r i 2.740 7.345 140 - - 10.225 11 K a r o 3.805 5.934 - 894 90 10.723 12 Deli Serdang 2.711 21.197 - - - 23.908 13 Langkat - 5.069 2.795 - - 7.864 14 Nias Selatan 16 1.252 - 14 13 1.295 15 H. Hasundutan 5.604 5.207 - - - 10.811 16 Pakpak Bharat 385 815 - 44 - 1.244 17 S. Bedagai 314 35.359 - - - 35.673 18 Samosir 489 2.676 - - - 3.165 19 Batubara - 18.151 450 500 - 19.101 20 Pd. Lawas Utara 1.254 7.244 - - - 8.498 21 Pd. Lawas 42 8.153 73 - - 8.268 22 Sibolga - - - - - - 23 T. Balai - 125 40 42 15 222 24 Pem. Siantar - 2.280 - - - 2.280 25 Tebing Tinggi - 545 - - - 545 26 Medan - 60 - - - 60 27 Binjai - 645 - - - 645 28 Pd. Sidempuan - 3.293 162 - - 3.455 Universitas Sumatera Utara Jumlah 43.735 215.723 10.749 4.775 794 275.776 Sumber : Kantor Dinas Pertanian Propinsi Sumatera Utara, 2008 Dari Tabel 1 menunjukkan bahwa luas lahan yang tersebar di seluruh Kabupaten Propinsi Sumatera Utara yang belum ditanami seluas 4.775 Ha. Sedangkan lahan sementara tidak diusahakan seluas 794 Ha. Lahan tersebut dapat dimanfaatkan pemerintah agar seoptimalnya. Khususnya lahan yang dapat berguna bagi kebutuhan pangan masyarakat. Pencetakan sawah baru dapat dilakukan Pemerintah Propinsi Sumatera Utara sebagai upaya untuk mencapai kecukupan pangan masyarakat. Upaya untuk mencapai kecukupan masyarakat yaitu dengan pemanfaatan lahan agar lebih produktif.

1.2. Identifikasi Masalah

Dokumen yang terkait

Sikap Petani Terhadap Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A)” (Studi Kasus: Desa Simanampang, Kecamatan Pahae Julu, Kabupaten Tapanuli Utara).

8 93 81

Kajian Potensi Produksi Padi Daerah Irigasi Sungai Bunut Di Kecamatan Rawang Panca Arga Kabupaten Asahan

1 87 69

Sistem Pemasaran Beras Di Kabupaten Simalungun (Studi Kasus : Desa Bah Jambi II, Kecamatan Tanah Jawa, Kabupaten Simalungun Propinsi Sumatera Utara)

0 34 124

Sikap Petani Terhadap Materi Penyuluhan Yang Disampaikan PPL (Studi Kasus: Desa Tanjung Rejo, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, Propinsi Sumatera Utara)

1 46 109

Pengaruh Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus terhadap Pertumbuhan Ekonomi dan Belanja Modal sebagai variabel intervening studi empiris di Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara

7 101 90

Kontaminasi Sumber Air Oleh Parasit Dan Tindakan Penduduk Menjaga Sanitasi Sumber Air Di Desa Sidolmuyo, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, Tahun 2010.

1 69 86

Hubungan Faktor Sosial Ekonomi Petani Padi Sawah Dengan Tingkat Adopsi Teknologi Rumah Kompos (Studi Kasus : Desa Sei Buluh, Kecamatan Teluk Mengkudu, Kabupaten Serdang Bedagai)

0 49 105

Pengaruh Konversi Lahan Pertanian Terhadap Produksi Padi Di Kabupaten Asahan (Studi Kasus : Kabupaten Asahan Provinsi Sumatera Utara)

1 55 58

Analisis Kinerja Sektor Usahatani Padi Sawah melalui Pendekatan Agribisnis dengan Aplikasi Model Data Envelopment Analysis (DEA) di Provinsi Sumatera Utara

6 107 98

Sikap Petani Terhadap Bantuan Sarana Produksi Pertanian Dalam Upaya Peningkatan Produksi Padi Sawah (Kasus : Desa Rawang Baru Kecamatan Rawang Panca Arga Kabupaten Asahan)

0 0 15