8
adalah bentuk penafsiran al- Qur’an yang berdasarkan hasil nalar ijtihad
mufasir itu sendiri.
9
5. Teknik Penulisan
Adapun teknik penulisan yang digunakan dalam penulisan skripsi ini ialah dengan mengacu pada buku pedoman penulisan skripsi Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta tahun 2013.
9
Ahmad Syukri Saleh, Metodologi Tafsir Al- Qur’an, Jakarta: Sulthan Thaha Press,
2007, Cet. II, h. 47- 48
9
BAB II KAJIAN TEORI
A. Pengertian Nilai
Nilai merupakan sesuatu yang menarik bagi kita, sesuatu yang kita cari, sesuatu yang menyenangkan, singkatnya sesuatu yang baik. Nilai selalu
mempunyai konotasi positif.
1
Nilai sendiri berasal dari bahasa inggris “value” termasuk bidang kajian filsafat. Persoalan tentang nilai dibahas dan dipelajari
salah satu cabang filsafat yaitu filsafat nilai Axiology Theory of Value.
2
Filsafat juga sering diartikan sebagai ilmu tentang nilai-nilai. Sesuatu itu mengandung nilai artinya ada sifat atau kualitas yang
melekat pada sesuatu itu. Nilai adalah harga atau kualitas sesuatu. Artinya, sesuatu dianggap memiliki nilai apabila sesuatu tersebut secara instrinsik
memang berharga. Salah satu cara yang sering digunakan untuk menjelaskan apa itu nilai adalah memperbandingkannya dengan fakta.
3
Jika kita berbicara tentang fakta, kita maksudkan sesuatu yang ada atau berlangsung begitu saja. Jika kita berbicara tentang nilai, kita maksudkan
sesuatu yang berlaku, sesuatu yang memikat atau menghimbau kita. Perbedaan antara fakta dan nilai ini kiranya dapat diilustrasikan dengan contoh berikut
ini: Kita andaikan saja bahwa tanggal sekian di tempat tertentu ada gunung berapi meletus. Hal itu merupakan suatu fakta yang dapat dilukiskan secara
obyektif. Kita bisa mengukur tingginya awan panas yang keluar dari kawah, kita bisa menentukan kekuatan gempa bumi yang menyertai letusan itu, dan
seterusnya. Tapi serentak juga letusan gunung itu bisa dilihat sebagai nilai atau justru disesalkan sebagai non nilai, yang pasti bisa menjadi objek
penilaian. Bagi wartawan foto yang hadir ditempat letusan gunung itu merupakan kesempatan emas nilai untuk mengabadikan kejadian langka
1
Moh. Toriquddin, Sekularitas Tasawuf: Membumikan Tasawuf Dalam Dunia Modern, Yogyakarta: UIN-Malang Press, 2008, Cet. I, h. 3
2
Jalaluddin Abdullah, Filsafat Pendidikan: Manusia, Filsafat dan Pendidikan, Jakarta: PT. Gaya Media Pratama, 2002, cet. II, hal. 106.
3
Moh. Toriquddin, op.cit., h. 4