Program Ekonomi Pembiayaan Mikro Syariah

43 pengumpulan, penyimpanan, penjagaan, pencatatan, dan penyaluran atau istribusi harta zakat. Setelah beroprasi lebih dari 11 tahun dan yayasan telah mampu mempekerjakan sekitar 40 staff tetap termasuk penggalang dana, pendapatan LAZ Dompet Dhuafa Republika terus meningkat, lokasi proyek LAZ Dompet Dhuafa Republika pun tidak lagi terbatas di pulau jawa saja akan tetapi meluas keseluruh wilayah Indonesia. 7 Sehingga kegiatannya pun bergeser dari sebatas program sosial menjadi pengembangan sumber daya manusia dan ekonomi.

1. Program Ekonomi Pembiayaan Mikro Syariah

a. BMT Center Kerinduan terhadap lahirnya lembaga keuangan yang berpihak kepada kaum lemah merupakan cita-cita awal DD. Sejak munculnya BMT Baitul Maal Wa Tamwil di Jakarta dan Semarang BMT Insan Kamil dan Binama, terasa perlu adanya lembaga yang menggalang tumbuhnya lembaga keuangan serupa dalam satu sinergi. Tahun 1994-1995 serangkaian diklat dan pertemuan yang berintikan pemasyarakatan ekonomi syariah mulai disokong DD. Pada 1994 itu DD telah didaulat oleh puluhan lembaga BMT di segenap wilayah untuk membangun sebuah lembaga “holding” BMT guna menopang sinergi dan permodalan itu. Belasan tahun kemudian, DD telah berhasil mensponsori lebih kurang pendirian 60 LKMS Lembaga Keuangan Mikro Syariah-termasuk BMT dan 7 Wawancara pribadi dengan Rovi Octaviano Vustany Direct Channel Unit head LAZ Dompet Dhuafa Republika 44 tersebar di Pulau Jawa dan Sumatera. Sebagai kelanjutan dari langkah ini tahun 2006 DD memfasilitasi silaturahmi 200 pengelola BMT se-Jawa dan Sumatera sekaligus menandai berdirinya Perhimpunan BMT Indonesia yang kemudian dikenal dengan nama BMT Center. Sampai tahun 2008, geliat dari koordinasi ini terus berlangsung di bawah jejaring DD yang kini beranggotakan lebih dari 269.543 orang dengan aset yang dikelola mencapai Rp. 266 miliar dengan pengelolaan dana ke tiga sebesar Rp. 233 miliar. Bahwa sinergi BMT Center aneka program telah digulirkan dan meliputi advokasi, konsultasi, jasa audit syariah, training, pooling fund, dan penempatan dana. Aliansi ini berlanjut dengan menangani sindikasi pembiayaan, aktivitas kliring, dan penjaminan dana. Dalam unit bisnisnya kini juga telah ditumbuhkan lembaga pembiayaan ventura yang diperkenalkan sebagai BMT Ventura. Semua lini keuangan mikro berbasis syariah ini semakin penting guna membantu berbagai pembiayaan kalangan lemah yang biasanya menjadi pihak terlemah dari arus besar ekonomi ribawi yang masih terlalu tangguh untuk dilawan secara sendiri-sendiri oleh pelaku keuangan berbasis syariah. b. Baitul Maal Desa BMD Program ini bertujuan untuk memudahkan bagi masyarakat khususnya di pedesaan dalam rangka meningkatkan kemandirian dalam kehidupan ekonomi. Program Baitul Maal Desa BMD ini sebenarnya adalah perluasan dari konsep BMT Baitul Maal wat Tamwil yang sudah lebih dahulu berkembang. Program BMD menitikberatkan pada pengembangan potensi lokal setempat. 45 Banyak desa-desa di Indonesia yang memiliki potensi ekonomi yang besar seperti pertanian, peternakan, perikanan, kehutanan, kelautan, industri kerajinan, dan sebagainya. Potensi ini kadangkala tidak berkembang disebabkan kurangnya perhatian dan pengetahuan dari para pelakunya yang banyak berasal dari kalangan rakyat kecil. Dengan Program BMD ini, diharapkan, potensi bisa lebih maju, berkembang dan menghidupi ekonomi daerah setempat. Program BMD telah diujicobakan di wilayah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Dompet Dhuafa melalui BMD mendata potensi ekonomi setempat, kemudian memfasilitasi produksinya, hingga membantu dalam bidang pemasaran produk tersebut. Baitul Maa Desa BMD diawasi langsung oleh Direktorat Program Dompet Dhuafa Republika guna menjamin akuntabilitas dan ketepatan sasaran. Dana yang diberikan kepada masyarakat sifatnya bergulir revolving fund. Dana awal terus berputar dari satu mustahik ke mustahik lain, berbeda dengan dana pinjaman dari institusi perbankan yang mesti dikembalikan. Dana bergulir ini dimaksudkan untuk merangsang minat dan kreativitas usaha masyarakat, tanpa harus takut dengan pengambalian. Setelah satu Mustahik berhasil, dana ini akan berpindah ke Mustahik lainnya dan seterusnya. c. Pemberdayaan Peternak Kampoeng Ternak, sesuai namanya merupakan lembaga mandiri di bawah DD yang semula dipantik oleh animo dan keberhasilan program Tebar Hewan Kurban. Dari tahun ke tahun, sambutan masyarakat akan keberhasilan program yang melibatkan penyediaan ribuan hewan ternak sehat itu makin tak terbendung. Hal ini 46 sekaligus menginspirasi lahirnya pola pemberdayaan berbasis peternakan yang dapat menyejahterakan warga pedesaan. Program Pokok dari Kampoeng Ternak utamanya adalah melakukan pengembangan riset peternakan untuk melahirkan hewan ternak sehat, dan yang kedua adalah pemberdayaan peternak dhuafa. Program riset dan pengembangan Kampoeng Ternak meliputi pembibitan breeding, pakan, teknologi, manajemen, dan veteriner. Sedangkan program pemberdayaan peternak dibangun dengan menginisiasi kelompok peternak di daerah binaan DD. Kelompok peternak ini disebut mitra DD yang akan menjadi bagian dari proses penyiapan ternak dalam lini pengadaan ternak saat Tebar Hewan Kurban setiap tahun. Selama tahun 2008, Kampoeng Ternak didukung pendanaan oleh DD sebesar Rp. 600 juta lebih. Telah memberdayakan lebih dari 1247 KK dan melibatkan 6.640 jiwa. Kampoeng Ternak kini melakukan aktivitas penyediaan ternak sehat yang mampu memproduksi hewan untuk memasok THK sekitar 1000 ekor domba dan sapi. Sedangkan untuk kemitraan dengan peternak dhuafa, DD menyiapkan tim yang mendampingi peternak di dusun-dusun mitra di seluruh pelosok tanah air untuk menyiapkan hewan yang akan dipotong di daerah peternak dan sekitarnya pada saat Tebar Hewan Kurban yang fenomenal itu. d. Pemberdayaan Petani Lembaga Pertanian Sehat LPS Dompet Dhuafa berdiri pada bulan Juni 1999 yang semula bernama Laboratorium Pengendalian Biologi DD Republika yang berfungsi untuk meneliti dan mengembangkan sarana pertanian tepat guna untuk membantu petani kecil. 47 Pertama kali diproduksi oleh Laboratorium Pengendalian Biologi DD Republika adalah biopestisida pengendali hama tanaman berbahan aktif virus serangga NPV nuclear polyhedrosis virus yang ramah lingkungan. Produk biopestisida yang berbahan aktif virus patogen serangga hama tersebut, merupakan yang pertama diproduksi di Indonesia dengan nama VIR-L, VIR-X dan VIR-H. Kemudian hasil dari penelitian dan perakitan teknologi tepat guna pada tahun 2000 dihasilkan pupuk organik OFER dan pestisida nabati PASTI berbahan aktif ekstrak akar tuba Derris sp.. Pada tahun 2002 Laboratorium Pengendalian Biologi berubah nama menjadi Usaha Pertanian Sehat UPS, hal ini berkaitan erat dengan upaya pengembangan pemasaran produk-produk yang dihasilkan Laboratorium sebelumnya. Pemisahan laboratorium dan usaha dilakukan pada awal tahun 2003 menjadi LPS yang berada di Jejaring Aset Sosial JAS dan UPS yang berada di Jejaring Aset Reform JAR. Selain produk Laboratorium, UPS juga mulai membantu pemasaran produk pertanian dari petani-petani yang telah menggunakan teknologi ramah lingkungan, diantaranya berupa Beras Sehat Bebas Pestisida. Kemudian menginjak awal tahun 2004 Laboratorium Pertanian Sehat dan Usaha Pertanian Sehat disatukan kembali menjadi Lembaga Pertanian Sehat Dompet Dhuafa di bawah koordinasi Jejaring Aset Reform JAR dengan mandat yang lebih luas tidak hanya penelitian dan produksi sarana pertanian sehat, tetapi juga berupaya untuk melakukan pemberdayaan petani dhuafa melalui Program Pemberdayaan Pertanian Sehat P3S. Pada tahun 2005 seiring dengan perubahan internal lembaga holding Dompet Dhuafa, LPS menjadi salah satu jejaring pengembangan ekonomi 48 yang diharapkan dapat menjadi sebuah lembaga mandiri secara financial dari sektor produksi dan bisnis dengan tetap tidak kehilangan jatidirinya sebagai jejaring dari lembaga nirlaba Dompet Dhuafa. e. Pemberdayaan Komunitas Komunitas pengason adalah Program Development Pembangunan. Seiring dengan peran yang lebih sentral yang dimainkan DD di kancah program development, ke depan DD akan menguatkan sisi development ini dengan mendesain, mengarahkan, dan mengimplementasikan program pembangunan yang berorientasi pada wilayah atau berbasis komunitas. Dengan demikian diharapkan program DD dapat mengakomodir kebutuhan regionalkewilayahan, berimplikasi langsung dengan komunitas setempat dan dapat melahirkan agen-agen perubahan di masyarakat setempat untuk menjamin keberlanjutan program.

2. Program Sosial