Pengertian Usaha Mikro Kecil Dan Menengah UMKM

22 1. Mengkaji ulang faktor-faktor eksternal dan internal yang menjadi perumusan strategi yang menjadi perumusan strategi yang diterapkan sekarang ini. 2. Mengukur kinerja. 3. Melakukan tindakan-tindakan korelatif. 15 Evaluasi strategi perlu dilakukan karena keberhasilan saat ini bukan merupakan jaminan untuk keberhasilan di hari esok. Proses manajemen strategi ditunjukan untuk membuat organisasi dapat menyesuaikan diri secara efektif terhadap perubahan dalam jangka panjang. Sebagaimana diterangkan oleh Waterman : “di lingkungan bisnisnon bisnis saat ini, di bandingkan dengan era sebelumnya, satu-satunya hal yang tetap adalah perubahan. Organisasi-organisasi yang berhasil adalah organisasi yang secara sefektif mengelola perubahan dan selalu menyesuaikan birokrasi, strategi, system produk dan budaya mereka supaya dapat bertahan dan berkembang melalui guncangan dan kekuatan- kekuatan yang menghancurkan persaingan.” 16

B. Pengertian Usaha Mikro Kecil Dan Menengah UMKM

Usaha Kecil dan Menengah terdiri dari empat kata yaitu usaha, Mikro, Kecil dan Menengah atau Tengah. Dalam literature yang tedapat di kamus besar bahasa Indonesia. Pengertian secra bahasa kata “Usaha” adalah kegiatan dengan mengerahkan tenaga, pikiran atau badan untuk mencapai suatu maksud pekerjaan 15 Fred R. david, Op. Cit., h 6-7 16 Ibid., 23 perbuatan, prakarsa, ikhtiar, dan daya upaya untuk mencapai sesuatu. Dan untuk kata “mikro” adalah kecil, tipis, sempit atau berkaitan dengan jumlah yang sedikit atau ukuran yang kecil, sedangkan untuk “kecil” menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah kurang besar keadaannya atau sebagainya tidak besar. Serta untuk kata “menengah” yang berasal dari kata dasar tengah, kamus besar bahasa Indonesia mengartikan sebagai tempat arah, titik diantara dua tepi batas. Untuk kata syariah atau syariat, kamus besar bahasa Indonesia mengartikannya adalah hukum agama yang menetapkan peraturan hidup manusia, hubungan manusia dengan Allah SWT, hubungan manusia dengan manusia dan alam sekitar berdasarkan al-quran dan hadist. 17 Sedangkan pengertian Usaha Mikro Kecil dan Menengah UKM di beberapa Negara tidak selalu sama, tergantung kepada konsep yang digunakan oleh Negara tersebut. Oleh karena itu pengertian usaha kecil dan menengah teryata berbeda di satu Negara dengan negara lainnya. Misalnya di United Kingdom adalah suatu usaha bila jumlah karyawannya antara 1-200 orang, di Jepang antara 1-300 orang, di USA antara 1-500 orang. 18 Untuk Indonesia sendiri, mendefinisikan Usaha Kecil sebagai perusahaan yang mempunyai pekerja kurang dari 20 orang atau nilai asset Rp. 200.000.000,- dua ratus juta rupiah. Usaha yang terlalu kecil dengan jumlah pekerja yang kurang dari 5 orang di katakana usaha kecil level mikro. 17 http:www.pusatbahasa.diknas.go.id diakses pada 20 november 2010 18 Titik Sartika Partomo M.S dan Abd. Racman Soejoedono, Ekonomi Skala Kecil Menengah dan Koprasi, dalam Lilis Sali Satunnisa, BMT Sebagai mitra Pengusaha Kecil dan Menengah, study kasus pada BMT Fajar Shiddiq Jakarta, “Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Jakarta, 2004, h.11 24 Di Indonesia sendiri terdapat beberapa definisi usaha mikro menurut SK mentri keuangan No.40KMK.062003 adalah usaha produktif milik keluarga atau perorangan WNI dan memiliki hasil penjualan paling banyak Rp. 100.000.000,- seratus juta rupuah pertahun serta mengajukan kredit kebank paling banyak 50.000.000,- lima puluh juta rupiah. 19 Berdasarkan UU No.91995 tentang usaha kecil, yang dimaksud usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rayat yang berskala kecil dan memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan serta kepemilikan sebagaimana diatur dalam undang-undang ini. Kriteria usaha kecil menurut UU No. 9 tahun 1995 adalah sebagai berikut: 1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000,- Dua Ratus Juta Rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha 2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 1.000.000.000,- Satu Miliar Rupiah 3. Milik Warga Negara Indonesia. 4. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang tidak dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Menengah atau Usaha Besar 5. Berbentuk usaha orang perorangan , badan usaha yang tidak berbadan hukum, atau badan usaha yang berbadan hukum, termasuk koperasi 20 . 19 Saat Soeharto, Jurus Ampuh Mengatasi Kemiskinan, dalam Euis Amalia Keadilan Distributif dalam Ekonomi Islam Penguatan Peran LKM dan UKM di Indonesia, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,2009, h.42 20 Sri Adiningsih,”Regulasi Dalam Revitalisasi Usaha Kecil dan Menengah Di Indonesia”, Artikel : 2009 25 Keriteria sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 dan 2, nilai nominalnya dapat diubah sesuai dengan perkembangan perekonomian, yang diatur dengan peraturan pemerintah. Departemen keuangan memiliki kriteria khusus mengenai usaha kecil yang termuat dalam keputusan mentri keuangan RI Nomor 316KMK.6161994 tentang pedoman pembinaan Usaha Kecil dan Komprasi melalui pemanfaatan dana dari bagian laba Badan Usaha Milik Negara BUMN. Keputusan tersebut membahas apa yang dimaksud dengan usaha kecil dan kemudian didefinisikan sebagai perorangan atau badan usaha yang telah melakukan kegiatan usaha dengan omset pertahun setinggi-tingginya Rp. 600.000.000,- Enam ratus juta rupiah. 21 Seiring dengan berjalannya waktu pada tahun 2008 yang lalu dengan persetujuan bersama Dewan Perwakilan Rakyat DPR bersama pemerintah membuat undang-undang baru yaitu UU No.20 Tahun 2008. Berdasarkan UU No.20 Tahun 2008 definisi dari Usaha Mikro Kecil dan Mengah UMKM yaitu usaha produktif milik orang perorangan yang memenihi kriteria usaha mikro sebagaimana diatur dalam undang-undang ini yaitu: 1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 50.000.000,00 Lima puluh juta rupiah tidak termasuk tanah dan banguna tempat usaha. 21 Euis amalia, Keadilan Distributif Dalam Ekonomi Islam Penguatan Peran LKM dan UKM di Indonesia, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2009, h.43 26 2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 300.000.000,00 tiga ratus juta rupiah. Agar lebih lengkap pemahaman kita terhadap UMKM maka ada baiknya melihat beberapa definisi yang ada dari berbagai pihak yang memiliki keterlibatan dengan Usaha Mikro Kecil dan Menengah UMKM, definisinya sebagai berikut : 22 1. UU No.91995 tentang Usaha Kecil, Usaha Kecil adalah asset yang kurang dari 200 juta di luar tanah dan bangunan. Omset tahunan kurang dari Rp. 1 Miliyar. Di miliki oleh orang Indonesia. Independent, tidak terafiliasi dengan usaha-usaha menengah besar boleh berbadan hukum, boleh juga tidak. 2. Badan Pusat Statistik, Usaha Miko mempunyai pekerja lima orang, termasuk tenaga keluarga yang tidak di bayar. Sedangkan Usaha Kecil mempunyai pekerja 5-19 orang. Dan Usaha Menengah mempunyai pekerja 10-99 orang. 3. Bank Indonesia, Usaha Mikro SK Dir BI No. 3124KEPDIR tgl 5 Mei 1998: usaha yang dijalankan oleh rakyat miskin atau mendekati miskin. Dimiliki keluarga, sumber daya lokal dan teknologi sederhana. Lapangan usaha mudah untuk exit dan Entry. Usaha Menengah SK Dir BI No.3045DirUK tgl 5 Januari 1997: asset 5 miliyar untuk sektor non- 22 Indra Ismawan, Sukses di Era Ekonomi Liberal Bagi Koperasi dan Perusahaan Kecil dan Menengah, Gramedia: Jakarta, 2001 , h. 37 27 industri. Asset Rp. 600 Juta diluar tanah dan bangunan untuk sector non- industri manufacturing. Omzet tahunan Rp. 3 miliyar. Untuk melakukan pemberdayaan yang komprehensif maka kita perlu memahami karakteristik dan problem UMKM, sehingga dengan mengetahui kondisinya maka dapat dilakukan diagnosa lebih baik untuk menentukan solisi terbaik yang kemudian dapat dijabarkan dalam sebuah strategi. Adapun karakteristik UMKM adalah sebagai berikut: 23 1. Mempunyai skala yang kecil, baik modal,pengunaan tenaga kerja maupun orientasi pasar. 2. Banyak berlokasi di pedesaan, kota-kota kecil atau daerah pinggiran kota besar. 3. Status usaha milik pribadi atau keluarga. 4. Sumber tenaga kerja berasal dari lingkungan social budaya etnis dan geografis yang direkrut melalui pola pemagangan atau melalui pihak ketiga 5. Pola kerja seringkali parttime, atau sebagai usaha sampingan dari kegiatan lainnya. 6. Memiliki kemampuan terbatas dalam mengadopsi teknologi, dan pengelolaan usaha dan administrasinya sederhana. 23 Alila Pramiyanti, “Study Kelayakan Bisnis Untuk UKM”, Yogyakarta: Media Presindo, 2008, h. 5 28 7. Struktur permodalan sangat terbatas dan keurangan modal kerja serta sangat bergantung terhadap sumber modal sendiri dan lingkungan pribadi. 8. Strategi perusahaan sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan yang sering berubah secara cepat Sektor-sektor UMKM, usaha-usaha kecil dan mikro terdapat pada seluruh sector perekonomian yaitu DEKOPIN,2002: 24 1. Sektor perkebunan, usaha perkebunan yang termasuk usaha kecil dan mikro disini adalah usaha perkebunan pada kebun-kebun rakyat yang terbagi dalam lahan sempit. 2. Sector pertanian, usaha pertanian termasuk kategori usaha kecil karena sebagian besar dari mereka mengusahakan lahan pertanian yang luasnya kurang dari satu hektar. 3. Sector industry, usaha kecil dan mikro pada sector ini berwujud berbagai industry kecil rumah tangga, yang menghasilkan berbagai jenis barang kerajinan dan keperluan rumah tangga. 4. Sector perdagangan, usaha kecil dan mikro ini berwujud usaha perdagangan yang dijalankan rakyat kecil di pasar-pasar tradisional, toko, kios, dan warung-warung disepanja jalan dan kampung-kampung. 5. Sector kehutanan, pada sector kehutanan ini usaha kecil dan mikro berwujud pada rupa-rupa usaha pemanfaatan hasil hutan. 24 Ishak RS, “IPemberdayaan Masyarakat Miskin”, www.dekopin.com., di akses pada 2 Desember 2010 29 Setelah memahami karakteristik UMKM maka langkah lebih lanjut adalah memahami permasalah-permasalah di dalam dunia UMKM, adapun permasalahan tersebut antara lain : 25 1. Kelemahan di bidang organisasi dan manajemen 2. Kelemahan dalam struktur permodalan dan keterbatasan untuk memperoleh jalur akses terhadap sumber-sumber permodalan. 3. Kelemahan dalam memperoleh peluang dan memperluas pangsa pasar. 4. Keterbatasan dalam kelemahan pemanfaatan akses dan penguasaan teknologi, khususnya teknologi terapan. 5. Masih rendahnya kualitas SDM yang meliputi aspek kompetensi, keterampilan, etos kerja, karakter, kesadaran akan pentingnya konsisten mutu dan standarisasi produk dan jasa, serta wawasan kewirausahaan. 6. Keterbatasan penyediaan bahan baku mulai dari jumlah yang dapat dibeli, standarisasi kualitas yang ada, maupun panjangnya rantai distribusi bahan baku yang berakibat pada harga bahan baku itu sendiri. 7. Sistem kemitraan yang pernah digulirkan selama ini, cenderung mengalami distorsi di tingkat implementasi sehingga berdampak pada sub-ordinasinya pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dibandingkan dengan mitra usahanya usaha besar 25 Alila Pramiyati, “Studi Kelayakan Bisnis Untuk UKM”, Media Presindi : Yogyakarta, 2008, h.10 30

C. Lembaga Pengelolaan Zakat