KESIMPULAN Berakhirnya Perjanjian Sewa Menyewa

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

1. Kekuatan hukum perjanjian sewa menyewa yang dibuat oleh pihak yang menyewakan dengan pihak penyewa di Kampung Jawa meskipun dibuat dibawah tangan sudah cukup kuat karena memenuhi syarat-syarat sahnya perjanjian Pasal 1320 KUHPerdata dan meskipun perjanjian sewa menyewa tersebut tidak dilakukan dihadapan seorang pejabat yang berwenang. Namun demikian perjanjian sewa menyewa tersebut diakui oleh hukum dan merupakan undang-undang bagi mereka yang mengikatkan dirinya dalam perjanjian tersebut Pasal 1338 KUHPerdata. Akan tetapi bila dibandingkan dengan akta otentik yang mempunyai kekuatan pembuktian yang sempurna yang berarti bahwa untuk membuktikan akta itu sempurna atau tidak maupun benar atau tidaknya akta itu cukup dibuktikan dengan akta itu sendiri, dengan kata lain tidak memerlukan pembuktian dengan alat bukti lainnya sedangkan akta dibawah tangan ini mempunyai kekuatan pembuktian berdasarkan pengakuan dari pihak-pihak yang membuatnya artinya kekuatan akta dibawah tangan ini dapat dipersamakan kekuatannya dengan akta otentik bila dalam hal pembuktiannya oleh para pembuat akta dibawah tangan mengakui atau membenarkan bahwa merekalah yang menandatangani akta dibawah tangan tersebut. Budi Hermanto : Tinjauan Hukum Atas Pengakuan Kepemilikan Hak Atas Tanah Oleh Penyewa Studi Kasus Di Kampung Jawa Banda Aceh, 2009 2. Alas hak bagi Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi BRR aceh dalam pemberian bantuan perumahan terhadap korban bencana alam tsunami di Kampung Jawa adalah bahwa Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi BRR adalah lembaga yang dibentuk dalam rangka percepatan rehabilitasi dan rekonstruksi wilayah pasca bencana jadi jelaslah bahwa Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi BRR merupakan suatu badan yang dibentuk oleh pemerintah dalam rangka melaksanakan rehabilitasi dan rekonstruksi pada wilayah pasca bencana, hal ini dapat dilihat dalam Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- Undang Republik Indonesia Perpu Nomor 2 Tahun 2005, yang telah disahkan menjadi Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2005 tentang Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Wilayah dan Kehidupan Masyarakat Provinsi NAD-Nias. BRR dalam memberikan bantuan perumahan kepada masyarakat korban bencana hanya dilakukan diatas tanah yang bebas dari sengketa dan apabila dalam tahap pembangunan sedang berlangsung ternyata muncul masalah atau sengketa diatas tanah tersebut maka pihak BRR akan dengan segera menghentikan pembangunan rumah tersebut sampai sengketa diatas tanah tersebut telah diselesaikan diantara para pihak yang terkait. 3. Penyelesaian sengketa sewa menyewa antara pemilik tanah dengan penyewa atas tanah, dilakukan dengan cara mediasi yang difasilitasi oleh Lembaga Bantuan Hukum Banda Aceh LBH Bna. Hasil dari musyawarah yang Budi Hermanto : Tinjauan Hukum Atas Pengakuan Kepemilikan Hak Atas Tanah Oleh Penyewa Studi Kasus Di Kampung Jawa Banda Aceh, 2009 difasilitasi oleh Lembaga Bantuan Hukum Banda Aceh LBH Bna tersebut menghasilkan perdamaian kesepakatan dengan ditandatanganinya Surat Perjanjian Perdamaian oleh para pihak yang bersengketa.

B. SARAN