Skoring Faktor Internal dan Faktor Eksternal

5.2.1 Skoring Faktor Internal dan Faktor Eksternal

Skoring adalah mengidentifikasi antara faktor internal kekuatan dan kelemahan dan eksternal peluang dan ancaman, kemudian disusun kuisioner untuk menentukan skor setiap faktor lampiran 1 -2. Skor tersebut menentukan apakah faktor tersebut termasuk kedalam faktor internal sebagai kekuatan atau kelemahan dan sebagai faktor eksternal menjadi peluang atau ancaman. Tabel 15. Skoring Faktor Internal dan Faktor Eksternal Faktor-faktor Strategis Skor rata- rata Distribusi Skor 1 2 3 4 Faktor Internal 1. Luas lahan padi organik 1,5 60 30 10 2. Pengalaman bertani organik 3,2 80 20 3. Produksi padi organik 2,0 10 80 10 4. Pelaksanaan tahapan pertanian organik 2,2 80 20 5. Pencatatan kegiatan usahatani 1,3 90 10 6. Ketersediaan modal 3,4 20 20 60 7. Pendapatan 2,2 20 80 Faktor Eksternal 1.Ketersediaan Sarana Produksi Pertanian 3,5 45,4 54,6 2.Ketersediaan mesin penggiling dan tempat penjemuran 2,0 100 3. Mutu beras organik 2,0 100 4. Jaringan Pemasaran 2,0 100 5. Permintaan beras organik 3,0 100 6. Dukungan kelompok tani 3,8 18,2 81,8 7. Dukungan pemerintah 2,0 100 8. Dukungan LSM 3,9 9,1 91,1 9. Sarana irigasi 2,0 100 Sumber : Lampiran 1, 2, dan 5 Berdasarkan Tabel 15. Pada faktor strategis internal, faktor ketersediaan modal merupakan faktor yang memiliki rata-rata skor paling tinggi yaitu sebesar 3,4 dan faktor pencatatan kegiatan usahatani adalah faktor yang memiliki rata-rata skor paling rendah yaitu sebesar 1,3. Universitas Sumatera Utara Hal tersebut disebabkan karena petani organik di Desa Lubuk Bayas memiliki ketersediaan modal yang cukup untuk mengembangkan usahatani padi organik dan kegiatan pencatatan usahatani merupakan faktor yang memang sulit dikembangkan dikalangan petani, petani menganggap hal tersebut tidak terlalu penting. Pada faktor strategis eksternal, faktor dukungan lembaga swadaya masyarakat LSM merupakan faktor yang memiliki rata-rata skor paling tinggi yaitu sebesar 3,9. Dukungan lembaga swadaya masyarakat LSM sangat berpengaruh terhadap perkembangan pertanian organik di Desa Lubuk Bayas. Faktor ketersediaan mesin penggiling dan tempat penjemuran, mutu beras organik dan sarana irigasi merupakan faktor yang memiliki skor rata-rata paling rendah yaitu sebesar 2. Faktor tersebut merupakan kelemahan dalam pengembangan beras organik, untuk itu perlu dikembangkan karena merupakan faktor yang sangat berpengaruh dalam pengembangan beras organik di Desa Lubuk Bayas. Setelah mengetahui skor rata-rata masing-masing faktor baik faktor internal maupun faktor eksternal, kemudian mengidentifikasi faktor-faktor internal yang termasuk kelemahan ataupun kekuatan. Faktor internal yang memiliki skor rata-rata 3-4 termasuk dalam kekuatan dan faktor yang memiliki skor rata-rata 1-2 termasuk dalam kelemahan. Faktor-faktor eksternal yang memiliki skor rata-rata 3-4 termasuk dalam peluang dan faktor yang memiliki skor rata-rata 1-2 termasuk dalam faktor ancaman. Tabel 16. Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman Strategi Pengembangan Sistem Agribisnis Beras Organik Faktor Strategis Parameter Keterangan Faktor Strategis Internal • Kekuatan 1. Pengalaman bertani 2. Ketersediaan modal  Pengalaman petani cukup baik  Modal tersedia • Kelemahan 1. Luas lahan padi organik 2. Produksi padi organik 3. Pelaksanaan tahapan pertanian organik 4. Pencatatan kegiatan usahatani  Luas lahan kecil  Produksi padi organik rendah  Masih pada tahapan yang rendah  Tidak membuat pencatatan Universitas Sumatera Utara 5. Pendapatan  Pendapatan rendah Faktor Strategis Eksternal • Peluang 1. Ketersediaan sarana produksi 2. Permintaan beras organik 3. Dukungan Kelompok tani 4. Dukungan Lembaga Swadaya masyarakat  Sarana produksi tersedia  Permintaan meningkat  Kelompok tani mendukung  LSM mendukung • Ancaman 1. Ketersediaan mesin penggiling dan tempat penjemuran 2. Mutu beras organik 3. Jaringan pemasaran 4. Dukungan pemerintah 5. Sarana irigasi  Mesin penggiling dan tempat penjemuran tidak tersedia  Mutu beras organik rendah  Jaringan pemasaran belum berkembang  Dukungan pemerintah belum optimal  Sarana irigasi belum memenuhi standar usahatani organik Sumber : Lampiran 5, 6 dan 7

5.2.2 Pembobotan Faktor Internal dan Faktor Eksternal