Penentuan Strategi Pengembangan Sistem Agribisnis Beras Berdasarkan Analisis SWOT

5 Permintaan beras organik 0,15 6 Dukungan kelompok tani 0,06 7 Dukungan pemerintah 0,12 8 Dukungan Lembaga Swadaya Masyarakat LSM 0,09 9 Sarana irigasi 0,07 Total 1 Sumber : Lampiran 4, 9, 12, 13 dan 15 Ketersediaan akan mesin penggiling dan tempat penjemuran, jaringan pemasaran dan permintaan beras organik merupakan faktor yang memiliki bobot paling besar, yakni 0,15. Pada tahun 2012 Desa Lubuk Bayas memperoleh bantuan mesin penggiling padi khusus untuk gabah organik oleh pemerintah namun sampai saat ini mesin tersebut belum dapat digunakan dengan baik dan tempat penjemuran khusus gabah organik belum tersedia. Beras organik Desa Lubuk Bayas belum mendapatkan sertfikat produk organik, hal ini berpengaruh terhadap rendahnya mutu produk organik tersebut dipasaran yang mengakibatkan jaringan pemasaran belum berkembang secara baik. Hal ini berarti faktor-faktor tersebut merupakan faktor yang dianggap penting dalam pengembangan sistem agribisnis beras organik di Desa Lubuk Bayas. Kemudian yang memiliki bobot faktor yang paling besar kedua yaitu faktor mutu beras organik 0,14; bobot faktor dukungan pemerintah 0,12; bobot faktor dukungan lembaga swadaya masyarakat sebesar 0,09; bobot faktor ketersediaan sarana produksi dan bobot faktor sarana irigasi sebesar 0,07 dan bobot faktor dukungan kelompok tani merupakan faktor yang memiliki bobot paling kecil yaitu sebesar 0,06. Faktor dukungan kelompok tani merupakan faktor eksternal yang dianggap kurang penting dalam penetapan strategi pengembangan beras organik di Desa Lubuk Bayas.

5.2.3 Penentuan Strategi Pengembangan Sistem Agribisnis Beras Berdasarkan Analisis SWOT

Universitas Sumatera Utara Tahap selanjutnya adalah evaluasi strategi pengembangan sistem agribisnis beras organik di Desa Lubuk Bayas. Evaluasi strategi faktor internal dan eksternal dilakukan dengan membuat tabel matriks evaluasi faktor strategis internal dan faktor strategis eksternal. Adapun langkah yang dilakukan dalam evaluasi faktor internal dan eksternal adalah membuat pembobotan, skoring dan mencari skor yang terbobot bobot x skor. Besar bobotnya diperoleh melalui perbandingan kombinasi berpasangan. Sedangkan besar skor ditentukan oleh peneliti berdasarkan parameter yang telah ditetapkan, parameter tersebut ditetapkan berdasarkan data yang diperoleh melalui hasil wawancara. Pada tahap penentuan skoring, skor diberikan kepada faktor internal untuk menentukan mana faktor yang menunjukkan kekuatandan kelemahan. Setelah itu dilakukan perhitungan hasil skor dengan melakukan perkalian bobot dan skor. Perkalian bobot dan skor faktor strategi internal pengembangan sistem agribisnis beras organik di Lubuk Bayas disajikan tabel 19. Tabel 19. Matriks Evaluasi Faktor Strategis Internal IFAS Faktor-Faktor Strategis Internal Bobot Skor Bobot x Skor KEKUATAN 1. Pengalaman bertani organik 0,08 3,2 0,26 2. Ketersediaan modal 0,17 3,4 0,58 KELEMAHAN 1. Luas lahan padi organik 0,12 1,5 0,18 2. Produksi padi organik 0,19 2,0 0,38 3. Pelaksanaan tahapan pertanian organik 0,13 2,2 0,29 4. Pencatatan kegiatan usahatani 0,07 1,3 0,09 5. Pendapatan 0,24 2,2 0,53 Total 1 15,8 2,31 Sumber : Lampiran 6 dan 14 Universitas Sumatera Utara Pada tahap penentuan skoring, skor diberikan kepada faktor eksternal untuk menentukan mana faktor yang menunjukkan peluang dan ancaman. Setelah itu dilakukan perhitungan hasil skor dengan melakukan perkalian bobot dan skor. Perkalian bobot dan skor faktor strategi eksternal pengembangan sistem agribisnis beras organik di Lubuk Bayas disajikan Tabel 20. Tabel 20. Matriks Evaluasi Faktor Strategis Eksternal EFAS Faktor-Faktor Strategi Eksternal Bobot Skor Bobot x Skor PELUANG 1. Ketersediaa sarana produksi 0,07 3,5 0,25 2. Permintaan beras organik 0,15 3,0 0,45 3. Dukungan kelompok tani 0,06 3,8 0,23 4. Dukungan Lembaga Swadaya Masyarakat LSM 0,09 3,9 0,35 ANCAMAN 1. Ketersediaan mesin penggiling dan tempat penjemuran 0,15 2,0 0,30 2. Mutu beras organik 0,14 2,0 0,28 3. Jaringan pemasaran 0,15 2,0 0,30 4. Dukungan pemerintah 0,12 2,0 0,24 5. Sarana Irigasi 0,07 2,0 0,14 Total 1 24,2 2,54 Sumber : Lampiran 7 dan 15 Universitas Sumatera Utara Tabel 21. Gabungan Matriks Evaluasi Faktor Strategis Internal dan Eksternal Pengembangan Beras Organik di Desa Lubuk Bayas Faktor-Faktor Strategis Bobot Skor Bobot x Skor TOR STRATEGIS INTERNAL atan 1. Pengalaman bertani 0,08 3,2 0,26 2. Ketersediaan modal 0,17 3,4 0,58 Total Skor Kekuatan 0,25 0,84 Kelemahan 1. Luas lahan padi organik 0,12 1,5 0,18 2. Produksi padi organik 0,19 2,0 0,38 3. Pelaksanaan tahapan pertanian organik 0,13 2,2 0,29 4. Pencatatan kegiatan usahatani 0,07 1,3 0,09 5. Pendapatan 0,24 2,2 0,53 Total Skor Kelemahan 0,75 1,47 Selisih Kekuatan – Kelemahan - 0,63 FAKTOR STRATEGIS EKSTERNAL ng 1. Ketersediaan sarana produksi pertanian 0,07 3,5 0,25 2. Permintaan beras organik 0,15 3,0 0,45 3. Dukungan kelompok tani 0,06 3,8 0,23 4. Dukungan Lembaga Swadaya Masyarakat LSM 0,09 3,9 0,35 Total Skor Peluang 0,37 14,2 1,28 Ancaman 1. Ketersediaan mesin penggiling dan tempat penjemuran 0,15 2,0 0,30 2. Mutu beras organik 0,14 2,0 0,28 3. Jaringan pemasaran beras organik 0,15 2,0 0,30 4. Dukungan pemerintah 0,12 2,0 0,24 5. Sarana Irigasi 0,07 2,0 0,14 Total Skor Ancaman 0,63 10 1,26 Selisih Peluang – Ancaman 0,02 Sumber : Lampiran 16 dan 17 Dari Tabel 21. Menunjukkan bahwa selisih faktor strategis internal kekuatan-kelemahan sebesar – 0,63, ini artinya pengaruh kekuatan lebih kecil terhadap pengaruh kelemahan pada pengembangan sistem agribisnis beras organik di Desa Lubuk Bayas. Hal ini berarti faktor kekuatan internal berupa modal yang tersedia dan pengalaman organik yang cukup baik yang Universitas Sumatera Utara dimiliki oleh petani padi organik belum mampu menyeimbangkan dengan faktor kelemahan internal yang dimiliki. Hal ini merupakan salah satu indikasi mengapa perkembangan sistem agribisnis beras organik di Desa Lubuk Bayas masih lambat. Selisih faktor eksternal peluang-ancaman sebesar 0,02, ini artinya pengaruh peluang lebih besar dibandingkan dengan pengaruh ancaman pada pengembangan beras organik di Desa Lubuk Bayas. Hal ini berarti faktor peluang eksternal yang berupa ketersediaan sarana produksi, permintaan beras organik yang meningkat, dukungan kelompok tani dan dukungan lembaga masyarakat mampu meminimalkan faktor ancaman eksternal yang menghambat pengembangan sistem agribisnis beras organik di Desa Lubuk Bayas. Setelah itu mencari posisi strategi pengembangan beras organik di Desa Lubuk Bayas dengan menggunakan matriks posisi. Posisi strategi pengembangan ditunjukkan oleh titik koordinat x,y. Nilai x diperoleh dari selisih faktor internal kekuatan-kelemahan dan nilai diperoleh dari selisih faktor eksternal peluang-ancaman. Berdasarkan Tabel 21. Diperoleh nilai x 0 yaitu – 0,63 dan nilai y 0 yaitu 0,02. Posisi titik koordinat x dan y dapat dilihat pada diagram cartesius pada Gambar 4. -0,63; 0,02 Faktor Eksternal F a k t o r I n t e r n X - X + Y + I Strategi Agresif III Strategi Turn-Around Universitas Sumatera Utara Gambar 4. Matriks Posisi Sistem Agribisnis Beras Organik Pada Gambar 4. Menunjukkan posisi strategi pengembangan beras organik di Desa Lubuk Bayas berada pada kuadran III yang artinya petani organik memiliki peluang besar dalam pengembangan sistem agribisnis beras organik yaitu berupa sarana produksi yang tersedia, permintaan beras organik yang meningkat dan dukungan kelompok tani dan dukungan Lembaga Swadaya Masyarakat LSM. Namun disamping itu petani memiliki kelemahan internal yaitu berupa luas lahan organik yang relatif kecil, produksi padi organik yang rendah, pelaksanaan pertanian organik yang masih pada tahap rendah, tidak melakukan pencatatan kegiatan usahatani dan pendapatan usahatani organik yang relatif rendah. Posisi strategi ini menekankan pada mengatasi kelemahan-kelemahan internal yang ada agar dapat memanfaatkan peluang tersebut secara optimal.

5.2.4 Penentuan Alternatif Strategi Pengembangan Sistem Agribisnis Beras Organik di Desa Lubuk Bayas