banyak bila dibandingkan dengan pertanian anorganik konvensional, namun hal ini tidak signifikan karena kebanyakan petani organik hanya menggunakan tenaga kerja dalam
keluarga untuk usahataninya.
5.1.2 Deskripsi Faktor Eksternal
a. Ketersediaan Sarana Produksi Ketersediaan sarana produksi merupakan salah satu subsistem dalam sistem agribisnis. Di
Desa Lubuk Bayas ketersediaan sarana produksi memiliki potensi yang cukup baik. Sarana produksi yang meliputi : benih organik, pupuk organik dan pestisida organik cukup tersedia
di Desa ini. Benih organik dimuliakan oleh beberapa petani organik dan dijual dikelompok tani, sehingga
apabila petani ada yang berminat untuk mencoba pertanian organik, kebutuhan akan benih organik sudah tersedia. Bahan baku bahan pembuatan pupuk dan pestida organik berasal dari
hewan ternak. Ketersediaan hewan ternak di Desa Lubuk Bayas mencukupi dan CV Natama yang secara swadaya didirikan oleh petani untuk menyediakan pestisida nabati dan pupuk
organik bagi petani. Hal ini merupakan salah satu peluang bagi Desa Lubuk Bayas untuk mengembangkan pertanian organik.
b. Ketersediaan Mesin Penggiling dan Tempat Penjemuran Ketersediaan mesin penggiling dan tempat penjemuran merupakan bagian dari subsistem
pengolahan pada sistem agribisnis. Di Desa Lubuk Bayas subsistem pengolahan beras organik masih belum berjalan dengan baik. Meskipun pada tahun 2012 Desa Lubuk Bayas
telah mendapat bantuan dari pemerintah berupa mesin penggiling. Mesin ini dipergunakan untuk menggiling gabah organik karena selama ini gabah organik masih bercampur di tempat
penggilingan anorganik konvensional. Namun mesin ini belum dapat beroperasi dengan baik hingga saat ini.
Universitas Sumatera Utara
Ketersediaan tempat penjemuran khusus gabah organik juga belum tersedia di Desa Lubuk Bayas, selama ini petani masih melakukan penjemuran ditempat gabah anorganik
konvensional. Jika melihat standarisasi produk organik, hal ini tidak diperbolehkan karena khawatir akan adanya kontaminasi atau pencampuran antara gabah organik dengan gabah
anorganik. Adanya informasi yang jelas mengenai pengolahan pangan organik sangat dibutuhkan karena sistem pengolahan produk organik seharusnya dilakukan secara hati-hati
untuk menjaga integritas organik dan mutu produk. c. Mutu Beras Organik
Mutu beras organik merupakan bagian dari subsistem pemasaran. Beras dikatakan organik apabila telah memenuhi standar yang telah di tetapkan oleh pemerintah ataupun badan
sertifikasi. Sertifikasi produk merupakan salah satu indikator mutu beras organik. Tidak mudah untuk mendapatkan sertifikasi label organik karena untuk mendapatkan label organik
pada produk organik harus melewati serangkaian kegiatan sertifikasi oleh lembaga seritifikasi produk organik yang kredibel. Dalam upaya pengembangan pertanian organik untuk menuju
sertifikasi produk organik di Indonesia, Pusat Standarisasi dan Akreditasi Departemen Pertanian menetapkan 4 jenis sertifikat yang dihasilkan dalam kegiatan sertifikasi, yaitu :
a. Sertifikat dan label biru untuk produk nonpestisida. b. Sertifikat dan label kuning untuk produk transisi organik.
c. Sertifikat dan label hijau untuk produk setara dengan SNI organik d. Sertifikat dan label hijau serta ada tulisan grown locally . Ini khusus produk pertanian yang
tumbuh secara organik dengan sendirinya. Mekanisme sertifikasi ini dilakukan oleh pemerintah atau pihak yang melakukan sertifikasi
dan tim ahli organik dari pihak sertifikasi. Pihak-pihak tersebut dalam melakukan sertifikasi akan turun langsung ke lapangan. Produk beras organik di Desa Lubuk Bayas belum
mendapat sertifikasi produk. organik, hal ini karena keterbatasan biaya untuk melakukan
Universitas Sumatera Utara
sertifikasi. Namun produk beras organik yang selama ini dipasarkan sudah pernah diuji oleh laboratorium Sucofindo dan dinyatakan bebas dari residu kimia.
Sertifikasi produk organik berpengaruh terhadap kepastian pasar. Akibat belum adanya sertifikasi produk beras organik di Desa Lubuk Bayas, petani enggan melakukan usatahani
padi organik dengan skala yang luas. Hal ini merupakan salah satu indikasi subsistem pemasaran pada sistem agribinis beras organik di Lubuk Bayas belum berkembang dengan
baik. Dari segi rasa beras organik Desa Lubuk Bayas rasanya lebih enak dan pulen. Kandungan
gizi dalam beras organik juga terjamin karena telah diuji bebas pestisida. Namun beras organik tidak dapat bertahan lama dalam karung, tetapi setelah dimasak dalam bentuk nasi
akan lebih tahan lama basi. d. Jaringan Pemasaran
Jaringan pemasaran merupakan salah satu subsistem pemasaran dari sistem agribisnis. Jaringan pemasaran beras organik di Desa Lubuk Bayas dapat dikatakan belum berkembang.
Di Desa ini hanya terdapat satu pedagang pengumpul untuk gabah khusus organik, pedagang pengumpul tersebut sekaligus berperan sebagai pihak bidang pemasaran kelompok Tani
Subur. Berdasarkan hasil wawancara, pedagang pengumpul mengalami keterbatasan modal dalam
membeli gabah organik milik petani, sehingga pada saat panen raya tidak semua gabah organik milik petani dibeli oleh pedagang pengumpul. Pedagang pengumpul membeli gabah
organik dari petani dan mengolah gabah tersebut tanpa menjual gabah tersebut ke pihak lain. Pedagang pengumpul menjual beras organik kepada beberapa grosir beras, konsumen
langsung, LSM BITRA Indonesia dan took organik JAPPSA yang berlokasi di Kota Medan. Bidang pemasaran kelompok tani Subur dan toko organik JAPPSA mengalami kesulitan
dalam mengembangkan jaringan pemasaran beras organik di Desa Lubuk Bayas karena
Universitas Sumatera Utara
produk organik tersebut belum mendapat sertifikasi. Keterbatasan dalam hal financial dan minimnya pengetahuan teknis mengenai jalur-jalur pemasaran produk organik. Hal ini
menyebabkan pemasaran beras organik masih terkonsentrasi di kawasan tertentu, belum menyebar secara merata di setiap wilayah konsumen.
Dari aspek harga produk beras organik lebih mahal bila dibandingkan dengan beras anorganik konvensional. Hal ini merupakan market power bagi produsen produk-produk
organik di pasaran. Dari aspek lokasi, Desa Lubuk Bayas merupakan desa yang terjangkau, sarana prasarana yang menghubungkan ke ibukota Provinsi Sumatera Utara ataupun ke
ibukota Kabupaten Serdang Bedagai cukup memadai sehingga memudahkan dalam melakukan pemasaran dan distribusi produk beras organik.
Selama ini pihak bidang pemasaran kelompok Tani Subur dibantu dengan pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai telah melakukan promosi dengan mengikuti pameran-pameran
beras organik di daerah baik tingkat provinsi hingga tingkat nasional. Hal ini bertujuan untuk mempromosikan produk organik berupa beras organik Desa Lubuk Bayas.
Pihak JAPPSA juga telah melakukan promosi untuk mengembangkan pemasaran beras organik. Mulai dari pengenalan pertanian organik melalui media surat kabar, hingga
penyebaran brosur mengenai produk organik serta mengikuti pameran-pameran. e. Permintaan Beras Organik
Dengan adanya permintaan beras organik merupakan salah satu peluang bagi petani organik untuk meningkatkan produksi beras organik. Peningkatan beras organik dapat tercapai
dengan adanya integrasi yang baik antara subsistem satu dengan subsitem yang lain. Permintaan akan beras organik dipasaran mengalami peningkatan, baik dari bidang
pemasaran kelompok tani Subur maupun dari toko organik JAPPSA yang berada di Medan. Bidang pemasaran kelompok tani Subur setiap bulan secara kontiniu mengirimkan beras
Universitas Sumatera Utara
organik ke toko organik JAPPSA dan jumlahnya setiap tahun mengalami peningkatan. Peningkatan permintaan beras organik disebabkan oleh konsumen mulai tertarik dengan
produk-produk berlabel organik, dengan alasan kesehatan. f. Dukungan Kelompok Tani
Peran kelompok tani merupakan salah satu subsistem pendukung dalam sistem agribisnis. Kondisi kelompok tani di Desa Lubuk Bayas sangat mendukung dalam kegiatan
pengembangan pertanian organik, mulai dari subsistem penyediaan sarana produksi hingga kegiatan subsistem produksi, subsistem pengolahan dan subsistem pemasaran. Hal ini dapat
dilihat dari adanya ajakan dari kelompok tani untuk bertani secara organik, adanya pelatihan mengenai pertanian organik secara berkala, melakukan kontrol secara berkala terhadap petani
organik dengan sistem ICS Internal Control System dan selalu memberikan motivasi kepada petani yang melakukan pertanian organik.
Kelompok Tani Subur dibantu oleh pendamping petani dari pihak Lembaga Swadaya Masyarakat LSM BITRA Indonesia dapat mengaplikasikan pertanian organik secara
kontiniu dan adanya susunan organisasi kelompok tani yang struktural mulai dari pengembangan di bidang budidaya maupun pemasaran serta tim ICS Internal Control
System yang membantu dalam pengawasan penggunaan bahan-bahan kimia sintetis. g. Dukungan Pemerintah
Pemerintah merupakan salah satu pihak dari subsistem pendukung dalam sistem agribisnis. Dukungan pemerintah setempat terhadap perkembangan pertanian organik, khususnya beras
organik di Desa Lubuk Bayas kurang optimal. Saat ini pemerintah telah melakukan program penyuluhan pertanian organik melalui metode SRI System Rice Intensification . Metode ini
merupakan salah satu langkah menuju pertanian organik. Namun saat ini belum ada insentif bagi petani organik di Desa Lubuk Bayas, seperti
dukungan fasilitas rumah kompos, sertifikasi produk organik ataupun jaminan pembelian
Universitas Sumatera Utara
gabah organik serta kebijakan pemerintah mengenai kontrol penggunaan pupuk dan pestisida kimia.
h. Dukungan Lembaga Swadaya Masyarakat Lembaga Swadaya Masyarakat merupakan salah satu bagian dari subsistem pendukung dari
sistem agribisnis beras organik di Desa Lubuk Bayas. Lembaga Swadaya Masyarakat LSM BITRA Indonesia merupakan salah satu lembaga yang peduli dan concern terhadap
perkembangan pertanian organik di Sumatera Utara, khususnya Desa Lubuk Bayas, Kabupaten Serdang Bedagai.
Dukungan ini berupa penyuluhan dan pelatihan mengenai pertanian organik melalui sekolah lapang, pendampingan petani untuk bertani secara organik, kontrol secara berkala serta
bantuan berupa pinjaman lunak untuk membantu petani dalam berusahatani organik. LSM Bitra Indonesia juga memfasilitasi petani dalam kegiatan yang berkaitan dengan pertanian
organik, membantu petani organik memasarkan produk organiknya ke kota Medan dan menjadi fasilitator antara petani organik dan pemeritah dalam proses sertifikasi produk.
i. Sarana Irigasi Irigasi merupakan salah satu bagian dari subsistem produksi pada sistem agribisnis beras
organik di Desa Lubuk Bayas. Sarana irigasi di Desa Lubuk Bayas masih menggunakan sarana irigasi setengah teknis namun dari segi ketersediaan air dan pembagian air dapat
dikatakan cukup baik. Menurut standarisasi organik yang telah ditetapkan oleh pemerintah, seharusnya ada
pemisahan air irigasi antara lahan organik dengan lahan anorganik untuk menghindari kontaminasi pupuk kimia ataupun pestisida kimia. Pemisahan tersebut dapat dilakukan
misalnya dengan pembuatan waduk ataupun saluran air tersendiri untuk pengairan lahan organik.
5.2 Analisis Strategi Pengembangan Beras Organik di Desa Lubuk Bayas