36
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Kabupaten Tapanuli Tengah merupakah salah satu kabupaten yang berada di Propinsi Sumatera Utara. Jarak dari ibukota propinsi ± 359 km, terdiri dari 15
kecamatan dengan 160 desakelurahan. Sebelah Utara berbatasan Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, sebelah Selatan dengan Kabupaten Tapanuli Selatan, Sebelah
Timur dengan Kabupaten Tapanuli Utara, dan Sebelah Barat berbatasan dengan Samudera Indonesia.
Jarak masing-masing ibu kota kecamatan ke ibukota kabupaten dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.1. Jarak Masing-Masing Ibu Kota Kecamatan ke Ibukota Kabupaten Tapanuli Tengah
No. Ibukota Kecamatan
Jarak km
1. Pinang sori
22 2. Lopian
Badiri 12
3. Sibabangun 30
4. Tukka 5
5. Nauli Sitahuis
35 6.
Tapian Nauli II 21
7. Kolang Nauli II
21 8. Sorkam
45 9.
Pasaribu Tobing Jae Sorkam Barat 46
10. Siordang Sosor Gadong
62 11. Padang
Masiang 76
12. Rina Bolak Andam Dewi
88 13. Bajamas
Sirandorung 96
14. PO. Manduamas
108 Sumber: Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Tapanuli Tengah, 2007
Berdasarkan hasil sensus penduduk pada tahun 2000 SP 2000 yang mencacah penduduk secara lengkap, penduduk di Kabupaten Tapanuli Tengah
berjumlah sebanyak 244.679 jiwa. Menurut hasil proyeksi penduduk, pada tahun 2005 penduduk meningkat menjadi 286.124 jiwa dengan kepadatan penduduk sebesar
130 jiwa per km
2
. Rata-rata laju pertumbuhan pendudukan Kabupaten Tapanuli Tengah pada tahun 2000-2005 sebesar 1,86 per tahun. Komposisi penduduk laki-
laki lebih banyak 50,20 daripada perempuan 49,8, sehingga rasio jenis kelamin sex ratio 100,79 persen yang artinya pada setiap 10.000 orang penduduk
perempuan terdapat 10.079 penduduk laki-laki. Rata-rata anggota keluarga rumah tangga Kabupaten Tapanuli Tengah pada
tahun 2005 adalah 4,9 yang merupakan suatu indikator untuk menunjukkan muatan suatu rumah tangga. Angka ini dapat dijadikan suatu acuan apakah keluarga di suatu
daerah masih merupakan suatu keluarga besar atau sudah merupakan keluarga kecil. Penyebab kecilnya angka ini diduga meningkatnya kesadaran masyarakat untuk
membentuk keluarga yang sesuai dengan program keluarga kecil, bahagia dan sejahtera yang diikuti menurunnya tingkat kelahiran. Kemungkinan lain banyaknya
anggota rumah tangga yang melakukan migrasi ke daerah lain untuk mencari kehidupan yang lebih baik.
Pendidikan tertinggi
ditamatkan merupakan salah satu indikator pokok untuk
mengetahui kualitas pendidikan. Secara umum, dari tahun 2005-2006 tingkat pendidikan penduduk kabupaten Tapanuli Tengah mengalami peningkatan. Kondisi
40
ini dicerminkan semakin menurunnya persentase penduduk yang tidakbelum sekolah dan penduduk yang tidakbelum tamat SD.
Distribusi frekuensi penduduk usia 10 tahun keatas menurut pendidikan tertinggi dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.2. Persentase Penduduk Usia 10 Tahun Keatas Menurut Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan Tahun 2005-2006
2005 2006 Pendidikan tertinggi yang
ditamatkan L P
L+P L P
L+P Tidakbelum
sekolah 2,22 5,10 3,67 1,28 3,47 2,39
Tidakbelum tamat
SD 30,49 30,91 30,70 27,54 30,50 29,03
SD sederajat
25,97 27,49 26,73 33,68 31,90 32,78 SLTP
sederajat 23,99 20,57 22,28 21,55 17,93 19,72
SLTA ke
atas 17,33 15,93 16,62 15,95 16,20 16,08
Total 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Sumber: BPS 2005-2006 Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa pada tahun 2005, persentase terbesar
penduduk menurut tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan berada pada penduduk yang tidakbelum tamat SD 30,70, sedangkat pada tahun 2006
persentase terbesar berada pada penduduk tamat SD 32,87. Namun pada tahun 2006 terjadi penurunan yang cukup berarti pada persentase
penduduk yang tamat SLTP dan SLTA. Pada tingkat SLTP terjadi penurunan yang signifikan dari 22,28 pada tahun 2005 menjadi 19,72 pada tahun 2006. Kondisi ini
menggambarkan bahwa banyak penduduk yang tidak lagi melanjutkan sekolah setelah mereka tamat SD.
41
4.2. Karakteristik Responden