50
BAB V PEMBAHASAN
5.1. Karakteristik Responden 1. Umur
Hasil analisis menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh umur terhadap pemanfaatan pelayanan RSUD Pandan Sig.0,005. Perbedaan persentase pasien
yang memanfaatkan dan pasien yang tidak memanfaatkan pelayanan RSUD Pandan berdasarkan umur sangat kecil. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian
Sabaruddin 2002 yang menyatakan bahwa pemanfaatan pelayanan kesehatan berhubungan dengan umur. Variabel umur merupakan hal yang penting, karena
biasanya sasaran program pelayanan kesehatan cenderung berkaitan dengan umur. Seperti kita ketahui bahwa pada hakekatnya pelayanan kesehatan dapat dimanfaatkan
oleh semua golongan umur.
2. Jenis Kelamin
Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat pengaruh jenis kelamin terhadap pemanfaatan pelayanan RSUD Pandan Sig.0,005. Perbedaan persentase pasien
perempuan dan laki-laki yang memanfaatkan pelayanan RSUD Pandan sangat relatif kecil. Berdasarkan hasil wawancara, responden memilih tidak memanfaatkan
pelayanan RSUD dengan alasan laki-laki biasanya bekerja untuk mencari nafkah, sehingga kalau pergi ke rumah sakit, maka tidak ada yang mencari nafkah.
3. Status Perkawinan
Hasil analisis menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh status perkawinan terhadap pemanfaatan pelayanan RSUD Pandan Sig.0,005. Pasien yang
memanfaatkan pelayanan RSUD Pandan adalah mayoritas yang tidak kawin. Sedangkan pasien yang tidak memanfaatkan pelayanan RSUD Pandan adalah
mayoritas yang kawin. Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa faktor yang paling menentukan mereka memanfaatkan pelayanan kesehatan atau tidak adalah
pendapatan. Hal ini berhubungan dengan biaya pendampingan yang akan dikeluarkan.
4. Pendidikan
Hasil analisis menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh pendidikan terhadap pemanfaatan pelayanan RSUD Pandan Sig.0,005. Cumming 2006
menyatakan bahwa pemanfaatan pelayanan kesehatan berhubungan dengan tingkat pendidikan. Pendidikan merupakan alat yang dapat mengubah nilai dan norma
keluarga, dengan pendidikan seseorang dapat menerima lebih banyak informasi dan memperluas cakrawala berpikir sehingga mudah untuk mengembangkan diri.
Kalangie 1994 menyatakan bahwa yang mempengaruhi seseorang untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan yaitu pendidikan. Pendidikan sangat penting bagi
seseorang dimana pendidikan formal akan membekali seseorang dengan dasar-dasar pengetahuan, teori dan logika, pengetahuan umum, kemampuan analisis serta
pengembangan kepribadian. Tingkat pendidikan sangat menentukan daya nalar
51
seseorang untuk lebih baik yang akan memungkinkan seseorang untuk menyerap informasi, juga dapat berpikir secara rasional dalam menanggapi informasi atau setiap
masalah yang dihadapi. Dalam hubungannya dengan pelayanan kesehatan bila seseorang mempunyai pengetahuan dan pendidikan yang tinggi, maka akan
mempercepat penerimaan pesan-pesan, informasi yang disampaikan tentang manfaat dan jenis pelayanan yang disediakan. Dengan peningkatkan pendidikan diharapkan
pengetahuan terhadap masalah kesehatan dapat meningkat juga. Berdasarkan data yang dikumpulkan dapat diketahui bahwa tingkat
pendidikan responden kurang bervariasi, hanya ada pendidikan dasar dan menengah. Hasil wawancara juga menunjukkan bahwa responden memilih tidak memanfaatkan
pelayanan RSUD dengan alasan penyakit yang dideritanya tidak terlalu parah, takut kalau ketahuan penyakitnya sudah parah untuk itu lebih bagus ditahankan, takut kalau
penyakitnya tidak bisa sembuh lagi. Artinya jika penyakitnya terdeteksi sudah parah, maka mau tidak mau mereka harus opname di RS yang mengakibatkan mereka tidak
dapat bekerja dan tidak punya penghasilan untuk menghidupi keluarganya.
5. Pekerjaan