Dari rumusan yang diberikan diatas dapat diketahui bahwa suatu Perseroan Terbatas sebagai bentuk modern corporation memiliki setidaknya tiga
karasteristik tambahan yaitu : 1. Kepemilikannya diwadahkan dalam bentuk saham-saham yang dapat dengan
mudah dipindahtangankan atau dialihkan kepada siapapun juga; 2. Mempunyai masa hidup yang abadi dengan jangka waktu pendirian yang tidak
ditentukan lamanya, yang tidak digantungkan pada masa hidup pemegang sahamnya.
3. Sifat tanggung jawab yang tidak hanya terbatas pada pemegang saham, tidak hanya untuk tanggung jawab perdata melainkan juga tanggung jawab atas suatu
tindak pidana yang dilakukan oleh perseroan. Disamping itu dikenal juga pertanggung jawaban terbatas terhadap para pengurusnnya.
37
Dengan dinyatakannya suatu perusahaan berstatus badan hukum dengan
sifat tanggung jawabnya yang terbataspun hadir demi hukum bagi kepentingan pemegang saham.
Hal ini berarti bahwa seorang pemegang saham terbatas kepada sahamnya sendiri yang telah diambil itu mengenai pertanggungjawabannya atas segala tindak
tanduk, keuntungan dan kerugian dari pada Perseroan Terbatas yang bersangkutan. Ia hanya bertanggung jawab atas jumlah sahamnya. Jika belum disetor harus disetor
penuh. Tetapi kalau sudah disetor maka hanya sejumlah nilai dari sahamnya itu saja yang dia harus bertanggung jawab terhadap Perusahaan dan terhadap pihak ketiga
yang menuntut dari Perseroan Terbatas. Maka ini adalah sifat dari pada suatu Limited Company-nya suatu Perseroan Terbatas, terbatas dalam tanggung jawab para
pemegang sahamnya.
38
2. Pendirian Perseroan Terbatas Menjadi Badan Hukum
Sebuah Perseroan Terbatas berdiri atau “ada” semata-mata karena adanya perjanjian yang dibuat oleh dua orang atau lebih dihadapan notaris untuk
37
Gunawan Wijaya, op.cit. h. 11
38
Sudargo Gautama, Komentar atas Undang-Undang Perseroan Terbatas Yang Baru 1995 No.1 Perbandingan Dengan Peratuturan Lama, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung,1995, h.19.
Rita Dyah Widawati : Tanggungjawab Induk Perusahaan Terhadap Perikatan Yang Dilakukan Oleh Anak Perusahaan, 2009
melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham, dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Undang-Undang
Perseroan Terbatas dan peraturan pelaksananya Undang-Undang Perseroan Terbatas Pasal 1 ayat 1.
Dengan demikian Perseroan Terbatas adalah suatu badan yang sengaja dibentuk untuk melakukan usaha tertentu oleh orang-orang atau badan hukum yang
disebut sebagai pendiri. Pasal 38 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang menentukan bahwa suatu
Perseroan Terbatas harus didirikan dengan suatu akta otentik, dengan demikian maka “akta otentik itu merupakan syarat mutlak untuk Perseroan Terbatas, dengan lain
perkataan apabila tidak ada suatu akta otentik, badan atau perserikatan itu tidak merupakan suatu Perseroan Terbatas melainkan suatu CV atau firma”
39
Pasal 1870 KUHPerdata menentukan bahwa suatu akta otentik memberi suatu bukti yang sempurna tentang apa yang termuat didalamnya antara pihak beserta ahli
warisnya atau orang yang mendapat hak dari pada mereka. Dari ketentuan tersebut ternyata pada hakekatnya suatu akta otentik merupakan suatu alat pembuktian yang
sempurna, mengenai apa yang disebutkandinyatakan dalam akta itu. Dengan demikian isi dari pada akta itu mencerminkan kehendak para pihak atau apa yang
tercantum dalam akta itu mempunyai kekuatan pembuktian formil. Prosedur pendirian Perseroan Terbatas ditempuh dengan melalui beberapa tahap:
1. Tahap akta notaris
39
R. Suryatin, op.cit. h. 58
Rita Dyah Widawati : Tanggungjawab Induk Perusahaan Terhadap Perikatan Yang Dilakukan Oleh Anak Perusahaan, 2009
Pada tahap ini yang merupakan tahap pertama dari pendirian suatu Perseroan Terbatas, para pendiri diwajibkan untuk membuat akta pendirian suatu Perseroan
Terbatas berbentuk akta otentik dengan akta notaris. Ini sesuai dengan Ketentuan dalam Pasal 7 ayat 1 Undang-Undang tentang Perseroan
Terbatas no. 40 tahun 2007. 2. Tahap Pengesahan Mentri