Prevalensi gangguan OAB Tabel 2. Prevalensi gangguan OAB Sebaran gangguan OAB menurut usia Tabel 3. Pengaruh usia terhadap OAB

4.2. Prevalensi gangguan OAB Tabel 2. Prevalensi gangguan OAB

OAB n Positif Negatif 18 82 18 82 Sampel penelitian adalah petugas paramedis yang bekerja di lingkungan RSHAM yang dipilih secara acak dan didapatkan jumlah sampel atau responden sebanyak 100 orang. Penegakan diagnosis OAB dilakukan dengan anamnesaangket standart ICS, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan urinalisa serta pengisian daftar harian berkemih DHB selama 7 hari. Didapatkan sebanyak 18 orang yang menderita OAB 18. Angka kejadian secara umum dari overactive bladder ini ditemukan sekitar 20 hingga 40 dari seluruh inkontinensia urin. Prevalensi OAB pada wanita di Eropa dengan 16.776 responden yang berusia diatas 40 tahun sebesar 17. Ujang Ridwan Permana : Prevalensi Dan Faktor-Faktor Resiko Overactive Bladder Pada Para Medis Perempuan di RSUP..., 2008 USU e-Repository © 2008

4.3. Sebaran gangguan OAB menurut usia Tabel 3. Pengaruh usia terhadap OAB

OAB Ya Tidak Total Usia tahun n n n p RP 95 CI 40 40 – 49 50 – 55 5 9 4 9,4 22,5 57,1 48 31 3 90,6 77,5 42,9 53 40 7 100 100 100 0,005 2,787 12,8 0,854-9,096 2,207-74,221 Chi-square Regresi logistik Pada tabel 3 diatas, kelompok usia 40 – 49 tahun paling banyak mengalami gangguan OAB, yaitu 9 orang 22,5. kelompok usia 40 tahun, lima orang 9,4 diantaranya menderita OAB. Sedangkan pada kelompok 50 – 55 tahun yang menderita OAB sebanyak 4 orang 57,2. Secara statistik terdapat hubungan yang bermakna antara pengaruh usia terhadap kejadian OAB p0,05. Rasio prevalen kelompok usia 50 – 55 tahun sebesar 12,8, artinya pada kelompok usia ini resiko untuk terjadinya OAB sebesar 12,8 kali lebih besar dibandingkan dengan kelompok usia 40 tahun. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa faktor usia berhubungan erat dengan inkontinensia urin. DuBeau dkk 2003 melaporkan bahwa resiko OAB meningkat dengan bertambahnya usia dengan nilai OR 1,3. Louw 2003 mendapatkan bahwa usia yang makin lanjut, semakin tinggi resiko terjadinya OAB, dengan OR 1,59 pada umur lebih dari 45 tahun. 63,64 Ujang Ridwan Permana : Prevalensi Dan Faktor-Faktor Resiko Overactive Bladder Pada Para Medis Perempuan di RSUP..., 2008 USU e-Repository © 2008 Pada penelitian ini, kelompok usia 50 – 55 tahun yang mengalami gangguan OAB lebih sedikit dibandingkan dengan kelompok usia 40 – 49 tahun. Hal ini disebabkan karena jumlah responden pada kelompok usia 50 – 55 tahun jauh lebih sedikit. 4.4. Sebaran gangguan OAB menurut riwayat persalinan Tabel 4. Pengaruh riwayat persalinan terhadap OAB OAB Ya Tidak Total Riwayat persalinan n n n p RP 95 CI Belum pernah SC Spontan EV 1 2 11 4 10 11,1 16,4 80 9 16 56 1 90 88,9 83,6 20 10 18 67 5 100 100 100 100 0,003 1,768 1,125 36,0 0,203-15,403 0,089-14,202 1,772-731,562 Chi-square Regresi logistik Pada tabel 4. diatas didapatkan riwayat persalinan spontan paling banyak menderita OAB sebanyak 11 orang 16,4, riwayat ekstraksi vakum yang menderita OAB sebanyak 4 orang 80 , riwayat seksio sesarea yang menderita OAB sebanyak 2 orang 11,1, dan pada kelompok belum pernah melahirkan yang menderita OAB sebanyak 1 orang 10. Dengan uji statistik didapatkan hubungan yang bermakna antara riwayat persalinan dengan terjadinya OAB p0,05. Pada kelompok riwayat persalinan ekstrasi vakum didapatkan rasio prevalens sebesar 36. Artinya persalinan dengan ekstraksi vakum, mempunyai resiko terjadinya OAB sebesar 36 kali lebih besar dibandingkan dengan wanita yang belum pernah melahirkan. Ujang Ridwan Permana : Prevalensi Dan Faktor-Faktor Resiko Overactive Bladder Pada Para Medis Perempuan di RSUP..., 2008 USU e-Repository © 2008 Millard 2001 menyatakan bahwa wanita yang mempunyai riwayat persalinan pervaginam mempunyai resiko mengalami gangguan berkemih sebesar 2,5 kali lipat dibandingkan wanita yang tidak pernah mengalami persalinan. 65 Louw 2004 melaporkan bahwa partus pervaginam mempunyai resiko yang lebih besar OR=1 untuk terjadinya OAB dibandingkan dengan seksio sesarea OR=0,2. 64 Pada penelitian ini, resiko untuk terjadinya OAB pada persalinan seksio sesarea RP = 1,768 lebih besar dibandingkan dengan persalinan spontan RP = 1,125, dimana seharusnya persalinan spontan memiliki resiko yang lebih besar untuk menderita OAB dibanding seksio sesarea. Hal ini disebabkan karena pada penelitian ini indikasi seksio sesarea terbanyak karena persalinan tidak maju. Ujang Ridwan Permana : Prevalensi Dan Faktor-Faktor Resiko Overactive Bladder Pada Para Medis Perempuan di RSUP..., 2008 USU e-Repository © 2008

4.5. Sebaran gangguan OAB menurut paritas Tabel 5. Pengaruh paritas terhadap OAB