4.5. Sebaran gangguan OAB menurut paritas Tabel 5. Pengaruh paritas terhadap OAB
OAB Ya Tidak
Total Paritas
n n n p
RP 95 CI
Nullipara Primipara
Multipara 1
2 15
10 16,7
19,2 9
10 63
90 83,3
80,8 10
12 78
100 100
100 0,768
1,8 2,143
0,139-23,374 0,252-18,28
Chi-square Regresi logistik
Pada tabel 5, didapatkan multipara 15 orang 19,2 yang mengalami OAB.Primipara 2 orang 16,7 yang mengalami OAB dan Nullipara 1 orang 10
yang mengalami OAB. Secara uji Chi-square tidak didapatkan hubungan yang bermakna antara paritas dengan kejadian OAB.
Hording dkk 1986 menyatakan bahwa paritas tidak berhubungan dengan
terjadinya inkontinensia urin pada wanita dengan usia 45 tahun.
Burgio dkk 1991
mendapatkan tidak adanya hubungan yang bermakna antara paritas dengan kejadian OAB.
66,67
Namun, Millard 2001
menyebutkan bahwa paritas dapat mempengaruhi terjadinya gangguan OAB secara signifikan.
Goldberg 2003
mendapatkan wanita multipara mempunyai resiko 1,46 kali untuk terjadi inkontinensia urin dibandingkan dengan
primipara. Eason dkk 2004
menyebutkan bahwa multipara jika dibandingkan dengan primipara mempunyai resiko sebesar 1,5 kali.
65,68,69 Ujang Ridwan Permana : Prevalensi Dan Faktor-Faktor Resiko Overactive Bladder Pada Para Medis Perempuan di RSUP..., 2008
USU e-Repository © 2008
4.6 Sebaran gangguan OAB menurut indeks massa tubuh Tabel 6. Pengaruh indeks massa tubuh terhadap OAB
OAB Ya Tidak
Total IMT
n n n p
RP 95 CI
≤ 24,9 ≥ 25
3 15
5 37,5
57 25
95 62,5
60 40
100 100
0,0001 11,4
3,028-42,921
Chi-square Regresi logistik
Dari tabel 6. diatas, pada kelompok IMT ≥ 25 overweight dan obese didapatkan 15
orang 37,5 yang menderita OAB, dan pada kelompok IMT ≤ 24,9
normal dan kurus dijumpai 3 orang 5 yang menderita OAB. Pada uji statistik, didapatkan
hubungan yang bermakna antara indeks masssa tubuh dengan terjadinya OAB p0,05. Pada kelompok IMT
≥ 25 overweight dan obese didapatkan rasio prevalens sebesar 11,4, dimana pada kelompok ini resiko terjadinya OAB 11,4 kali
lebih besar dibandingkan dengan kelompok IMT ≤ 24,9
normal dan kurus.
DuBeau dkk 2003 menyatakan bahwa prevalensi OAB meningkat dengan
meningkatnya indeks massa tubuh, dengan nilai OR 1,5. Salvig dkk 1999
mendapatkan bahwa IMT 35 mempunyai resiko OAB dengan nilai OR 2,5.
Dywer dkk 1988
melaporkan bahwa obesitas secara signifikan berhubungan dengan resiko OAB.
63,70,71
Ujang Ridwan Permana : Prevalensi Dan Faktor-Faktor Resiko Overactive Bladder Pada Para Medis Perempuan di RSUP..., 2008 USU e-Repository © 2008
4.7 Sebaran gangguan OAB menurut menopause Tabel 7. Pengaruh menopause terhadap OAB