2.3.5. Terapi Overactive Bladder
Sekitar 15 saja dari penderita OAB yang datang berobat oleh karena berbagai alasan. Sebagian besar penderita menganggap bawah keluhan atau gangguan
berkemih tersebut adalah hal yang wajar yang dialami oleh orang usia lanjut. Alasan lain yang juga membuat mereka enggan datang berobat adalah karena rasa
malu.Penderita OAB biasanya mengatasi masalah tersebut dengan cara sering berkemih, mencari dan menghafal lokasi – lokasi kamar kecil, membatasi minum,
menggunakan pakaian yang berwarna gelap, serta menggunakan bantalan atau pembalut.
12
Ada 2 macam pilihan terapi diberikan pada penderita OAB yaitu
12
1. Konservatif 2. Operatif
Terapi Konservatif 1. Farmakoterapi.
Beberapa obat – obatan yang dapat digunakan untuk menghambat kontraksi kandung kemih antara lain dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Belakangan ini obat
yang banyak digunakan adalah tolterodine tartrate antimuscarinic agent karena dianggap lebih baik dibandingkan oxybutynin nonselective antimuscarinic agent,
khususnya dalam hubungannya dengan frekuensi dan keparahan dari efek samping obatnya yaitu mulut dan mata kering serta efek with drawalnya yang lebih rendah.
Ujang Ridwan Permana : Prevalensi Dan Faktor-Faktor Resiko Overactive Bladder Pada Para Medis Perempuan di RSUP..., 2008 USU e-Repository © 2008
Medikamentosa untuk Overactive Bladder .
37,38,39,40,41,42,43,44,45,46,47,48,49,50,51,52,53,54,55
Jenis obat Kemasan
Dosis Hyocyamine Levsin
antikolinergik Tablet 0,125mg,
kapsul 0,375 0,375 mg, 2 kali
sehari Oxybutinin Ditropan:Ditropan XL
antikolinergik + antimuskarinik Tablet 5,10mg, sirup
5mg5ml,kapsul 5,10, 15mg
2,5-5,0mg, 3 kali seharishort-
acting,5-30mg perharilong
acting Oxybutinin patch Oxytrol
antikolinergik + antimuskarinik Transdermal patch
36mg 1 patch 3-4 hari sekali
Propantheline Pro-Banthine antikolinergik
Tablet 7,5 15 mg 15-30mg, 4 kali
sehari Trospium Sanctura
nonselektif antikolinergik Tablet 20mg
2 kali sehari
Solifenacin Vesicare Tablet 5mg,10mg
5-10mg per hari Darifenacin enablex
antimuskrinik Tablet 7,5 mg, 15mg
7,5 -15 mg per hari
Tolterodine tartrate Dertrol, Detrol LA
antimuskarinik Tablet 1,2mg , kapsul
2,4mg 1-2mg, 2 kali
seharishort acting,4mg
perharilong acting
Ujang Ridwan Permana : Prevalensi Dan Faktor-Faktor Resiko Overactive Bladder Pada Para Medis Perempuan di RSUP..., 2008 USU e-Repository © 2008
Imipramin Toframil antidepresan trisiklik
Tablet 10,25,50mg
10-25mg, 3 kali sehari
Botulinum toxin BOTOX
®
, Dysport
®
Vial 100 IU, 500 IU 200-300
IU transuretral
disuntikkan pada 10-50 tempat
2. Terapi perubahan perilaku. Mencakup pengaturan asupan cairan, pembatasan konsumsi makanan dan
minuman yang mengandung kafein dan bladder training.Bladder drill atau bladder training merupakan salah satu modifikasi perilaku yang dapat dilakukan dalam
menangani Overactive Bladder, baik dengan atau tanpa kombinasi terapi farmakologis. Tetapi biasanya pemberian pengobatan dan latihan dilakukan
bersamaan.
3,6,7
Terapi ini bertujuan memperpanjang interval berkemih yang normal dengan tehnik distraksi atau tehnik relaksasi sehingga frekuensi berkemih hanya 6
hingga 7 kali perhari atau 3 hingga 4 jam sekali dan dilakukan minimal selama 6 minggu.
10,56
3. Akupunktur Dengan menggunakan jarum akupunktur ditempatkan secara bilateral pada kedua
betis bagian dalam, lipatan lutut bagian luar dan punggung belakang serta pada pertengahan perut bagian bawah. Kemudian jarum tersebut diputar searah jarum
jam, sehingga penderita merasakan sensasi panas dan sensasi meregang, kemudian jarum dipertahankan selama 20 menit. Hal ini diulangi setiap minggu
selama 1 bulan.
10,57
Ujang Ridwan Permana : Prevalensi Dan Faktor-Faktor Resiko Overactive Bladder Pada Para Medis Perempuan di RSUP..., 2008 USU e-Repository © 2008
4. Stimulasi elektrik electrostimulation
5,10,11
Dengan menggunakan suatu alat yang kecil dimasukkan ke dalam vagina, melalui gelombang elektrik yang dihantarkan menyebabkan otot-otot pelvik berkontraksi.
5. Mempergunakan inkontinens pads diaper Diharapkan penderita menggunakan pembalut ketika ingin beraktivitas luar.
10,58
6. Latihan otot dasar panggul kegal exercise
10,11,12
Bayangkan bila anda ingin flatus dan bayangkan seolah-olah anda menahan agar tidak terjadi flatus. Akan terasa otot dasar panggul bergerak sedangkan otot dan
paha tidak bergerak,kulit sekitar anus berkontraksi dan seolah-olah anus masuk kedalam.
Terapi operatif Terapi operatif untuk mengatasi keadaan OAB antara lain
:8,10,11,12,59,60,61,62
1. Sacral nerve stimulation Prinsip dari tindakan ini adalah dengan menghantarkan stimulasi elektrik sehingga
dapat menginhibisi refleks pada kandung kemih.Alat ini diimplankan secara permanen pada serabut saraf S3. Pada awalnya penderita menjalani evaluasi
serabut saraf perkutaneus, dimana jarum dimasukkan melalui foramen sacral dibawah anastesi lokal. Alat ini kemudian terhubungkan dengan stimulator eksternal.
Bagi penderita yang puas dengan teknik ini dapat dipertahankan secara permanen.
Ujang Ridwan Permana : Prevalensi Dan Faktor-Faktor Resiko Overactive Bladder Pada Para Medis Perempuan di RSUP..., 2008 USU e-Repository © 2008
2. Diversi urin Metode ini bertujuan untuk mengalihkan drainase urin dari uretra. Hal ini dilakukan
dengan cara mengalihkan ureter ke segmen ileum yang kemudian dibuat stoma permanen ke kulit.Urin yang terkumpul dialirkan ke kantong urin yang berada di kulit.
3. Detrusor myectomy Metode ini bertujuan untuk memperbaiki fungsi kapasitas kandung kemih dengan
cara meng-eksisi otot kandung kemih dari fundus kandung kemih sehingga meninggalkan divertikel yang lebar secara permanen.Kemudian omentum mayor
ditarik keluar kemudian dijahitkan pada dinding anterior vesika urinaria.
Ujang Ridwan Permana : Prevalensi Dan Faktor-Faktor Resiko Overactive Bladder Pada Para Medis Perempuan di RSUP..., 2008 USU e-Repository © 2008
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan studi observasional deskriptif untuk menilai penderita Overactive Bladder secara klinik dengan rancangan potong lintang cross sectional.
3.2. Tempat dan Waktu
1. Tempat penelitian dilakukan di RSUP H. ADAM MALIK Medan. 2. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober sampai bulan Desember 2007.
3.3. Populasi dan Sampel Penelitian 3.3.1 Populasi Penelitian
Populasi penelitian adalah paramedis perempuan di RSUP H. ADAM MALIK Medan.
3.3.2 Besar Sampel
Untuk memperkirakan jumlah kasus penderita Overactive Bladder di lingkungan RSUP H. ADAM MALIK Medan, besarnya sampel didapat dengan rumus :
n = Z
2
PQ d
2
Prevalensi = 40 P = 0,40
Q = 1 – P = 1 – 0,40 = 0,60 Penyimpangan = d = 10 = 0,1
Interval kepercayaan = 95 a = 0,05, Z = 1,96
Ujang Ridwan Permana : Prevalensi Dan Faktor-Faktor Resiko Overactive Bladder Pada Para Medis Perempuan di RSUP..., 2008 USU e-Repository © 2008