Diagnosis Overactive Bladder Overactive Bladder

menopause dapat menjadi kontribusi dalam peningkatan kejadian inkontinensia urin. Dengan menurunnya kadar estrogen, maka otot-otot detrusor kandung kemih menjadi lebih mudah berkontraksi.

2.3.4. Diagnosis Overactive Bladder

Diagnosis OAB dapat dibuat berdasarkan. 8,12,16,20,30,31,32,33 1. Anamnesa, meliputi : - Mengeksplorasi adanya gejala berupa urgensi, frekuensi nokturia - Gejala lain yang menyertai seperti stress inkontinensia dan prolaps organ pelvis. - Mengetahui adanya riwayat histerektomi abdominal maupun vaginal. - Mengetahui ada atau tidaknya penggunaan obat – obatan. - Pola dari intake cairan penderita yang menggunakan catatan harian berkemih selama 3 hingga 7 hari. - Jumlah pembalutdiapers yang digunakan. - Terapi sebelumnya dan keberhasilannya. Dimana anamnesa ini terangkum dalam kuesioner standar yang dikeluarkan oleh ICS Internatonal Continence Society, yang memiliki sensitifitas 80 dan spesifitas 75. 2. Pemeriksaan fisik, meliputi : - Pemeriksaan keadaan umum meliputi status vital, berat dan tinggi badan - Penilaian neurologi S2, 3, 4 Ujang Ridwan Permana : Prevalensi Dan Faktor-Faktor Resiko Overactive Bladder Pada Para Medis Perempuan di RSUP..., 2008 USU e-Repository © 2008 Pemeriksaan dilakukan dengan rectal touche untuk menilai kontraksi sfingter ani. Bila sfingter ani tidak dapat berkontraksi, kemungkinan terdapat kelainan neurologi S2, 3, 4. - Pemeriksaan abdomen untuk mengevaluasi adanya massa atau pengumpulan cairan. - Pemeriksaan ginekologi. - Tes batuk tes valsava. 3. Pemeriksaan urin. Urinalisa dilakukan untuk menyingkirkan adanya hematuria, glukosuria, piuria, dan bakteriuria. 4. Daftar harian berkemih Dibuat untuk mengetahui frekuensi berkemih, volume urin yang dikeluarkan, adanya nokturia atau tidak, dan adanya keinginan berkemih. Lamanya pencatatan daftar harian berkemih ini belum ada keseragaman, tetapi Abrams dkk menganjurkan untuk melakukan pencatatan selama 7 hari. 17 Belakangan ini para ahli menganjurkan pencatatan daftar harian berkemih selama 3 hingga 5 hari saja karena dianggap sudah cukup menggambarkan pola Overactive Bladder. Contoh daftar harian berkemih dapat dilihat dibawah ini. Ujang Ridwan Permana : Prevalensi Dan Faktor-Faktor Resiko Overactive Bladder Pada Para Medis Perempuan di RSUP..., 2008 USU e-Repository © 2008 Contoh Daftar Harian Berkemih 2,20,34,35 Kartu catatan buang air kecil hari ke- Tanggal : Minum Berkemih Interval waktu Jenis Jumlah Berapa kali Jumlah Keinginan kuat untuk berkemih Mengompol Kegiatan batuk, bersin, aktivitas fisik, hubungan seks, dll 00.00- 01.00 01.00- 02.00 02.00- 03.00 03.00- 04.00 04.00- 05.00 05.00- 06.00 07.00- 08.00 Dst Ujang Ridwan Permana : Prevalensi Dan Faktor-Faktor Resiko Overactive Bladder Pada Para Medis Perempuan di RSUP..., 2008 USU e-Repository © 2008 5. Pemeriksaan urodinamik Pemeriksaan urodinamik merupakan pemeriksaan baku emas untuk mendiagnosis Overactive Bladder. Evaluasi urodinamik terdiri dari cystometri, urethral pressure profilometry dan video urodynamic. Wanita yang didiagnosa secara klinis melalui kuesioner, pemeriksaan fisik dan daftar harian berkemih memiliki nilai akurasi diagnosis 75-80 . Tes urodinamik akan dilakukan bila diagnosis masih diragukan, terapi yang diberikan tidak memperlihatkan hasil yang baik atau bila ada rencana terapi operatif. Perlu diingat bahwa gejala – gejala yang ditemukan pada OAB dapat juga ditemukan pada jenis inkontinensia urin terutama pada stres inkontinensia urin SIU tipe campuran sehingga anamnesis yang teliti perlu dilakukan, karena pengobatan antara OAB dan SIU sangat berbeda. Secara klinis perbedaan gejalanya dapat dilihat pada tabel 1 di bawah ini. Perbedaan overactive bladder OAB dengan stres inkontinensia urin SIU. 36 Gejala OAB SIU 1. Urgensi + - 2. Frekuensi berkemih ≥ 8x + - 3.Keluarnya urin berhubungan dengan aktifitas batuk, bersin - + 4. Jumlah urin yang keluar banyak Sedikit 5. Berkemih malam hari nokturia ≥ 2 kali Jarang 6. Dapat menahan urin sampai ke toilet Tidak Bisa Ujang Ridwan Permana : Prevalensi Dan Faktor-Faktor Resiko Overactive Bladder Pada Para Medis Perempuan di RSUP..., 2008 USU e-Repository © 2008

2.3.5. Terapi Overactive Bladder