Gambar 3. Sistem persarafan kandung kemih
12
2.2. Mekanisme berkemih
Dalam keadaan normal, kandung kemih dan uretra berhubungan secara simultan dalam penyimpanan dan pengeluaran urin. Selama penyimpanan, leher kandung
kemih dan uretra proksimal menutup, dan tekanan intra uretral berkisar antara 20-50 cmH
2
O. Sementara itu otot detrusor berelaksasi sehingga tekanan dalam kandung kemih intravesikal tetap rendah 5-10 H
2
O.
12
Mekanisme berkemih, terdiri dari 2 fase yaitu fase pengisian dan fase pengosongan kandung kemih.
12
Ujang Ridwan Permana : Prevalensi Dan Faktor-Faktor Resiko Overactive Bladder Pada Para Medis Perempuan di RSUP..., 2008 USU e-Repository © 2008
Gambar 4. Fase pengisian dan pengosongan kandung kemih
12
1. Fase pengisian Filling Phase Untuk mempertahankan kontinensia urin, tekanan intra uretra selamanya
harus melebihi tekanan intravesika kecuali pada saat miksi void. Selama masa pengisian, ternyata hanya terjadi sedikit peningkatan tekanan
intravesika, hal ini disebabkan oleh kelenturan dinding vesika dan mekanisme neural yang diaktifkan pada saat pengisian vesika urinaria. Mekanisme neural
ini termasuk refleks simpatetik spinal yang mengaktifkan reseptor pada vesika urinaria dan menghambat aktifitas parasimpatis. Selama masa
pengisian vesika urinaria tidak ada aktivitas kontraktil involunter pada detrusor.
Tekanan normal intravesika maksimal adalah 50 cm H
2
O sedangkan tekanan intrauretra dalam keadaan istirahat antara 50 – 100 cm H
2
O.
Ujang Ridwan Permana : Prevalensi Dan Faktor-Faktor Resiko Overactive Bladder Pada Para Medis Perempuan di RSUP..., 2008 USU e-Repository © 2008
Selama pengisian vesika urinaria, tekanan uretra perlahan meningkat, mekanismenya belum jelas tapi EMG electromyogram dari pelvis
menunjukkan peningkatan aktivitas pada saat pengisian vesika urinaria, yang cenderung ke arah peningkatan aktifitas otot lurik spinchter. Refleks simpatis
juga meningkatkan stimulasi reseptor pada otot polos uretra dan meningkatkan konstriksi uretra pada saat pengisian vesika urinaria.
2. Fase miksi Voiding Phase Selama fase miksi terdapat penurunan aktifitas EMG dan penurunan tekanan
uretra yang mendahului kontraksi detrusor. Terjadi peningkatan intravesika selama peningkatan sensasi distensi untuk miksi. Pusat miksi terletak pada
batang otak, dan pengosongan vesika urinaria yang terkoordinasi bergantung pada jalur syaraf ascending maupun descending yang utuh. Refleks simpatis
dihambat, aktifitas efferen somatik pada otot lurik spinchter dihambat, dan aktifitas parasimpatis pada detrusor ditingkatkan. Semua ini menghasilkan
kontraksi yang terkoordinasi dari otot detrusor bersamaan dengan penurunan resistensi yang melibatkan otot lurik dan polos uretra. Terjadi penurunan leher
vesika urinaria dan terjadi aliran urin. Ketika miksi berakhir secara volunter, dasar panggul berkontraksi untuk meninggikan leher vesika urinaria ke arah
simfisis pubis, leher vesika tertutup dan tekanan detrusor menurun.
12,18,19
Ujang Ridwan Permana : Prevalensi Dan Faktor-Faktor Resiko Overactive Bladder Pada Para Medis Perempuan di RSUP..., 2008 USU e-Repository © 2008
Gambar.5 Proses terjadinya miksi
12
2.3. Overactive Bladder