diselenggarakan oleh politeknik, akademi, institut, sekolah tinggi, universitas dan akademi komunitas yang merupakan lanjutan dari jenjang pendidikan menengah.
112
Mengingat bahwa pendidikan tinggi adalah merupakan subsistem dari SPN, maka tujuan pendidikan tinggi tetap mengacu dan berpedoman pada tujuan pendidikan
nasional. Tujuan pendidikan tinggi yang dimaksud adalah:
113
a. Berkembangnya potensi mahasiswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada tuhan yang maha esa dan berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, terampil, kompeten, dan berbudaya untuk kepentingan bangsa;
b. Dihasilkannya lulusan yang menguasai cabang ilmu pengetahuan danatau teknologi untuk memenuhi kepentingan nasional dan peningkatan daya saing
bangsa; c. Dihasilkannya ilmu pengetahuan dan teknologi melalui penelitian yang
memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora agar bermanfaat bagi kemajuan bangsa, serta kemajuan peradaban dan kesejahteraan umat manusia; dan
d. Terwujudnya pengabdian kepada masyarakat berbasis penalaran dan karya penelitian yang bermanfaat dalam memajukan kesejahteraan umum dan
mencerdaskan kehidupan bangsa.
a. Pendirian Perguruan Tinggi
Penyelenggaraan pendidikan tinggi di Indonesia dapat dilaksanakan oleh Pemerintah atau Masyarakat melalui pendirian perguruan tinggi.
114
Perguruan tinggi yang didirikan oleh Pemerintah disebut Perguruan Tinggi Negeri PTN
115
dan oleh Masyarakat disebut Perguruan Tinggi Swasta PTS.
116
112
Pasal 19 ayat 1 UUSPN
Masyaraat yang mendirikan
113
Pasal 5 UU Pendidikan Tinggi
114
Masyarakat adalah kelompok Warga Negara Indonesia nonpemerintah yang mempunyai perhatian dan peranan dalam bidang pendidikan.
115
Pasal 7 UU Pendidikan Tinggi
116
Pasal 8 UU Pendidikan Tinggi PTS didirikan oleh Masyarakat dengan membentuk badan penyelenggara berbadan hukum seperti
Yayasan, perkumpulan, dan bentuk lain yang berprinsip nirlaba dan wajib memperoleh izin Menteri.
Universitas Sumatera Utara
PTS harus terlebih dahulu membentuk badan penyelenggara berbadan hukum seperti Yayasan, perkumpulan, dan bentuk lain yang berprinsip nirlaba. Dengan demikian
sangat jelas bahwa perusahaan komersial tidak dapat menyelenggarakan pendidikan tinggi di Indonesia.
Pendirian PTN dan PTS wajib memperoleh izin Pemerintah setelah memenuhi persyaratan-persyaratan yang ditetapkan sesuai dengan aturan perundang-undangan.
117
Pasal 60 Ayat 7 UU Pendidikan Tinggi mengatur bahwa ketentuan lebih lanjut mengenai pendirian PTN dan PTS serta perubahan atau pencabutan izin PTS diatur
dalam Peraturan pemerintah.
118
Pendirian perguruan tinggi adalah pembentukan akademi, politeknik, sekolah tinggi, institut, universitas
119
117
Pasal 60 Ayat 3 UU Pendidikan Tinggi
oleh Pemerintah dan Masyarakat. Izin pendirian PTN yang berbentuk universitas dan institut diberikan oleh Presiden atas usul Menteri, untuk PTN
berbentuk sekolah tinggi, politeknik, dan akademi diberikan oleh Menteri setelah mendapat persetujuan tertulis dari menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
di bidang pendayagunaan aparatur negara. Izin pendirian PTS diberikan oleh Menteri atas usul pengurus atau nama lain yang sejenis dari badan hukum nirlaba yang sah. Izin
118
PP tentang Pendidikan Tinggi yang terakhir berlaku adalah PP No. 60 tahun 1999 dimana salah satu peraturan pelaksananya adalah Kepmendikbud No. 234U2000 Tentang Pedoman Pendirian
Perguruan Tinggi. PP ini
.
kemudian tidak berlaku sejak diberlakukanya PP No. 17 tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan. Namun di dalam Pasal 220 PP tersebut dinyatakan
bahwa peraturan pelaksanaan dari PP No. 60 tahun 1999 tersebut masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan PP No. 17 tahun 2010. Dengan demikian pedoman pendirian perguruan tinggi tetap
mengacu pada Kepmendikbud No. 234U2000 Tentang Pedoman Pendirian Perguruan Tinggi.
119
Pasal 2 Kepmendikbud Nomor 234U2000 Tentang Pedoman Pendirian Perguruan Tinggi. UU No. 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi melahirkan perguruan tinggi yang baru yaitu
Akademi Komunitas Pasal 99 UU No. 12 tahun 2012.
Universitas Sumatera Utara
pendirian satuan pendidikan Indonesia di luar negeri diberikan oleh Menteri pendidikan dan kebudayaan.
Tabel 1. Pengusul dan Pemberi Ijin Pendirian Satuan Pendidikan Tinggi
Pengusul Izin
Bentuk PT Pengusul
Persetujuan Ijin
Masyarakat Mendikbud PTS Universitas
PTN Usul Mendikbud Presiden
Masyarakat Mendikbud PTS Institut
PTN Usul Mendikbud Presiden
Masyarakat Mendikbud PTS Sekolah Tinggi
PTN Persetujuan MenPAN Mendikbud Masyarakat
Mendikbud PTS Politeknik PTN Persetujuan MenPAN Mendikbud
Masyarakat Mendikbud PTS Akademi
PTN Persetujuan MenPAN Mendikbud X
X X
Akademi Komunitas PTN Mendikbud Pemda Mendikbud Sumber : Diolah dari UU No. 12 tahun 2012 ttg Pendidikan Tinggi
Syarat-syarat pendirian perguruan tinggi meliputi isi pendidikan, jumlah dan kualifikasi pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pembiayaan, sistem
evaluasi dan sertifikasi, serta manajemen dan proses pendidikan yang berpedoman pada ketentuan dalam SNP. Selain syarat-syarat tersebut di atas, dalam pengusulan pendirian
perguruan tinggi tersebut juga harus dilampirkan syarat-syarat lain, yaitu :
120
1. Hasil studi kelayakan tentang prospek pendirian satuan pendidikan formal dari segi tata ruang, geografis, dan ekologis;
2. Hasil studi kelayakan tentang prospek pendirian satuan pendidikan formal dari segi prospek pendaftar, keuangan, sosial, dan budaya;
3. Data mengenai perimbangan antara jumlah satuan pendidikan formal dengan penduduk usia sekolah di wilayah tersebut;
4. Data mengenai perkiraan jarak satuan pendidikan yang diusulkan di antara gugus satuan pendidikan formal sejenis;
5. Data mengenai kapasitas daya tampung dan lingkup jangkauan satuan pendidikan formal sejenis yang ada; dan
6. Data mengenai perkiraan pembiayaan untuk kelangsungan pendidikan paling sedikit untuk 1 satu tahun akademik berikutnya.
Syarat tambahan bagi pendirian satuan pendidikan tinggi yang diselenggarakan oleh kementerian lain atau lembaga pemerintah nonkementerian adalah :
121
120
Pasal 184 PP No. 66 tahun 2010 tentang Perubahan PP No. 17 tahun 2010
121
Pasal 184 Ayat 4 PP No. 66 tahun 2010 tentang Perubahan PP No. 17 tahun 2010
Universitas Sumatera Utara
1. Memiliki program-program studi yang diselenggarakan secara khas terkait dengan tugas dan fungsi kementerian atau lembaga pemerintah
nonkementerian yang bersangkutan; dan 2. Adanya undang-undang sektor terkait yang menyatakan perlu diadakannya
pendidikan yang diselenggarakan secara khas terkait dengan tugas dan fungsi kementerian atau lembaga pemerintah nonkementerian yang bersangkutan.
Usulan pendirian perguruan tinggi harus didahului dengan kajiaan atau penelitian terhadap program studi yang akan dibuka, kemudian usul atau permohonan ijin
penyelenggaraan pendidikan tinggi tersebut diajukan kepada Pemerintah dalam hal ini Menteri yang bertanggungjawab di bidang pendidikan, yaitu Mendikbud.
122
Persyaratan yang harus dipenuhi dalam mengajukan usulan pendirian perguruan tinggi meliputi:
123
1. Rencana induk pengembangan RIP; 2. Kurikulum;
3. Tenaga kependidikan; 4. Calon mahasiswa;
5. Statuta; 6. Kode etik sivitas akademika;
7. Sumber pernbiayaan; 8. Sarana dan prasarana;
9. Penyelenggara perguruan tinggi.
Rencana Induk Pengembangan RIP
122
Nama kementerian ini sudah mengalami perubahan beberapa kali, dan yang terakhir adalah tahun 2004 yang dirubah dari nama Menteri Pendidikan Nasional.
. RIP merupakan pedoman dasar pengembangan perguruan tinggi untuk jangka waktu sekurang-kurangnya lima tahun ke
depan, yang di dalamnya memuat materi-materi bidang akademik, administrasi kepegawaian, prasarana kampus, pembiayaan, tahapan penetapan sasaran dan
kuantitatif dalam bidang organisasi dan ketalaksanaan serta pengembangan kampus. RIP disusun berdasarkan hasil studi kelayakan.
123
Pasal 4 Kepmendikbud Nomor 234U2000 Tentan Pedoman Pendirian Perguruan Tinggi.
Universitas Sumatera Utara
Kurikulum. Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan ajar serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tinggi.
124
Kurikulum pada perguruan tinggi di Indonesia terdiri dari Kurikulum inti dan Kurikulum institusional
Kurikulum pendidikan tinggi di Indonesia merupakan ciri khas pendidikan nasional yang sesuai
dengan landasan philosofis pendidikan Indonesia, yaitu pendidikan yang mencerminkan nilai-nilai pancasila. Hal ini telah tercermin dari ketentuan penyusunan kurikulum pada
perguruan tinggi di Indonesia sebagaimana diatur di dalam Kepmendikbud No. 232U2000 Tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi Dan
Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa.
125
yang selanjutnya dikelompokkan ke dalam 5 kelompok, yaitu kelompok matakuliah pengembangan kepribadian MPK, kelompok matakuliah
keilmuan dan ketrampilan MKK, kelompok matakuliah keahlian berkarya MKB, kelompok matakuliah perilaku berkarya MPB dan kelompok matakuliah berkehidupan
bermasyarakat MBB.
126
Kelompok mata kuliah MPK berfungsi untuk menghasilkan manusia Indonesia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur,
berkepribadian mantap, dan mandiri serta mempunyai rasa tanggung jawab
124
Pasal 35 UU No.12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi
125
Pasal 7 Ayat 1 Kepmendikbud No. 232.U.2000 Tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi Dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa
126
Pasal 1 Kepmendikbud No. 232.U.2000 Tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi Dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa
Universitas Sumatera Utara
kemasyarakatan dan kebangsaan.
127
Dilihat dari fungsi masing-masing kelompok mata kuliah tersebut, maka jelas bahwa pendidikan tinggi Indonesia ditujukan untuk pengembangan bangsa Indonesia,
dan hal ini membedakan SPN dari sistem pendidikan negara lain. Hal demikian berlaku pada setiap negara karena sistim pendidikan nasional masing-masing negara mempunyai
misi tujuan tersendiri sesuai dengan nilai sosial, budaya, politik masing-masing negara. MKK berfungsi untuk memberikan landasan
penguasaan ilmu dan ketrampilan tertentu. Sementara MKB bertujuan menghasilkan tenaga ahli dengan kekaryaan berdasarkan dasar ilmu dan ketrampilan yang dikuasai,
dan MPB bertujuan untuk membentuk sikap dan perilaku yang diperlukan seseorang dalam berkarya menurut tingkat keahlian berdasarkan dasar ilmu dan ketrampilan yang
dikuasai, serta MBB berfungsi bahan kajian dan pelajaran yang diperlukan seseorang untuk dapat memahami kaidah berkehidupan bermasyarakat sesuai dengan pilihan
keahlian dalam berkarya.
Tenaga Pendidik. Tenaga pendidik memegang peranan yang sangat penting dalam proses pendidikan. Colin Marsh mengatakan bahwa: “ Careful planning and
development are obviously important, but they count for nothing unless teachers are aware of the product and have the skills to implement the curricullum in their
classroom .
128
Dosen sebagai tenaga pendidik pada perguruan tinggi merupakan pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan,
127
Untuk mencapai maksud tersebut, maka kuliah Pendidikan Pancasila, Pendidikan Agama. dan Pendidikan Kewarganegaraan diwajibkan pada semua perguruan tinggi kecuali untuk program magister
dan doktor.
128
Colin J. Marsh. Key Concepts for Understanding Curriculum. New York. Routledge. 2009. Hal 92
Universitas Sumatera Utara
dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
129
Dosen dikelompokkan ke dalam bagian yaitu dosen tetap
130
dan dosen tidak tetap. Dosen tetap memiliki jenjang Jenjang jabatan akademik yang terdiri atas asisten ahli, lektor, lektor kepala, dan profesor.
131
Untuk menjadi dosen tidak memerlukan pendidikan khusus sebagaimana untuk profesi lainnya; misalnya, untuk menjadi dokter, seseorang harus lulusan dari
pendidikan kedokteran
132
atau advokat yang harus Sarjana dengan berlatar belakang pendidikan tinggi hukum dan setelah mengikuti pendidikan khusus profesi Advokat
yang dilaksanakan oleh organisasi Advokat
133
, tetapi harus memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, dan memenuhi
kualifikasi lain yang dipersyaratkan satuan pendidikan tinggi tempat bertugas, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
134
Dosen yang sudah memiliki persyaratan sebagaimana dijabarkan di atas berhak mendapatkan :
135
1. Tunjangan profesi tunjangan yang diberikan kepada guru dan dosen yang memiliki sertifikat pendidik sebagai penghargaan atas profesionalitasnya .
2. Tunjangan khusus tunjangan yang diberikankepada guru dan dosen yang ditugaskan oleh Pemerintah atau pemerintah daerah sebagai kompensasi atas
kesulitan hidup yang dihadapi dalam melaksanakan tugas di daerah khusus. 3. Tunjangan Kehormatan tunjangan yang diberikan kepada dosen yang memiliki
jabatan akademik profesor.
129
Pasal 1 Ayat 2 UU No.14 tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen
130
Dosen tetap adalah dosen yang bekerja penuh waktu yang berstatus sebagai tenaga pendidik tetap pada satuan pendidikan tinggi tertentu. Pasal 1 ayat 2 PP No. 37 tahun 2009
131
Pasal 48 Ayat 2 UU No.14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
132
Pasal 1 Ayat 2 UU No.29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
133
Pasal 2 Ayat 1 UU No. 18 tahun 2003 tentang Advokat
134
Pasal 45 UU No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
135
Pasal 4 dan 5 PP No. 42 tahun 2005 tentang Tunjangan Guru dan Dosen
Universitas Sumatera Utara
Kualifikasi akademik bagi seorang dosen adalah persyaratan pendidikan, yaitu harus lulusan program magister untuk dosen program diploma atau program sarjana ,
dan lulusanan program doktor untuk program pasca sarjana.
136
Namun seseorang yang tidak memenuhi persyaratan tersebut di atas tetap dapat menjadi dosen jika yang
bersangkutan memiliki prestasi luar biasa, dimana prestasi luar biasa tersebut ditentukan oleh senat akademik perguruan tinggi. Selain kualifikasi akademik, kompetensi juga
menjadi satu persyaratan menjadi dosen.
137
Dosen tetap pada perguruan tinggi yang baru didirikan untuk setiap program studi sekurang-kurangnya memiliki 6 orang dengan
latar belakang pendidikan samasesuai dengan program studi yang diselenggarakan dan dengan kualifikasi yang memenuhi syarat.
138
Tabel 2. Persyaratan Jumlah dosen per program studi D3
S1 S2
S3 Program D3
6 Program S4
6 Program S1
4 2
Program S2 6
Program S3 6
Sumber : Diolah dari Permendikbud No. 234U2000
Calon mahasiswa
136
Pasal 46 UU No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
. Penyelenggara pendidikan tinggi sebelum mengajukan permohonan pendirian perguruan tinggi harus terlebih dahulu melakukan kajian
terhadap potensi calon mahasiswa. Pemerintah menetapkan bahwa jumlah minimum mahasiswa pada satu program Diploma dan Sarjana S1 adalah 30 orang per program
studi dan jumlah maksimum disesuaikan dengan ketersediaan dosen tetap, yaitu 1 : 30
137
Pasal 1 Ayat 10 UU No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
138
Pasal 8 Ayat 1 Kepmendikbud No. 234U2000 tentang Pedoman Pendirian Perguruan Tinggi
Universitas Sumatera Utara
untuk ilmu pengetahuan sosial, dan 1 : 20 untuk kelompok bidang ilmu pengetahuan alam.
139
Statuta. “Statuta merupakan anggaran dasar bagi perguruan tinggi dalam melaksanakan Tridharma Perguruan Tinggi yang dipakai sebagai acuan untuk
merencanakan, mengembangkan program, ,menyelenggarakan kegiatan fungsional sesuai dengan tujuan perguruan tinggi. “
140
Diperlukannya statuta dalam pengusulan perguruan tinggi adalah untuk menjamin tersedianya aturan internal dalam lembaga
pendidikan tinggi dalam proses penyelenggaraan pendidikan tinggi tersebut khususnya dalam hal pengembangan peraturan umum, peraturan akademik, dan prosedur
operasional yang berlaku di perguruan tinggi.
141
Statuta pada PTN ditetapkan oleh Mendikbud, sementara pada PTS ditetapkan oleh BP-PTS. Dengan demikian, statuta adalah satu-satunya pintu masuk bagi BP-PTS
atau Yayasan untuk masuk ke PTS. Dalam hal pengangkatan rektorketuadirektur pada PTS, misalnya, Pemerintah telah menetapkan persyataran, namun Yayasan dapat
membuat persyaratan tambahan, yang mana persyaratan tersebut harus dituangkan di dalam statuta. Misalnya, perguruan tinggi yang diselenggarakan oleh satu yayasan
Islam dapat membuat persyaratan tambahan bahwa untuk menjadi pimpinan pada perguruan tinggi tersebut misalnya harus beragama Islam.
139
Pasal 10 Kepmendikbud No. 234U2000 tentang Pedoman Pendirian Perguruan Tinggi.
140
Pasal 1 Permendiknas No. 85 tahun 2008 tentang Pedoman Penyusunan Statuta Perguruan Tinggi
141
Pasal 2 Permendiknas No. 85 tahun 2008 tentang Pedoman Penyusunan Statuta Perguruan Tinggi.
Universitas Sumatera Utara
Sumber pembiayaan. Sumber pembiayaan perguruan tinggi disediakan oleh penyelenggara perguruan tinggi yang bersangkutan untuk menjamin kelancaran
penyelenggaraan pendidikan tinggi sesuai dengan peranan, tugas dan fungsi perguruan tinggi.
142
Sarana dan Prasarana
Pemerintah telah menetapkan beberapa persyaratan sarana prasarana dalam penyelenggaraan pendidikan tinggi, yaitu :
. Pendidikan tinggi akan lebih berkualitas jika didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai. Pemerintah mengharuskan penyelenggara
pendidikan tinggi untuk menyiapkan sarana dan prasarana perkuliahan sebelum mengajukan usul pendirian perguruan tinggi.
143
1. Tanah tempat mendirikan perguruan tinggi dimiliki dengan bukti sertifikat sendiri atau disewakontrak untuk sekurang-kurangnya 20 dua puluh tahun
dengan hak opsi, yang dinyatakan dalam perjanjian. 2. Sarana dan prasarana lainnya dimiliki sendiri atau disewakontrak untuk
sekurang-kurangnya 5 lima tahun yang dibuktikan dengan sertifikat atau perjanjian meliputi fasilitas fisik pendidikan dengan ketentuan minimal:
a. Ruang kuliah : 0.5 m2 per mahasiswa; b. Ruang dosen tetap : 4 m2 per orang
c. Ruang administrasi dan kantor 4 m2 per orang; d. Ruang perpustakaan dengan buku pustaka:
1. Program Diploma dan Program S1 a. buku mata kuliah pengembangan kepribadian MPK 1 judul per-mata
kuliah; b. buku mata kuliah ketrampilan dan keahlian MKK 2 judul per-mata
kuliah; c. jumlah buku sekurang-kurangnya 10 dari jumlah mahasiswa dengan
memperhatikan komposisi jenis judul; d. berlangganan jurnal ilmiah sekurang-kurangnya 1 judul untuk setiap
program studi;
142
Pasal 11 Kepmendikbud No. 234U2000 tentang Pedoman Pendirian Perguruan Tinggi
143
Pasal 12 Kepmendikbud No. 234U2000 tentang Pedoman Pendirian Perguruan Tinggi
Universitas Sumatera Utara
2. Program S2 untuk setiap program studi : 500 judul buku dan berlangganan minimal dua jurnal ilmiah yang terakreditasi pada bidang studi yang
relevan; 3. Ruang laboratorium dan unit komputer serta sarana untuk praktikum
danatau penelitian sesuai dengan ketentuan yang diatur oleh Direktur Jenderal;
Selain persyaratan-persyaratan sebagaimana disebutkan di atas, khusus untuk BP- PTS terdapat beberapa persyaratan tambahan, yaitu :
144
1. BP-PTS tercatat pada Pengadilan Negeri setempat; 2. Ada jaminan tersedianya dana yang cukup untuk penyelenggaraan program
pendidikan selama empat tahun bagi akademi dan politeknik; Penyelenggaraan program pendidikan selama enam tahun bagi sekolah tinggi,
institut dan universitas.
Penyelenggaraan perguruan tinggi. Selain syarat-syarat sebagaimana dijelaskan di atas, sebelum Pemerintah memberikan ijin harus dipertimbangkan aspek lain, yaitu
keseimbangan kelompok disiplin ilmu, pengembangan peta pendidikan di suatu wilayah, jenis program studi yang diselenggarakan, sebaran lembaga dan daya dukung wilayah
yang bersangkutan, serta pengembangan bidang ilmu yang strategis, dengan membatasi bidang ilmu yang telah dianggap mencukupi kebutuhan pembangunan.
145
Usul persetujuan pendirian perguruan tinggi tersebut kemudian diajukan kepada:
146
1. Menteri, Menteri lain atau pimpinan LPND bagi PTN dan PTK melalui Direktur Jenderal;
2. Menteri melalui Direktur Jenderal bagi PTS dengan melampirkan: a. Referensi Bank dan bukti lain berkenaan dengan dana penyelenggaran PTS;
b. Akte Notaris Pendirian BP-PTS; c. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PTS;
d. Surat Keterangan tidak terlibat pelanggaran hukum bagi pengurus BP-PTS;
144
Pasal 15 Kepmendikbud No. 234U2000 tentang Pedoman Pendirian Perguruan Tinggi
145
Pasal 21 Kepmendikbud No. 234U2000 Tentang Pedoman Pendirian Perguruan Tinggi
146
Pasal 22 Kepmendikbud No. 234U2000 Tentang Pedoman Pendirian Perguruan Tinggi
Universitas Sumatera Utara
PTN dan PTS dapat saja berubah bentuk di tengah jalan sesuai dengan perkembangan kebutuhan masyarakat yang dapat dilakukan melalui
147
1. Perubahan nama danatau bentuk dari nama danatau bentuk perguruan tinggi tertentu menjadi nama danatau bentuk perguruan tinggi yang lain;
2. Penggabungan 2 dua atau lebih perguruan tinggi menjadi 1 satu perguruan tinggi baru;
3. 1 satu atau lebih perguruan tinggi bergabung ke perguruan tinggi lain; 4. Pemecahan dari 1 satu bentuk perguruan tinggi menjadi 2 dua atau lebih
bentuk perguruan tinggi yang lain.
Perubahan PTN dapat dilakukan setelah mendapat pertimbangan dari menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pendayagunaan aparatur negara.
Penutupan PTN dan PTS dapat juga dilakukan apabila tidak lagi memenuhi syarat pendirian atau proses penyelenggaraan perguruan tinggi tidak sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan. Penutupan universitas dan institut yang diselenggarakan oleh Pemerintah PTN dilakukan oleh Presiden atas usulan dari Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan, dan untuk sekolah tinggi, politeknik, dan akademi oleh Mendikbud.
148
Dari penjelasan tentang pendirian perguruan tinggi di Indonesia dapat disimpulkan bahwa perguruan tinggi hanya dapat didirikan oleh Pemerintah dan Masyarakat melalui
pembentukan badan hukum yang bersifa nirlaba dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan pembangunan nasional.
Sementara penutupan PTS dilakukan oleh BHP-PTS setelah ijin dicabut oleh Menteri.
147
Pasal 184A Ayat 1 PP No. 66 tahun 2010 tentang perubahan PP No17 tahun 2010
148
Pasal 184B PP No. 66 tahun 2010 tentang perubahan PP No17 tahun 2010
Universitas Sumatera Utara
b. Tata Kelola