sisi lain, PTS bebas dalam menentukan biaya pendidikan tinggi yang akan dibebankan kepada masyarakat.
d. Pengawasan dan Penilaian
Salah satu bentuk tanggung jawab Menteri atas penyelenggaraan pendidikan adalah pengawasan.
177
1. Pengawasan pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan mencakup pengawasan administratif dan teknis edukatif yang dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 200 PP No. 17 tahun 2010 menyebutkan bahwa :
2. Pemerintah melaksanakan: a. Pengawasan secara nasional terhadap pengelolaan dan penyelenggaraan
pendidikan tinggi; b. Pengawasan secara nasional terhadap pengelolaan dan penyelenggaraan
pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah yang menjadi kewenangannya;
c. Pengawasan terhadap pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan indonesia di luar negeri;
d. Koordinasi pengawasan secara nasional terhadap pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan pada semua jalur, jenjang, dan jenis
pendidikan yang menjadi kewenangan pemerintah daerah; dan e. Pengawasan terhadap penggunaan dana anggaran pendapatan belanja
negara oleh pemerintah daerah untuk pendidikan.
Pengawasan pendidikan dilaksanakan dalam rangka rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu yang mengacu pada SNP
178
yang meliputi :
179
a. Standar isi; b. Standar proses;
c. Standar kompetensi lulusan; d. Standar pendidik dan tenaga kependidikan;
e. Standar sarana dan prasarana; f. Standar pengelolaan;
g. Standar pembiayaan;dan
177
Pasal 7 ayat 2 UU No.12 tentang Pendidikan Tinggi
178
Pasal 3 PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
179
Pasal 2 ayat 1 PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
Universitas Sumatera Utara
h. Standar penilaian pendidikan. PP No. 66 tahun 2010 menyatakan bahwa pengawasan terhadap terhadap rektor,
ketua, atau direktur PTN pada bidang akademik dilakukan oleh Senat masing-masing perguruan tinggi.
180
Sementara pengawasan terhadap PTS dilaksanakan oleh Badan Penyelenggara.
181
Pengawasan pada bidang keuangan pada PTN tergantung pada status PTN tersebut; PTN dengan pola keuangan Badan Layanan Umum, pengawasannya
tuntuk pada PP No. 23 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
182
Sistem penjaminan mutu pendidikan tinggi SPMPT adalah kegiatan sistemik untuk meningkatkan mutu Pendidikan Tinggi secara berencana dan berkelanjutan yang
dilaksanakan melalui penetapan, pelaksanaan, evaluasi, pengendalian, dan peningkatan standar Pendidikan Tinggi.
. Sedangkan pengawasan terhadap keuangan PTS tidak diatur, karena otonomi PTS ditentukan oleh badan penyelenggara.
183
SPMPT terdiri dari Sistem penjaminan mutu internal yang dikembangkan oleh Perguruan Tinggi dan sistem penjaminan mutu eksternal yang
dilakukan melalui akreditasi.
184
Akreditasi merupakan kegiatan penilaian sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan berdasarkan SNPT untuk menentukan kelayakan program studi dan
perguruan tinggi. Akreditasi perguruan tinggi dilakukan oleh BAN-PT, sedangkan
180
Pasal 58F ayat 1b Permendiknas No. 66 tahun 2010
181
Pasal 11 Kepmendikbud No 0339U1994 tentang Ketentuan Pokok Penyelenggaraan PTS
182
Pasal 65 ayat 2 UU No. 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi :
183
Pasal 51 UU No.12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tnggi
184
Pasal 53 UU No.12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tnggi
Universitas Sumatera Utara
Akreditasi Program Studi dilakukan oleh lembaga akreditasi mandiri.
185
Gambar 4. Proses Akreditasi Program Studi Pada bidang
pengawasan akademik ini, tidak ada perbedaan antara PTN dan PTS karena dalam proses akreditasi keduanya mengikuti prosedur yang sama dan dilaksanakan oleh
institusi yang sama, yaitu BAN-PT. Proses akreditasi yang dilakasanakan oleh BAN-PT mengikuti prosedur di bahwa ini.
Sumber : BAN-PT
Dari pembahasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam pengawasan PTN pada bidang keuangan, Pemerintah juga memegang peranan yang penting, sedangkan
peranan Pemerintah dalam pengawasan keuangan PTS tidak ada. Sedangkan pengawasan dan penilaian akademik pada PTN dan PTS, Pemerintah tidak membedakan
sama sekali karena kepada keduanya berlaku prosedur dan persyaratan yang sama. Dari pembahasan tentang pengaturan pendidikan tinggi di Indonesia ini dapat
ditarik kesimpulan bahwa sejarah pengaturan pendidikan tinggi di Indonesia legal substance
selalu berkembang mengikuti perkembangan jaman. Sejarah menunjukkan bahwa pengaturan pendidikan tinggi di Indonesia sejak awal kemerdekaan hingga
185
Lembaga akreditasi mandiri adalah lembaga mandiri yang di bentuk oleh Pemerintah atau Masyarakat yang diakui oleh Pemerintah atas rekomendasi BAN-PT dan dibentuk berdasarkan rumpun
ilmu danatau cabang ilmu serta dapat berdasarkan kewilayahan. Pasal 55 UU No. 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi
Universitas Sumatera Utara
sekarang selalu menempatkan pendidikan tinggi sebagai layanan publik. Namun Demikian, hakikat pendidikan tinggi sebagai layanan publik lebih jelas pada PTN
daripada PTS karena campur tangan Pemerintah dalam pengelolaan PTS sangat minim yang berakibat pada potensi komersialisasi pendidikan sangat besar pada PTS. Oleh
karena itu, Pemerintah harus mereduksi perbedaan atau diskriminasi perlakuan kepada PTN dan PTS dengan demikian konsistensi Pemerintah dalam melaksanakan amanat
pembukaan UUD 1945 untuk mencerdaskan bangsa dapat terjaga.
Universitas Sumatera Utara
BAB III EKSISTENSI PENDIDIKAN
TINGGI ASING DALAM PERUNDANG- UNDANGAN DI BIDANG PENDIDIKAN DI INDONESIA
A. Dasar hukum Pendidikan Tinggi Asing di Indonesia