Tata Kelola Metode Penelitian

b. Tata Kelola

Tugas utama perguruan tinggi adalah melaksanakan pengajaran, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat yang dilaksanakan secara secara otonom sesuai dengan dasar dan tujuan serta kemampuan perguruan tinggi yang bersangkutan 149 dengan berpedoman pada prinsip-prinsip pengelolaan perguruan tinggi yang telah ditetapkan di dalam undang-undang, yaitu akuntabel, transparan, nirlaba 150 , berkualitas, efektif dan efisien. 151 Otonomi pada perguruan tinggi meliputi bidang akademik yaitu penetapan norma dan kebijakan operasional serta pelaksanaan tridharma, dan bidang non akademik yaitu penetapan norma dan kebijakan operasional serta pelaksanaan organisasi, keuangan, kemahasiswaan, ketenagaan dan sarana prasarana. 152 Otonomi pada PTS diserahkan kepada badan penyelenggara 153 sementara bagi PTN ditentukan oleh Mendikbud melalui penetapan PTN dengan menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum atau dengan menjadi PTN badan hukum. 154 PTN dengan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum memiliki tata kelola dan kewenangan pengelolaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan. Sementara PTN badan hukum : 1. Memiliki kekayaan awal berupa kekayaan negara yang dipisahkan kecuali tanah, 149 Pasal 62 UU No. 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi 150 Prinsip nirlaba adalah prinsip kegiatan yang tujuannya tidak untuk mencari laba, sehingga seluruh sisa hasil usaha dari kegiatan harus ditanamkan kembali ke Perguruan Tinggi untuk meningkatkan kapasitas danatau mutu layanan pendidikan. 151 Pasal 63 UU No. 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi 152 Pasal 64 UU No. 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi 153 Pasal 67 UU No. 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi 154 Pasal 65 UU No. 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi Universitas Sumatera Utara 2. Serta tata kelola dan pengambilan keputusan secara mandiri. 3. Unit yang melaksanakan fungsi akuntabilitas dan transparansi; 4. Hak mengelola dana secara mandiri, transparan, dan akuntabel; 5. Wewenang mengangkat dan memberhentikan sendiri dosen dan tenaga kependidikan; 6. Wewenang mendirikan badan usaha dan mengembangkan dana abadi; Menurut Satryo Soemantri Brodjonegoro bahwa otonomi pendidikan adalah untuk menciptakan kemandirian lembaga pendidikan agar dapat menjalankan perannya mendukung pembangunan nasional. 155 Menurut Wan Abdul Manan bahwa otonomi pada perguruan tinggi merupakan “ … the overall ability of the university to act by its own choices in pursuit of its mission, or the power of the university to govern itself without outside control. Universities have the power in three broad areas of self- government, namely, appointive, academic, and financial.” 156 Levi mengelompokkan otonomi perguruan tinggi berdasarkan derajat otonomi yang dimiliki perguruan tinggi sebagai berikut : 157 Table 3. Komponen Otonomi Perguruan Tinggi Nature of Relations Degree of autonomy Appointive • Hiring, promotion, and dismissal of professors • Selection and dismissal of deans, rectors, and other administrative personnel • Terms of employment Academic • Access admission to the university 155 Willy Masaharu, BHP Paradigma Baru atau Privatisasi Pendidikan. Diakses dari www. suara pembaharuan. Com, 2009. Tanggal 4 September 2012 156 Wan Abdul Manan Wan Muda . The Malaysian National Higher Education Action Plan: Redefining Autonomy and Academic Freedom Under the APEX Experiment disampaikan pada konferensi ASAIHL bertajuk UNIVERSITY Autonomy:Interpretation And Variation di Universiti Sains Malaysia, pada tanggal 12-14 December 2008. 157 World University Service WUS. The Lima Declaration on Academic Freedom and Autonomy of Institutions of Higher Education . Geneva: WUS.December 1988 Universitas Sumatera Utara • Career selection • Curriculum offerings and course instruction • Degree requirements and authorization • Academic freedom Financial • Determination of who pays • Funding level • Funding criteria • Preparation and allocation of university budget • Accountability Sumber: Levy, 1980 dalam WUS, 1988 Walaupun aturan perundang-undangan mengamanatkan pengelolaan perguruan tinggi di Indonesia dilaksanakan secara otonom, namum otoritas yang dimiliki oleh PTN sangat terbatas. Misalnya dalam perekrutan mahasiswa baru, PTN diwajibkan untuk menjaring paling sedikit 60 mahasiswa baru program sarjana melalui pola penerimaan secara nasional serta mengalokasikan tempat bagi calon mahasiswa baru WNI yang memiliki potensi akademik memadai tapi kurang mampu secara ekonomi paling sedikit 20 dari jumlah keseluruhan mahasiswa. 158 Pratikno, ketika mengomentari disyahkannya UU Pendidikan Tinggi, mengatakan “poin-poinnya menunjukkan PTN mendapat otonomi, tapi tetap dikontrol secara ketat. 159 Sharifah mengatakan “Autonomy does not mean much if major decisions made by ministries and central agencies are not devolved to the university board and senate” 160 158 Pasal 53A ayat 1 PP No. 66 tahun 2010 tentang Perubahan PP No. 17 tahun 2010 Otonomi yang serba 159 Pratikno.Banyak Akademisi Indonesia Dimanfaatkan Malaysia. Diakses dari http:forum. kompas.comnasional143404-banyak-akademisi-indonesia-dimanfaatkan-malaysia.html pada tanggal 20 Agustus 2012. Batasan ini juga secara ekplisit ditentukan di dalam Pasal 49 Ayat 2 PP No. 19 tahun 2005 tentang SNP 160 Sharifah Hapsah Syed Hasan Shahabudin . Autonomy And Challenges For Unis. Diakses dari http:thestar.com.myeducationstory.asp?sec=id3D22more_headlines_sec22file=2012212educ ation10698665 pada taggal 14 Juli 2012 Universitas Sumatera Utara terbatas sebagaimana yang terjadi di Indonesia juga terjadi di negara maju sebagaimana terlihat dalam tabel berikut ini. Dari table diatas dapat dilihat bahwa umumnya dalam hal penentuan uang kuliah, campur tangan Pemerintah sangat dominan. Otonomi perguruan tinggi paling banyak ditemukan pada aspek perekrutan dan pemberhentian staff serta pembelanjaan anggaran. Namun untuk Indonesia, khususnya PTN dari ke-8 unsur otonomi tersebut hamper tidak ada yang dimiliki pimpinan PTN secara memadai. Tabel 4. Cakupan Otonomi Perguruan Tinggi di Berbagai negara Sumber : OECD 2003 Universitas Sumatera Utara

c. Pendanaan