Persyaratan Untuk Memperoleh Kredit Angsuran Sistem Fidusia

5 Usaha sejenis lainnya. f. Kegiatan usaha di bidang industri yang memproduksi barangjasa illegal, seperti : 1 Usaha yang memproduksi minuman keras tidak berizin; 2 Usaha perdagangan narkoba; 3 Usaha perdagangan wanita dan anak-anak; 4 Usaha perbudakan; 5 Usaha pengadaan dan peredaran uang palsu; 6 Usaha sejenis lainnya. g. Usaha-usaha yang laku “sesaat”, investasi rendah dan mudah ditiru, antara lain: budidaya jamur, budidaya ikan lou han, budidaya jangkrik, budidaya cacing, pertanian sengon laut, budidaya jati emas, peternakan burung perkutut, dan lain- lain. h. Usaha setempat yang tingkat persaingan keras dan pasarnya mudah jenuh, seperti produk-produk pengrajin yang mudah ditiru dan pasarnya terbatas.

3. Persyaratan Untuk Memperoleh Kredit Angsuran Sistem Fidusia

a. Calon debitur adalah pengusaha mikro atau pengusaha kecil yang memiliki usaha produktif dan mempunyai barang sebagai objek jaminan kredit. Jika calon debitur memiliki lebih dari satu jenis usaha misalnya wartel dan bengkel maka kedua usaha tersebut dapat diberikan Kredit Angsuran Sistem Fidusia asalkan masing-masing usaha di-back up dengan barang jaminan yang berbeda. b. Identitas calon debitur yang jelas : Herly Gusti Meliana Siagian : Peranan Notaris Dalam Perjanjian Kredit Angsuran Sistem Fidusia Pada Perum Pegadaian Studi Di Kantor Perum Pegadaian Cabang Medan Utama, 2009 USU Repository © 2008 1 WNI dibuktikan dengan copy KTP; 2 Memiliki tempat tinggal tetap yang masih dalam radius jangkauan pelayanan cabang penyelenggara Kredit Angsuran Sistem Fidusia. Bila alamat KTP berbeda dengan alamat tempat tinggal untuk menjalankan usaha, maka calon debitur harap menyerahkan keterangan domisili dari kantor kelurahan. 3 Memiliki jiwa wirausaha serta motivasi yang kuat untuk menekuni dunia usahanya dilihat dari wawancara dan pengalaman menjalankan usahanya lebih dari 1 satu tahun. c. Status usaha calon debitur adalah Usaha Perorangan atau Badan Hukum yang menjalankan usahanya secara sah menurut Undang-Undang Negara Republik Indonesia. Usaha perorangan atau Badan Hukum yang bertindak sebagai koordinatorpembina para pengusaha mikro – kecil tidak dapat diberikan Kredit Angsuran Sistem Fidusia yang mengatasnamakan para binaannya. Kredit hanya bisa diberikan kepada individu pengusahaBadan Hukum Mandiri yang statusnya jelas serta lolos uji kelayakan kredit; d. Usia usahanya sudah lebih dari 1 satu tahun. e. Jenis usahanya tidak termasuk yang dilarang diberikan kredit sebagaimana dijelaskan dalam Bab II Sub A; f. Tempat usaha di daerah yang tidak terlarang dan tidak menimbulkan gangguan terhadap lingkungan masyarakat. Apabila tempat usaha tersebut merupakan “tempat usaha terpadu”, maka setiap calon debitur yang berusaha Herly Gusti Meliana Siagian : Peranan Notaris Dalam Perjanjian Kredit Angsuran Sistem Fidusia Pada Perum Pegadaian Studi Di Kantor Perum Pegadaian Cabang Medan Utama, 2009 USU Repository © 2008 di tempat tersebut dapat diberikan Kredit Angsuran Sistem Fidusia asalkan memenuhi persyaratan lainnya; g. Menyerahkan copy ADART atau akte pendirian badan usaha dengan menunjukkan aslinya; h. Menyerahkan copy SIUPHOTDPSITUIzin Usaha lainnya dengan menunjukkan aslinya; i. Menyerahkan copy rekening buku bank 3 bulan terakhir; j. Menyerahkan copy rekening tagihan teleponlistrikbukti pembayaran PBB yang terakhir; k. Menyerahkan copy buku catatan keuangan dalam 2 tahun terakhir bila ada; l. Menyerahkan dokumen kepemilikan agunan yang diperlukan; m. Lolos uji kelayakan usaha yang dilakukan Pegawai Fungsional KUMK; n. Mengisi dan menandatangani aplikasi Kredit Angsuran Sistem Fidusia KUMK-1 dan KUMK-2; o. Menandatangani Perjanjian Kredit Angsuran Sistem Fidusia yang diketahui suamiistri. Selanjutnya tentang persyaratan kredit, objek jaminan kredit, jangka waktu kredit dan sewa modal, biaya administrasi, penetapan pinjaman, dan kuasa pemutus kredit : 1. Persyaratan kredit Herly Gusti Meliana Siagian : Peranan Notaris Dalam Perjanjian Kredit Angsuran Sistem Fidusia Pada Perum Pegadaian Studi Di Kantor Perum Pegadaian Cabang Medan Utama, 2009 USU Repository © 2008 Persyaratan untuk memperoleh Kredit Angsuran Sistem Fidusia bagi calon nasabah, harap mengikuti ketentuan yang dijelaskan dalam Bab II tentang Prosedur Analisa Kredit. 2. Objek jaminan kredit Objek jaminan kredit dalam Kredit Angsuran Sistem Fidusia merupakan jaminan tambahan dari perjanjian pokok berupa perjanjian hutang piutang antara Perum Pegadaian selaku Kreditur dengan pengusaha mikro dan pengusaha kecil selaku Debitur. Yang bisa dijadikan objek jaminan kredit adalah semua benda bergerak dan tidak bergerak, berwujud dan tidak berwujud. Kepada para nasabah harap dijelaskan bahwa objek jaminan dari Kredit Angsuran Sistem Fidusia ini meski berada di bawah kekuasaan debitur secara fisik, tetapi hak kepemilikan sudah berada di Perum Pegadaian selama menjadi agunan Kredit Angsuran Sistem Fidusia. Sebagai konsekuensinya, nasabah wajib memelihara dan merawat dengan baik objek jaminan tersebut serta bertanggung jawab terhadap resiko kehilangankerusakan barang tersebut. Nasabah dilarang keras memindahkan hak kepemilikannya atau membebani hak tanggungan lain selama perjanjian kredit berlangsung. Apabila sampai melakukan hal tersebut, maka dapat diajukan proses pidana. Apabila nasabah sampai cidera janji, maka Perum Pegadaian berhak untuk menarik dan melakukan eksekusi atas barang jaminan sebagai upaya menutup seluruh kewajiban nasabah. Herly Gusti Meliana Siagian : Peranan Notaris Dalam Perjanjian Kredit Angsuran Sistem Fidusia Pada Perum Pegadaian Studi Di Kantor Perum Pegadaian Cabang Medan Utama, 2009 USU Repository © 2008 Untuk sementara objek jaminan kredit dibatasi pada kendaraan bermotor roda empat atau lebih, baik plat hitam maupun plat kuning, dan kendaraan bermotor roda dua, yang memenuhi persyaratan berikut : a. Kendaraan bermotor tersebut adalah milik sendiri yang dibuktikan dengan nama yang tertera di BPKB dan STNK adalah sama dengan KTP; b. Bila kendaraan bermotor tersebut milik istrisuamipengurus usaha, harus menyertakan surat persetujuan menjaminkan kendaraan dari pemilik KUMK-18; c. Bila kendaraan bermotor tersebut belum dibaliknamakan, harus ada surat pernyataan dari pemilik lama bahwa kendaraan tersebut adalah benar-benar milik pemohon kredit yang belum dibaliknamakan KUMK-19; d. Jenis dan merk kendaraan merupakan jenis dan merk yang sudah dikenal dan umum digunakan masyarakat serta pemasarannya tidak sulit; e. Usia dan kondisi fisik kendaraan masih memenuhi persyaratan sebagaimana diatur menurut ketentuan yang berlaku; f. Sistem dan prosedur menaksir kendaraan bermotor harap mengikuti ketentuan perusahaan tentang cara penerimaan kendaraan bermotor yang diatur dalam ketentuan yang masih berlaku di Perum Pegadaian; g. Ber-plat nomor PolresPolda setempat; h. Sebagai tindakan antisipasi terhadap penyalahgunaan BPKB, maka setelah proses hutang piutang disepakati, harap membuat surat pemberitahuan ke Kapolres Unit Regiden bahwa BPKB atas nama nasabah tersebut sedang dijaminkan sebagai agunan kredit di Perum Pegadaian dari tanggal ...... sampai dengan tanggal ....... Herly Gusti Meliana Siagian : Peranan Notaris Dalam Perjanjian Kredit Angsuran Sistem Fidusia Pada Perum Pegadaian Studi Di Kantor Perum Pegadaian Cabang Medan Utama, 2009 USU Repository © 2008 selama jangka waktu kredit. Pada saat kredit dilunasi harap dibuat surat pemberitahuan juga. Surat-surat pemberitahuan tersebut dikirim tembusannya kepada Ditserse dan Ditlantas Polda setepat. i. Satu perjanjian kredit diperbolehkan didukung sampai dengan 3 jenis agunan, asalkan semua agunannya memenuhi persyaratan yang ditetapkan dan sudah dibaliknamakan atas nama calon nasabah atau setidaknya atas nama isterisuamipengurus usaha yang telah menandatangani form KUMK-18. j. Khusus kendaraan bermotor roda empat atau lebih dengan plat kuning, selain harus memenuhi persyaratan yang dibutuhkan, juga harus dilengkapi dengan Surat Izin Trayek dan Buku Kir dari Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya setempat yang masih berlaku. 3. Jangka waktu kredit dan sewa modal Jangka waktu kredit ditetapkan minimal 12 dua belas bulan dan maksimal 36 tiga puluh enam bulan dengan pengembalian kredit dilakukan secara angsuran cicilan tiap bulan. Sewa Modal bunga dibayarkan setiap kali angsuran dihitung secara flat. Besarnya tarif sewa modal akan ditetapkan dengan Surat Edaran tersendiri. Apabila nasabah bermaksud melunasi sebelum jangka waktu kredit berakhir, maka nasabah tersebut harus membayar sewa modal dari sisa pinjaman yang belum dilunasi dengan tarif menurut perhitungan bunga secara efektif. Mekanisme pelunasan sekaligus akan diatur dalam BabSub Bab selanjutnya. Herly Gusti Meliana Siagian : Peranan Notaris Dalam Perjanjian Kredit Angsuran Sistem Fidusia Pada Perum Pegadaian Studi Di Kantor Perum Pegadaian Cabang Medan Utama, 2009 USU Repository © 2008 Untuk kredit modal kerja harap dibuat untuk jangka waktu 12 bulan. Apabila dalam 12 bulan tersebut angsuran berjalan lancar, maka nasabah yang bersangkutan dapat mengajukan perpanjangan kredit untuk 12 bulan berikutnya, demikian seterusnya. Proses perpanjangan kredit oleh nasabah tetap dilakukan peninjauan lokasi usaha dan pengecekan agunan. Penetapan jangka waktu kredit lebih dari 12 bulan hanya dilakukan untuk kredit Investasi. Untuk memudahkan perhitungan kewajiban nasabah apabila ingin melunasi kredit sebelum masa kredit berakhir, maka satuan jangka waktu Kredit Angsuran Sistem Fidusia untuk investasi ini harap dibuat dalam satuan 18, 24, 30 dan 36 bulan. Bagi nasabah yang menginginkan jangka waktu di luar satuan tersebut, harap dibuat ke satuan jangka waktu terdekat. Pemberian kredit investasi ini harap memperhitungkan betul nilai ekonomisnilai jual barang agunan sampai dengan akhir jangka waktu. Demikian juga harap dipertimbangkan bahwa sampai dengan akhir jangka waktu masih dalam batas usia yang dipersyaratkan. Pengertian kredit modal kerja dan kredit investasi ini harap dipelajari dari Buku Dasar-dasar Analisa Kredit Kelayakan Usaha Pegadaian yang merupakan suplemen dari buku pedoman ini. 4. Biaya administrasi Biaya administrasi dalam proses pemberian kredit merupakan beban nasabah dan dipotong langsung dari kredit yang diberikan. Biaya administrasi ini digunakan untuk mengganti biaya-biaya langsung untuk proses Kredit Angsuran Sistem Fidusia dan membayar premi asuransi. Kepada para nasabah tidak perlu dijelaskan secara Herly Gusti Meliana Siagian : Peranan Notaris Dalam Perjanjian Kredit Angsuran Sistem Fidusia Pada Perum Pegadaian Studi Di Kantor Perum Pegadaian Cabang Medan Utama, 2009 USU Repository © 2008 eksplisit tentang premi asuransi ini, agar tidak mempengaruhi ketaatan dalam mengangsur pinjamannya. Besarnya biaya administrasi akan ditetapkan dengan Surat Edaran tersendiri. 5. Penetapan pinjaman Kredit Angsuran Sistem Fidusia ini mempunyai resiko yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan kredit gadai, oleh karena itu dalam penentuan besarnya pinjaman diminta untuk memperhatikan hal-hal sebagai berikut : a. Dasar utama pemberian kredit harus dari analisis kelayakan usaha, artinya Kredit Angsuran Sistem Fidusia hanya diberikan kepada para pengusaha mikro kecil yang “lolos uji analisis kelayakan usaha”, yaitu pengusaha yang karakternya memenuhi persyaratan yang ditentukan serta tidak diragukan kemauan dan kemampuan membayar kembali seluruh kewajibannya. Oleh karena itu dalam proses kredit mutlak harus dilakukan peninjauan usaha nasabah dan dilakukan analisa kredit secara teliti dengan berpedoman pada Buku Dasar-dasar Analisa Kredit Kelayakan Usaha Pegadaian. b. Dari analisis kredit ini akan diperoleh kesimpulan tentang layaktidaknya seorang calon nasabah diberi kredit. Disamping itu akan diperoleh hasil perhitungan besarnya pinjaman yang bisa diberikan. Besarnya pinjaman yang pertama kali diberikan kepada nasabah harap dihitung dari proyeksi arus Kas Masuk bulanan. Nilai pinjaman yang bisa diberikan berdasarkan perhitungan ini adalah 13 dari laba 1 bulan dikalikan jangka waktu kredit. Herly Gusti Meliana Siagian : Peranan Notaris Dalam Perjanjian Kredit Angsuran Sistem Fidusia Pada Perum Pegadaian Studi Di Kantor Perum Pegadaian Cabang Medan Utama, 2009 USU Repository © 2008 c. Untuk keperluan pendidikan kepada calon nasabah dan menjamin keseriusan dalam berusaha maupun mengangsur pinjaman, maka besarnya perhitungan dari arus kas masuk tadi harus disesuaikan dengan nilai taksiran agunan yang diserahkan. d. Atas dasar perhitungan kemampuan bayar nasabah berdasarkan perhitungan arus kas masuk dan perhitungan menurut nilai agunan harap dipilih yang terendah untuk dasar penetapan uang pinjaman Kredit Angsuran Sistem Fidusia. Apabila hasil perhitungan dari analisa kredit lebih besar dari hasil perhitungan berdasarkan nilai agunan, maka besarnya pinjaman harap ditentukan berdasarkan nilai agunan. Sedang apabila sebaliknya, maka besarnya pinjaman harap didasarkan pada hasil analisa kredit. 6. Kuasa pemutus kredit Manajer cabang bertindak sebagai kuasa perusahaan dalam pemberian kredit. Oleh karena itu sebagai Kuasa Pemutus Kredit Angsuran Sistem Fidusia KPK Kredit Angsuran Sistem Fidusia adalah Manajer Cabang. Sebagai KPK Kredit Angsuran Sistem Fidusia, Manajer Cabang bertindak atas nama perusahaan untuk melakukan perjanjian hutang piutang Kredit Angsuran Sistem Fidusia dengan calon Debitur. Sampai dengan jumlah tertentu, Manajer Cabang bisa langsung memutuskan besarnya uang pinjaman yang diberikan kepada calon Debitur. Sedangkan untuk nilai pinjaman yang lebih besar, Manajer Cabang harus meminta izin prinsip terlebih Herly Gusti Meliana Siagian : Peranan Notaris Dalam Perjanjian Kredit Angsuran Sistem Fidusia Pada Perum Pegadaian Studi Di Kantor Perum Pegadaian Cabang Medan Utama, 2009 USU Repository © 2008 dahulu dari Pemimpin Wilayah Pinwil. Pinwil dapat menunjuk Manajer Operasi dan Pemasaran Kanwil atau Pemeriksa untuk membuat nota pertimbangan persetujuan pinjaman. Untuk pembuatan nota tersebut Manajer Operasional dan Pemasaran atau Pemeriksa melakukan hal-hal sebagai berikut : a. Pengecekan kelengkapan dan keabsahan dokumen; b. Pengecekan domisili dan usaha calon nasabah; c. Uji petik kendaraan yang diagunkan. Selain itu, sebagai upaya untuk mengendalikan masalah yang mungkin timbul berupa kredit macet, maka terhadap kantor cabang yang nilai NPL-nya mencapai 5 atau lebih, hak KPK Kredit Angsuran Sistem Fidusia dialihkan kepada Komite Kredit yang dibentuk oleh Pinwil. Atas kejadian tersebut harap dilakukan pemeriksaan khusus oleh satu Tim Inspektorat yang dibentuk oleh Pinwil. Manajer Cabang yang bersangkutan hanya berkonsentrasi untuk melakukan penagihan piutang diragukan dan macet, sampai kinerja operasional Kredit Angsuran Sistem Fidusia jadi membaik lagi. Prosentase NPL dihitung dari jumlah nilai baki debet Sisa Uang Pinjaman yang termasuk kategori piutang diragukan dan macet kemudian dibagi total baki debet dikali 100. Apabila terjadinya NPL tinggi di suatu kantor cabang diakibatkan oleh pelanggaran prosedur atau sebab kecurangan lainnya, maka pegawaipejabat yang bersangkutan akan diproses penjatuhan sanksi menurut ketentuan yang berlaku. Komite Kredit yang dibentuk Pinwil terdiri dari Manajer Operasi dan Pemasaran Kanwil sebagai Ketua merangkap Anggota, dibantu seorang Anggota dari Pemeriksa Inspektorat Wilayah. Komite Kredit bertindak sebagai KPK untuk Herly Gusti Meliana Siagian : Peranan Notaris Dalam Perjanjian Kredit Angsuran Sistem Fidusia Pada Perum Pegadaian Studi Di Kantor Perum Pegadaian Cabang Medan Utama, 2009 USU Repository © 2008 menetapkan perhitungan besarnya pinjaman yang bisa diberikan kepada calon nasabah pemohon kredit. Sedangkan perjanjian kredit tetap dibuat oleh Manajer Cabang. Baik untuk permohonan kredit biasa di atas jumlah tertentu bukan dari cabang NPL tinggi maupun permohonan kredit yang diajukan oleh cabang karena NPL tinggi, Komite Kredit diharapkan mempelajari berkas pengajuan kredit dan hasil analisa kredit yang dilakukan oleh Pegawai Fungsional KUMK yang telah mendapat pertimbangan dari Manajer Cabang. Apabila data permohonan kredit masih dipandang tidak lengkap, maka atas persetujuan Pinwil salah seorang anggota Komite Kredit bisa melakukan klarifikasi melalui telepon kepada nasabah maupun sumber lainnya atau dalam kondisi yang amat terpaksa, bisa melakukan cross check data ke lapangan. Atas dasar kajian ulang dari berbagai informasi dan setelah memperhitungkan segala resiko yang timbul, maka dibuat nota pertimbangan kepada Pinwil untuk menetapkan besarnya kredit yang bisa diberikan kepada calon debitur. Pinwil selanjutnya memberikan surat keputusan penetapan besarnya kredit maksimum sebesar rekomendasi dari Komite Kredit. Mengenai prosedur pemberian kredit, pelunasan kredit dan perpanjangan kredit, dapat diuraikan sebagai berikut :

4. Prosedur Pemberian Kredit