Sejarah Notaris di Indonesia

Setelah data primer data sekunder diperoleh, selanjutnya data tersebut diseleksi, disusun dan dianalisis secara kualitatif yaitu tanpa mempergunakan rumus- rumus statistik. Data tersebut kemudian diterjemahkan secara logis sistematis dengan menggunakan metode deduktif dan induktif sehingga kegiatan ini diharapkan dapat menghasilkan jawaban dan kesimpulan yang sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian, serta disajikan dalam bentuk deskriptif.

BAB II KEWENANGAN NOTARIS DALAM PEMBUATAN AKTA OTENTIK

A. Sejarah Notaris di Indonesia

Pada zaman Romawi dahulu telah dikenal seorang penulis yang tugasnya antara lain membuatkan surat-surat bagi mereka yang tidak dapat menulis. Surat-surat yang disusunnya tidak mempunyai kekuatan hukum yang khusus, penulis-penulis itu terdiri dari orang-orang bebas dan kadang-kadang budak-budak belian, orang menyebut mereka notariil. “Di samping itu terdapat pula orang-orang yang diserahi membuat akta dan mereka disebut tabelliones atau tabelarii, mereka tugasnya hampir mirip dengan di Indonesia yang disebut pelaksana perkara Zaakwaarnemer. 30 Pada abad ke-11 atau ke-12 selanjutnya notaris mulai berkembang di daerah pusat perdagangan yang sangt berkuasa pada zaman itu di Italia Utara. Daerah ini selanjutnya dikenal sebagai tempat asal notariat yang dinamakan Latijnse notariaat 30 R. Soesanto, Tugas, Kewajiban dan Hak-hak Notaris, Wakil Notaris Sementara, Penerbit Pradnya Paramita, Jakarta, 1982, hal. 11. Herly Gusti Meliana Siagian : Peranan Notaris Dalam Perjanjian Kredit Angsuran Sistem Fidusia Pada Perum Pegadaian Studi Di Kantor Perum Pegadaian Cabang Medan Utama, 2009 USU Repository © 2008 yang tanda-tandanya tercermin dalam diri notaris yang diangkat oleh penguasa umum untuk kepentingan masyarakat umum dan menerima uang jasanya karena kemampuannya yang memiliki keahlian untuk mempergunakan tulisan cepat di dalam menjalankan pekerjaan mereka. 31 Setelah mengalami perkembangan secara khusus tabeliones ini kemudian dipersamakan Zaakwaarnemer dari pada sebagai notaris sekarang, mereka mulai diatur dari suatu Konstitusi pada tahun 537 oleh Kaisar Justianus, yang menempatkan mereka di bawah pengawasan pengadilan, tetapi tidak berwenang membuat akta dan surat yang sifatnya otentik, surat mana sama halnya dengan ketetapan dari badan peradilan. Selanjutnya Tabularii adalah golongan orang-orang yang menguasai tehnik menulis dan memberikan bantuan kepada masyarakat dalam pembuatan akta-akta. Sementara kalangan notarii adalah orang-orang yang khusus diangkat untuk membantu penulisan di kalangan istana, lambat laun masyarakat dapat mempergunakan jasa mereka karena mempergunakan notarii dipandang lebih terhormat dari pada tabelarii. Akhirnya pada masa Karel de Grote tabelarii dan notarii, menggabungkan diri dalam satu badan yang dinamakan Collegium. Mereka akhirnya dipandang sebagai para pejabat yang satu-satunya membuat akta-akta baik di dalam maupun di luar Pengadilan walaupun jenis-jenis akta itu selanjutnya dapat 25 31 G.H.S. Lumban Tobing, Peraturan Jabatan Notaris, Cetakan Ketiga, Penerbit Erlangga, Jakarta, 1983, hal. 3. Herly Gusti Meliana Siagian : Peranan Notaris Dalam Perjanjian Kredit Angsuran Sistem Fidusia Pada Perum Pegadaian Studi Di Kantor Perum Pegadaian Cabang Medan Utama, 2009 USU Repository © 2008 berupa akta otentik ataupun akta di bawah tangan. 32 Dari Italia Utara ini notaris berkembang sampai ke Perancis untuk kemudian ke Negeri Belanda. Notaris yang dikenal hari ini di Indonesia telah ada mulai dari abad ke-17 dengan adanya Oost Ind. Compagnie di Indonesia, pada tanggal 27 Agustus 1620 yaitu beberapa bulan setelah dijadikannya Jakarta sebagai Ibukota tanggal 4 Maret 1621, Melchior Kerchem, Sekretaris dari College van Schepenen di Jakarta, diangkat notaris pertama di Indonesia. Adalah sangat menarik perhatian cara pengangkatan notaris pada waktu itu, oleh karena berbeda dengan pengangkatan notaris sekarang ini, di dalam akta pengangkatan Melchoir Kerchem sebagai notaris sekaligus secara singkat dimuat suatu instruksi yang menguraikan bidang pekerjaan dan wewenangnya, yakni untuk menjalankan tugas jabatannya di Kota Jakarta untuk kepentingan publik. Kepadanya ditugaskan untuk menjalankan pekerjaannya itu sesuai sumpah setia yang diucapkannya pada waktu pengangkatannya, dengan kewajiban untuk mendaftarkan semua dokumen dan akta yang dibuatnya, sesuai dengan bunyinya instruksi itu, sejak pengangkatan Melchior Kerchem, jumlah notaris semakin bertambah jumlahnya. Lima tahun kemudian, yakni pada tanggal 16 Juni 1625, setelah jabatan notaris public dipisahkan dari jabatan Secretarius van de gerechte dengan Surat Keputusan Gubernur Jenderal tanggal 12 Nopember 1620, maka dikeluarkanlah Instruksi pertama untuk para notaris di Indonesia, yang hanya berisikan 10 Pasal, diantaranya ketentuan bahwa para notaris terlebih dahulu diuji dan diambil sumpahnya. Baru dalam tahun 1860 pemerintah Belanda pada waktu itu 32 Ibid, hal. 3-10 Herly Gusti Meliana Siagian : Peranan Notaris Dalam Perjanjian Kredit Angsuran Sistem Fidusia Pada Perum Pegadaian Studi Di Kantor Perum Pegadaian Cabang Medan Utama, 2009 USU Repository © 2008 menganggap telah tiba waktunya untuk sedapat mungkin menyesuaikan peraturan- peraturan mengenai jabatan notaris di Indonesia dengan yang berlaku di Negeri Belanda dan karenanya sebagai pengganti dari peraturan-peraturan yang lama diundangkanlah Peraturan Jabatan Notaris Notaris Reglement yang dikenal sekarang ini pada tanggal 1 Juli 1860 Stb.No. 3 mulai berlaku pada tanggal 1 Juli 1860, sebagai peletak dasar yang kuat bagi pelembagaan notaris di Indonesia. Setelah menunggu sekian lama, akhirnya diundangkanlah Undang-undang Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris.

B. Kewenangan Notaris dalam Pembuatan Akta Otentik