i. Satu perjanjian kredit diperbolehkan didukung sampai dengan 3 jenis agunan,
asalkan semua agunannya memenuhi persyaratan yang ditetapkan dan sudah dibaliknamakan atas nama calon nasabah atau setidaknya atas nama
istrisuamipengurus usaha yang telah menandatangani form KUMK-18. j.
Khusus kendaraan bermotor roda empat atau lebih dengan plat kuning, selain harus memenuhi persyaratan yang dibutuhkan, juga harus dilengkapi dengan
Surat Izin Trayek dan Buku Kir dari Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya setempat yang masih berlaku.
D. Pembebanan Jaminan Fidusia
Sedikit diuraikan tentang pembebanan jaminan gadai, pada gadai umumnya dibuat pembebanannya berdasarkan ketentuan yang berlaku pada Perum Pegadaian,
serta tanpa pendaftaran objek jaminan gadai ke instansi manapun, hal itu dikarenakan objek jaminan gadai dipegang atau dikuasai pihak kreditur dalam hal ini Perum
Pegadaian. Pembebanan Jaminan Fidusia dalam aspek operasionalnya dilaksanakan
melalui dua tahap, yaitu tahap pemberian Jaminan Fidusia dan tahap pendaftaran Jaminan Fidusia. Pembebanan Jaminan Fidusia yang didahului dengan janji untuk
memberikan Jaminan Fidusia sebagai pelunasan atas hutang tertentu yang dituangkan dalam akta Jaminan Fidusia.
Akta Jaminan Fidusia ini dibuat dengan akta notaris. Hal ini sesuai dengan yang disebutkan dalam Pasal 5 ayat 1 UUJF bahwa, “pembebanan benda dengan
Herly Gusti Meliana Siagian : Peranan Notaris Dalam Perjanjian Kredit Angsuran Sistem Fidusia Pada Perum Pegadaian Studi Di Kantor Perum Pegadaian Cabang Medan Utama, 2009
USU Repository © 2008
Jaminan Fidusia dibuat dengan akta notaris dalam bahasa Indonesia dan merupakan akta Jaminan Fidusia”. Gunawan Widjaja mengatakan bahwa, “dalam akta Jaminan
Fidusia tersebut selain dicantumkan hari dan tanggal, juga dicantumkan mengenai waktu jam pembuatan akta tersebut.”
64
Menurut Gunawan Widjaja berdasarkan Pasal 6 UUJF, maka akta Jaminan Fidusia tersebut sekurang-kurangnya memuat yaitu :
1. Identitas pihak pemberi dan penerima Fidusia. Identitas tersebut meliputi
nama lengkap, agama, tempat tinggal atau tempat kedudukan dan tanggal lahir, jenis kelamin, status perkawinan, dan pekerjaan.
2. Data perjanjian pokok yang dijamin Fidusia, yaitu mengenai macam
perjanjian dan hutang yang dijamin dengan Fidusia. 3.
Uraian mengenai benda yang menjadi objek Jaminan Fidusia. Uraian tersebut cukup dilakukan dengan mengidentifikasikan benda tersebut, dan
dijelaskan mengenai surat bukti kepemilikannya. Dalam hal benda yang menjadi objek Jaminan Fidusia merupakan benda dalam persediaan
inventory yang selalu berubah-ubah dan atau tidak tetap, seperti stok bahan baku, barang jadi, atau portofolio perusahaan efek, maka dalam akta
Jaminan Fidusia dicantumkan uraian mengenai jenis, merek, kualitas dari benda tersebut.
4. Nilai penjaminan.
5. Nilai benda yang menjadi objek Jaminan Fidusia.
65
Setelah akta pembebanan Jaminan Fidusia tersebut ditandatangani oleh para pihak yang berkepentingan, maka tindakan selanjutnya mendaftarkan akta
pembebanan Jaminan Fidusia tersebut pada Kantor Pendaftaran Fidusia. Hal ini sesuai dengan Pasal 11 ayat 1 UUJF mengatakan bahwa, “benda yang dibebani
dengan Jaminan Fidusia wajib didaftarkan”.
64
Gunawan Widjaja dan Ahmad Yani, Seri Hukum Bisnis Jaminan Fidusia, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2001, hal. 135.
65
Ibid., hal. 135.
Herly Gusti Meliana Siagian : Peranan Notaris Dalam Perjanjian Kredit Angsuran Sistem Fidusia Pada Perum Pegadaian Studi Di Kantor Perum Pegadaian Cabang Medan Utama, 2009
USU Repository © 2008
Sebenarnya tidak ada ketentuan di dalam UUJF yang mengatakan, bahwa Fidusia yang tidak didaftarkan adalah tidak sah. Hanya saja untuk memberlakukan
ketentuan yang ada di dalam UUJF tersebut, maka haruslah dipenuhi syarat benda Jaminan Fidusia itu didaftarkan. Sedangkan Fidusia yang tidak didaftarkan, tidak bisa
menikmati keuntungan dari ketentuan yang terdapat dalam Pasal 37 ayat 3 UUJF.
66
E. Hapusnya Jaminan Fidusia