I ntegr asi TI K dalam

Bab 8: I ntegr asi TI K dalam

Pendidikan V okasi I nggr is

Navila Roslidah dan Dorothy Ferary

Dalam dun ia p endi di kan, pen ggun aan Tek nolo gi Inform asi dan Kom unikasi (TIK) sudah berlangsung sejak pert engahan t ahun 1960-an, nam un, pengguna- an p erangkat kom put er bar u dit erap kan di aw al t ahun 1970-an. Terhit ung sejak awal 1990-an, 20% dari inst it usi pendidikan di Inggris sudah m engguna- kan perangkat kom puter secara akt if (Our ICT, 2015). Penggunaan t eknolo gi ini t ent unya m em ber ikan dam pak bagi set iap perangkat pendidikan sehingga bim bingan m engenai penerapan TIK yang t epat dalam prakt ik pendidikan juga diperlukan.

Tah u n 1998, pem er i nt ah Inggr i s m en d ir i kan BECTA (Brit ish Educat ional Communicat ion and Tech- nology Agency ) badan independen yang ber t ugas sebagai penasihat , pengaw as, sert a penunjang peng- gunaan TIK dalam lingkungan pendidikan (Dykes, 2016). Dengan adanya badan khusus ini, pem erint ah Inggris berharap agar penggunaan TIK dapat m en- dukung t idak hanya dalam proses belajar m engajar, t et api juga m em aksim alkan prakt ik lifelong learning, pendidikan kepem im pinan, pendidikan t inggi, juga

90 Sistem Pendidikan Vokasi di Inggris

bim bingan karier (Chinien, 2003). Dem i m em fasilit asi inst it usi pendidikan unt uk m em perm udah penerapan TIK, BECTA m em ber ikan kerangka at uran penerapan unt uk kem udian diadaptasi dan dikem bangkan oleh m asing-m asing inst it usi pendidikan agar sesuai dengan t ujuan proses belajar m engajar yang sudah diterapkan (BECTA, 2008; Bannister, 2008). Selain it u, BECTA juga m enerbit kan sebuah panduan unt uk m enjam in keam anan dalam penggunaan TIK di inst it usi pendidikan (BECTA, 2005).

Int egrasikan TIK dalam sist em pendidikan vokasi m em but uhkan biaya yang besar. GSM A M obile Educat ion (2011) m encat at dana yang dialokasikan oleh pem erint ah Inggris pada t ahun 2011 bagi penerapan TIK adalah sebesar £56,200 (set ara dengan 1 M ilyar rupiah). Jumlah t er- sebut merupakan jumlah total yang dikeluarkan pem erintah bagi pendidik- an lanjutan di Inggris, term asuk pendidikan vokasi. Dana ini diinvest asikan dalam bent uk desktop, laptop, Wi-Fi, bandwidt h, int eractive w hiteboard, learning platform dan perangkat lainnya.

Integrasi TIK dalam sistem pendidikan vokasi Inggris m em iliki pengaruh terhadap peran pendidik dan peserta didik. Dengan adanya TIK, pendidik diharapkan m am pu m enjadi fasilitat or dan kolaborator dalam proses belajar mengajar sehingga peserta didik dapat berperan lebih akt if. Selain it u, int egrasi TIK juga m em berikan pengalam an baru karena pada proses- nya, pendidik dan pesert a didik yang berperan sebagai pengguna t ekno- logi ini akan m em asuki sebuah lingkungan pem belajaran virt ual,Virt ual Learning Environment (VLE). VLE adalah sebuah perangkat soft ware yang menjadi wadah untuk berkolaborasi dan berinteraksi serta menyam paikan konten yang dibut uhkan dalam proses belajar m engajar (BECTA, 2004).

Sebagai badan yang berperan pent ing dalam perencanaan kebijakan TIK di inst it usi pendidikan, BECTA m engem ukakan bahwa ada beberapa hal yang harus disertakan dalam pem buatan kebijakan pada pendidikan vokasi di Inggris, ant ara lain:

a. Tujuan TIK dan kont ribusinya terhadap visi dan m isi inst it usi pen- didikan

b. Kont ribusi khusus TIK bagi kurikulum

c. Kont ribusi TIK bagi subyek lain

d. Bagaim ana m at a pelajaran t ersebut akan diaw asi dan dievaluasi

e. Sebuah st rat egi penerapan TIK

Navila Roslidah dan Dorothy Ferary 91

f. Gaya m engajar dan belajar

g. Pencat at an, penilaian dan pelaporan

h. Pengaw asan dan review

i. Pengelolaan kelas dan sum ber daya j. Inklusi dan pendidikan khusus k. Keberlanjut an dan perkem bangan l. Pengem bangan kem am puan dan pelat ihan staf m . Peran m anajem en dan kepem im pinan n. Tautan terhadap M IS (M anagement Informat ion System) o. Penggunaan TIK dalam kom unitas dan di luar jam belajar

Nam un, terlepas dari berbagai kebijakan yang dihasilkan yang dirasa sangat m em bant u pelaku pendidikan, BECTA diber hent ikan pada 31 M aret 2011 dan beberapa topik yang sebelum nya ditangani oleh BECTA, kini dit angani oleh Depart m ent of Educat ion (DfE) dan Depart ment of Business, Innovat ion and Skills (BIS) (Wifiinschools, 2016).

Brit ish Council (2017) m enekankan bahw a penggunaan TIK dalam pem belajaran vokasi haruslah berinovasi dalam penyam paian m at eri juga desain kurikulum , serta m elibat kan para pem ilik lapangan pekerjaan yang m am pu m em berikan pengalam an lebih bagi para pesert a didik. Berikut cont oh penerapan yang disarankan oleh Brit ish Council (2017):

a. Penggunaan TIK secara ekst ensif dalam m engelola pem belajaran, m elacak perkem bangan pem belajaran, dan m enyediakan konten- kont en online.

b. Tersedianya dist ance dan blended learning yang m em berikan akses yang lebih baik unt uk m enjangkau kont en dan proses pem belajaran dengan kualit as yang t inggi.

c. Penggunaan m edia sosial unt uk m elibat kan kom unit as lokal, term asuk sekolah, penyedia pelat ihan lain, serta penyedia lapang- an pekerjaan.

d. M em bangun hubungan yang lebih kuat dengan para penyedia lapangan pekerjaan dan m em berikan pelat ihan berkualit as di tem pat kerja.

92 Sistem Pendidikan Vokasi di Inggris

Integrasi TIK dalam proses Belajar M engajar

Dalam pendidikan vokasi, fokus dari TIK sebagai kurikulum t erlet ak pada pengem bangan keteram pilan literasi TIK. Keteram pilan lit erasi TIK pun t erbagi m enjadi dua keteram pilan yait u ket eram pilan um um dan ke- teram pilan spesifik penunjang pekerjaan. Keteram pilan lit erasi TIK m e- liput i penggunaan dat abase, pem rosesan kat a, publikasi deskt op, dan penggunaan int ernet unt uk penelit ian dan kom unikasi (Kasw orm dan Londoner, 2000). Sedangkan keteram pilan penunjang pekerjaan m eliput i kem am puan unt uk m enggunakan perangkat CNC (Computer Numerical Co n t r o l ) , CAD/ CAM ( Co m p u t er -Ai d ed Desi g n / Co m p u t er -Ai d ed M anufact uring ), dan m engoperasikan kont rol sistem digital.

Dalam prakt iknya, penggunaan TIK seringkali dikait kan dengan peng- gunaan int ernet sert a akt ivit as yang dilakukan secara online. Selain se- bagai penunjang, dalam sist em pendidikan vokasi Inggris, int ernet sudah m enjadi salah sat u bagian pent ing dalam t erlaksananya pendidikan. Pada poin-poin selanjut nya, akan dibahas beberapa contoh bent uk pem anfaat- an TIK yang dit unjang oleh int ernet .

a. Learning Platform

Learning plat form adalah salah sat u bent uk dari VLE (Virt ual Learning Environm ent ) yang m enyediakan beragam akses ke konten kurikulum dan sum ber daya, t ugas, perangkat penilaian, sert a berperan sebagai ruang publik di m ana pendidik dan pesert a didik dapat berint eraksi (UK Trade & Invest m ent , 2014). Hingga tahun 2010, 93% dari inst it usi pen- didikan t ingkat lanjut sudah m em anfaat kan learning plat f orm dalam proses belajar m engajar dan adm inist rasi (Collie, Lew is, & M ero, 2011). Unt uk m em perm udah para pendidik dalam m em anfaat kan learning plat form , pendidik diberikan panduan unt uk m em anf aat kan learning plat form secara bijak. Selain it u, pendidik diharapkan m am pu m em ilah kom ponen dari learning plat form yang dapat m em aksim alkan apa yang sudah m ereka lakukan selam a ini.

Akses fleksibel yang dit aw arkan oleh learning plat form ini t ent unya membantu para pendidik dan pesert a didik untuk m em iliki akses kapan- pun dan di m anapun yang t idak terbatas, m em ot ivasi dan m em iliki ke- terlibat an yang terjalin dalam learning plat form, m eningkat kan keper-

Navila Roslidah dan Dorothy Ferary 93

cayaan diri peserta didik yang lebih pasif, dan melakukan diskusi secara online yang dapat dilakukan di luar jam pem belajaran (Jacobsen & Kremer, 2000; Selinger, 1997)

b. TIK sebagai Sistem Pengelolaan Informasi

Dengan bant uan t eknologi, pengelolaan inf orm asi m enjadi sem akin m udah. Dalam penerapannya di inst it usi pendidikan, sist em pengelolaan inf orm asi ini m em bant u para pendidik dan pesert a didik unt uk m en- dapat kan, m enyim pan, m em anipulasi, dan m enggunakan inform asi dan data (UK Trade & Investm ent, 2014). Informasi yang didapatkan pun dapat dim anfaatkan unt uk berbagai kepent ingan sepert i riset .

c. E-assessment

Sebagai bagian dari kebijakan Depart m ent of Educat ion, e-assessment juga diterapkan dalam praktek e-learning di sekolah juga pendidikan t inggi (JISCinf onet , 2006). M enur ut Bull dan M cKenna (2004), penerapan e-assessment dapat m eningkat kan m ot ivasi pesert a didik unt uk m ening- kat kan keteram pilan m ereka, m em perluas cakupan pengetahuan yang dinilai, m eningkat kan efisiensi adm inist rat if, m engurangi beban pendidik unt uk m elakukan penilaian, juga m eningkat kan objekt ivit as dalam pe- nilaian. Selain it u, e-assessment dapat m em bant u para pendidik unt uk m engevaluasi t ingkat efekt ivit as dari ujian yang diberikan dengan bant u- an dat a st at ist ik yang disediakan oleh e-assessment , sehingga uji validit as dan realibilit as pun dapat dilakukan dengan lebih cepat (Nichol dan M illigan, 2006). E-assessm ent juga m em bant u t enaga pendidik dalam hal pem buat an t est it ems, pengecekan validit as sert a realibilit as t est it ems , pengum pulan t ugas secara elekt ronik, dan m em berikan feedback yang lebih kepada para peser t a didi k. Di sam ping it u, pem er iksaan plagiarism e yang t erkadang terjadi di institusi pendidikan pun dapat dilaku- kan dengan fasilitas e-assessment (Herd & Richardson, 2010).

Salah sat u inst it usi yang m engajarkan ket eram pilan prakt is dengan bant uan t eknologi adalah Nat ional Ext ension College di Cam bridge. Inst it usi ini m em anf aat kan Open and Dist ance Learning (ODL) unt uk m enyam paikan m at eri yang ber kait an dengan ket eram pilan prakt is. M et ode ini cukup efekt if nam un, m asih m em erlukan pengaw asan dari

94 Sistem Pendidikan Vokasi di Inggris

orang yang sudah ahli di bidangnya dan t ent unya m em erlukan peralat an yang akan digunakan (Sparkes,2015). M enurut beberapa ahli di bidang pendidikan, pem anfaat an Open and Dist ance Learning lebih sesuai unt uk m engajarkan keteram pilan kognit if (Oliveira & Rum ble, 1992).

Integrasi TIK dalam Program Pendukung Sistem Pendidikan Vokasi

1. E-administrasi

Dalam f ungsinya sebagai pendukung adm inist rasi inst it usi, TIK dapat dikat egorikan berdasarkan t ujuannya, ant ara lain:

a. Akunt ansi Dalam hal ini, TIK berperan dalam pengelolaan dana, pembelian, aliran dana, proses audit , dan beragam m anfaat akunt ansi lainnya. Hal ini dapat m em bant u st af unt uk m em angkas w akt u pengerjaan yang selam a ini dilakukan secara konvensional.

b. Pem asaran Set iap inst it usi t ent unya m em iliki program yang diunggulkan unt uk m enarik m inat para calon pesert a didik. TIK sangat m em -bant u proses prom osi program besert a m at eri yang dit aw arkan oleh inst it usi.

c. Pelayanan adm inist rat if bagi st aff Sebuah inst it usi besar dengan jum lah st af yang t idak sedikit akan sangat m enyulit kan pihak depart em en sum ber daya m anusia unt uk m engelola serta m engevaluasi kinerja para staf. Oleh karena it u, pene- rapan TIK dalam layanan adm inist rasi yang diperunt ukan bagi para st af sangat lah m em bant u. Layanan ini m eliput i pengelolaan dan per- kem bangan sum ber daya m anusia yang m encakup proses rekrut m en, penilaian, pengawasan kinerja staf, berkom unikasi dengan staf, m eng- analisa kebut uhan m ereka, serta pengadaan pelat ihan bagi para staf.

d. Pelayanan adm inist rat if bagi pesert a didik Di sam ping pem anfaat an TIK untuk mempermudah adm inistrasi bagi staf, pelayanan administrat if bagi peserta didik pun sangat membantu dalam proses pendaft aran dan seleksi peserta didik baru. Selain itu, pembayaran biaya sekolah juga dapat dilakukan melalui portal yang m em anfaatkan teknologi inform asi dan kom unikasi ini. Dengan ada- nya kemudahan ini, t idak hanya pihak siswa dan staf yang diuntungkan, orang t ua pun dapat m erasakan kem udahan yang ditawarkan.

Navila Roslidah dan Dorothy Ferary 95

e. Layanan pendukung Layanan pendukung ini diperunt ukan bagi para pesert a didik agar dapat m engakses berbagai inform asi m elalui port al yang disediakan oleh pihak inst it usi pendidikan. Layanan pendukung ini m eliput i akses em ail, inform asi m engenai fakult as dan jurusan, kalender program , sert a deskripsi m odul yang dit aw arkan sehingga pesert a didik dapat m em ilih m odul sesuai m inat m ereka.

f. Penelit ian dan evaluasi Analisis statist ik, riset, evaluasi program serta penilaian peserta didik terhadap fakultas tempat mereka belajar dapat diakses dengan m udah dengan bant uan teknologi.

g. Invent aris Sist em inform asi yang digunakan dengan t ujuan ini sangat m em - bant u dalam m endat a segala fasilit as yang dim iliki oleh sekolah. Selain it u, inform asi tentang kesehat an dan keselam at an kerja juga dapat disim pan dalam layanan ini. Sebagai tam bahan, st af sekolah pun dapat m encant um kan inf orm asi yang berkait an dengan segala hal yang beresiko.

h. Penggalangan dana Pem anfaat an TIK dalam hal penggalangan dana lebih m engarah pada pendat aan dan penyim panan riw ayat donasi sehingga m em udahkan pihak sekolah dalam pem buatan laporan tentang dana yang m asuk.

2. Parental Reporting

Dari seluruh sekolah t ingkat lanjut di Inggris, terdapat 77% sekolah (ter- m asuk sekolah vokasi) yang m enggunakan t eknologi unt uk m elakukan parent al report ing (Collie, Lew is, & M ero, 2011). M enurut BECTA (2004), keterlibatan orang t ua m elalui teknologi ini sangat lah berm anfaat . Orang t ua dapat mengawasi anak-anak mereka serta dapat mengakses konten- konten yang dapat mendukung segala jenis tugas sepulang sekolah (BECTA, 2004). Selain it u, keterlibatan orang tua juga dapat m em inim alisir segala hal yang berkait an dengan penyim pangan t indakan dari anak dikarenakan orang t ua dapat m em onit or secara langsung kegit an, jadw al, hingga presensi anak.

96 Sistem Pendidikan Vokasi di Inggris

Salah sat u sekolah yang m enerapkan parent al report ing adalah The Technical School – East Kent College (w w w.east kent .ac.uk). Sekolah ini m em iliki port al khusus bagi orang t ua unt uk m endapat kan segala infor- m asi yang dibut uhkan baik tentang sekolah, kegiatan, m aupun perkem - bangan anak (East Kent College, 2017). BECTA (2004) pun m enem ukan dalam sebuah st udi kasus bahw a para orang t ua m erasa lega karena dapat terlibat langsung dalam pem belajaran anak-anak m ereka juga m en- dapat kan inform asi t ertent u dari pihak sekolah.

3. Bimbingan Karier

Dalam pendidikan vokasi, bim bingan karier (BK) m erupakan sesuat u yang sangat esensial (Bab selanjut nyaakan m em bahas BK dengan lebih rinci) Pem anfaat an TIK dalam bim bingan karier m em iliki peran yang cukup pent ing. BECTA (2001) m erekom endasikan beberapa soft ware dan website yang m em iliki beberapa spesifikasi fungsi, antara lain:

a. Dat abase inf orm asi Database ini m em uat beragam data yang berkaitan dengan pekerja- an, pelat ihan, peluang pekerjaan, inform asi data sensus dan bursa kerja. Dengan bant uan database ini, peserta didik diharapkan akan m am pu unt uk lebih m udah m enem ukan inform asi pekerjaan yang sesuai dengan bidang keahlian m ereka.

b. Evaluasi diri, generat or ide, program penyesuaian Soft w are yang m asuk dalam kat egori ini m enyajikan ide-ide pelat ihan dan pendidikan sesuai dengan kriteria pribadi peserta didik. Di sam ping it u, soft ware jenis ini m am pu m encocokkan pekerjaan dengan per- syarat an khusus yang dibut uhkan.

c. Sim ulasi kerja Decision making, problem solving dan t eam building dapat dirasakan oleh pengguna soft w are jenis ini yang didesain unt uk m em enuhi ke- but uhan pengguna secara um um dan t idak hanya m erujuk pada ke- but uhan karier dan pekerjaan. Selain it u, sim ulasi yang dilakukan akan sangat m em bant u para pesert a didik unt uk benar-benar m e- rasakan segala t unt utan dalam dunia kerja.

Navila Roslidah dan Dorothy Ferary 97

d. Checklist dan tes psikom et ris Sof t w are dalam kat egori ini biasa digunakan unt uk m engukur ke- m am puan, m inat dan kepribadian para peserta didik. Dengan m enge- t ahu kem am pu an, m inat dan kepr i badian m ereka, diharapkan m ereka akan m am pu m encari jenis pekerjaan yang sesuai.

e. Bant uan present asi Sof t w are jenis ini didesain khusus unt uk m em bant u para pesert a didik unt uk m engasah kem am puan m ereka dalam m encari pekerjaan dan beradapt asi dalam m asa t ransisi. Selain it u, dengan sof t w are jenis ini, diharapkan para pesert a didik akan m am pu m eningkat kan kem am puan m ereka dalam proses wawancara, pengisian form ulir at au dokum en yang diperlukan, pem buat an perencanaan t indakan, riw ayat prestasi dan CV.

f. Generic package Gener ic package m er upakan sebuah sof t w ar e yang m encakup dat abase package, deskt op publishing package, com put er-aided design package, w eb page editors, dan soft w are lainnya yang ber- fokus pada pengolahan kat a, dat a dan present asi. Soft w are jenis ini t ergolong soft w are yang cukup m ahal, nam un dapat dikat akan se- bagai sof t w are st andar unt uk m endukung seluruh kegiat an yang sudah diprogram dalam kurikulum . Selain it u, soft w are jenis ini juga m em berikan beragam kem udahan unt uk m endukung program pen- didikan karier.

g. Sum ber daya karier dalam w ebsit e Pem anfaat an berbagai w ebsit e dalam bim bingan karier pendidikan vokasi disebut kan dapat m enghem at wakt u pencarian jenis pekerjaan yang berhubungan dengan kualifikasi pesert a didik. Selain it u, jenis w ebsit e sepert i ini m am pu m enyajikan inform asi t ent ang peluang pekerjaan berdasarkan topik yang dim inat i. Salah sat u website yang saat ini sering dimanfaatkan baik oleh pihak sekolah juga siswa, adalah Learndirect.com. Learndirect merupakan website pertama yang diper- kenalkan pada masyarakat Inggris yang bermula dari jaringan telepon pada tahun 1998 (Watt s, 2001). Hingga saat ini, Learndirect sudah m engint egrasikan penggunaan w ebsit e, t elepon, dan em ail unt uk m em berikan pelayanan t erbaik bagi pengunjungnya.

98 Sistem Pendidikan Vokasi di Inggris

Perkembangan TIK terbaru dalam Pendidikan di Inggris

Beberapa perkem bangan TIK sepert i Virt ual Realit y(VR), Augm ent ed Realit y (AR) sert a Int ernet of Things (IoT) juga m ulai m em iliki peran dalam pendidikan di Inggris. M eskipun penggunaannya belum dapat dikat akan m erat a di seluruh sekolah di Inggris, nam um kom it m ent pem erint ah Inggris, perusahan sw asta, yayasan nirlaba, dan universit as t urut m ening- kat kan penggunaannya di sekolah.

1. V irtual Reality

Virt ual Realit y (realit as m aya) adalah sebuah t eknologi sim ulasi yang m em buat pengguna dapat berint eraksi dengan lingkungan yang berada di dalam dunia m aya. Tahun 2016 perusahan Google m em perkenalkan VR kepada 1 juta m urid di Inggris sebagai bagian dari inisiat if pem belajar- an dengan m et ode baru. Selain it u juga dibangung pusat pelat ihan VR unt uk para guru-guru di berbagai kota (Arnass, 2016). Penggunaan VR di sekolah pun kem udian sem akin m eningkat .

M enurut Graem e Law rie, Direkt ur Inovasi di Savenoaks School, VR adalah cara pem belajaran sangat int erakt if dan m enyenangkan. M urid- m urid bisa m elakukan berbagai perjalanan virt ual sepert i m engeksplorasi dasar laut , m elihat apa yang ada di dalam ot ak m anusia, dan lainnya (Savenoaks School, 2016). Sem ent ara it u, m enurut Ian Rist , Inst rukt ur kelist rikan di Prospect College of Advanced Technology, VR dapat m em - bant u m urid-m urid unt uk m elakukan inst alasi list rik dan t est sirkuit list rik t anpa m em bahayakan m urid-m urid (Lihat Gam bar 1). Ket ika m urid-m u- rid sudah m ahir, barulah kem udian m ereka dapat m elakukan praktek secara langsung (PROCAT, 2017).

Gambar 1.

Seorang m urid sedang m eng- gunakan VR dalam pem bel- ajaran kelist rikan

Sumber: PROCAT, 2017

Navila Roslidah dan Dorothy Ferary 99

2. Augment ed Reality

Augm ent ed Realit y (realit as t ert am bah) adalah t eknologi yang m eng- gunakan alat bant u (cont oh: t elepon genggam dan t ablet ) dalam m em - proyeksikan benda m aya ke dalam lingkungan nyata. AR dapat m enjadi cara yang m enyenangkan dalam m em berikan ilust rasi penggunaan t ehnik yang t epat pada sebuah benda at au m enunjukkan bent uk m odel, bangun ruang, dan lainnya (Hesm ondhalgh, 2017). Gam bar 2 di baw ah m em per- lihat kan cont oh penggunaaan t eknologi AR dalam pem belajaran int er- akt if t ent ang senyaw a kim ia.

Gambar 2. Pem belajaran int erakt if dengan AR Sumber: Oakm an, 2016

M eskipun belum m enyeluruh, t api penggunaan AR sudah digunakan di berbagai sekolah di Inggris. Salah sat u sekolah yang m endapat kan good pract ice dalam penggunaan AR oleh Of st ed (lihat bab 3 t ent ang Penjam inan M ut u Ofst ed) adalah Shrew sbury College. Penggunaan AR yang m enyeluruh m ulai dari pengajaran, pem belajaran, dan assessm ent dapat dilihat di sini. Sepert i QR code, dengan m enggunakan aplikasi AR di telepon genggam m ereka, m urid-m urid dapat m en-scan kode AR dan m endapat kan t am bahan i nf or m asi yang m endalam dalam bent uk gam bar, video, dan lainnya. Contohnya, dalam pem belajar m engecat pint u, m urid-m urid dapat m elihat video proses pengecat an yang benar dalam bent uk AR (Ofst ed, 2015).

Sistem Pendidikan Vokasi di Inggris

Selain Shrew sbury College, ada jugaSout h St affordshire Collegeyang m em produksi video dengan t eknologi AR dalam pem belajaran pem o- tongan bat u bata. Teknologi ini berhasil m eningkat kan jum lah pem otong- an bat u bat a yang t epat oleh pesert a didik dari 40% m enjadi 90% (Bloxham , 2013).Cont oh lain adalah Bradford College juga m enggunkan t eknologi AR dalam pelajaran m engelas, sehingga sisw a dapat m elat ih kem ahiran las m ereka dengan lebih am an (Bradford College, 2017).

M enurut Hicham Alaoui dari Lead Cit y College, penggunaan AR dapat m eningkat kan pencapaian akadem is. Part isipasi akt if m urid dalam proses belajar m em bant u m ereka unt uk m engingat apa yang t elah dipelajari (Oakm an, 2016).

3. Internet of Things (IoT)

IoT adalah sebuah konsep di m ana benda-benda yang sering diperguna- kan dalam keseharian (contoh: telepon genggam) dihubungkan pada satu jaringan, yang m ana data dari jarinagn tersebut dapat dimanfaatkan unt uk kebut uhan lainnya. Pert im bangan-pert im bangan dalam penerapan IoT biasanya m enyangkut tentang kepercayaan, keamanan, perlindungan data pribadi, kejelasan m anfaat dari penggunaan data, dan peraturan yang jelas dalam pengim plem entasiannya (Governm ent Office for Science, 2014).

Unt uk m enjadi negara yang m em pim pin dalam hal IoT, Inggris m e- nyadari perlunya pengim plem ent asian IoT di berbagai bidang, t erm asuk pendidikan.

CSE Educat ion syst em , badan independen penyedia jaringan t eknologi di Inggris, m enyat akan bahw a penggunaan IoE dapat dim anfaat kan oleh sekolah unt uk hal-hal sepert i pencatatan daftar hadir, pengadaan m ateri belajar, hingga pem belian kebut uhan sekolah (lihat Gam bar 1 di bawah).

Navila Roslidah dan Dorothy Ferary 101

Gambar 3. Contoh pem anfaat IoT di Sekolah Sumber: CSE Educat ion Syst em , 2016

Pada tahun 2013, kerja sam a senilai £800,000 (setara Rp 1,5 m ilyar) ant ara perusahaan sw ast a, pem erint ah Inggris dan universit as m eluncur- kan proyek DISTANCE (Demonst rat ing t he Internet of School Things – a Nat ional Collaborat ive Experience ). 8 sekolah dipilih unt uk percobaan pengim plem entasian pem belajaran tentang cuaca dengan IoT di sekolah (ScienceScope, 2015). Sejak proyek DISTANCE berlangsung, banyak sekolah- sekolah di Inggris yang kem udian mengim plem entasikan IoT di sekolah.

Selain penggunaan IoT dalam pem belajaran. IoT juga dapat digunakan unt uk m em bant u siswa di luar ruang kelas. Kom pet isi Longit ude Explorer Prize yang diselenggarakan oleh Yayasan Nesta m endukung pengem bang- an IoT oleh m urid-m urid di sekolah. Tahun 2017, kebanyakan pesert a lom ba m ennggunakan teknologi IoT unt uk m enangani m asalah kesehatan m ental (Nesta, 2017a). Adapun pemenang kompetisi tahun 2017 adalah

Sistem Pendidikan Vokasi di Inggris

murid-murid Sout hland School yang m engembangkan t eknologi wearable (dapat dipakai) yang dapat bergant i w arna unt uk m erefleksikan emosi pe- m akai. Teknologi ini diharapkan dapat m em bantu murid dengan Aut istic Spectrum Disorder untuk mengekspresikan perasaan mereka (Nesta, 2017b).

Kesimpulan dan Pembelajaran

Pendidikan di Inggris sangat m em anfaat kan sarana Web 2.0 dalam m ana- jem en pendidikan, pem belajaran pesert a didik, pengadaan sum ber daya dan literat ur, serta social net w orking(Herd & Richardson, 2010). Pada dasarnya, pem anfaatan sarana Web 2.0 ini sangat m em bant u terlaksana- nya berbagai program yang sudah dilakukan oleh inst it usi selam a ini. Selain it u, secara t idak langsung, ket ika peserta didik t erbiasa dengan penggunaan TIK dalam pem belajaran m ereka, kem am puan m ereka dalam m engoperasikan TIK (digit al lit eracy) juga t erasah. Digit al lit eracy ini sangat dibut uhkan oleh peserta didik ket ika akan terjun ke dunia kerja dalam era digit al ini.

Nam un, beberapa kendala dalam usaha m engintegrasikan TIK dengan pendidikan m asih perlu diperhat ikan. Salah sat unya, kendala dalam m em berikan pelat ihan keteram pilan prakt is dapat ditanggulangi dengan m enerapkan blended learningyang sudah cukup dikenal di Indonesia. Blended learning dianggap m am pu m em aksimalkan peran dari m asing- m asing f ungsi pem belajaran, baik secara konvensional m aupun secara digital. Blended learning merupakan kombinasi antara pembelajaran face- to-face di dalam kelas dan pem belajaran secara online. Pembelajaran jenis ini dipercaya dapat mempermudah tercapainya tujuan pembelajaran. Selain it u, fleksibilit as yang dit aw arkan oleh blended learning sangat m am pu memfasilit asi pesert a didik yang beragam . Selain blended learning, peman- faatan VLE (Virt ual Learning Environment) tampaknya dapat memberikan kont ribusi besar dalam kem ajuan pendidikan vokasi di Indonesia.

Walaupun penerapan TIK sudah cukup banyak diterapkan, t ingginya kesenjangan pendidikan yang ada di Indonesia m enyebabkan kurang opt im alnya hasil yang didapat kan. Selain it u, kesiapan dari segi sum ber daya m anusia, pendanaan, fasilitas penunjang di sekolah, juga kebijakan yang m engat ur penerapan TIK ini m asih perlu banyak perbaikan. Jika m elihat fakta di lapangan, m asih banyak pendidik yang kesulitan dalam m enggunakan t eknologi di sekolah. Kondisi ini tent u dipengaruhi oleh

Navila Roslidah dan Dorothy Ferary 103

beberapa fakt or term asuk m ot ivasi belajar kem bali dan m inim nya pe- lat ihan yang diberikan oleh pihak pem erint ah t erkait . Oleh karena it u, di sam ping t ingginya perm intaan akan penerapan teknologi di sekolah, ke- bijakan yang dit erapkan unt uk m ew ujudkan int egrasi yang m em berikan hasil opt im al dan berkesinam bungan haruslah m elalui pem ikiran serta pengkajian lebih m endalam akan realit a di lapangan. Adanya acuan yang jelas sepert i yang telah diberikan BECTA pada pendidikan vokasi di Inggris t ent u sangat m em bant u t ercapainya penerapan TIK yang m aksim al.

Secara um um , kendala yang dihadapi dalam proses penerapan TIK dalam Pendidikan vokasi t erlet ak pada pem ilihan t ipe int egrasi, desain m at eri dan dom ain pem belajaran apa yang m enjadi t arget dari program integrasi ini (Yasak & Alias, 2015). Sepert i yang sudah dijelaskan sebelum - nya, beberapa keteram pilan prakt is m asih m em erlukan tenaga ahli unt uk m endam pingi dan m engaw asi proses pem belajarannya. Di Indonesia, t er- hit ung hingga t ahun 2015, m asih banyak t enaga pendidik yang m asih belum m enguasai perangkat TIK dengan baik dan 12% dari keseluruhan t enaga pendidik m asih m em iliki kualifikasi akadem ik di baw ah st andar (Kem endikbud, 2016). Fakta ini m enunjukkan ket im pangan dalam pen- didikan vokasi di Indonesia m engingat jum lah jurusan paket keahlian bidang st udi TIK di Indonesia m encapai 6,724 pada t ahun 2015 (Kem en- dikbud, 2015 dalam Kem endikbud, n/ a). Jum lah t ersebut belum t er- m asuk bidang keahlian lain yang juga sudah m engintegrasikan TIK dalam proses pem belajarannya. Oleh karena it u, sum ber daya m anusia yang m em enuhi kualif ikasi akadem ik dan penguasaan per angkat TIK m e- rupakan hal ut am a yang perlu diperhat ikan.

Referensi

Arnaas, H. (2016) Google t o bring virt ual realit y t o UK schools. Ret rieved from TES: ht t ps:/ / w w w.tes.com / new s/ school-new s/ breaking-new s/ google-bring-virt ual-realit y-uk-schools

Bannist er, P. (2008). Gender, ICT & Schools: a UK Policy Perspect ive. Ret rieved from OECD: htt ps:/ / w w w.oecd.org/ edu/ ceri/40832878.pdf BECTA. (2001). Informat ion Sheet : Careers Educat ion and Guidance and ICT.

Sistem Pendidikan Vokasi di Inggris

BECTA. (2004). BECTA ICT Research. Covent ry: BECTA. BECTA. (2005). E-safet y: Developing W hole-school Policies t o Support

Ef f ect i ve Pr a ct i ce . Ret r ieved f r o m BECTA ICT Ad vi ce: h t t p : / / w w w.w isekids.org.uk/ BECTA%20Publicat ions/ esafet y.pdf

BECTA. (2008). Getting Started with Your Learning Platform. Coventry: BECTA. BECTA. (2008). What is A School ICT Policy? Ret rieved from Becta Schools

- Leadership and M anagem ent : htt p:/ / ict w orkshops.w ikispaces.com / file/ view / What +is+a+school+ICT+policy.pdf

Bloxham , J. (2013) Augm ent ed realit y in educat ion: t eaching t ool or p a ssi n g t r en d ? Ret r i eved f r o m : Th e Gu ar d i an : h t t p s: / / w w w.t heguardian.com / higher-educat ion-net w ork/ blog/2013/ f eb/ 11/ augm ent ed-realit y-t eaching-t ool-t rend

Bradford College. (2017) Soldmat ic Augmented Realit y Welding Training Technology . Ret rieved from : htt ps:/ / w w w.bradfordcollege.ac.uk/ atc/ equipm ent-facilit ies/ soldm at ic-augm ented

Brit ish Council. (2017). The UK Skill Syst em: An Int roduct ion. London: Brit ish Council. Bu ll , J., & M cKen n a, C. (2004). Bl uep r i nt f o r Co m pu t er -a ssi st ed Assessment . London: Rout ledgeFalm er. Chinien, C. (2003). The Use of ICTs in Technical and Vocat ional Educat ion and Tr aining. Analyt ical Sur vey, UNESCO Inst it ut e, Inf or m at ion Technologies in Educat ion, M oscow.

Collie, P., Lew is, L., & M ero, P. (2011). A Guide to ICT in t he UK Educat ion. Ret rieved f rom Educat ion Im pact : w w w.educat ionim pact .net CSE Educat ion Syst em . (2016). The Int ernet of Things for Educat ion: A Brief Guide . Ret rived f rom : CSE Educat ion Syst em : ht t ps:/ / w w w. cse-net .co.uk/ t he-internet-of-t hings-a-brief-guide/

Delio, M . (2000, August 30). Report : Online Training ‘Boring’. Ret rieved

f rom W ired New s: ht t ps:/ / w w w.google.co.id/ url?sa=t & rct =j & q= & esrc=s& source=w eb& cd=1& cad=rja& uact =8& ved=0ahUKE w ia5cn 2jqfTAhWHpY8KHdRQBoM QFggt M AA& url=htt p%3A%2F%2Farchive. w i r e d . co m %2 Ft e ch b i z%2 Fm e d i a%2 Fn e w s%2 F2 0 0 0 %2 F0 8 % 2F38504%3FcurrentPage%3Dall&usg=AFQjCNFSW4aBVM wQAU5H1_zmH

Dykes, G. (2016). Building and Sustaining Nat ional ICT/ Education Agencies: Lessons from England (Bect a). Ret rieved from World Bank Educat ion,

Navila Roslidah dan Dorothy Ferary 105

Technology & Innovat ion: SABER-ICT Technical Paper Series: htt p:/ / saber.w orldbank.org

East Kent College. (2017). The Technical School East Kent College.

Ret rieved from East Kent College: htt ps:/ / w w w.east kent .ac.uk/ Government Office for Science. (2014) The Internet of Things: M aking t he M ost of The Second Digital Revolut ion . Retrieved from Governm ent Office for Science: htt ps:/ / w w w.gov.uk/ governm ent / uploads/ system / uploads/ at t achm ent _dat a/ f ile/409774/14-1230-int ernet-of -t hings- review.pdf

GSM A M obile Educat ion. (2011). M obile Education in t he United Kingdom. London: GSM A. Herd, G., & Richardson, A. M . (2010). World Report on TVET: The Promise and Pot ent ial of ICT in TVET. Burnaby: Com m onw ealt h of Learning. Hesmondhalgh, T. (2017). 5 Ways to Use Augmented Reality in the Classroom. Ret rieved from : Creat ive Educat ion: htt p:/ / w w w. creat ive educat ion .co.uk/ blog/5-ways-to-use-augmented-realit y-in-t he-classroom /

Jacobsen, D. M ., & Krem er, R. (2000). Online Test ing and Grading Using WebCT in Com puter Science. World Conference on t he WWW and t he Internet . San Antonio: WebNet .

JISCinfonet . (2006). Effect ive Use of VLEs: e-Assessment . Ret rieved from JISC Applied Infokit : w w w.jiscinfonet .ac.uk Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2016). Revitalisasi Pendidikan Vokasi . Kem enterian Pendidikan dan Kebudayaan. (n/ a). M embangun Pendidikan M enengah Kejuruan Indonesia: Sebuah Pet a Jalan M enuju 2030 . NESTA. (2017a) School children use the Internet of Things to t ackle ment al healt h issues .Ret rieved from Nesta: htt ps:/ / w w w.nesta.org.uk/ new s/ school-children-use-internet-t hings-t ackle-m ent al-healt h-issues

NESTA. (2017b)Longit ude Explor er Pr ize 2017 w inner s announced . Ret rieved f rom Nest a: ht t ps:/ / w w w.nest a.org.uk/ blog/ longit ude- explorer-prize-2017-w inners-announced

Nichol, D., & M illigan, C. (2006). Ret hinking Technology-Suppor t ed Assessm ent . In K. Clegg, & C. Bryan, Innovat ive Assessment in Higher Educat ion. Oxon: Rout ledge.

Sistem Pendidikan Vokasi di Inggris

Oakm an, H. (2016) Augment ed Realit y: GO. Ret rieved from : Academ y

Today: ht t p:/ / academ yt oday.co.uk/ Art icle/ augm ented-realit y-go OFSTED (2015) Augment ed realit y: Shrew sbury College. Ret rieved from : OFSTED:

h t t p s: / / w w w . go v.u k / go ver n m en t / u p l o ad s/ sy st em / u p l o ad s/ at t ach m en t _d at a/ f i l e/450140/ Sh r ew sb u r y_Co l l ege_- _good_pract ice_exam ple.pdf

Oliveira, J., & Rumble, G. (1992). Vocational Education at A Dist ance: Inter- national Perspect ives. Sout hport : International Labour Organisat ion. Our ICT. (2015, April 22). The Hist ory of ICT in Educat ion. Ret rieved from

Our ICT: ht t p:/ / w w w.ourict .co.uk/ t echnology-educat ion-hist ory/ PROCAT. (2017) Virt ual Realit y is t ransforming Technical Apprent iceship. Ret rieved f rom : Prospect s College of Advanced Techology: htt ps:/ / w w w.procat .ac.uk/ new s/ vir t ual-realit y-is-t ransform ing-t echnical- apprent iceships

Savenoaks School (2016) From Descart es t o Da Vinci - Virt ual Realit y hit s t he classroom! Ret rieved from : Savenoaks School: htt ps:/ / w w w. sevenoaksschool.org/ new s/ art icle/ new s/ f rom -descartes-to-da-vinci- vir t u al-r eali t y-hi t s-t h e-classr o om / ?t x_new s_pi 1%5Bco nt r ol ler %5D=New s& t x_new s_pi1%5Bact ion%5D=det ail& cHash=f 7c189c472 b21db853a6466b4cc260ce

ScienceScope. (2015) IoST Project Dist ance. Ret rieved f rom : ht t ps:/ / sciencescope.uk/ project-distance/ Selinger, M . (1997). Open Learning, Elect ronic Com m unicat ion and Beginning Teachers. European Journal of Teacher Educat ion, 71-84. Sparkes, J. (2015). Pedagogic Differences Bet w een M edia. In A. W. Bates, The Role of Technology in Dist ance Educat ion. Abingdon: Rout legde. UK Trade & Invest m ent . (2014). UK Educat ion & Training Capabilit y: an Over view . Ret r ieved f rom Educat ion is Great : w w w.educat ion- show.com / f iles/ ed_show _m arket _report .pdf

Watts, A. G. (2001). The Role of Information and Communication Technologies in an Integrated Career Information and Guidance System. n/ a: OECD. W if iinschools. (2016). BECTA. Ret r ieved f rom W if iinschool: ht t p:/ / w if iinschools.org.uk/17.ht m l Yasak, Z., & Alias, M . (2015). ICT Integrations in TVET: Is It up to Expectations? Social and Behavioral Sciences , 88-97.

Arihdya Caesar Pratikta