Sistem Pendidikan Vokasi di Inggris.pdf
Sistem Pendidikan Vokasi di Inggris
Kantor Atase Pendidikan dan Kebudayaan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) London
Edisi 1 diterbitkan 2018
@2018 Kant or At ase Pendidikan dan Kebudayaan,
Kedut aan Besar Indonesia (KBRI) London
xii + 17 6 hlm.,: 176 x 250 cm ISBN: 978-0-9928864-6-2
Pelindung
: Dr. Rizal Sukm a
Pengarah
: Prof. E. Am inudin Aziz, M .A., Ph.D.
Penelaah
: Dr. Agus Set iawan Penyelia (Editor) : Dorot hy Ferary
Layout & Cover : Desm a Yuliadi Saput ra
Tim penulis
: Aprillyana Dw i Ut am i, Arihdya Caesar Prat ikt a, Aziza Rest u Febriant o, Budi Waluyo, Davina Azalia Khan, Dorot hy Ferary, M elisa Apriyani, Navila Roslidah, Rinda S. Kurnia, Sri Lest ari, Tracey Yani Harjatanaya, Uyun Nishar
Penerbit
: Kant or At ase Pendidikan dan Kebudayaan (2018) Sistem Pendidikan Vokasi di Inggris . KBRI London: London
Sistem Pendidikan Vokasi di Inggris
iii
SAM BU T AN
Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia Untuk Inggris Raya, Irlandia, dan International M aritime Organization (IM O)
M odel Pendidikan Vokasi/ Kejuruan yang dilaksanakan di Inggris Raya sesungguhnya dapat m enjadi salah sat u rujukan terbaik unt uk bisa dilak- sanakan di dalam sist em pendidikan vokasi di Indonesia. Sebagai salah sat u negara m aju, Inggris Raya t elah m engem bangkan m odel pendidikan dan lat ihan yang t elah m engalam i berbagai penyesuaian dengan t unt ut an dan perkem bangan zam an. Dengan pengalam an panjang ini, Inggris Raya telah mampu bert ahan dan tampil sebagai salah satu penyedia pendidikan terbaik di dunia. Begit u banyak negara telah dan akan terus belajar ke pusat-pusat pendidikan dan lat ihan di Inggris Raya ini, seolah ia m enjadi m agnet yang senant iasa m enarik set iap benda yang ada di sekelilingnya dan kem udian berada di pusarannya.
Buku karya para m ahasisw a Indonesia yang sedang belajar di per- guruan-perguruan t inggi t ernama di Inggris Raya yang secara khusus m e- nyajikan t ulisan tentang praktik-praktik terbaik pendidikan vokasi di Inggris Raya ini berisi kajian yang sangat baik. Pem bahasannya dapat m enjadi salah satu bahan bandingan unt uk bisa dit erapkan di Indonesia, tent unya dengan berbagai penyesuaian yang dianggap perlu. Hal ini diyakini akan menjadi inspirasi bagi Pemerint ah Republik Indonesia m elalui Kem enterian Pendidikan dan Kebudayaan besert a seluruh jajarannya yang dalam Buku karya para m ahasisw a Indonesia yang sedang belajar di per- guruan-perguruan t inggi t ernama di Inggris Raya yang secara khusus m e- nyajikan t ulisan tentang praktik-praktik terbaik pendidikan vokasi di Inggris Raya ini berisi kajian yang sangat baik. Pem bahasannya dapat m enjadi salah satu bahan bandingan unt uk bisa dit erapkan di Indonesia, tent unya dengan berbagai penyesuaian yang dianggap perlu. Hal ini diyakini akan menjadi inspirasi bagi Pemerint ah Republik Indonesia m elalui Kem enterian Pendidikan dan Kebudayaan besert a seluruh jajarannya yang dalam
Sistem Pendidikan Vokasi di Inggris
beberapa t ahun t erakhir ini, m elalui Program Naw acit a Pem erint ahan Presiden Joko W idodo, telah m enem pat kan pendidikan vokasi sebagai salah sat u target penataan guna penyesuaian dengan kebut uhan lapang- an pekerjaan. M em ang perlu diakui bahwa perkem bangan lapangan pe- kerjaan akan selalu m aju lebih pesat dibandingkan dengan program pen- didikan yang m enyiapkan tenaga-tenaga pengisi lapangan pekerjaan it u. Nam un, proses penyesuaian, m elalui adapt asi m aupun adopsi, m odel pendidikan yang berasal dari prakt ik-prakt ik terbaik di negara m aju, dapat m enjadi salah sat u upaya m elakukan lom pat an beberapa langkah ke depan unt uk m engim bangi kem ajuan lapangan pekerjaan yang sangat pesat tadi. Oleh karena it u, kehadiran t ulisan di buku ini diharapkan dapat menyediakan jembatan unt uk lom pat ke masa depan itu secara lebih cepat.
Keberhasilan penyelesaian buku ini t idak terlepas dari kerja keras dan kerja cerdas Prof. E. Am inudin Aziz, M .A., Ph.D., Atase Pendidikan dan Kebudayaan (At dikbud) Kedut aan Besar Republik Indonesia (KBRI), London yang m em ulai gagasan penulisannya, m erum uskannya ke dalam bent uk rujukan penulisan, dan m engkoordinasikan penulis, editor, dan review er , serta m enyelenggarakan sem inar terbatas para pakar pendidik- an vokasi di Inggris Raya. Unt uk it u, saya m enyam paikan selam at at as ram pungnya penyusunan t ulisan ini dan terim a kasih atas kerja kerasnya t ersebut .
London, Desem ber 2017
Dr. Rizal Sukma
Sistem Pendidikan Vokasi di Inggris
SAM BU T AN
At ase Pendidikan dan Kebudayaan Kedut aan Besar Republik Indonesia, London
Terbit nya laporan Bank Dunia pada awal dekade ini yang m enyebut bahwa Indonesia akan m em iliki lim pahan penduduk produkt if pada kisaran
t ahun 2020 – 2030 bukan saja m enjadi berit a baik yang disam but suka cit a, m elainkan juga m enyisakan persoalan rum it bagi para pem im pin di negeri ini. Di sat u sisi, bonus kependudukan (demographic devidend/ bonus ) ini bisa m enjadi daya ungkit dan daya dorong peningkatan produk- t ivit as. Pada m asa lim pahan penduduk, sudah dapat dipast ikan bahw a kebanyakan anggota m asyarakat akan m em iliki dan m engisi lapangan pekerjaan, serta m em beri sum bangsih sat u sam a lain m enurut keahlian yang dim ilikinya. Kondisi t ersebut akan t ercapai m anakala ada fasilit asi pem erint ah yang m em ungkinkan set iap, atau set idaknya, kebanyakan w arga negara yang akan m engisi usia produkt if pada lim pahan penduduk it u m am pu m enyiapkan dirinya m enjadi t enaga kerja dan t enaga ahli yang benar-benar t eram pil dan cakap unt uk m engisi periode em as t er- sebut . Sebaliknya, ket ika pem erintah m alah t idak m am pu m engelola limpahan t ersebut melalui penyediaan jalan pet a (roadmap) pemanfaatan- nya, m aka hal itu just ru akan m enjadi beban yang t eram at berat. Persaingan di ant ara m asing-m asing orang dengan karakt er usia yang ham pir sam a akan m enim bulkan persoalan-persoalan yang sem akin rum it . Alih-alih t ahun 2020 – 2030 bukan saja m enjadi berit a baik yang disam but suka cit a, m elainkan juga m enyisakan persoalan rum it bagi para pem im pin di negeri ini. Di sat u sisi, bonus kependudukan (demographic devidend/ bonus ) ini bisa m enjadi daya ungkit dan daya dorong peningkatan produk- t ivit as. Pada m asa lim pahan penduduk, sudah dapat dipast ikan bahw a kebanyakan anggota m asyarakat akan m em iliki dan m engisi lapangan pekerjaan, serta m em beri sum bangsih sat u sam a lain m enurut keahlian yang dim ilikinya. Kondisi t ersebut akan t ercapai m anakala ada fasilit asi pem erint ah yang m em ungkinkan set iap, atau set idaknya, kebanyakan w arga negara yang akan m engisi usia produkt if pada lim pahan penduduk it u m am pu m enyiapkan dirinya m enjadi t enaga kerja dan t enaga ahli yang benar-benar t eram pil dan cakap unt uk m engisi periode em as t er- sebut . Sebaliknya, ket ika pem erintah m alah t idak m am pu m engelola limpahan t ersebut melalui penyediaan jalan pet a (roadmap) pemanfaatan- nya, m aka hal itu just ru akan m enjadi beban yang t eram at berat. Persaingan di ant ara m asing-m asing orang dengan karakt er usia yang ham pir sam a akan m enim bulkan persoalan-persoalan yang sem akin rum it . Alih-alih
Sistem Pendidikan Vokasi di Inggris
membaw a berkah, limpahan penduduk itu dikhawatirkan akan menjadikan masyarakat terperangkap pada kemandegan produktivitas, sebab ekonomi dan pendapatan m asyarakat tidak mampu beranjak naik ke tingkat terbaik, melainkan hanya pada t ingkat biasa-biasa saja (middle income trap).
Penyiapan at au fasilit as yang dit untut dari pemerint ah unt uk m enyam- but m asa em as berupa lim pahan penduduk usia produkt if it u seringkali dikait kan dengan kewajiban pemerintah m enyediakan pendidikan dan pe- lat ihan yang sesuai dengan dunia pekerjaan yang akan dihadapi di m asa emas tersebut . Sebagai regulator, pem erintah selalu dihadapkan kepada persoalan untuk bisa m emetakan kebutuhan masyarakat m asa depan. Di samping it u, pem erintah juga senant iasa dim inta untuk bisa m engendali- kan dunia kerja yang pada akhirnya akan m enjadi pengguna tenaga-tenaga hasil-hasil pendidikan dan lat ihan yang diselenggarakan dan diat ur oleh pem erintah. Dalam kait an ini, pemerint ah Republik Indonesia m em buat terobosan melalui upaya m enata kembali pendidikan kejuruan/ vokasi yang lebih sejalan dengan t antangan dan diperlukan di masa depan. Penataan ini dilakukan baik pada pendidikan jenjang sekolah m enengah yakni di Sekolah M enengah Kejuruan (SM K) m aupun pada pendidikan t inggi, khususnya di politeknik dan sekolah t inggi.
Pada t ahap awal program penat aan pendidikan vokasi ini, pemerint ah m elalui Kem ent erian Pendidikan dan Kebudayaan (Kem dikbud) dan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemristek Dikt i) akt if m elakukan kaji banding terhadap prakt ik-prakt ik terbaik (best pract ices) di berbagai negara, baik di Am erika, Eropa, Australia, maupun Asia. Sebagai kepanjangan tangan dari Kemdikbud, para Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) di berbagai negara dim inta berada pada barisan terdepan unt uk bisa mem berikan informasi paling sahih dan t erpercaya t entang prakt ik t erbaik pendidikan vokasi di negara akreditasi m asing-masing. Hal ini di- lakukan mengingat akses para At dikbud di negara-negara akredit asi yang memungkinkan diperolehnya inform asi secara lebih cepat dan lengkap.
Kant or At dikbud Kedut aan Besar Republik Indonesia (KBRI) London m elihat pent ingnya pem ajanan inform asi tentang prakt ik-prakt ik terbaik pendidikan vokasi di Inggris Raya ini dilakukan secara lengkap, terst rukt ur, dan m udah diikut i. Ciri-ciri ini m em ungkinkan pem baca m em aham i esensi pelaksanaan pendidikan vokasi di Inggris Raya unt uk kem udian m enye-
Sistem Pendidikan Vokasi di Inggris
vii
suaikannya dengan kondisi nyata di Indonesia, m anakala prakt ik-prakt ik t erbaik it u akan dilaksanakan di lingkungannya. Tent u saja, paparan tentang prakt ik-prakt ik terbaik yang tersaji di dalam buku ini baru m e- rupakan snapshot s t erhadap keseluruhan prakt ik pendidikan vokasi di Inggris Raya ini. Para penulis di buku ini m erupakan m ahasisw a pada jenjang M ast er dan Dokt oral, yang pada salah sat u at au beberapa sisi kajian yang sedang dilakukannya m enelit i dan bersinggungan dengan m asalah prakt ik t er baik pendidikan vokasi ini. Sudut pandang yang m ereka kem ukakan sesungguhnya m erupakan perpaduan dari pem aham - an m ereka tent ang pendidikan vokasi yang m ereka ket ahui t erjadi di Indonesia, lalu m ereka bandingkan dengan prakt ik-prakt ik yang t erjadi di Inggris Raya. Sisi yang kedua inilah yang pada akhirnya m ereka angkat dan lebih kedepankan unt uk m em beri gam baran yang lebih ut uh tentang prakt ik pendidikan vokasi di Inggris Raya. Kepada m ereka yang t elah t urut m em berikan sum bangsih t ulisannya di buku ini, saya m enyam paikan penghargaan yang set inggi-t ingginya. Di t engah berkejarannya t ugas- t ugas sebagai m ahasisw a dengan jadw al yang am at sangat padat , m ereka m asih t et ap bisa m enuliskan pokok-pokok pikirannya secara cerdas. Secara khusus, dua orang ini, yakni Dorot hy Ferari dan Dr. Agus Set iawan, perlu m em peroleh ucapan t erim a kasih secara khusus. Dorot hy t elah berhasil m enghim pun pot ensi besar dari para m ahasisw a Indonesia yang sedang belajar di Inggris Raya, dan m engajaknya unt uk bersedia m enulis. Di t engah kesibukannya, ia juga m asih m enyem pat kan diri m enjadi penyelia (editor) unt uk seluruh t ulisan. Sem entara it u, Dr. Agus Set iawan, anggota Tim Nasional unt uk Revitalisasi Pendidikan Vokasi, Kem dikbud, t elah bersedia unt uk m engkaji set iap naskah yang dit ulis dan m em berikan komentar berupa masukan-m asukan bernas yang kemudian m enjadi bahan penyem purnaan set iap t ulisan. Ketekunan review er, penulis, dan editor buku ini, telah menghasilkan wujud terbaik dari pemikiran-pemikiran yang dimiliki sem uanya.
Pada kesem patan ini, ucapan terim a kasih juga sangat pantas unt uk disam paikan kepada Bapak Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (LBBP) Republik Indonesia unt uk Kerajaan Inggris, Irlandia, dan IM O, Yang M ulia Dr. Rizal Sukm a, atas dukungan penuh dan saran-saran yang am at berharga kepada saya dalam keseluruhan proses penyiapan program Pada kesem patan ini, ucapan terim a kasih juga sangat pantas unt uk disam paikan kepada Bapak Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (LBBP) Republik Indonesia unt uk Kerajaan Inggris, Irlandia, dan IM O, Yang M ulia Dr. Rizal Sukm a, atas dukungan penuh dan saran-saran yang am at berharga kepada saya dalam keseluruhan proses penyiapan program
Sistem Pendidikan Vokasi di Inggris
penulisan buku Pendidikan Vokasi di Inggris Raya ini. At as saran-saran cerdas beliaulah pada akhirnya buku ini bisa diw ujudkan.
Kep ada Bapak M ent er i Pend idikan dan Kebudayaan, Repub lik Indonesia, Prof. Dr. M uhadjir Effendy, M AP, saya m enghat urkan pengharga- an dan terim a kasih yang sangat t inggi atas kepercayaan dan dukungannya sehingga sam pai set akat ini saya dapat m elaksanakan t ugas dengan lancar di Inggris Raya dan Irlandia. Kerja sam a dan dukungan dari Bapak Sekretaris Jenderal Kem dikbud, Dr. Didik Suhardi, Staf Ahli M endikbud Dr. Ananto Kusum a Seta, Kepala Biro Perencanaan dan Kerja sam a Luar Negeri (PKLN), Dr. Suhart i beserta seluruh jajarannya sangat m em bant u pelaksanaan t ugas-t ugas saya di Inggris Raya dan Irlandia. Kepada m ereka ini sem ua, saya hat urkan t erim a kasih.
Akhirnya, saya berharap bahwa kehadiran buku ini dapat m em bant u m em aham i m odel pelaksanaan pendidikan vokasi di Inggris Raya dan bisa m enjadi salah sat u sum ber inspirasi terbaik dalam m enata pendidik- an vokasi di t anah air t ercint a. Aam iiin.
London, Desem ber 2017
Prof. E. Aminudin Aziz, M .A., Ph.D.
Sistem Pendidikan Vokasi di Inggris
ix
KATA PEN GAN TAR ED I TOR
Buku ini dit uliskan dengan m et ode lit erat ure review yang m em bahas t ent ang sist em pendidikan Inggris secara um um (bab 1) dan im pem ent asi pendidikan vokasi di Inggris (bab 2). Dalam m em berikan gam bar an t ent ang sist em pendidikan vokasi di Inggris, buku ini juga m em berikan inform asi t ent ang sist em penjam in m ut u (bab 3), proses pem belajaran dan penilaian otent ik (bab 5), pem indahan (t ransfer) keteram pilan (bab 5), pem belajaran sepanjang hayat (bab 7), proses bim bingan karier di sekolah (bab 9), sert a kerja sam a public privat e part nership (bab 12) yang dapat m endukung keberlangsungan pendidikan vokasi. Selain it u, buku ini juga m em bahas tentang berbagai isu-isu pent ing dalam pendidik- an vokasi sepert i isu lingkungan (bab 4), penggunaan TIK (bab 8), akses dan kesam aan (bab 10) serta inklusifitas (bab 11).
Dengan segala keterbatasan m etode dan kapasitas para penulis yang dalam proses penulisan buku m asih m erupakan m ahasisw a S2 dan S3 di Inggris, diharapkan buku ini dapat m enjadi acuan aw al dan pem bel- ajaran dasar dalam m em pelajari sist em pendidikan vokasi di Inggris.
London, Desem ber 2017
Dorothy Ferary
Sistem Pendidikan Vokasi di Inggris
Sistem Pendidikan Vokasi di Inggris
xi
D AFTAR I SI
SAM BUTAN: Dr. Rizal Sukma iii SAM BUTAN: Prof. E. Aminudin Aziz, M .A., Ph.D.
v KATA PENGANTAR: Dorot hy Ferary
ix
Bab 1: Ikht isar Sist em Pendidikan di Inggris
Dorothy Ferary
Bab 2: Perkem bangan Konsep dan Im plem entasi Pendidikan Vokasi dan Sistem Sert ifikasi di Inggris
Davina Azalia Khan
Bab 3: Penjam inan M ut u Pendidikan Vokasi di Inggris
Aprillyana Dw i Utami
Bab 4:
Green-TVET dan Higher-Order Thinking (HOT) Skills
Sri Lestari
Bab 5: Transferable Skills
M elisa Apriyani
Bab 6: Pem belajaran dan Penilaian Ot ent ik dalam Pendidikan Vokasi
Uyun Nishar Uyun Nishar
Sistem Pendidikan Vokasi di Inggris
Bab 7: Program Pem belajaran Sepanjang Hayat pada Pendidikan Vokasi di Inggris
Aziza Restu Febrianto
Bab 8: Integrasi TIK dalam Pendidikan Vokasi Inggris
Navila Roslidah dan Dorothy Ferary
Bab 9: Bim bingan Karier dan Inform asi Lapangan Kerja
Arihdya Caesar Pratikta
Bab 10: Akses dan Kesam aan dalam Pendidikan Vokasi
Tracey Yani Harjatanaya
Bab 11: Inklusifitas Pendidikan Vokasi di Inggris
Rinda S. Kurnia
Bab 12: Konsep dan Im plem ent asi Public Privat e Part nership pada Pendidikan Vokasi
Budi Waluyo
PROFIL PENULIS
Dorothy Ferary
Bab 1: I khtisar Sistem
Pendidikan di I nggr is
Dorothy Ferary
Kerajaan Inggris dan Irlandia Utara (United Kingdom of Great Brit ain and Nort hern Ireland ) at au sering disebut “ Inggr is” m em iliki em pat negar a bagian, yait u; In ggr i s (En gl and ), Skot landi a, W ales, d an Irlandia Ut ara. Set iap negara bagian m em iliki sist em pem erintahan yang berbeda. Pengawasan pendidik- an di Inggr is di t ingkat nasional berada di baw ah Depart em en Pendidikan (Depart ment for Educat ion). Sam a halnya sepert i Indonesia, pem erint ah daerah diberikan kew enangan untuk m elaksanakan kebijakan pendidikan di daerah m asing-m asing. Oleh karena it u, t idak m engherankan jika prakt ik pendidikan ant ara sat u negara bagian dengan negara bagian lainnya m em iliki perbedaan.
Pem erint ah Inggr is m em berlakukan progr am wajib belajar nasional. Berdasarkan Undang-Undang Pendidikan t ahun 1996, orangt ua at au w ali di negara bagian Inggris diw ajibkan unt uk m em ast ikan bahw a set iap anak berusia lim a hingga enam belas t ahun m endapat kan pendidikan. Orangt ua at au w ali yang t idak m engikut i perat uran ini akan m endapat i sanksi sepert i kurungan penjara t iga bulan dan / at au denda £1000. Usia w aj i b b elaj ar i ni m encakup jenj ang
2 Sistem Pendidikan Vokasi di Inggris
pendidikan dasar (primary school) dan jenjang pendidikan m enengah (secondary school) t ingkat aw al.
Jenjang Pendidikan di Inggris
Jenjang pendidikan di Inggris m em iliki em pat t ahapan (lihat t abel 1).
Tabel 1. Sistem Pendidikan di Inggris
Usia
Jenjang Pendidikan
Furt her
Higher
Educat ion
Educat ion
Ot her Educat ion (Cont oh: Kursus jarak jauh,
PhD
pelat ihan dari pemerint ah,
M ast er
pelat ihan di t empat kerja)
Undegraduat e
Furt her 17 - 18
Educat ion 16 - 17 15 - 16
Secondary School 14 - 15 13 -14
12 - 13 11 - 12 10 - 11
Prim ary School
1. Pendidikan pra-dasar (pre-school)
Pendidikan pra-dasar diikut i oleh pesert a didik berusia di baw ah 5 t ahun. Adapun pem belajaran dilakukan dengan cara berm ain. Area pem belajar- an m eliput i bahasa dan kom unikasi, perkem bangan fisik, perkem bangan pribadi, sosial dan em osional, lit erasi, m at em at ika, pem aham an t ent ang dunia, seni dan r upa (Gov.Uk, n.d(a)). Tidak ada ujian khusus unt uk m enyelesaikan pendidikan ini. Pem erint ah m enyediakan pendidikan pra- dasar t anpa biaya, 15 jam per-m inggunya unt uk anak berusia t iga t ahun ke atas selam a 38 m inggu (Gov UK, n.d.(b)). Orangt ua dapat m em berikan
Dorothy Ferary
tam bahan lam a wakt u sekolah dengan biaya pribadi. Anak yang kedua orangt uanya m em iiki penghasilan di baw ah upah m inim um nasional, m endapat kan pendidikan pra-dasar t anpa bayar dari pem erint ah selam a
30 jam per m inggu (Gov UK, n.d.(b)).
2. Pendidikan dasar (primary school)
Pendidikan dasar diikut i oleh pesert a didik berusia 4–11 t ahun dan ber- langsung selam a t ujuh t ahun. Ada duaKey St age di t ingkat ini yait u Key St age 1 (unt uk tahun pertam a dan kedua) serta Key St age 2 (unt uk tahun ket iga hingga kelim a). Key St age adalah pem bagian tahapan pem belajar- an sesuai dengan ket ram pilan dan pengetahuan yang ingin dicapai pada akhir t iap t ahapan. Pada Key St age 1 dan 2, pesert a didik belajar m at e- m at ika, bahasa Inggris, sains, desain dan t eknologi, sejarah, geografi, keteram pilan dan desain, m usik, olahraga, dan kom puter. Selain it u, pada key st age 2 peserta didik juga belajar bahasa asing. Sekolah juga diwajib- kan unt uk m enyediakan m at a pelajaran agam a dijenjang ini. Pelajaran agam a t idak spesifik pada pendalam an sat u agam a saja, nam un berbagai agam a di dunia. Jika berkeberatan, orangt ua dapat m em inta peserta didik unt uk t idak m engikut i pelajaran ini (Gov UK, n.d.(c)).
3. Pendidikan menengah (secondary school)
Pendidikan m enengah berlangsung selama lim a hingga t ujuh tahun. Peserta didik pendidikan m enengah t ingkat pert am a berusia 11–16 t ahun. Ada dua Key St age yait u Key St age 3 (unt uk tahun ket ujuh hingga kesem bilan) dan Key St age 4 (unt uk t ahun kesepuluh hingga kesebelas). Set elah m enyelesaikan Key St age 4 (usia 16 t ahun), pesert a didik akan m engam bil ujian General Cert ificat e of Secondary Educat ion (GCSE). Set elah m enye- lesaikan GCSE, peserta didik dapat m em ilih unt uk m elanjut kan ke pen- didikan m enengah atas (jalur akadem ik), pendidikan vokasi (vokasional), pr ogram m agang (vo kasio nal), pend idi kan b er kel anj ut an ( f u r t her educat ion ), atau langsung bekerja. Pendidikan berkelanjutan adalah pem - belajaran pada sat u inst it usi yang m ana t ingkat an pem belajaran t idak t ergolong t ingkat an pendidikan t inggi.
Peserta didik yang memilih untuk melanjutkan ke pendidikan menengah tingkat akhir berusia 16-18 tahun. Pada jalur ini peserta didik memiliki pilihan
4 Sistem Pendidikan Vokasi di Inggris
untuk mengam bil berbagai t ipe qualifikasi seperti A-Level, Int ernat ional Baccalaureate, Cambridge pre-Universit y, atau Foundat ion.
4. Pendidikan tinggi (higher education)
Pendidikan t inggi diikut i oleh m ahasisw a berusia di at as 18 t ahun. Ada t iga jenjang yang dapat dit em puh yait u S1 (undergraduat e) yang ber- durasi t iga t ahun, S2 (M ast er) yang biasanya berdurasi sat u t ahun, dan S3 (PhD.) yang berdurasi m inim al t iga t ahun. Di universit as t ert ent u ada beberapa program yang m engkom binasikan jenjang S1 dan S2 dalam sat u program , sehingga di akhir em pat t ahun pem belajaran m ahasisw a langsung m enerim a gelar S2 (M ast er).
Tipe Sekolah
Di negara bagian Inggris, t ipe sekolah dapat dilihat berdasarkan sum ber pendanaan dan pengelolaan sekolah. Berikut adalah beberapa t ipe sekolah di negara bagian Inggris:
1. State School
St ate School adalah t ipe sekolah yang m endapat kan bant uan dana dari pem erint ah dan m enggunakan kurikulum nasional. St at e School t idak m em ungut uang sekolah dan terbuka bagi seluruh peserta didik dengan t ingkat kem am puan akadem ik yang beragam . Ada em pat jenis St at e School di Inggris (BBC, 2015) yait u: • Communit y School dan Comm unit y Special Schools
Communit y (sekolah unt uk um um ) dan Communit y Special Schools (sekolah unt uk pesert a didik ber kebut uhan khusus) sepenuhnya dikelola oleh pem erintah daerah.
• Foundat ion school, Foundation special school, Trust School
Foundation school (sekolah untuk umum) dan Foundation special school (sekolah unt uk peserta didik berkebut uhan khusus) m em iliki dewan pengurus t ersendiri yang m em pekerjakan para guru, nam un tetap mendapatkan bantuan dana dari pemerintah. Sementara Trust School memiliki karakter yang sama dengan Foundation school. Namun, dewan pengurus berasal dari kalangan bisnis atau organisasi nirlaba.
• Volunt ary-Aided (VA) School Volunt ary-Aided (VA) School adalah
sekolah yang berlandaskan agam a dan dikelola oleh organisasi ber-
Dorothy Ferary
lat ar belakang keagam aan. Sekolah ini m enggunakan kur ikulum nasional dan dapat m em ilih agam a apa yang akan diajarkan kepada sem ua pesert a didik.
• Volunt ary-Cont rolled (VC) School
Volunt ar y-Cont r olled (VC) School adalah kom binasi Com m unit y School dan volunt ary-aided school, di m ana pemerint ah daerah mem- pekerjakan guru-guru, nam un biasanya gedung dan lahan sekolah adalah milik organisasi keagaamaan.
2. Free School
Free school adalah t ipe sekolah yang didanai oleh pem erintah, nam un pengelolaannya t idak dilakukan oleh pem erint ah daerah, m elainkan anggota m asyarakat . Kepala sekolah m em iliki w ew enang yang besar pada sekolah t ipe ini, m ulai dari perencanaan kurikulum , uang sekolah, hingga kalender akademik. Sekolah ini terbuka untuk semua, oleh karena itu t idak melakukan seleksi akademik kepada calon peserta didik (Gov UK, n.d.(d)).
3. University Technical Colleges (UTC)
UTC mirip dengan free school, namun manajemennya dipimpin oleh institusi pendidikan t inggi atau perusahaan. UTC hanya ada di jenjang pendidikan m enengah t ingkat at as dan biasanya m engajarkan pendidikan spesialis. Contoh: teknik, konstruksi, teknik informatika, dan bisnis (Gov UK, n.d.(d)).
4. Grammar School
Gramm ar School m irip dengan Foundat ion school, nam un Gram m ar School m em iliki w ew enang unt uk m elakukan seleksi yang ketat berdasar- kan kem am puan akadem is. Oleh karena it u, biasanya pesert a didik Grammar School m em iliki kem am puan akadem is yang lebih t inggi dari- pada t ipe sekolah pada um um nya. Grammar School hanya ada di jenjang pendidikan m enengah.
5. Academy
Academy adalah t ipe sekolah yang dibiayai oleh pem erintah pusat , t idak bertanggung jawab kepada pem erintah daerah, nam un tetap m endapat- kan inspeksi kualitas dari badan akredit asi. Sekolah t ipe ini t idak harus
6 Sistem Pendidikan Vokasi di Inggris
mengikut i kurikulum nasional akan tet api tetap harus mengikut i beberapa peraturan nasional seperti m engakomodir peserta didik yang berkebut uhan khusus. Academy diizinkan unt uk menerima sponsor utam a, baik it u dari perusahaan m aupun perorangan, yang mana sponsor m em iliki andil yang besar dalam menent ukan kurikulum dan kebijakan sekolah. Hal ini menim- bulkan pro dan kontra; di sat u sisi sekolah dengan tipe Academy diberikan kebebasan dalam pengelolaan sekolah, di sisi lain ini tipe sekolah seperti ini rentan dengan pengakom odiran kepentingan sponsor.
6. Public School
Public school juga dikenal sebagai independent school at au pr ivat e school. Public school berbeda dengan st at e school. Publik di sini bukan berart i “ sekolah negeri” (=st ate school) layaknya di Indonesia. Public school adalah sekolah swasta yang m em ungut uang sekolah dan m em iliki ke- bebasan unt uk m enent ukan kurikulum dan persyarat an m asuk. Dikat a- kan public karena sekolah ini terbuka untuk seluruh m asyarakat (public).
7. Sixt h-form Colleges
Sixt h-form Colleges adalah sekolah yang m enerim a dana bant uan dari pem erint ah, nam un hanya m engkhususkan pada pem elajaran jenjang m enengah set elah Key St age 4.
Pendidikan Vokasi di Inggris
Sist em pendidikan vokasi(Vocat ional Educat ion Training) di Inggris di- m ulai dari jenjang pendidikan m enengah set elah key st age 4 hingga pendidikan t inggi. Pada pendidikan vokasi, pesert a didik belajar hal-hal prakt ik yang berhubungan langsung dengan pekerjaan. Ada dua tipe pen- didikan vokasi. Pert am a adalah pendidikan vokasi yang berfokus pada pem belajaran di inst it usi, baik it u sekolah vokasi m aupun inst it usi prof esional. M elalui jalur ini, pesert a didik lebih banyak m elakukan pem elajaran di dalam sebuah institusi pendidikan.
Kedua, pendidikan vokasi yang berfokus pada pem elajaran prakt ikal m elalui program m agang (apprent iceship). M elalui program m agang pe- sert a didik lebih banyak m elakukan pem elajaran prakt ikal di perusahaan sam bil m engam bil kelas yang lebih bersifat t eoret ikal di inst it usi pen-
Dorothy Ferary
didikan lokal (CA4P, 2017). M elalui jalur ini, peserta didik m enerim a upah kerja dari perusahaan. Perserta didik biasanya m enghabiskan sat u hari per m inggu di perguruan t inggi unt uk m em elajari sert ifikat t eknis dan sisa wakt u m ereka dalam pelat ihan atau bekerja.
Kualifikasi pendidikan vokasi yang um um diam bil oleh peserta didik adalah BTEC (Bu sin ess & Tech nol ogy Edu cat ion Cou nci l ) dan VCE (Vocat ional Cert ificates of Educat ion). BTEC terdiri dari em pat t ingkatan yait u: BTEC First Diploma, BTEC Nat ional, HNCs (BTEC Higher Nat ional Cert ificat es dan HNDs (BTEC Higher Nat ional Diploma). Sem entara VCE terdiri atas dua tingkatan yait u: Vocational AS Level dan Vocat ional A Level.
Unt uk program m agang, ada dua t ingkatan m agang di jejang sekolah m enengah yait u int ermediat e apprent iceship (set ara degan GCSE) dan advanced apprent iceship (set ara dengan A-level). Sem ent ara unt uk pen- didikan t inggi ada dua t ingkat an m agang, yait u higher apprent iceship (set ara Foundat ion) dan degree apprent iceship (set ara dengan S1).
M enanggapi kebut uhan pasar unt uk tenaga kerja yang m em iliki ke- t eram pilan t inggi, pem erint ah negara bagian Inggris m enggalakan pen- didikan vokasi dengan m elakukan beberapa terobosan sepert i peningkat- an program m agang di t ingkat Pendidikan m enengah. Sejak bulan April 2017, pem erint ah negara bagian Inggris juga m ew ajibkan perusahaan lokal yang t ot al pengeluaran gaji karyaw annya lebih dari £3 jut a per t ahun unt uk m em bayar apprent iceship levy (GovUK, nd(e)). Dengan adanya apprent iceship levy, sekolah m endapat kan t am bahan dana unt uk m e- lakukan program m agang.
Kesimpulan dan Pembelajaran
Dari segi hukum , negara bagian Inggris dan Indonesia sam a-sam a m e- m iliki program wajib belajar. Inggris, dengan Undang-Undang Pendidikan t ahun 1996, m enem pat kan t anggung jaw ab pendidikan t idak hanya pada pem erint ah t et api juga pada orangt ua at au w ali. Sanksi yang jelas diberi- kan kepada orangt ua atau wali yang m elalaikan kewajibannya. Sem entara Indonesia, dengan Per at ur an Pem erint ah No. 47 t ahun 2008, lebih m enem pat kan tanggung jawab kepada pem erintah / inst it usi Pendidikan.
Dari segi jejang pendidikan, yang m enarik unt uk dilihat adalah bagai- m ana negara bagian Inggris telah m enem pat kan keteram pilan prakt ikal
8 Sistem Pendidikan Vokasi di Inggris
sepert i bahasa asing, kom puter, dan desain sebagai m ata pelajaran yang w ajib m ulai dari key st age 1 (pendidikan dasar). Selain it u, berbeda dengan Indonesia di m ana pesert a didik t ingkat pendidikan m enengah at as dapat m em ilih jurusan yang ingin didalam i, di negara bagian Inggris, pesert a didik dapat m em ilih m at a pelajaran yang ingin didalam i. Pesert a didik diberikan kebebasan unt uk m em ilih m ata pelajaran yang condong ke sat u bidang saja (contoh: m ata pelajaran-m ata pelajaran sains) atau m enggabungkan m at a pelajaran dari bidang yang berbeda (cont oh: m enggabungkan m at a pelajaran sains dan sosial).
Dari segi t ipe sekolah, negara bagian Inggris m em iliki t ipe-t ipe sekolah yang jauh lebih ber agam dar ipada Indonesia, seper t i f r ee school, volunt ary-aid school, dan academy. Hal ini m em berikan kesem patan bagi anggot a m asyarakat at au inst it usi dalam m asyarakat unt uk t urut ber- part isipasi dalam m engem bangkan pendidikan yang berkualitas. Yang paling m enarik unt uk dilihat adalah t ipe sekolah academy. Terlepas dari pro dan kont ranya, dengan adanya academy, pem erintah m em berikan kesem patan bagi perusahaan unt uk t urut berkont ribusi akt if dalam hal pengem bangan kurikulum di sekolah.
Referensi
BBC (2015), Types of schools, [ Online] , ht t ps:/ / bbc.co.uk/ schools/ parent s/ t ypes_of _schools/ CA4P (Careers Advice for Parents) (2017), Apprenticeship explained, [Online],
https:/ / w w w.careersadviceforparent s.org/ p/ apprent iceship. ht m l Gov.UK, n.d.(b), Help paying for childcare, [Online], htt ps:/ / w w w.gov.uk/ help-w it h-childcare-cost s/ f ree-childcare-and-educat ion-f or-2-t o-4- year-olds
Gov.UK, n.d.(c), The nat ional curriculum, [Online], htt ps:/ / w w w.gov.uk/ nat ional-curriculum / key-stage-1-and-2 Gov.UK, n.d.(d), Types of school, [Online], htt ps:/ / w w w.gov.uk/ t ypes-of- school Gov.UK, n.d.(e), Changes to t he apprent iceship funding system, [Online], htt ps:/ / w w w.gov.uk/ governm ent / publicat ions/ apprent iceship-levy-
h o w -i t - w i l l - w o r k / ap p r e n t i cesh i p -l ev y -h o w -i t - w i l l - w o r k #p ay - apprent iceship-levy
Davina Azalia Khan
Bab 2: Per kem bangan
Konsep dan I m plem entasi Pendidikan V okasi dan Sistem Ser tifikasi di I nggr is
Davina Azalia Khan
Kebijakan pendidikan vokasi dan sist em sert ifikasi di Inggris t idak lepas dari dinam ika perubahan. Pada era 1970-an, Badan nasional t enaga kerja (M anpow er Ser vi ces Com m issio n ) m em b en t uk skem a Yo ut h Training Scheme (YTS) yang dibent uk unt uk m enye- laraskan out come sist em pendidikan dengan pasar t enaga kerja (W inch & Hyland, 2007). Program ini m em berikan kesem patan bagi para lulusan sekolah kejuruan yang m enganggur unt uk m enghadapi bursa tenaga kerja (Young, 2011).
Pada era 1980-an National Council for Vocational Qualificat ion (NCVQ) meninjau kem bali skema YTS dan m enyusun sist em sert if ikasi dan pendidikan vokasi yang berdasarkan kepada konsep competence-based educat ion and t raining (CBET) (W inch dan Hyland, 2007). NCVQ kem udian m enet apkan sert if ikasi ke- ahlian yang diberi nam a Nat ional Vocational Qualifi- cat ions (NVQs) pada t ahun 1987. Kemunculan NVQs diinspirasi oleh rilis Review Vocat ional Qualificat ion (RVQ) pada t ahun 1986 sebagai respon dua perm a- salahan ut ama dalam pengim plem ent asian program
10 Sistem Pendidikan Vokasi di Inggris
YTS yait u (1) Sulit nya m engukur learning outcomes dari YTS karena ke- m am puan pesert a YTS sangat beragam dan (2) t idak adanya st andar kua- lifikasi tenaga kerja yang berlaku unt uk sem ua perusahaan karena belum selarasnya ekspektasi keahlian yang dim iliki oleh inst it usi pendidikan dan perusahaan.
Pada t ahun 1993 pem er int ah Inggr i s m er ili s pr ogr am M od er n Apprent iceship (M A) at au program m agang unt uk diint egrasikan dengan skem a pendidikan vokasi usia 16 hingga 19 tahun guna m em peroleh sert ifikasi keahlian NVQ Level 3 (W inch & Hyland, 2007, p. 25). Kebijakan M A ini kem udian terus berkem bang sesuai kebut uhan pasar tenaga kerja sehingga pada tahun 2001 muncul kebijakan Foundation M odern Appren- ticeship (FM A) unt uk Level 2 dan Advanced M odern Apprent iceship (AM A) untuk Level 3 (ibid., p.28).
Tahun 1990– 2000-an secara umum dikenal t iga sistem sert ifikasi yang pernah berlaku di negara Inggris dan Irlandia Ut ara (Hayw ard, 1995; Raggatt & Williams, 1999; W inch & Hyland, 2007), yait u Nat ional Voca- t ional Qualificat ions (NVQs) yang dit erapkan di negara bagian Inggris, Wales, dan Nort hern Ireland, General Nat ional Vocat ional Qualificat ions (GNVQs) yang dipakai di negara bagian Wales dan Inggris, serta Scot t ish Vocat ional Qualif icat ion (SQVs) yang dit erapkan di negara bagian Skot landia. GNVQs bersifat lebih umum daripada NVQS. Sepert i yang telah dijelaskan di bab sebelumnya, t iap negara bagian dari Kerajaan Inggris dan Irlandia Utara m em iliki kew enangan m asing-m asing unt uk pengam bilan kebijakan dan pengelolaan sekolah.
Kehadiran GNVQs t idak dapat dipisahkan dari keberadaan NVQs sebagai sist em sertifikasi resmi pertam a. Kebijakan ini diambil dengan per- timbangan memperluas cakupan kualifikasi vokasional yang sesuai dengan peserta didik, sehingga dapat diajarkan pada tingkat sekolah dan college untuk memperkenalkan dunia kerja guna m enyiapkan calon tenaga kerja maupun m ahasiswa (Raggat t dan William s, 1999, hal. 118). Berikut adalah perbedaan ant ara NVQS dan GNVQS.
Davina Azalia Khan 11
Tabel 1. Perbedaan NVQs dan GNVQs
NVQs GNVQs
St andar nasional bagi St andar nasional berdasarkan kompet ensi vokasional
pendidikan vokasi yang lebih luas St andar yang dikembangkan
St andarnya dikembangkan oleh oleh badan indust ri
NCVQ dan badan pemberi sert ifikasi yang diakui
St andar yang dit et apkan bagi St andar yang dit et apkan bagi area fungsi pekerjaan t ert ent u
vokasionalyang luas
Penilaian diukur dari Penilaian diukur dari prest asi kompet ensi Unit umumnya bervariasi
Unit memiliki jumlah dan ukuran dalam jumlah dan ukuran
yang sama pada level t ert ent u pada t ingkat an t ert entu Penghargaan dalam jum lah
Terdapat jumlah penghargaan yang besar t ersedia dalam t iap
t erbat as
lingkup keahlian vokasional (Hayw ar d,1995)
Kerangka belajar (framew ork) di Inggris
Negara Inggris m emiliki beberapa kerangka kualifikasi belajar. Negara bagian Wales menggunakan Credit and Qualification Framework for Wales (CQF) (lihat Gam bar1), negara bagian Inggris dan Irlandia Ut ara m enggunakan Qualificat ions and Credit Framew ork (QCF) (Lihat tabel 2), negara bagian Skot landia berpandu pada Scot tish Credit and Qualifications (SCQF) (lihat tabel 3), dan. Kerangka kualifikasi belajar ini memiliki beberapa kesamaan dan perbedaan (lihat t abel 4).
Gambar 1. Credit and Qualificat ion Framew ork for Wales
12 Sistem Pendidikan Vokasi di Inggris
Tabel 2. Qualificat ions and Credit Fram ew ork
Davina Azalia Khan
FQ
C (S s
no ti
a c fi
li
au
dn
a it
d re
h is tt o c
14 Sistem Pendidikan Vokasi di Inggris
ra ta
U ia
dn
a rl
ia
dn
a tl ok
S s, le
s, ri
gn
ia g
b ra
eni
d si
a ik
if rt
e S m te
is S
Davina Azalia Khan 15
M eskipun m irip, SCQF berbeda dari QCFs. SCQF adalah kerangka bel- ajar seumur hidup dengan 12 t ingkat , yang dapat merangkul semua bent uk pemelajaran, t ermasuk pem elajaran informal. Selam a pem belajaran m e- m iliki hasil yang jelas dan dapat dinilai dengan m et ode yang t erjam in kualit asnya. Ini erat kait annya dengan pem elajaran sepanjang hayat . Pem bahasan m engenai pem elajaran sepanjang hayat yang akan dibahas secara lebih lanjut pada bab 7.
Pada t ahun 2015, QCF direncanakanakan digant ikan dengan sist em t erbaru, Regulat ed Qualificat ion Framew ork (RQF). Saat buku ini dit ulis, RQF m asih dalam proses penyesuaian im plem ent asi di sem ua lem baga. Diharapkan perangkat pendukung unt uk regulasi baru ini dapat selesai pada 31 Desem ber 2017.
Per bedaan RQF dengan sist em kualif ikasi lainnya ialah ukur an assessment yang didasarkan pada Tot al Qualificat ion Time (TQT) 1 dan Guided Learning Hours (GLH) (Ofqual, 2015a). Art inya seseorang yang m em eroleh sert if ikat vokasional harus m enem puh pendidikan vokasi resm i dan t idak sekadar m engikut i uji kom pet ensi keahlian. Berbeda dengan sist em sebelum nya, ukuran w akt u yang dijadikan assessm ent ini t idak m em iliki r ent ang bat as w aku dur asi m enyelesaikan suat u kualifikasi, sehingga pesert a didik dapat m engat ur sendiri durasi m asa st udinya. Di saat yang bersam aan lem baga penyelenggara pendidikan vokasi m endapat kebebasan unt uk m elakukan peninjauan, pengem - bangan, dan peningkat an sist em kualifikasi (NCC Resources Lt d, 2017).
RQF dapat m engunt ungkan pesert a didik dan lem baga pem beri kua- lifikasi karena (1) sistem ini secara konsisten m engukur durasi st udi dan juga t ingkat kesulitan yang dit em puh peserta didik, sert a (2) t idak ada at uran khusus unt uk m erancang bagaim ana lem baga pem beri kualifikasi m engat ur penet apan kualif ikasinya. Pem erint ah dalam hal ini hanya m em beri sem acam panduan standar kom petensi yang diperlukan unt uk t iap t ingkat nya.
1 Unt uk mengetahui lebih rinci m engenai TQT ini dapat m engunduh dokum en pet unjuk yang di halam an pem er int ah Inggris. htt ps:/ / w w w.gov.uk/ governm ent / uploads/ syst em /
uploads/ att achm ent _data/ fi le/597612/ t otal-qualificat ion-t im e-crit eria.pdf
16 Sistem Pendidikan Vokasi di Inggris
RQF memiliki paduan outcomes dari set iap jenjang kualifikasinya yang disebut level descript or yang dit et apkan oleh Ofqual berdasarkan QCF dan EQF. Level descriptor ini hanya m em beri arahan kem am puan yang diperlu- kan setiap jenjang pendidikan, sement ara untuk pelaksanaan penyeleng- garaan Pendidikan, kurikulum, dan assessment diserahkan kepada lem baga yang m enyelenggarakan dan mem beri sertifikasi (lihat tabel 5).
Tabel 5. Rincian dan konfigurasi level descriptor pada RQF (Ofqual, 2015b)
Tingkat an Know ledge Descriptor Skills Descriptor
Entry 1
Berlangsung bersama sebuah rang- Berlangsung bersama sebuah kaian yang berkisar dari prestasi
rangkaian yang berkisar dari yang paling mendasar hingga mulai
prest asi yang paling mendasar unt uk memanfaat kan pengetahuan
hingga mulai untuk memanfaat - dan/ at au pemahaman yang
kan ket erampilan yang berkait an berkait an dengan subjek at au
dengan subjek atau lingkungan lingkungan secara langsung.
secara langsung.
Entry 2
M emiliki penget ahuan at au M elaksanakan t ugas dan ke- pemahaman dasar dan/ atau
giat an yang sederhana dan dapat melaksanakan t ugas yang
fam iliar .
sederhana dan familiar. M engikut i instruksi at au meng- M enget ahui langkah-langkah
gunakan langkah-langkah yang yang dibut uhkan untuk menye-
t elah dilat ih unt uk menyelesai- lesaikan kegiatan-kegiat an
kan t ugas dan kegiat an. sederhana.
Entry 3
M emiliki penget ahuan dan M elaksanakan t ugas dan pemahaman dasar unt uk melak-
kegiat an t erst rukt ur dalam sanakan t ugas sert akegiat an
kont eks yang fam iliar. t erst rukt ur dalam kont eks yang
M enyadari konsekuensi fam iliar .
t erhadap sikap diri sendiri dan M enget ahui dan memahami
orang lain. langkah-langkah yang dibut uhkan untuk menyelesaikan t ugas dan kegiat an t erst ruktur dalam kont eks yang familiar.
Level 1
M emiliki penget ahuan fakt ual M enggunakan ket erampilan dasar t ent ang suat u subjek dan
dasar yang bersifat kognit if dan fakt a, langkah-langkah, dan ide
prakt ikal unt uk menyelesaikan unt uk menyelesaikan t ugas rut in
t ugas-t ugas dan prosedur rut in secara jelas dan menyelesaikan
secara jelas. masalah sederhana.
M enyeleksi dan mengguna- M enyadari t ent ang aspek-aspek
kaninformasi yang relevan. dari informasi yang berhubungan
M engident ifikasi apakah kegiat - pada area st udi at au area kerja.
an yang dilakukan t elah efekt if.
Davina Azalia Khan 17
Level 2
M em iliki penget ahuan dan M enyeleksi dan menggunakan
pemahaman tent ang fakt a-fakt a, ket erampilan yang bersifat langkah-langkah, dan ide pada
kognit if dan prakt ikal unt uk area st udi at aulingkungan kerja
menyelesaikan t ugas rut in unt uk menyelesaikan t ugas
dengan jelas dan menyelesai- secara jelas dan menyelesaikan
kan perm asalahan langsung. permasalahan langsung.
M engident ifikasi, m engumpul- M ampu mengint erpret asikan
kan dan m enggunakan infor- informasi dan ide yang relevan.
masi yang relevan unt uk me-
nyampaikan langkah/ t indakan. informasi yang relevan pada
M enyadari t ent ang kisaran
M engident ifikasi bagaimana
lingkungan st udi at au lingkungan keefekt ifan langkah-langkah kerja.
t ersebut .
Level 3
M em iliki penget ahuan fakt ual, M engident ifikasi, m enyeleksi
prosedural dan t eorit ikal sert a dan m enggunakan ket eram pil- memahami suat u subjek at au
an kognit if dan prakt ikal, lingkungan kerja unt uk menye-
met ode dan langkah-langkah lesaikan t ugas-t ugas dan m enye-
yang sesuai unt uk lesaikan m asalah yang kompleks
menyelesaikan masalah dan t idak rut in secara jelas.
kompleks dan t idak rut in
M ampu mengint erpret asi dan
secara jelas. mengevaluasi informasi dan ide
M enggunakan penelit ian yang
yang relevan. sesuai unt uk menyampaikan
M enyadari sifat dari lingkungan
langkah/ t indakan. st udi at au kerja.
M engulas keefekt ifan m et ode M enyadari perbedaan pandangan
dan t indakan tersebut . dan pendekatan dalam lingkung- an st udi at au kerja.
Level 4
M em iliki penget ahuan dan M engident ifikasi, m eng-
pemahaman yang bersifat adapt asi dan menggunakan prakt ikal, t eori at au secara
ket erampilan kognit if dan t eknikal sebuah subjek at au
prakt ikal yang sesuai untuk lingkungan kerja unt uk menye-
menyampaikan t indakan- lesaikan m asalah yang jelas tet api
t indakan dan m enyelesaikan komplek dan t idak rut in.
masalah yang kompleks dan
M ampu menganalisa, meng-
t idak rut in meski biasanya int erpret asi dan m engevaluasi
cukup jelas. informasi dan ide yang relevan.
M engulas keefekt ifan dan M enyadari sifat cakupan perkira-
kesesuaian met ode, t indakan, an dari lingkungan studi at au
dan hasil. kerja.
M em iliki kesadaran informasi mengenai perbedaan pandangan
at au pendekatan dalam lingkung- an st udi at au kerja.
18 Sistem Pendidikan Vokasi di Inggris
Level 5
M emiliki penget ahuan dan pema- M enent ukan, mengadapt asi
haman prakt ikal, t eori at au cara dan menggunakan met ode, t eknikal dari sebuah subjek atau
ket eram pilan kognit if dan lingkungan kerja unt uk menemu-
prakt ikal yang sesuai unt uk kan cara selanjut nya yang secara
m nyelesaikan m asalah luas didefinisikan, kont eks yang
kom pleks. kompleks.
M enggunakan penelit ian at au M am pu menganalisa, mengint er-
pengem bangan yang sesuai pret asi dan m engevaluasi informasi,
unt uk menyam paikan konsepan ide yang sesuai.
t indakan.
M enyadari sifat dan cakupan M engevaluasi t indakan-
lingkungan st udi at au kerja. t indakan, m etode besert a
M emaham i perbedaan pandangan,
hasilnya. pendekat an at au pem ikiran sekolah- sekolah besert a alasannya.
Level 6
M em iliki penget ahuan dan pema- M enent ukan, menyaring,
haman yang bersifat prakt ikal, kon- m engadapt asi dan mengguna- sept ual at au secara t eknikal yang
kan met ode dan ket erampilan berkelanjut an m engenai sebuah
kognit if sert a prakt is t ingkat subjek at au lingkungan kerja unt uk
lanjut an yang sesuai unt uk mencipt akan kemajuan dalam
m enyelesaikan masalah yang kont eks di m ana t erdapat berbagai
m em iliki ket erbat asan pen- macam fakt or yang berkait an.
jelasan dan melibat kan banyak
M em ahami perbedaan pandangan,
fakt or yang berkait an. pendekat an atau pemikiran sekolah
M enggunakan dan menyesuai-
besert a t eori-t eori yang kanrancangan penelit ian dan mendukung.
pengem bangan yang sesuai
M ampu menganalisa, mengint er-
unt uk menyam paikan pret asi dan mengevaluasi informasi,
t indakan. konsep dan ide yang kompleks
M engevaluasi t indakan,
secara krit is. m et ode, dan hasil besert a implikasinya.
L7
M erumuskan ulang dan m engguna- M enggunakan ket erampilan
kan penget ahuan dan pemaham an khusus unt uk menggam barkan yang bersifat prakt ikal, konsept ual,
dan menyelesaikan keadaan sert a scara t eknikal pada suat u
bermasalah yang melibat kan subjek at au lingkup kerja unt uk
banyak fakt or yang berkait an. mencipt akan langkah selanjut nya
M enent ukan dan mengguna-
dalam kont eks di m ana banyak t er- kan met ode dan pendekat an dapat fakt or yang berkait an.
yang sesuai.
M enganalisis, mengint erpretasi dan M erancang dan melaksanakan
Davina Azalia Khan 19
dapat faktor yang berkait an. yang sesuai.
M enganalisis, m engint erpret asi dan M erancang dan melaksanakan
mengevaluasi informasi, konsep dan kegiat an penelit ian, pengem- t eori secara krit is untuk menghasil-
bangan at au st rat egi unt uk kan gambaran yang dimodifikasi.
menyampaikan at au meng-
M emaham i kont eks lingkup st udi
hasilkan perubahan pada at au lingkup kerja dengan lebih luas.
ruang lingkup st udi at au
lingkup kerja. t eori dan met odi sert a bagaimana
M emaham i perbedaan pandangan
M engevaluasi t indakan,
kedua hal t ersebut mempengaruhi met ode, hasil besert a implikasi ruang lingkup st udi at au kerja.
jangka pendek dan panjang secara krit is.
L8
M engem bangkan pemahaman yang M enggunakan ket erampilan
bersifat prakt ikal, konsept ual at au dan t eknik khusus sert a berke- secara t eknikal unt uk m encipt akan
lanjut an unt uk menggam bar- kem ajuan dalam kont eks yang
kan dan merum uskan sit uasi minim penjelasan dan di mana t er-