Bim bingan Kar ier dan
Bab 9: Bim bingan Kar ier dan
I nfor m asi Lapangan Ker ja
Arihdya Caesar Pratikta
Sejarah Bimbingan Karier di Inggris
Kehadiran bim bingan karier di negara Inggris dim ulai sejak t ahun 1973. Pada t ahun t ersebut , The Employ- ment and Training Act 1973 m em berikan tanggung- jawab kepada Secret ary of St ate unt uk m em ast ikan set iap pem uda di UK m endapat kan layanan bim bing- an karier. Sem ua pem erintah daerah dim inta unt uk m em berikan layanan karier kepada para pem uda se- kaligus bekerja sam a dengan sekolah unt uk m em - bant u pesert a didik dalam m engam bi l keput usan, baik yang berhubungan dengan st udy-nya m aupun karier setelah lulus sekolah. Pem erintah daerah kem u- dian m elaporkan pelaksanaan layanan karier t ersebut kepada Employment Depart ment dengan pengawas- an dari Careers Service Branch Inspect ors. Proses layanan karier secam am ini bert ahan selam a dua dekade (Andrew s, 2013).
Sejak tahun 1990-an, kebijakan m engenai pelak- sanaan layanan bimbingan karier di Inggris m engalami beber apa perubahan. Salah sat u per ubahan yang paling m ut akhir dan hingga saat ini m asih berlaku adalah perubahan kebijakan yang terjadi pada tahun
Sistem Pendidikan Vokasi di Inggris
2012. Sejak bulan Sept em ber 2012, sebagaim ana yang t ert uang dalam The Educat ion Act 2011 , sekolah-sekolah di Inggris bertanggungjawab untuk menyediakan layanan bim bingan karier kepada setiap peserta didik di kelas 9 sam pai 11. Pada tahun berikutnya, kebijakan tersebut diperluas tidak hanya untuk kelas 9 sam pai 11, tetapi juga unt uk kelas 8 dan peserta didik yang berusia 16 sampai 18 tahun, baik di sekolah, pendidikan lanjutan, maupun college. Pemerint ah daerah t et ap m em iliki tanggungjaw ab unt uk mendorong, m em fasilitasi, dan m em bant u para pemuda unt uk berpart isi- pasi dalam program pendidikan dan pelat ihan (Ofst ed, 2013).
Berdasarkan dat a t erakhir pada t ahun 2015, sebanyak 91% pesert a didik di England yang rata-rata berusia 16 tahun m elanjut kan karier ke jenjang pendidikan yang lebih t inggi, 3% m em ilih bekerja, 5% m asih belum m apan antara m elanjut kan pendidikan atau bekerja, sedangkan 1% sisanya t idak sam a sekali. Di sisi lain, pada level yang lebih t inggi di m ana pesert a didik rat a-rat a berusia 18 t ahun, 65% m elanjut kan pen- didikan ke jenjang yang lebih t inggi, diikut i 23% peserta didik yang m e- m ilih bekerja, 9% yang m asih belum tetap, dan 3% yang t idak m em ilih keduanya (Depart m ent for Educat ion, 2017).
Pelaksanaan Bimbingan Karier di Inggris
Pem erint ah Inggris m enarget kan set iap pesert a didik yang lulus dari sekolah sudah siap unt uk beradapt asi dengan kehidupan Inggris yang m odern. Hal ini berart i bahw a set iap sekolah harus juga m em ast ikan set iap peserta didik m em iliki kem am puan akadem ik yang baik, nilai-nilai, keteram pilan, dan juga perilaku yang diperlukan di dalam kehidupannya. Setiap peserta didik harus diajarkan untuk mengembangkan karakter yang kuat m elalui kegiatan di dalam m aupun di luar kelas, yang m ana karakter tersebut m erupakan kunci kesuksesan dalam bidang akadem ik m aupun pekerjaan. Sekolah juga harus memastikan set iap peserta didiknya m en- dapat kan inform asi yang cukup m engenai karier yang akan dijalaninya sebelum m engam bil keputusan (Depart ment for Educat ion, 2015).
Sekolah diharuskan m em iliki st rat egi dalam m enjalankan layanan bim bingan karier yang sejalan dengan t ujuan akhir layanan bim bingan karier bagi pesert a didik. Beberapa prinsip yang harus ada dalam st rat egi t ersebut ant ara lain:
Arihdya Caesar Pratikta 109
1. M enginspirasi Peserta Didik
Sekolah dit unt ut unt uk m enginspirasi dan m em bangun cita-cita peserta didiknya. Beberapa upaya yang dilakukan ant ara lain: m engundang pem - bicara dari kalangan pengusaha dan mot ivat ional speakers, m engadakan career fairs , mengunjungi college/ universit as, serta m elakukan coaching. Selain itu, ment oring yang terarah dan tepat sasaran juga dapat membantu mengem bangkan karakter dan kepercayaan diri peserta didik demi karier- nya di m asa depan.
2. M embangun Kerja Sama dengan Pengusaha
Salah sat u upaya unt uk m enjem batani antara keinginan karier peserta didik dan kenyataan di dunia kerja adalah dengan terus m enjalin kerja sam a dengan para penguasaha/ penyedia lapangan kerja. Hal t ersebut akan m em berikan gam baran kepada peserta didik tentang keteram pilan- keteram pilan yang dibut uhkan di dunia kerja saat ini. Bent uk kerjasam a yang dapat diupayakan ant ara lain:
• M ent oring dan coaching • M engundang pem bicara dari dunia kerja ke sekolah • Kunjungan ke tem pat kerja dan m em berikan pengalam an kerja • M engadakan acara-acara m enarik sepert i perlom baan m aupun
perm ainan • M engadakan careers fairs dan career net w orking • Bant uan dalam bidang ket eram pilan sederhana dalam m ana-
jem en karier sepert i m em buat Curriculum Vit ae (CV), m encari pekerjaan, dan wawancara kerja
Selain it u, di UK sendiri t erdapat beberapa organisasi yang t ujuan ut am anya adalah m enjem bat ani ker jasam a ant ara sekt or bisnis dan inst it usi pendidikan, antara lain: Business in t he Communit y’s Business Class, M osaic, Career Academies UK , dan Inspiring t he Fut ure.
3. M emberikan Akses Terhadap Pilihan-pilihan Karier
Beberapa cont oh pilihan-pilihan karier bagi pesert a didik set elah berusia
16 t ahu n ant ar a lain : app r ent i ceshi ps, ent r epr en eur sh ip , A level , universitas, dan lain-lain. Tidak hanya m em berikan inform asi, sekolah
Sistem Pendidikan Vokasi di Inggris
juga dapat m engupayakan unt uk m engundang pihak-pihak tersebut agar t erlibat secara langsung dengan pesert a didik.
4. Bimbingan Karier Individual
Bim bingan karier individual dapat m em bant u m eningkat kan rasa percaya diri dan m ot ivasi pesert a didik. Bim bingan karier sem acam ini juga sangat berm anf aat bagi pesert a didik yang berasal dari lat ar belakang yang kurang berunt ung ataupun peserta didik yang berkebut uhan khusus m au- pun kesulitan belajar. Bim bingan karier individual bagi peserta didik dapat dilakukan dengan beberapa orang sebagai berikut :
• Figur panut an m aupun orang-orang yang m enginspirasi pada
jenis karier yang dicit a-cit akan pesert a didik • Alum ni yang t elah sukses di bidangnya • M ent or at au coach yang m am pu m em berikan support secara
terus-m enerus unt uk m em bangun kepercayaan diri dan t ingkat resilience pesert a didik
• Career Adviser yang m am pu m em berikan berbagai pandangan
m engenai pilihan karier berdasarkan prest asi, m inat , dan bakat pesert a didik.
Bekerja Sama dengan Pemerintah Daerah
Tujuan dari adanya kerjasam a antara sekolah dengan pem erintah daerah adalah unt uk m engident ifikasi dan m enyediakan support bagi pesert a didi k yang m em ili ki kebut uhan khusus dan pesert a didik yang t idak m am pu m elanjut kan karier setelah lulus sekolah, baik m elanjut kan pen- didikan m aupun bekerja. Lebih lanjut , pem erint ah daerah juga ber- kewajiban unt uk m em ast ikan peserta didik di t ingkat akhir sudah m em - punyai rencana karier yang jelas set elah lulus.
1. Bekerja sama dengan National Careers Service
Dalam m erespon t ant angan m engenai penyediaan layanan bim bingan kar ier bagi w ar ganya, pem erint ah UK m em bent uk Nat ional Careers Service pada April 2012. Layanan tersebut m erupakan kerjasam a antara Depart m ent of Business Innovat ion and Skills dan Depar t m ent f or Educat ion .
Arihdya Caesar Pratikta 111
National Careers Service m em berikan inform asi sert a bimbingan karier mengenai pendidikan, pelat ihan, dan pekerjaan kepada orang dewasa dan anak m uda yang berusia 13 tahun ke atas. Tersedia berbagai m acam chan- nel unt uk m engaksesnya, ant ara lain: w ebsit e (ht t ps:/ / nat ionalcareers service.direct .gov.uk), w ebchat , email, konsultasi face-to-face, Nat ional Cont act Cent r e (0800 100 900), aplikasi sm ar t phone, dan bahkan layanan telepon grat is m elalui w ebsite-nya. Sekolah diharapkan m am pu m engopt im alkan layanan yang ada sehingga t ercipt a hubungan ant ara sekolah, college, m asyarakat , dan penyedia lapangan kerja (Nat ional Careers Council, 2013).
Sayangnya, Nat ional Careers Service hanya diperunt ukkan unt uk m asyarakat England. Nam un dem ikian, m asyarakat UK di luar England dapat m engakses layanan sejenis yang t ersedia, yait u: Skills Develop- ment Scot land – M y World of Work (htt ps:/ / w w w.myw orldofw ork.co.uk) unt uk warga Skot landia, Careers Wales (htt ps:/ / w w w.careerswales.com ) unt uk warga Wales, serta Careers Service Nort hern Ireland (htt ps:/ / w w w. nidirect .gov.uk/ cam paigns/ careers) unt uk w arga Irlandia Ut ara.
2. Bantuan finansial
Sekolah m em berikan inform asi kepada peserta didik m engenai bant uan
f inansial yang berasal dari pem erint ah m aupun dari sum ber lainnya. Bant uan t ersebut bisa digunakan unt uk m eningkat kan kom pet ensi dan keteram pilan yang dim iliki peserta didik. Pada prakt iknya, sekolah juga dapat beker ja sam a dengan pem erint ah daerah unt uk berbagi dat a m engenai pesert a didik yang layak unt uk m endapat kan bant uan finansial.
3. Bekerja sama dengan Jobcentre Plus
Jobcent re Plus m erupakan sebuah badan yang berafiliasi dengan Depart- ment for Work and Pensions sebagai layanan bant uan bagi warga negara yang ber usia produkt if. Kant or cabangnya t ersebar ham pir di set iap daerah di UK.
Dalam konteks bim bingan karier, Jobcent re Plus dapat m em bant u pesert a didik dalam proses t ransisi dari sekolah ke dunia kerja. Pada pelaksanannya, kerjasam a dengan Jobcent re Plus dapat dilakukan m elalui beberapa cara, di ant aranya:
Sistem Pendidikan Vokasi di Inggris
• Jobcent re Plus berbagi pengalam an dan penget ahuan dengan
kepada sekolah m engenai kebut uhan yang diperlukan oleh para pengusaha atau penyedia lapangan kerja
• Sekolah dan Jobcent re Plus bersam a-sam a m enem pat kan peserta
didik unt uk m endapat kan pengalam an kerja yang terbaik • M eningkat kan kerja sam a ant ara penasihat t enaga kerja ber-
kebut uhan khusus di Jobcent rePlus unt uk m em bant u proses t ransisi pesert a didik yang m em iliki kebut uhan khusus m aupun ham batan dalam bekerja
4. Kesetaraan
Dalam m em berikan layanan bim bingan karier, sekolah diharuskan unt uk m encegah adanya st ereot ip unt uk m em ast ikan bahw a set iap pesert a didik m endapat hak yang sam a dem i m endapat kan layanan bim bingan karier yang opt im al.
Pengaw asan dan Evaluasi Bimbingan Karier di UK
1. Jaminan M utu dan Feedback
Dalam m engem bangkan layanan bim bingan karier, terdapat t iga aspek jam inan m ut u yang harus diperhat ikan sekolah, yait u:
• Kualit as Program Karier di Sekolah
Pem erintah m erekom endasikan sem ua sekolah unt uk senant iasa m engacu kepada standar kualitas nasional yang berlaku sebagai salah sat u upaya unt uk m elakukan self-review dan evaluasi t er- hadap program yang dijalankan. Lem baga penjam inan m ut u yang telah dit unjuk pem erintah akan senant iasa m em bant u sekolah dalam proses penjam inan m ut u t ersebut .
• Kualit as Career Providers yang Independen
Terdapat banyak organisasi yang m enyediakan berbagai m acam pilihan karier bagi peserta didik. Unt uk m endapat kan akreditasi dari pem erint ah, organisasi t ersebut harus dapat m em bukt ikan bahwa m ereka senant iasa m em berikan layanan yang kom pre- hensif dan berkualit as. Sekolah dapat m engakses inf or m asi m engenai organisasi yang t elah t erakredit asi m elalui w ebsit e ht t p:/ / m at rixst andard.com .
Arihdya Caesar Pratikta 113
• Kualitas Career Adviser yang bekerjasam a dengan Sekolah
Pem erint ah UK, m elalui Car eer Developm ent Inst it ut e, t elah m engem bangkan standar profesi bagi para career adviser. Syarat ut am a unt uk m enjadi career adviser adalah m ereka harus m em - punyai t he Qualificat ion in Career Guidance (QCS) dan t he Level
6 Diploma in Career Guidance and Development . Sekolah dapat m elihat daf t ar career adviser yang t elah berst andar nasional m elalui w ebsit e htt p:/ / w w w.t hecdi.net .
Sekolah juga harus m em onitor dan m engevaluasi layanan bim bingan karier yang dilakukan, baik yang m elibat kan pihak sekolah, sukarelawan, m aupun pihak eksternal. Hal ini bisa dilakukan dengan, m isalnya, m elibat- kan st af senior di sekolah unt uk m elakukan pengaw asan. Selain it u, sekolah juga harus m em int a feed back dari pesert a didi k m engenai program bim bingan karier yang dijalankan. Bent uk feedback-nya bisa secara form al m aupun inform al. Feedback ini pent ing karena m enjadi salah sat u m edia unt uk m engevaluasi dan m em perbaiki layanan bim - bingan karier di sekolah.
2. Destination M easures
Salah sat u cara unt uk m engukur keberhasi lan pelaksanaan layanan bim bingan karier di sekolah adalah dengan m elihat prestasi dan capaian yang diperoleh alum ninya. Data m engenai ukuran keberhasilan tersebut dapat diakses melalui data statistik yang dipublikasikan oleh Depart ment for Educat ion . Dari data tersebut , sekolah dapat m engukur seberapa sukses- kah peserta didiknya m elakukan t ransisi ke jenjang berikutnya, baik dalam hal akadem is m aupun pekerjaan.
3. Peran Ofst ed
The Office St andards in Educat ion, Children’s Services and Skills (Ofsted) m em iliki t ugas unt uk m engaw asi jalannya beberapa kebijakan di UK khususnya terkait dengan layanan terhadap anak-anak dan rem aja, serta keteram pilan bagi pelajar di sem ua t ingkatan usia. Berdasarkan laporan Ofsted pada tahun 2013, terdapat beberapa t em uan m engenai pelak- sanaan layanan bim bingan karier di UK, ant ara lain:
Sistem Pendidikan Vokasi di Inggris
• Hanya satu dari lima sekolah di UK yang dengan efektif memast ikan
peserta didiknya m endapat kan inform asi karier yang diperlukan. • Sangat sedikit sekolah yang m em berikan layanan bim bingan
karier individual dengan m elibat kan adviser ekst ernal. • Tidak banyak sekolah yang m enjalin kerjasam a dengan pem erin-
tah daerah dengan baik dalam hal m em berikan bant uan kepada pesert a didik yang m em but uhkan, t erm asuk pesert a didik yang berkebut uhan khusus.
• Guru yang dim int a unt uk m em berikan bim bingan karier secara
tut orial maupun seminar tidak mem iliki pengetahuan yang cukup mengenai pilihan-pilihan karier yang tersedia di dunia kerja saat ini.
• Sekolah-sekolah yang memiliki layanan bim bingan karier yang baik
dan sesuai dengan standar umumnya m em iliki pim pinan yang m e- nem patkan bim bingan karier sebagai salah sat u priorit as utama.
• National Careers Service t idak cukup m em bantu pem uda di baw ah
usia 18 tahun. Selain it u, hanya sedikit sekolah yang mengetahui secara kom prehensif mengenai layanan-layanan yang tersedia di Nat ional Careers Service .
• Kerjasam a ant ara sekolah dan pengusaha/ penyedia lapangan
pekerjaan kurang baik. Selain it u, para pengusaha juga terlihat kurang berinisiat if dalam m enjalin kerjasam a dengan sekolah.
• Terdapat beberapa sekolah yang t idak secara opt im al m em -
prom osikan kesem pat an-kesem pat an yang ada di luar sekolah kepada peserta didik.
• Hanya sekit ar 1/3 bim bingan karier individual yang dilakukan
dengan baik. • Sekitar em pat dari lim a sekolah t idak m elakukan evaluasi layanan
bim bingan karier dengan efekt if. • Ti dak sem u a sekol ah d apat m engan ali sis dat a Dest in at i on
M easures dengan baik (Ofst ed, 2013).
Berdasarkan t em uan t ersebut , Ofst ed secara det ail m em berikan be- berapa rekom endasi kepada pem erintah, pengusaha/ penyedia lapangan kerja, Nat ional Careers Service, pem erintah daerah, sekolah, dan Ofsted it u sendiri. Beberapa rekom endasi unt uk pem erintah antara lain:
Arihdya Caesar Pratikta 115
• M enyediakan bim bingan yang jelas dan eksplisit kepada sekolah
dalam hal sebagai berikut : St rategi bim bingan karier yang kom prehensif Cara m endapat kan bim bingan karier yang independen dari pihak
ekst ernal Cara m em onitor dam pak dari kebijakan yang ada secara efekt if
• M emast ikan bahwa inform asi mengenai t ujuan peserta didik yang ber-
usia 16, 17, dan 18 tahun lengkap dan akurat, sehingga sekolah dapat mengevaluasi dam pak dari bant uan dan saran yang diberikan kepada pesert a didik.
M enindaklanjut i laporan t ersebut , pem erint ah m elalui Depart m ent for Educat ion dan Depart ment for Business Innovat ion & Skills kem udian m em berikan tanggapan beberapa bulan setelahnya. Secara keseluruhan, pem erintah m enerim a rekom endasi-rekom endasi yang diajukan Ofsted dan m em buat kebijakan baru unt uk m engim plem entasikannya (Depart- m ent for Educat ion & Depart m ent for Business Innovat ion & Skills, 2013).
Studi Kasus I: Program mentoring yang melibatkan pengusaha
St udi kasus I di baw ah ini m encerit akan penerapan layanan bim bingan karier di The Chart er School, Sout hw ark.
The Chart er School m enyadari pent ingnya peran ment oring dalam m enum buhkan cita-cita peserta didik. Sebagai sebuah sekolah yang baru, The Chart er School belum m em iliki banyak alum ni yang dapat m em beri- kan bant uan/ dukungan, sehingga sekolah m em ut uskan unt uk m engem - bangkan sendiri skem a m ent oring yang m engajak kerja sam a dengan beberapa perusahaan di sekit arnya.
The Charter School kemudian m enghubungi Educat ion and Business Alliance di daerahnya yang kem udian menghubungkan sekolah tersebut dengan Pw C, King & Wood M allesons, SJ Berw ing dan IPC M edia. Per- usahaan-perusahaan tersebut kem udian memberikan pelat ihan mentoring kepada para peserta didik. Kesuksesan ini m enginspirasi sekolah unt uk m enjalin kerjasam a lebih lanjut dengan beberapa perusahaan lainnya, term asuk King’s College Hospit al.
Sistem Pendidikan Vokasi di Inggris
Sem ua peserta didik di kelas 12 ditawari kesem patan unt uk m em iliki m entor. Pada awalnya, peserta didik dan m entor dicocokkan berdasarkan kesam aan m inat . Akan t et api, sekolah kem udian m enyadar i bahw a t ernyat a sesi net w orking adalah cara yang lebih baik dalam m encipt akan hubungan yang efekt if antara peserta didik dan para m entor.
Sekolah kemudian m enyelenggarakan t utorial m ingguan dengan pe- serta didik yang m em iliki mentor. Hal tersebut bert ujuan untuk membantu mengoptimalkan kesem patan yang dimiliki peserta didik bersam a dengan ment or dan juga memungkinkan untuk saling belajar satu sam a lain. Cara t ersebut sangat berm anf aat t erut am a bagi pesert a didik yang m erasa kurang percaya diri dalam m em bangun hubungan dengan m entornya.
Pada aw alnya, hanya t ut or dan w ali angkat an yang t erlibat , nam un kem udian guru m at a pelajaran juga m elibat kan diri ke dalam program m ent oring t ersebut . Hal it u dilakukan karena para guru m at a pelajaran m erasakan adanya korelasi secara langsung antara penggunaan m entor dan prest asi akadem ik pesert a didik, t erut am a pada m at a pelajaran m at e- m at ika, sains, dan bahasa. Guru m ata pelajaran kem udian berkom unikasi dengan para m ent or unt uk m em bicarakan skem a selanjut nya dan beberapa aspek yang m asih perlu diperbaiki. Hasilnya, 100% pesert a didik yang telah m engikut i program mentoring pada akhirnya dapat m elanjut- kan ke jenjang universitas/ college yang dit uju atau m endapat kan pekerja- an yang dicit a-cit akan.
Program mentoring telah m em berikan banyak sekali m anfaat kepada para pesert a didik, program bim bingan karier, dan lingkungan sekolah secara lebih luas. Para m ent or hingga saat ini t et ap m em berikan bant uan kepada sekolah, t erm asuk dalam m enyelenggarakan w orkshop presen- t asi, w awancara dan ket eram pilan m em bangun jaringan, sert a bagai- m ana m em buat CV. M ereka m enghadiri Careers Fairs, m enyelenggakan sim ulasi w aw ancara, dan m em bant u m engem bangkan ket eram pi lan berdebat dan kepercayaan diri para peserta didik.
“ Salah sat u per t anyaan aw al yang par a m ent or ajukan ke saya adalah ‘apakah saya mampu membuat perubahan dan bagaimana saya menget ahuinya?’. Saya kemudian bert anya kepada mereka dua pert anyaan – ‘apakah anda memiliki guru yang menginspirasi anda?’ M ereka semua menjaw ab iya. ‘Apakah anda pernah berterima kasih
Arihdya Caesar Pratikta 117
kepada mereka?’ Jaw abannya t idak! Saya bilang – anda akan mem- buat perubahan, ini m ungkin t erlihat kecil bagi anda t api per- ubahan kecil it ulah yang akan mengubah hidup para pesert a didik.” – Lin Proct or (Koordinat or Layanan Bim bingan Karier) (Depart m ent for Educat ion, 2014).
Studi Kasus II: M engembangkan keterampilan bekerja melalui kurikulum, sambil membangun relasi bisnis
St udi kasus II di baw ah ini m encerit akan penerapan layanan bim bingan karier di Small Heat h School, Birm ingham .
Small Heat h School t elah m enjadi anggot a dari t he Great er Birming- ham Chamber of Commerce selam a 20 tahun. M elalui keanggotaan ter- sebut , sekolah kem udian berkenalan dengan Russell Jones, Direct or of M arket ing klub sepak bola Aston Villa. Ia ingin berkunjung ke sekolah dan m elibat kan pesert a didik di sebuah project unt uk m em perbaiki pe- rencanaan Junior Supporters klub Ast on Villa.
Pesert a didik yang t erpilih unt uk ambil bagian dari project ini m enelit i kom unitas penggemar junior klub sepak bola lainnya di Premier League. Setelah it u, m ereka m em presentasikan laporannya kepada t im market ing di Villa Park dengan m enyarankan beberapa perbaikan “ Junior Villains” (sebutan untuk penggem ar junior klub sepak bola Aston Villa). Para pe- sert a didik kem udian dim int a unt uk m engident if ikasi bagaim ana per- baikan-perbaikannya dapat diim plem entasikan dan dilaporkan kem bali sat u m inggu setelahnya. Atas t indak lanjut dari beberapa rekom endasi tersebut , “ JV Life” kemudian dibentuk dan rekom endasi-rekomendasi yang diajukan oleh pesert a didik dapat dilihat di websit e klub hingga saat ini.
Kerja sam a antara sekolah dan klub sepak bola tersebut m erupakan salah sat u bent uk tawaran kesem patan kepada peserta didik unt uk m en- jalankan project yang sesuai dengan kenyataan di lapangan. Hal tersebut m em ber ikan pem belajar an t er sendir i dan m em buat peser t a didik sem akin bersem angat t erhadap apa yang m ereka pelajari.Beberapa m an- faat yang dirasakan peserta didik antara lain: pengem bangan keteram pil- an unt uk bekerjasam a dalam t im , kem am puan unt uk berkom unikasi dengan orang lain yang belum pernah dit em ui sebelum nya, serta ke- m am puan unt uk bekerja dalam tekanan. Para peserta didik juga kem u-
Sistem Pendidikan Vokasi di Inggris
dian m ulai m em aham i betapa pent ingnnya kepedulian terhadap pelang- gan dan proses bisnis yang sedang berjalan.
Kerja sama t ersebut juga m em berikan m anfaat bagi rekan bisnisnya. Aston Villa m enyadari bahwa, sebagai hasil dari pekerjaan yang dilakukan pesert a didik, m ereka mampu menghem at sekit ar £200.000 untuk mem- bayar konsultan. Lebih lanjut , sekolah tersebut sekarang sudah m em punyai jar ingan ker ja sam a dengan perusahaan lain, t erm asuk Bir m ingham Airport, Utensa , dan HM S Daring (Departm ent for Educat ion, 2014).
Kesimpulan dan Pembelajaran
Pelaksanaan bim bingan karier di sekolah-sekolah di UK m endapat kan dukungan yang sangat t inggi dari pem erint ah. Hal t ersebut dibukt ikan dengan dicant um kannya pasal khusus m engenai bim bingan karier di dalam undang-undang pendidikan nasional. Pasal t ersebut juga t erus diperbaiki relevansinya secara berkala. Banyaknya panduan dan kode et ik yang telah diterbit kan pem erintah bagi sekolah-sekolah di UK juga m erupakan bent uk keseriusan pem erintah t erhadap kesuksesan karier pesert a didik. Fasilit as dan layanan yang dibangun pem erint ah sepert i Nat ional Career Service m aupun Jobcent re Plus m enjadikan layanan bim bingan karier di sekolah m enjadi lebih m udah dan bervariasi. Dari sisi evaluasi program , Ofst ed juga berperan dalam m engevaluasi set iap kebijakan m engenai bim bingan karier di Inggris.
M eskipun dem ikian, pada prakt iknya, terdapat beberapa sekolah yang belum secara opt im al m engim plem ent asikan layanan bim bingan karier kepada pesert a didiknya. Beberapa bahkan t idak m enget ahui berbagai j en i s ak ses y ang t el ah d isedi ak an pem er i nt ah u n t u k m en un j an g pelaksanaan layanan bim bingan karier. Dukungan dari pim pinan dan st akeholder di sekolah sangat pent ing dalam m encapai kesuksesan layanan bim bingan kar ier, selain t ent unya kom it m en bersam a dar i seluruh perangkat sekolah yang ada.
Arihdya Caesar Pratikta 119
Referensi
Depart m ent for Educat ion. (2014). Careers guidance and inspirat ion in schools: Non-st at ut ory depart ment al advice f or governing bodies, school leaders and school st aff . Ret rieved from htt ps:/ / w w w.gov.uk/ go ver n m en t / u p l o ad s/ sy st em / u p l o ad s/ at t ach m en t _d at a/ f i l e/ 440795/ Careers_Guidance_Schools_Guidance.pdf
Depart m ent for Educat ion. Careers guidance and inspirat ion in schools: St at ut ory guidance for governing bodies, school leaders and school st aff (2015). Unit ed Kingdom . Ret rieved f rom htt ps:/ / w w w.gov.uk/ go ver n m en t / u p l o ad s/ sy st em / u p l o ad s/ at t ach m en t _d at a/ f i l e/ 440795/ Careers_Guidance_Schools_Guidance.pdf
Depart m ent for Educat ion. (2017). Revised dest inat ions of key st age 4 and key st age 5 st udent s, England, 2014/15 . Ret rieved from htt ps:/ / w w w.gov.uk/ gover nm ent / uploads/ syst em / uploads/ at t achm ent _ dat a/ f ile/584187/ SFR01_2017_Text .pdf
Depart m ent f or Educat ion, & Depart m ent f or Business Innovat ion & Skills. (2013). Careers Guidance Act ion Plan: Government Response to Recommendat ions f rom Ofst ed’s Them at ic Review and Nat ional Car eer s Council’s Rep or t . Ret r ieved f rom h t t ps:/ / w w w.gov.uk/ go ver n m en t / u p l o ad s/ sy st em / u p l o ad s/ at t ach m en t _d at a/ f i l e/ 238791/ Careers_Guidance_Act ion_Plan.pdf
Nat ional Careers Council. (2013). Aspirat ional Nat ion: Creat ing a cult ure change in careers provision . Ret rieved f rom htt p:/ / w w w.agcas.org. uk/ asset s/ dow nload?f ile=5565& parent =2029
Of st ed. (2013). Going in t he right direct ion? Ret rieved from ht t ps:/ / w w w.gov.uk/ governm ent / uploads/ syst em / uploads/ at t achm ent _ data/ f ile/413171/ Going_in_t he_right _direct ion.pdf
Sistem Pendidikan Vokasi di Inggris
Tracey Yani Harjatanaya