Pr ogr am Pem belajar an

Bab 7: Pr ogr am Pem belajar an

Sepanjang H ayat pada Pendidikan V okasi di I nggr is

Aziza Restu Febrianto

Reform asi dalam sist em pendidikan vokasi di Inggris selalu m enekankan pem belajar sepanjang hayat atau Lifelong learning . M enurut pusat inform asi pendidik- an kejuruan dan keterampilan negara-negara di Eropa / Th e Eu r o pean Cen t r e f o r t h e Develo pm en t of Vocational Training (Cedefop), walaupun banyak tan- tangan yang dihadapi, pem erintah Inggris t et ap m eng- upayakan reformasi sistem pendidikan dem i mewujud- kan kebijakan jangka panjangnya terut am a st rat egi Lifelong learning . Beberapa t ujuan kebijakan tersebut antara lain adalah m eningkat kan keteram pilan dasar para pekerja, m eningkat kan ket unt asan pendidikan, dan m engupayakan pemenuhan pendidikan keteram - pilan (Cuddy, N & Leney, T., 2005).

Sist em pendidikan vokasi yang berbasis pada t uju- an belajar sepanjang hayat di Inggris sudah dit ekan- kan sejak t ahun 1998 dengan dikeluar kannya ke- put usan Depart em en Pendidikan dan Ket eram pilan / Depart ment for Educat ion and Skills (DfES) yang sejak t ahun 2010 bergant i nam a m enjadi Depart ment f or Educat ion (DfE). Dalam perat uran t ersebut disebut kan

76 Sistem Pendidikan Vokasi di Inggris

pent ingnya slogan ‘Lifelong Learning’unt uk secara um um m enunjukkan nilai-nilai dan kebijakan tentang belajar sepanjang hayat dibawah at uran adm inist rasi yang baru (Depart m ent f or Educat ion and Em ploym ent [DfEE], 1998).

Selain it u, pem erint ah juga m engeluarkan dokum en Green paper yang berjudul The Learning Ageunt uk m enunjukkan pent ingnya pem bel- ajar sepanjang hayat yang diat ur oleh negara. Isi dari surat t ersebut kurang lebih m enekankan akan pent ingnya kem am puan m enggunakan ilm u penget ahuan dan t eknologi unt uk m eningkat kan daya saing dalam bidang ekonom i di era globalisasi. Kem am puan tersebut m erupakan kunci bagi sesorang unt uk m em iliki ket eram pi lan yang di but uhkan unt uk bertahan hidup dan bersaing di dunia kerja (1998, p.18). Target utam a Lifelong learning dalam pendidikan vokasi adalah m ew ujudkan pengem - bangan ket eram pilan vokasional yang bert ujuan unt uk m eningkat kan produkt ivitas ekonom i, kehidupan sosial yang terbuka dan ut uh (Hyland, 1999; Field & Liecester, 2000).

Program Lifelong Learning di set iap negara bagian berbeda-beda. Di negara bagian England, Wales, dan Irlandia utara, Lifelong learning banyak berhubungan dengan akt ivitas belajar yang dilakukan pasca sekolah for- m al. Pada t ahun 2001, Nat ional Assem bly for Wales m engeluar kan dokum en pent ing/ Paving dokum en berjudul The Lear ning Count ry, m er um uskan pr ogram pendidikan dan belajar sepanjang hayat bagi m asyarakat Wales unt uk t arget t ahun 2010. The Lear ning Count r y m eneruskan st rat egi sebelum nya dan m enghasilkan agenda unt uk t ahun 2010. Sedangkan di Skot landia, m akna belajar sepanjang hayat ini lebih luas m elalui slogannya ‘Cradle t o Grave’ yang berart i belajar dari lahir hingga akhir hayat sekaligus m em perluas kesem patan belajar bagi set iap orang at au Educat ion for all (Organizat ion f or Economic Co-operat ion and Development [OECD], 2003).

M enurut Nat ional Assembly for Wales (OECD, 2003; DfES, 2005), Lifelong learning dalam pendidikan vokasi di Wales m em iliki program priorit as ant ara lain; •

Pengem bangan keteram pilan dan ilm u pengetahuan unt uk m ening- kat kan produkt ivitas kerja m elalui peningkat an kreat if it as, inovasi dan kegiatan usaha.

Aziza Restu Febrianto 77

• Peningkatan dan perluasan kesem patan belajar term asuk keteram pil- an dasar.

• Peningkatan standar dalam belajar dan m engajar.

Program priorit as di at as dilaksanakan unt uk m ew ujudkan agenda utam a ket iga negara (Inggris, Wales dan Irlandia utara) yait u: •

M em ast ikan bahw a sem ua gener asi m uda dapat m endapat kan keteram pilan utam a agar siap m enghadapi perubahan jam an, m en- jam in keam anan dalam hidup, m em peroleh banyak keunt ungan dari kesejaht eraan yang diperolehnya. Target ut am anya adalah 90% pemuda berusia 22 tahun dapat m engikuti program pendidikan penuh yang sesuai dengan bidang keahlian m ereka unt uk m em persiapkan diri m em asuki dunia kerja atau jenjang pendidikan yang lebih t inggi.

• M enyediakan level keteram pilan lebih t inggi yang diperlukan unt uk inovasi bidang keilm uwan ekonom i, dengan target 50% pem udia usia dibaw ah 30 t ahun dapat m elanjut kan pendidikannya di Perguruan Tinggi pada tahun 2010.

• M em ast ikan para m asyarakat pada usia kerja dapat m em iliki kete- ram pilan yang sesuai dengan kebut uhan dunia kerja dan dapat m e- m enuhi kebut uhan hidup m ereka serta m em peroleh penghargaan.

• M eneruskan peningkat an st andar belajar dan m engajar di seluruh jenjang pendidikan dan keteram pilan.

Unt uk m em ast ikan kualit as calon siswa dan lulusan dengan ket e- ram pilan yang sesuai dengan kebut uhan pasar, pem erint ah England, Irlandia utara dan Wales m em iliki sebuah standar kualifikasi vokasional bernam a The Nat ional Qualificat ions Framew ork (NQF) sejak t ahun 2000 (lihat bab 2). Sem ua program pendidikan vokasi (TVET) m engikut i at uran ini ket ika m enyeleksi calon siswa.

Kebijakan pendidi kan vokasi di Skot landia m em ili ki sist em yang paling ber beda dengan negara bagian lainnya. Skot landia m em i liki kebijakan khusus dalam m engupayakan belajar sepanjang hayat dengan slogan, Lif e t hrough learning, learning t hrough life. Kebijakan ini se- penuhnya m erupakan w ew enang t he Scot t ish Execut ive Ent erprise, and Lifelong Learning Depart ment (OECD, 2003). Sedangkan unt uk m em ast i-

78 Sistem Pendidikan Vokasi di Inggris

kan kualitas calon siswa dan lulusan, pem erintah Skot landia m em punyai at uran sendiri bernam a t he Scot t ish credit and qualificat ions framew ork (SCQF) (lihat bab 2).

M eskipun set iap negara m em i li ki at uran dan kebijakan sendir i t ent ang program Lifelong learning, ada beberapa prinsip at uran yang t erpusat . M isalnya, Depart m ent for Educat ion m enyusun st rat egi ber- nam a Whit e Paper yang m enent ukan t arget dan st rat egi um um unt uk m em ast ikan bahwa set iap individu m em iliki ket eram pilan yang dapat digunakan unt uk bekerja dan m enikm at i hidupnya (OECD, 2003). Selain it u t erdapat pula t arget nasional berlaku unt uk sem ua negara bagian yang bert ujuan unt uk m engukur sejauh m ana m asing-m asing negara m e- laksanakan sem ua program Lifelong learning m ereka. Target ini juga m en- cakup st andar t ingkat part isipasi dan pencapaian para sisw a pada bidang yang paling ditekuninya di sekolah m elalui program pengem bangan Life- long learning dan bisnis usaha (OECD, 2003).

Pem erint ah Inggrissangat m enyadari akan t ant angan jam an yang selalu berubah dan m asa depan yang t idak past i t erut am a bagi orang dewasa. M enurut M ike Cam pbell (2016), ada t iga kom ponen yang harus diw aspadai oleh pem erint ah Inggris dalam m enghadapi t ant angan jam an: ketersediaan keteram pilan (Skills supply), perm intaan keteram pilan (Skills demand ) dan ket idaksesuaian ket eram pilan dengan kebut uhan pasar (Skills mismatch). Ket idaksesuaian keteram pilan dengan kebut uhan pasar ini terjadi ket ika jum lah keteram pilan yang tersedia t idak sesuai dengan ket eram pilan yang dibut uhkan/ dim inta oleh pasar. Gam baran tent ang kondisi orang t eram pil dew asa di Inggris dapat dilihat m elalui survey ketenagakerjaan atau Labour Force Survey. M elalui survey ini, Bosw ort h (2014) dan Wilson, dkk (2016) m em berikan analisa paling t erkini yang m enggam barkan gam baran pada t ahun 2002, 2012 dan proyeksi pada t ahun 2020. Analisa ini m enunjukkan bahw a selam a sat u dekade, dari t ahun 2002 hingga 2012, orang dew asa berusia 19 sam pai 64 t ahun m em iliki keteram pilan yang sangat t inggi dan diperkirakan akan m ening- kat pada t ahun 2020. Nam un jika dibandingkan dengan 32 negara OECD lainnya, t ingkat ket eram pilan orang dewasa pada t ataran level t ingkat baw ah (low skills) dan m enengah (int ermediat e skills) di Inggris cukup lem ah dengan urut an peringkat ke-19 (Bosw ort h, 2014). Sedangkan

Aziza Restu Febrianto 79

unt uk keteram pilan t ingkat atas (High skills) m asuk pada urutan ke-11 dari 32 negara t ersebut .

M eskipun t ingkat ket eram pilan orang dewasa terut am a pada level low dan int ermediat e di Inggris relat if t inggi, adapun t ant angan lain yang dihadapi yait u perm intaan ket eram pilan yang dibut uhkan di lapangan kerja. Kurangnya orang dewasa yang berketeram pilan tert ent u m uncul ket ika terdapat low ongan pekerjaan yang t idak sesuai dengan keteram pil- an yang m ereka m iliki tersebut karena perubahan jam an (Vivian, dkk, 2016). Storm er, dkk (2014) m enident ifikasi 23 faktor yang m em penga- ruhi perubahan kondisi peluang kerja dan keteram pilan baru. 23 faktor ini dikelom pokkan m enjadi 5 sub bidang:

1. Bisnis dan ekonom i •

Perspekt if ekonom i yang berubah •

Ekosistem bisnis baru •

Kekuatan bisnis dan ekonom i Asia •

Perkem bangan internet yang m erusak •

Pert um bungan pusat ekonom i alt ernat if •

Deglobalisasi

2. Sum ber daya alam dan lingkungan •

Sum ber daya alam yang sem akin sulit didapat kan dan ekosistem yang t erdegradasi

• Perm asalahan dan bencana alam yang m engancam ketersediaan sum ber daya alam

3. Teknologi dan inovasi • Teknologi gabungan dan keteram pilan lintas bidang • Perkem bangan ICT dan data besar

4. M asyarakat dan individu •

Keinginan kuat dalam keseim bangan kerja •

Lingkungan kerja yang selalu berubah •

Diversit as yang sem akin besar •

Ket idakpast ian akan pendapat an •

Perubahan dem ografi •

Im igrasi •

Kem udahan akses pert ukaran ket eram pilan

80 Sistem Pendidikan Vokasi di Inggris

• Kont rak kerja yang t idak jelas • Values pekerja yang selalu berubah

5. Hukum dan polit ik •

Semakin berkurangnya ruang untuk aktivitas politik karena hambat- an keuangan publik.

• Pem isahan kebijakan dari Uni Eropa/ pasca Brexit

M elihat 23 faktor diatas, Storm er, dkk (2014) m enekankan peran 4 pihak di Inggris dalam m enghadapai t ant angan di m asa depan, yait u: pem ilik usaha, pekerja, penyedia lapangan pekerjaan dan pem erintah. Peran yang paling pent ing dilakukan adalah fokus pada bidang berikut :

• Perluasan dan pengem bangan t eknologi •

Interkonekt ivit as dan kolaborasi •

Penggabungan inovasi •

Peningkat an t anggung jaw ab individu •

Penurunan jum lah kelas m enengah •

Tem pat kerja generasi 4

Selain 4 pihak yang m em iliki peran st rat egis diat as, set iap individu juga didorong unt uk lebih bert anggung jaw ab agar t erus belajar sepanjang hidupnya dan m em pert im bangkan m anfaat proses belajar (baca Bim rose dkk., 2016; Hughes, Adriaanse and Barnes, 2016; Schm id, 2016). Penelit i- an ini m enunjukkan bukt i bagaim ana pendidikan dan keteram pilan dapat m em pengaruhi seseorang dalam m enyesuaikan diri dengan perubahan dem ografi dan perm intaan pasar. Oleh karena it u set iap individu perlu secara terus m enerus m engasah keteram pilan yang m ereka m iliki serta pada saat yang sam a m em pelajari ket eram pilan dan ilm u yang baru. Dengan kat a lain, set iap orang di Inggris harus m am pu beradapt asi dan fleksibel terhadap perubahan pasar yang t idak stabil dalam ekonom i glo- bal (Paccagnella, 2016).

Ket eram pilan yang w ajib dipelajari sepanjang hidup di Inggris adalah ket eram pilan yang berbasis pada pekerjaan sepert i literasi, num erasi, problem -solving dalam t eknologi dan digit al. Sem ua ket eram pilan ini sangat pent ing diajarkan dalam pendidikan vokasi karena m erupakan penent u akan pekerjaan dan upah yang t inggi (OECD, 2016b). Keteram pil-

Aziza Restu Febrianto 81

an digit al juga sangat pent ing dalam m endorong kem ajuan ekonom i Inggris (Ecorys UK, 2016; OECD 2015a).

Sebuah penelit ian m enunjukkan bahwa keteram pilan literasi digital dasar harus dim iliki oleh sem ua orang dan diberdayakan dalam dunia kerja unt uk keunt ungan dan kepent ingan pribadi dan ekonom i (van Deursen and van Dijk, 2010). Orang dew asa yang bekerja m em erlukan ket eram pilan digital dasar ini unt uk m ereka t erapkan dalam berbagai m acam sektor lapangan kerja (Ecorys UK, 2016). Survey m em bukt ikan bahwa keteram pilan digital sangat berperan dalam pasar kerja setelah faktor yang lainnya sepert i usia, gender, t ingkat pendidikan, kecakapan lit erasi dan num erasi (OECD, 2016b). Di England m isalnya, upah t inggi diberikan kepada m ereka yang m em iliki keteram pilan dan pengalam an di bidang ICT (OECD, 2015a).

Selain keteram pilan digital dasar, sebuah penelit ian panjang m elalui t he Brit ish cohort st udy , m enunjukkan bahw a ket unt asan pendidikan sangat berbanding lurus dengan t ingginya upah saat bekerja dan faktor non-kognit if lain sepert i m ot ivasi, kerja keras atau daya tahan dan kont rol diri dapat m em berikan nilai t am bah pada upah set elahnya (Green, dkk, 2015). Heckm an dan rekannya (2006) m enyatakan bahwa keteram pilan non-kognit if ini lebih pent ing di bandingkan dengan kognit if dalam m enent ukan variasi upah, penguasaan keteram pilan dan produkt ivit as dalam dunia kerja. Keteram pilan non-kognit if akan m em pengaruhi out- come akadem ik dan st abilit as f inansial pada m asa dew asa (M orrison Gut m an and Schoon, 2013).

Perubahan pasar dan ket eram pilan yang dibut uhkan sangat diper- hat ikan oleh pem erint ah Inggris dalam m enyiapakan diri sebagai bangsa yang kom pet it if dan inovat if. Oleh karena it u m em berikan kesem patan, ruang dan fasilitas kepada m asyarakat unt uk m engem bangkan diri, ber- adapt asi, dan belajar sepanjang m asa sangat lah pent ing agar m am pu m engat asi perm asalahan karena perubahan jam an.

Unt uk m em iliki keteram pilan yang sesuai dengan kebut uhan jam an atau keteram pilan yang beradaptasi dengan kebut uhan, seseorang harus m em iliki 4Cs: Concern, Cont rol, Curiosit y, dan Confidence(lihat tabel 11). Ket eram pilan yang beradapt asi m em buat orang m am pu m enyesuaikan diri dengan perubahan yang ada. Keem pat dim ensi ini dapat diperoleh

82 Sistem Pendidikan Vokasi di Inggris

m elalui tantangan-tantangan baru dan keinginan yang kuat unt uk m en- dapat kan w aw asan dan perspekt if baru dalam hidup. Oleh karena it u, adapt asi karir ini sangat diperlukan dalam m em bangun perbaikan dan m anajem en karir serta m em berikan tantangan-tant angan baru dan ke- sem patan di pasar kerja yang selalu berubah. Sehingga diperlukan sistem pendidikan vokasi yang dapat m endukung m asyarakat unt uk m engem - bangkan dan m em bangun perbaikan karir dan adapt asi m ereka.

Peran pendidikan vokasi sangat lah pent ing t erut am a dalam m em - bant u m asyarakat unt uk belajar m elalaui kehidupan bekerja m ereka dan t idak hanya unt uk bertahan hidup, tapi berjuang dalam dunia kerja dan perm int aan pasar selam a hidupnya (Barnes, dkk, 2016).

Tabel 1. Gam baran Kom ponen unt uk Beradaptasi dalam Hidup

Adaptability

Coping behaviours dimension

Attitudes and

Competence

beliefs

Concern developing

Aw are, a posit iveopt imist ic

Plans, Forw ard

Planning

Involved, at t it ude t o t he fut ure

Thinking, Hopeful,

Connect t he

Preparing

present and t he fut ure

Control – t o use self-

Assert ive, regulat ion st rat egies

Decisive,

Decision-

Discipline, t o adjust t o t he

Independent ,

making

Wilful needs of different set t ings and exert some influence and cont rol on t he cont ext

Aut onomous

Curiosity –

Experim ent al, broadening horizons

Inquisit ive,

Exploring

Taking risks, by exploring social

Self-reflect ive,

Inquiring opport unit ies and possibilit ies

Fut ure focused

Confidence –

Persist ent , believing in yourself

Efficient ,

Problem-

St riving, and abilit y t o achieve

Self-confident ,

solving

indust rious your goal (M cM ahon, Wat son and Bim rose, 2012; Savickas and Porfeli, 2012; Savickas, 2013)

Self-percept ive

Aziza Restu Febrianto

Unt uk m em ast ikan bahw a set iap orang m endapat kan kesem patan mengem bangkan ilmu pengetahuan dan keterampilan, pemerintah Inggris juga m em berikan fasilitas dan ruang pendidikan keterampilan bagi masya- rakat marginal seperti para im igran, kaum difabel, lanjut usia (Lansia) dan narapidana. Salah satu cont ohnya adalah pem bent ukan Prison Industries at au program rehabilitasi sepert i pelat ihan kerja bagi para narapidana selama di penjara untuk m enyiapkan mereka m enghadapi dunia kerja pasca keluar dari penjara. Tujuan utam a dari Prison Industries adalah membantu m ereka unt uk m endapat kan keteram pilan, kualifikasi dan pengalam an kerja sehingga setelah menyesaikan masa hukuman mereka dapat bekerja dalam masyarakat. M anajem en Prison Industries juga harus dapat mem- berikan pendanaan dan keunt ungan bagi organisasi penyelenggara kegiat- an dan secara terus menerus m endukung program -program yang dapat menawarkan kesem patan untuk pengembangan diri bagi para narapidana. Pemerintah Inggris juga membentuk t im pem buat kebijakan dalam Prison Indust ries yang bert ujuan unt uk m engem bangkan st rat egi kerja jangka panjang para narapidana, memperkuat jaringan dengan lembaga pelayan- an penjara int ernal, depart em en pem erintah, para pengusaha dan pihak otoritas lokal (House of Com m ons Hom e Affairs Comm it tee, 2004)

Kesimpulan dan Pembelajaran

M erujuk pada sist em pendidikan vokasiyang ada di negara Inggris, pro- gram Lifelong learning sudah dit ekankan oleh pem erint ah sejak t ahun 1998. Penerapan program inipun juga sangat aplikat if karena penerapan- nya diat ur dan dikem bangkan oleh t iap negara bagian: Inggris, Wales, Irlandia utara dan Skot landia. Sebagai negara kepulauan yang m em iliki sist em pem erint ahan ot onom i daerah, Indonesia bisa m encoba belajar dari implementasi program Lifelong learning di Inggris. Pada int inya pem e- rintah Inggris t erus memast ikan bahw a set iap individu memiliki hak dan tanggung jaw ab yang sam a dalam pendidikan dan terus mengasah serta mengem bangkan keterampilan m ereka unt uk m enghadapi tantangan per- ubahan zam an. Semua orang m endapatkan kesempatan yang sama unt uk m enggunakan ilm u pengetahuan dan ket eram pilan m ereka t erutam a dalam bidang teknologi dan digital dalam rangka menguat kan ekonom i negara di persaingan global.

84 Sistem Pendidikan Vokasi di Inggris

Pem erint ah Inggris juga sangat m engant isipasi akan t ant angan per- ubahan jam an yang selain m em iliki dam pak posit if bagi ef ekt ivit as ekonom i, juga dapat memberikan masalah tersendiri, terutam a dalam per- saingan kerja masyarakat . Yang harus diperhat ikan adalah bagaim ana cara memast ikan antara ketersediaan keterampilan tenaga kerja (Skills supply) dan keteram pilan yang dibut uhkan di dunia kerja (Skills demand), atau bagaim ana cara agar t idak terjadi ket im pangan antara kedua hal tersebut (Skills mismat ch). Oleh karena it u pem erint ah Inggris m engident ifikasi faktor-faktor utam a penyebab perubahan yang terjadi di dunia kerja dan pasar it u sendiri sert a m enent ukan sikap dan langkah st rat egis unt uk mengantisipasinya.Untuk menghadapi tantangan ini, set iap orang di Inggris diwajibkan unt uk m em pelajari dan m engem bangkan keterampilan yang berbasis pada pekerjaan seperti literasi, num erasi, problem-solving dalam bidang t eknologi dan digital. Ket eram pilan digital sangatlah penting unt uk m endapat kan kesem pat an kerja yang luas dan upah yang t inggi. Selain it u, juga ditekankan untuk selalu m eningkat kan keteram pilan non-kognit if sepert i motivasi diri, kerja keras, daya tahan dan kontrol diri, karena sem ua ket eram pilan ini dapat m enent ukan var iasi pekerjaan dan st abi lit as finansial mereka.

Pem erintah Inggris juga m em berikan fasilitas dan ruang penuh kepada seluruh m asyarakat unt uk m engem bangkan dir i m ereka. Kom ponen pent ing yang harus dim iliki oleh set iap individu di Inggris adalah 4Cs (Concern, Cont rol, Curiosit y and Confidence) agar m ereka bisa beradap- t asi sepanjang karir hidupnya. Selain it u, perhat ian pem erint ah unt uk m em ast ikan bahwa set iap orang m endapat kan kesem pat an yang sam a dalam m eningkat kan keteram pilan dan dunia kerja adalah dibent uknya program dan rencana st rategis kepada para kaum m arginal sepert i para im igran, kaum difabel, lanjut usia dan narapidana. Salah sat u cont oh yang paling berbeda adalah pem bent ukan program rehabilit asi yang ber- nam a Prison Indust ries besert a t im khusus t ert ent u unt uk m em berikan pelat ihan dan persiapan kerja bagi para narapidana baik di dalam m aupun diluar penjara bekerja sam a dengan pem angku kepent inganyang ada dan para pengusaha.

Aziza Restu Febrianto

Referensi:

Barnes, S-A. and Brow n, A. (2016). St ories of learning and their significance t o fut ure pat hw ays and aspirat ions. Brit ish Journal of Guidance and Counselling , 44: 2, 233-242.

Barnes, S-A., Brow n, A., Warhust, C. (2016). Education as the Underpinning Syst em : Understandingthe propensity for learning across t he lifet im e. Future of Skills andLifelong Learning. Evidence Review. Foresight , Government Office for Science.

Bosw orth D (2014) UK Skill Levels and Int ernat ional Compet it ion, Evidence Report 85 , UKCES. Cam bell, M ike (2016) The UK’s Skills M ix: Current t rends and fut ure needs. Fut ure of Skills ofLif elong Lear ning. Evidence Review . Foresight , Governm ent Office for Science.

Cedefop (2017). On t he w ay t o 2020: dat a for vocat ional educat ion and t r aining policies. Count r y st at ist ical over view s – 2016 updat e. Luxem bourg: Publicat ions Office. Cedefop research paper; No 61.

Cuddy, N. & Lenny, T. (2005). Vocat ional educat ion and t raining in t he United Kingdom : short descript ion. Luxem bourg: Off ice for Off icial Publicat ions of t he European Com m unit ies.

Department for Education and Employment (DfEE). (1998) The Learning Age:

A Renaissance for aNew Britain (London, Department for Education and Employment). Depart m ent for Educat ion and Skills. (2005). Skills: Get t ing On In Business, Get t ingOn At Work. London: DfES. Ecorys UK (2016) Digital Skills for t he UK Economy. London: Depart m ent for BusinessInnovat ion and Skills/ Depart m ent for Cult ure M edia and Sport .

Field, J., Leicester, M al, & Field, J. L. (2000). Lifelong learning: Educat ion across t he lifespan. London: Rout ledge Falm er. Green, F., Parsons, S., Sullivan, A. and W iggins, R. (2015) Dream ing big: Self -evaluat ions, aspirat ions,high-valued social net w orks, and t he privat e-school earningsprem ium (Working Paper 2015/9). London: Cent re for Learning and Life Chances inKnow ledge Econom ies and Societ ies (LLAKES), Inst it ute of Educat ion, Universit y College London.

86 Sistem Pendidikan Vokasi di Inggris

Heckm an, J.J., St ixrud, J. and Urza, S. (2006) The effect s of cognit ive and noncognit ive abilit ieson labor m arket outcom es and social behavior (NBER Working Paper no.12006).Cam br i d ge, M A, USA: N at io n al Bureau of Econom ic Research.

House of Com m ons Hom es Affairs Com m itt ee. (2004). Rehabilit ation of Prisonners. First Report of Session 2004-2005. London: The St at ionery Office Lim ited. Volume 1.

Hyland, T. (1999). Vocat ional St udies, Lifelong Learning and Social Values (Aldershot , Ashgat e). M cM ahon, M ., Wat son, M . and Bim rose, J. (2012) Career adaptabilit y: A qualit at ive underst andingfrom t he st ories of older w om en. Journal of Vocat ional Behavior , 80: 3, 762-768.

M orrison Gut m an, L. and Schoon, I. (2013) The im pact of non-cognit ive skills on out com es for youngpeople: Literat ure review . London: The Educat ion Endow m ent Foundat ion.

Organizat ion f or Econom ic Co-oper at ion and Developm ent / OECD. (2003). The Role of Nat ional Qualif icat ions Syst em s in Prom ot ing Lifelong Learning. Depart m ent for Educat ion and Skills.

OECD (2015a) Adult s, Com put ers and Problem Solving: W hat ’s t he Problem ? OECD Skills St udies. Paris: OECD. OECD (2016b) Skills M at t er: Furt her Result s from t he Survey of Adult Skills. OECD Skills St udies. Paris: OECD. Paccagnella, M . (2016) Age, ageing and skills: Result s from t he Survey of Adult Skills. OECDEducat ion Working Papers, No. 132. Paris: OECD. Savickas, M .L. and Por feli, E.J. (2012) Career Adapt -Abi lit ies Scale: Const ruct ion, reliabilit yand m easurem ent equivalence acr oss 13 count ries. Journal of Vocat ional Behaviour, 80, 661-673.

Savickas, M . (2013) Career Construction t heory and pract ice. In Lent , R.W. and Brow n, S.D. (eds) Career Developm ent and Counseling: Put t ing theory and research to w ork (2ndedit ion, pp. 147-183). New Jersey: John W iley.

Schm id, G. (2016, fort hcom ing) A w orking lifet im e of skill and t raining needs. In Warhurst , C.,M ayhew, K., Finegold, D. and Buchanan, J. (eds). Oxford Handbook of Skills andTraini ng. Oxf ord: Oxf ord Universit y Press.

Aziza Restu Febrianto 87

Stormer E et al (2014) The Future of Work: Jobs and Skills in 2030, Evidence Report 84, UKCES. van Deursen, A. and van Dijk, J. (2010) Int ernet skills and t he digit al divide. New M edia & Societ y, 13:6, 893-911. Vivian et al (2016) UK Em ployer Skills Survey 2015: UK Result s, Evidence Report 97, UKCES. W ilson et al (2016) Working Fut ures: 2014-2024, Evidence Report 100, UKCES.

88 Sistem Pendidikan Vokasi di Inggris

Navila Roslidah dan Dorothy Ferary