Konsep dan

Bab 12: Konsep dan

I m plem entasi Public Pr iva te Pa r tner ship pada Pendidikan V okasi

Budi W aluyo

Lem baga pendidikan m em iliki per an besar unt uk pengem bangan ilm u penget ahuan dan inovasi, sert a m em beri solusi bagi m asyarakat , dunia usaha, dan pem erint ah. Dunia akadem ik m em erlukan sinergi dengan ent it as bisnis dan pem er int ah unt uk ber- par t isipasi m enjalankan pr ogr am pem bangunan. M odel sinergi t iga pihak yang m eliput i penyelenggara pendidikan, dunia usaha dan pem erint ah unt uk m e- ningkat kan dinam ika dan kesinam bungan ekonom i sering disebut sebagai t riple helix.Ket iga unsur t er- sebut m em iliki peran st rat egis unt uk m engem bang- kan kebijakan yang m erupakan hasil interaksi ant ar elem en m asyarakat , b ukan kebijakan yang lahir sem ata-m ata dari pem erintah.Triple helix dapat m en- cipt akan peran sw ast a dan part isipasi m asyarakat dalam t ransform asi pendidikan.

Peran sw ast a dalam penyediaan layanan publik, sepert i penyediaan air dan t ransport asi, t elah dilaku- kan sejak lam a. Nam un, keterlibatan swasta dalam akt ivit as sosial sepert i pendidikan m erupakan hal baru. Pendanaan pendidikan oleh sw ast a m enjadi

Sistem Pendidikan Vokasi di Inggris

t ren paling signifikan di dunia keuangan publik dalam sat u dekade terakhir (LaRocque, 2008).

Dalam pengelolaan pendidikan, pem erint ah um um nya m enghadapi dua t ant angan. Di sat u sisi harus m em perluas akses pendidikan dan di sisi lain harus m eningkat kan kualit as lulusan (LaRocque, 2008: p.6).

Pert ama , pendidikan yang disediakan oleh inst it usi sw ast a um um nya m engalam i perkem bangan yang pesat karena kem udahan dan keberanian berinovasi. Nam un, jangkauan pendidikan swasta m asih terbatas di kota- kot a besar. Sem entara, pendidikan yang disediakan pem erint ah, yang aksesnya lebih luas hingga ke area t erpelosok, kualitasnya cenderung t ert inggal dan lam bat m elakukan inovasi.

Kedua , di sam ping m asalah kesenjangan akses pendidikan, juga ter- jadi kesenjangan antara lem baga pendidikan dan dunia usaha. Lulusan yang dihasilkan lem baga pendidikan seringkali kurang sesuai dengan t unt ut an indust ri. Dam paknya, sem akin banyak lulusan yang t idak t er- serap oleh bursa tenaga kerja.

Oleh karena it u, salah sat u upaya pem erint ah unt uk m em perluas akses dan kualit as pendidikan adalah dengan m elakukan kerjasam a dengan pihak sw ast a, yang sering disebut sebagai program Kem it raan Pem erint ah Sw ast a (Public Privat e Part nership, PPP). Kem it raan ant ara pem erint ah dan sw ast a diharapkan dapat m em perbaiki kualit as pen- didikan dan m engetahui keteram pilan yang dibut uhkan oleh dunia usaha (Gondinet & Gouchon, 2014: p.4). Program ini m em buka kesem patan bagi sw ast a unt uk berpart isipasi m em perluas akses pendidikan dan sekaligus m enjadi jem bat an unt uk m engurangi kesenjangan ant ara lem baga pendidikan dan dunia usaha.

Bab ini m enyajikan konsep dasar dan im plem entasi program PPP, dengan m endeskr ipsikan cont oh yang t elah dilaksanakan di Inggr is. Penulis m em bahas konsep dan bent uk program PPP di Inggris, khususnya unt uk pendidikan vokasi. Set elah it u, penulis m enjabarkan m anfaat dan evaluasi at as program t ersebut . Bab ini juga m enyajikan krit ik dan pel- ajaran yang dapat diam bil dari r ancangan dan im plem ent asi PPP di Inggris unt uk pengem bangan PPP di Indonesia.

Budi Waluyo 153

Konsep Public Private Partnership

PPP m em iliki definisi yang beragam . Secara sem pit , PPP dapat diart ikan sebagai kesepakatan form al sepert i penyediaan infrast rukt ur atau diart i- kan secara luas yang m encakup segala jenis kerjasam a antara pihak pem e- rint ah dan sw ast a (LaRocque, 2008: p.7). M enurut Kom isi PPP Inggris (Comm ission on UK PPPs), PPP adalah ‘suat u hubungan berbagi risiko berdasarkan kesepakatan antara pihak pem erintah dan swasta (term asuk sukarelawan) unt uk m endorong kebijakan publik yang diinginkan. Im ple- m ent asinya berupa hubungan jangka panjang dan fleksibel, yang dit uang- kan dalam kont rak, unt uk m enyediakan layanan yang didanai publik’.

Secara um um PPP m em iliki beberapa karakt erist ik, yait u:

a. Bersifat form al

b. M erupakan hubungan jangka panjang bagi para pihak

c. Berfokus pada hasil

d. Ada unsur berbagi risiko bagi para pihak

e. Pihak swast a m encakup lem baga kom ersial dan sukarelawan

Pem erintah berperan dalam m enentukan lingkup kerja sam a; m em - buat priorit as, target , dan hasil; dan menyusun st andar pengukuran kinerja bagi pengelola PPP. Sedangkan pihak swasta berperan dalam m encapai t ujuan PPP, yait u m em berikan nilai tam bah bagi pem erintah (LaRocque, 2008, p.8).

PPP berbeda dengan privat isasi. M enurut Wang (1999: p.6-7) privatisasi m em iliki im plikasi pem indahan kont rol secara permanen sebagai konse- kuensi atas t ransfer kepemilikan dari pemerintah ke swasta. Sem entara, PPP ber t ujuan unt uk m endor ong per baikan dalam pendanaan dan penyediaan layanan oleh pem erint ah m aupun sw ast a t anpa m engubah peran m asing-m asing. PPP lebih berf okus pada peningkat an kualit as layanan yang disediakan kedua pihak tersebut dengan m enekankan pada aspek efisiensi, efekt ifit as, kualit as, pendanaan, dan pert anggungjaw aban (Wang, 1999; LaRocque, 2008).

Jenis program PPP bidang pendidikan secara um um ant ara lain:

a. Pendanaan pendidikan

b. Penyelenggaraan pendidikan

c. Pengem bangan kebijakan pendidikan

Sistem Pendidikan Vokasi di Inggris

d. Dukungan kegiatan sekolah

e. Dukungan kegiat an siswa

Sem ent ara it u, PPP dalam pendidikan vokasi m em iliki karakt erist ik sebagai berikut :

a. M ekanism e pendidikan yang dijalankan dengan skem a PPP m em - perkuat kapasitas dan kem am puan para pengajarnya. Hal ini ter- kait dengan kem am puan pedagogi para pengajar, baik pem ula m aupun yang sudah berpengalam an.

b. Lem baga pendidikan vokasi dan pihak sw ast a ber sam a-sam a m engelola penaw aran (supply) dan perm int aan (demand). (Lihat Tabel 1). Kedua pihak sam a-sam a t erlibat dalam m enent ukan perm int aan dan penaw aran atas suat u kegiatan pendidikan vokasi.

c. Pelaksanaan program dilaksanakan berdasarkan prinsip kerja sam a (part nership) dengan otonom i dalam hal keuangan dan ke- pegawaian yang m elibat kan para pengam bil keput usan (Gondinet & Gouchon, 2014: p.6).

Tabel 1. Peran pem erintah dan swasta dalam pendidikan vokasi

Pemerint ah

Sw ast a

Pemerint ah pusat dan daerah Perusahaan dan organisasi profesional M engelola sebagian besar layanan

M emerlukan pendidikan pendidikan, t erm asuk pendidikan vokasi [Penawaran (supply)]

[Permintaan (demand)] M em astikan peran pendidikan vokasi

M emerlukan ket eram pilan agar dalam int egrasi sosial, m elalui berbagai

m em iliki keunggulan dalam jangka jenis pendidikan dan pelatihan.

pendek m aupun panjang. M enyediakan pendanaan pendidikan

M em biayai pendidikan (m elalui pajak) M anajem en dan pendanaan pendidikan

M encipt akan lapangan kerja perintis M elakukan validasi kurikulum

M enyusun daft ar ket eram pilan yang dibut uhkan

Sumber: Gondinet & Gouchon (2014: p.10)

Budi Waluyo 155

Public Private Partnership di Inggris

Inggris m erupakan negara yang m em iliki nilai proyek PPP t erbesar di Eropa unt uk t ahun 2012. Pem erint ah Inggris m enggunakan PPP unt uk m em biayai pem bangunan banyak sektor: t ransportasi, pendidikan, ke- sehat an, dan kant or-kant or pem erint ah (Hall, 2015: p.8-9). M enurut Vertakova dan Plot nikov (2014: p.28), sektor pendidikan di Inggris menem- pati urutan ketiga dalam im plem entasi PPP berdasarkan jumlah pem biaya- an. Jum lah pem biayaan proyek PPP di Inggris m engalami pert um buhan yang stabil. Pada tahun 2003 berjum lah £373 juta, kem udian £ 575 juta (2004), £1.146 jut a (2005), dan pada t ahun 2008 berjum lah £2,076 jut a (Deloit t e, 2008). Dalam lim a t ahun t ingkat pert um buhannya m elebihi 550%. Set elah t ahun 2008 pem biayaan PPP di bidang pendidikan m eng- alam i penurunan akibat krisis keuangan dunia. Nam un, penurunan ter- sebut t idak signifikan.

Peran swasta dalam m enyediakan layanan dan pendanaan pendidik- an sem akin m eningkat . Tren utam a yang terjadi adalah berkem bangnya bent uk-bent uk ket erlibat an sw ast a dalam dunia pendidi kan m elalui program PPP (LaRocque, 2008, p.8). Skem a yang di lakukan dalam program PPP um um nya m encakup dua m odel, yait u:

1. Pem erint ah m elakukan kem it raan dengan swasta yang dit uang- kan dalam kont rak kem it raan unt uk m enyediakan layanan pen- didikan secara bersam a-sam a.

2. Pihak swasta terlibat secara langsung dalam pelayanan pendidik- an yang diselenggarakan oleh pem erint ah.

Tujuan program PPP t idak hanya pendidikan, nam un dapat m encakup t ujuan sosial dan ekonom i. Adanya program ini m enunjukkan bahw a pelayanan pendidikan t elah berubah dari m odel t radisional yang selalu harus disediakan pem erint ah (LaRocque, 2008, p.8) m enuju m odel baru yang lebih m odern. Unt uk pendidikan dasar dan m enengah, program PPP dapat diklasifikasi m enjadi 7 kat egori sebagai berikut :

Sistem Pendidikan Vokasi di Inggris

Tabel 2. Klasif ikasi program PPP unt uk pendidikan dasar dan m enengah

No Kategori PPP

Penjelasan

1 Program filant ropi sw ast a Individu at au lem baga sw ast a m enyedia- kan sum bangan secara sukarela unt uk pengem bangan pendidikan, baik unt uk sekolah sw ast a m aupun negeri

2 Program m anajem en sekolah Pemerint ah melakukan kontrak secara langsung dengan pihak sw ast a untuk m en- jalankan sekolah negeri at au m engelola bagian t ert ent u dari sekolah negeri. M eskipun sekolah t ersebut dikelola oleh pihak sw ast a, nam un st at usnya t et ap sebagai sekolah negeri milik pem erint ah

3 Program belanja pem erint ah Pemerint ah melakukan kontrak dengan sekolah sw ast a unt uk menyediakan layan- an pendidikan m enggunakan dana pem erint ah

4 Program voucher Pemerint ah menyediakan dana bagi sisw a unt uk bersekolah di sekolah sw ast a

5 Program adopsi sekolah Pihak sw ast a m enyediakan dana dan sum ber daya unt uk m enam bah dana pem erint ah bagi sekolah negeri

6 Program peningkat an Pihak sw ast a m enyelenggarakan program kapasit as sekolah

pelat ihan bagi guru dan program perbaik- an kurikulum

7 Program infrast rukt ur sekolah Pihak sw ast a m erencanakan, m endanai, m em bangun, dan mengoperasikan infr a- st rukt ur sekolah negeri m elalui kont rak jangka panjang dengan pemerint ah

Sumber: LaRocque (2008)

PPP m em iliki peran yang pent ing dalam pendidikan vokasi di Inggris (Sharm a, 2015: p.1). Tant angan ut am a PPP dalam pendidikan vokasi adalah m enyusun skala pengukuran secara nasional yang dapat m en- dorong pengem bangan keteram pilan m elalui pendidikan vokasi dan m e- m enuhi krit eria yang diperlukan oleh dunia usaha. Secara um um , dalam program PPP, pengem bangan ket eram pilan t idak t erlalu diperhat ikan. Dengan dem ikian, sangat pent ing unt uk m enjawab perbedaan (gap) kete- ram pilan yang disediakan oleh lem baga pendidikan dan yang dibut uhkan oleh indust ri (Sharm a, 2015: p.2).

Budi Waluyo

Pendidikan vokasi yang baik adalah elem en dasar dalam ekonom i pem belajaran (learning economy) dan m em iliki peran pent ing unt uk m e- num buhkan inovasi suat u m asyarakat (Heem skerk & Zeit lin, 2014: p.2). Agar efekt if, pendidikan vokasi m em but uhkan pengajar yang kom peten, infrast rukt ur yang m em adai, sum ber daya pendukung yang m encukupi, dan kurikulum yang relevan dengan dunia usaha. Apabila sem ua kebut uh- an tersebut terpenuhi, m aka para siswa akan dapat belajar dengan efekt if. Lem baga pendidikan vokasi akan dapat m enghasilkan lulusan dengan keteram pilan kerja yang handal dan sesuai dengan kebut uhan indust ri. Dam paknya, tenaga kerja m enjadi produkt if dan berkont ribusi dalam per- ekonom ian negara. Pem erintah Inggris terus berupaya agar layanan pen- didikan vokasi yang disediakan oleh lem baga pendidikan di Inggris dapat dit ingkat kan jum lahnya, baik unt uk pengguna jasa di dalam negeri m aupun luar negeri (AoC, 2012: p.4).

PPP dalam pendidikan vokasi m em iliki ciri yang khas, karena dapat m enjadi pendekatan yang kom prehensif unt uk sem ua aspek, sepert i pen- danaan, infrast ruktur, kualitas, pelat ihan pengajar, layanan dan evaluasi pendidikan vokasi (Sharm a, 2015: p.2). Program ini memiliki peran penting untuk mengem bangkan kualitas pendidikan vokasi karena memungkinkan kom unikasi yang sering ant ara lem baga pendidikan dan perusahaan (Haw ley, 2007: p.1). Pengem bangan keteram pilan di sekolah vokasi sangat m em erlukan kolaborasi dan kerjasam a (part nership) dengan dunia usaha, dengan dikoordinasi oleh pemerintah. Kolaborasi yang baik antara lem baga pendidikan vokasi dan dunia usaha t elah m enjadi kunci sukses pelaksanaan program part nership. Pelaksanaan program part nership t idak didorong oleh kepent ingan pribadi m asing-m asing pihak, nam un dilandasi oleh kesadaran unt uk m encapai per t um buhan indust ri dan pert um buhan ekonom i yang harus dicapai secara bersam a-sam a oleh pem erintah dan sw ast a (Sharm a, 2015: p.3).

Contoh pelaksanaan part nership adalah dengan m enjalankan ‘dual’ program . Para siswa m enem puh st udi di sekolah vokasi, sekaligus m elaku- kan prakt ik kerja di suat u perusahaan. Pihak sw ast a juga dapat ber- kont ribusi unt uk pengem bangan program di sekolah vokasi, t erut am a jika m ereka m em iliki jaringan dengan perusahaan di luar negeri (Sharm a, 2015: p.3).

Sistem Pendidikan Vokasi di Inggris

Adanya proyek PPP di bidang pendidikan vokasi m enam bah ke- m am puan finansial bagi lem baga penyelenggara pendidikan t ersebut unt uk m em biayai dan m engem bangkan pr ogr am pendidikan sesuai dengan kebut uhan dunia usaha, m encipt akan sist em pendidikan ber- kelanjut an, m enerapkan t eknologi m odern dalam proses pendidikan, m em bangun gedung dan infrast rukt ur, dan m engem bangkan hubungan dengan kom unit as bisnis. Program PPP m em ungkinkan per usahaan m em peroleh keahlian baru, m eningkat kan tanggung jawab sosial, m eng- opt im alkan perpajakan dan m endapat kan keunt ungan st rategis lainnya (Vertakova & Plot nikov, 2014: p.28).

St rategi pengem bangan keteram pilan diarahkan unt uk m endorong pelaksanaan program PPP secara nasional. Program PPP harus dijalankan sesuai dengan kerangka at au kont ak yang disepakat i ant ara sekolah vokasi dan perusahaan. Baik pem erint ah m aupun sw ast a yang t elibat dalam PPP harus dapat m engident ifikasi kelem ahan program ini. Pihak swasta m elakukan part nership dengan sekolah vokasi bukan unt uk m en- cari keunt ungan (profit ) dari kegiatan pendidikan, melainkan unt uk ber- kont ribusi dalam pengembangan keteram pilan. Hal ini m em erlukan komit- men bersam a secara nasional untuk m enem patkan kepentingan strategis at as investasi pendidikan (Sharma, 2015: p.3). Contoh program PPP yang dilaksanakan pada pendidikan vokasi di Inggris dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Public Private Part nership unt uk Pendidikan Vokasi di Inggris

Kategori PPP

Program PPP

Program Filantropi Sw ast a Program Akademi (Academies Programme)

Program Infrast rukt ur Sekolah Program Pendanaan Sw ast a (Privat e Finance Init iat ive)

1. Program Akademi (Academies Programme)

Akadem i yang dim aksud dalam program ini adalah sekolah independen yang didanai oleh m asyarakat , yang m enyediakan pendidikan bagi sisw a um um . Sekolah tersebut didirikan dengan dana dari perusahaan, kelom - pok agam a, at au kelom pok sukarelaw an m elalui kerja sam a dengan

Budi Waluyo 159

pem erint ah pusat dan m it ra pendidikan lokal. Pem erint ah m enyediakan sebagian belanja m odal dan biaya operasional unt uk sekolah tersebut .

Para sponsor m em ast ikan bahw a sekolah t ersebut direncanakan dengan m at ang dan dilengkapi dengan sarana yang m em adai agar dapat m enyediakan pendidikan dengan st andar yang t inggi. M ereka juga m em - beri kont ribusi yang signifikan unt uk m em biayai pem bangunan gedung, dan pem er int ah m em biayai sisanya. Biaya oper asional disediakan sepenuhnya oleh pem erint ah. Sekolah dengan skem a ini, pertam a kali didirikan t ahun 2002. Sam pai t ahun 2008, program ini t elah m encakup

47 sekolah (LaRocque, 2008: p.17).

2. Program Pendanaan Sw asta (Private Finance Initiative, PFI)

M enurut LaRocque (2008: p.28-29), program PFI t elah dit erapkan secara luas di Inggris. Program ini dim ulai pada t ahun 1992 oleh Pem erint ah Konservat if dan kem udian didukung penuh oleh Partai Buruh sejak 1997. Pem erint ah Inggris m enggunakan m odel PFI hanya jika dianggap sesuai dan dapat m em beri nilai tam bah keuangan (value for money).

M elalui skem a PFI, sebuah sekolah direncanakan, dibangun, dibiayai, dan dijalankan oleh konsorsium swasta m elalui kontrak m inim al 30 tahun. Set iap kontrak berbeda, sesuai dengan kesepakatan para pihak. M elalui skem a Design-Build-Finance-Operate (DBFO), pihak swasta m embangun dan mengoperasikan sebuah sekolah dalam jangka panjang sesuai dengan ketent uan pem erintah lokal atau kekhususan sekolah tersebut .

Konsorsium sw ast a t ersebut m endapat alokasi dana dari pem erint ah secara rut in, berdasarkan pencapaian t arget kinerja selam a periode kont rak. Apabila pihak konsorsium t idak m encapai target , m aka dana dari pem erintah akan dikurangi. Pada akhir m asa kont rak, sekolah t er- sebut dikem balikan ke pem erintah.

Pada aw alnya, program PFI berjalan lam bat . Nam un, seiring dengan perbaikan m odel program pada akhir 1990-an, pert um buhannya sem akin m eningkat . Per Okt ober 2007, Depart ment f or Children, Schools and Families telah m enandat angani 115 kont rak PFI, dengan nilai berkisar £4,8 m ilyar. Selain it u, Pem erintah Skot landia dan Wales telah m enanda- tangani lebih dari 20 kont rak PFI. Departem en m em perkirakan, pihaknya m ewakili sekitar 19% dari kont rak PFI dan 8,5% dari nilai kont rak PFI.

Sistem Pendidikan Vokasi di Inggris

Salah sat u kont rak PFI terbesar adalah Sout h Lanarkshire School dan Glasgow Schools di Skot landia (m asing-m asing bernilai £394 jut a dan £206 jut a) dan Nort hampt onshire Schools (bernilai £191 jut a) di England. Hasil kajian m enyebut kan bahw a program PFI cenderung selesai t epat w akt u dan sesuai anggaran, dibandingkan dengan program yang di- selenggarakan secara t radisional (HM Treasury, 2003: p.43; LaRocque, 2008: p.28-29).

Di sekt or pendidikan t inggi, part nership ant ara perguruan t inggi dan inst it usi bisnis di Inggris sangat erat kait annya dengan perluasan fungsi pendidikan. Perguruan t inggi t idak hanya m enyediakan pelat ihan bagi ilm uw an dan m elakukan penelit ian, t et api juga m em bant u pem bent ukan usaha kecil. Pem erintah m em prom osikan part nership antara perguruan t inggi dan inst it usi bisnis dengan t ujuan unt uk m encipt akan diversifikasi sum ber pem biayaan pendidikan, m engem bangkan pot ensi inovasi, dan m eningkat kan daya saing negara. Pem bangunan berkelanjutan yang di- jalankan pem erint ah Inggris m em berikan priorit as pada peningkat an daya saing dan invest asi di bidang pendidikan. Pem erint ah dan sw ast a ber- sam a-sam a m eningkat kan invest asi dalam pendidikan m elalui berbagai pendekatan (Vertakova dan Plot nikov, 2014).

Dalam beberapa t ahun t erakhir pem erint ah Inggris t elah m engurangi alokasi dana unt uk penelit ian di sekt or sw ast a. Pem erint ah lebih fokus unt uk m em biayai part nership ant ara perguruan t inggi dengan sw ast a. Akibat nya, di perguruan t inggi t erjadi peningkat an jum lah penelit i yang bekerja berdasarkan kont rak dan peningkat an jum lah penelit ian yang bersifat kom ersial unt uk sw asta. Perluasan bent uk part nership ant ara perguruan t inggi dan bisnis m enjadi salah sat u bidang int i dalam pem - bangunan dan m enjadi bagian dari kebijakan m odern unt uk pem bangun- an daerah di Inggris (Vertakova dan Plot nikov, 2014: p.29).

Cont oh part nership dalam pendidikan di Inggris ant ara lain yang di- lakukan oleh Far aday Com m unit ies, sebuah perkum pulan ber bagai organisasi dan inst it usi, t erm asuk lem baga penelit ian dan t eknologi, universit as, lem baga profesional, asosiasi bisnis dan perusahaan. M ereka m engelola hubungan ant ara sains, t eknologi dan bisnis, agar t erjadi alih t eknologi unt uk m eningkat kan daya saing indust ri Inggris.

Budi Waluyo 161

Dana Inovasi Pendidikan Tinggi (Innovation Fund of Higher Education) memiliki peran penting dalam pembiayaan penelitian di perguruan tinggi. Dengan adanya dana ini, perguruan tinggi dapat mendirikan kantor untuk mengelola partnership dengan swasta, melakukan alih teknologi, m elakukan analisis pasar atas penelit ian, m enyediakan jasa konsultasi dan pendidikan bagi perusahaan, m em bent uk badan usaha independen, dan m em berikan pelat ihan kew irausahaan dan kerja berbayar (paid internship) bagi m aha- sisw a. Di sam ping it u, ada pula skem a pendanaan lain yang disebut Government ’s Universit y Challenge Seed Fund Scheme . Skem a ini bert ujuan m engurangi kesenjangan kem am puan keuangan antar-universitas. Dana ini membantu perubahan hasil penelitian m enjadi proyek bisnis (Vertakova dan Plot nikov, 2014).

M anfaat, Evaluasi, dan Kritik

Ada beberapa pert im bangan m engapa pem erint ah m em ilih m odel PPP unt uk m encapai t ujuan program pem erint ah di bidang pendidikan. Bebe- rapa m anfaat program PPP ant ara lain:

1) M eningkat kan sum ber keuangan unt uk sektor pendidikan. Program filant ropi swasta m em iliki keunggulan dari segi fleksibilitas dana di- banding pendanaan pem erint ah, yang lebih banyak t eralokasi unt uk gaji guru, khususnya di negara berkem bang.

2) M enambah kapasitas sekolah negeri yang masih terbatas untuk menye- rap pertumbuhan jumlah anak-anak, sehingga dapat memperluas akses pendidikan dan mengurangi jumlah siswa per kelas di sekolah negeri.

3) M eningkat kan pengetahuan, keteram pilan, dan inovasi pihak swasta – baik it u pedagogi, t eknis, at au m anajerial – yang m ungkin t idak t ersedia di sekt or pendidikan.

4) M em ungkinkan Kem ent erian Pendidikan unt uk f okus pada f ungsi ut am a, sepert i perencanaan dan kebijakan unt uk pengem bangan kurikulum , dan penjam inan m ut u. Unt uk hal-hal tersebut , pem erin- tah m em iliki kem am puan dan keunggulan dibanding swasta.

5) M em ungkinkan inovasi yang lebih m aju dalam layanan pendidikan dengan m enit ikberat kan pada out put dan out come yang diharapkan dari suat u lem baga pendidikan, daripada m em buat rincian m engenai bagaim ana m encapai out come t ersebut .

Sistem Pendidikan Vokasi di Inggris

6) M emungkinkan pem erintah unt uk m enghindari peraturan kepegawai- an yang rumit dan ketent uan upah minimum yang m em batasi pem e- rint ah unt uk m arekrut tenaga profesional untuk mengelola pendidikan sesuai dengan st andar yang dit ent ukan.

7) M engenalkan jangka wakt u yang lebih lam a dalam kerjasam a pem e- rintah-swasta dan kesam aan m inat antara pem erintah dan swasta.

8) M engurangi polit isasi pendidikan dan m engurangi t ingkat korupsi di dunia pendidikan.

9) M enjadikan biaya layanan lebih t ransparan dengan m enggunakan kont rak yang jelas dan mekanism e penghitungan biaya yang lebih baik.

10) M em pertajam iklim kompetisi di sektor pendidikan, sehingga m eng- hasilkan efisiensi dan m endorong inovasi yang lebih luas dalam penye- lenggaraan layanan pendidikan (LaRocque, 2008).

Penjam inan m ut u program PPP dilakukan m elalui penilaian t erhadap pencapaian kinerja program m enggunakan indikat or kinerja. Cakupan indikator kinerja m eliput i target peserta, jenis program pendidikan, skem a pendanaan, dan jangkauan lokasi. Indikat or kiner ja PPP ant ara lain sebagai berikut :

a. Target peserta Peserta dikategorikan berdasarkan stat us (siswa, pengajar, dan m ana- jem en sekolah).

b. Jenis program pendidikan Program pendidikan yang diselenggarakan dapat m eliput i pendidikan keteram pilan, w orkshop, dan pelat ihan kerja/ m agang)

c. Skem a pendanaan Skem a pendanaan m eliput i m odel donat ur, dana kom unitas, dan ke- pem ilikan bersam a.

d. Jangkauan lokasi Lokasi dapat dibedakan m enjadi perkotaan, pedesaan, dan pelosok.

Pem erint ah Inggris t elah m elakukan berbagai upaya evaluasi at as pelaksanaan program PPP. Program Public Finance Init iat ive (PFI) dalam bent uk School Inf r ast r uct ur Par t ner ship t elah dievaluasi oleh Per - bendaharaan (Treasury) dan Badan Audit Nasional (Nat ional Audit

Budi Waluyo 163

Office , NAO). Treasury m elakukan st udi atas 61 proyek PFI , sedangkan NAO m engevaluasi 37 proyek PFI. M enurut hasil st udi kedua lem baga tersebut , PFI telah sukses m em bangun infrast rukt ur sekolah secara tepat w akt u dan dari sisi pem biayaan lebih efisien dibandingkan dengan proyek yang t idak dilaksanakan dengan m odel PFI (LaRocque, 2008).

Cont ohnya, 76% proyek PFI yang dievaluasi oleh Treasury dan 88% proyek PFI yang dievaluasi oleh NAO t elah dilaksanakan t epat w akt u. Sem ent ara, proyek yang t idak dilaksanakan dengan m odel PFI hanya 30% yang t epat w akt u. Dalam hal biaya, 80% proyek PFI yang dievaluasi oleh Treasury dan 79% proyek PFI yang dievaluasi oleh NAO dilaksanakan sesuai anggar an yang dit et apkan. Sedangkan proyek yang t idak di- laksanakan dengan m odel PFI hanya 27% yang sesuai anggaran.

Kinerja program PPP sulit dievaluasi karena durasinya yang m encakup jangka panjang (LaRocque, 2008: p.36). Nam un, beberapa hasil evaluasi m enunjukkan bahwa proyek-proyek PFI t elah berjalan sesuai harapan. Contohnya, st udi yang dilakukan oleh Treasury pada tahun 2003 m enun- jukkan bahw a 76% kinerja pihak sw ast a m asuk dalam kat egori ‘sesuai harapan’ at au ‘lebih baik’. Hasil evaluasi oleh NAO pada tahun 2001 m enyat akan bahw a 81% ot orit as publik yang diw aw ancarai m enyat akan proyek PFI ‘m em uaskan’ (HM Treasury, 2003: p.4).

Hasil kajian Treasury juga m enunjukkan bahw a proses pengadaan/ pelelangan proyek PFI dilaksanakan dengan lebih baik. Set iap proyek PFI rata-rata diminati oleh 4 kontraktor. Secara um um , pemilihan kontraktor didasarkan pada harga dan rancangan (design) yang diajukan. Proses pengadaan/ pelelangan rat a-rata m emerlukan w aktu 23 bulan untuk pem- bangunan sekolah, dan 15-25 bulan untuk bidang lainnya.

Pem erint ah Inggris t elah m elakukan berbagai upaya unt uk m ening- kat kan keterlibatan swast a dalam program PPP. Nam un dem ikian, ada yang berpendapat bahw a m ekanism e PPP t erlalu m ahal dan t idak efisien untuk mendanai pelayanan publik. PPP merupakan sarana unt uk m enyem- bunyikan utang pem erintah dan hanya m engunt ungkan bagi pihak sw asta (Hall, 2015: p.3).

Program ini juga m endapat beberapa krit ik (LaRocque, 2008: p.31). Pert ama , program ini m enunjukkan bahwa pem erintah telah kehilangan kendali atas sektor pendidikan yang berdam pak pada penurunan akun-

Sistem Pendidikan Vokasi di Inggris

t abilit as pem erint ah kepada m asyarakat . PPP juga dianggap sebagai langkah pert am a m enuju privat isasi pendidikan.

Kedua , PPP mencakup banyak hal yang perlu diatur dalam kebijakan pemerintah, terutama yang terkait dengan kont rak dan keuangan. Kontrak yang t idak disusun dengan baik dapat menimbulkan risiko keuangan bagi pem erint ah. Penyusunan kebijakan pem erint ah dan pem i lihan m it ra part nership dapat m em akan w akt u yang cukup lam a, khususnya bagi pem er int ah yang t idak t erbiasa m elakukan kont rak berbasis out put dengan pihak sw ast a.

Ket iga , pengaw asan at as pelaksanaan PPP juga m em erlukan biaya yang t idak sedikit . Hal ini terutam a terkait dengan ketepatan wakt u, hak at as bangunan, dan penyelesaian m asalah lainnya. Pem erint ah perlu m e- m iliki keahlian dalam hal penyusunan kont rak dan pengawasan program .

Kesimpulan dan Pembelajaran

Program PPP m erupakan jaw aban at as t ant angan yang dihadapi dunia pendidikan unt uk m eningkat kan kualit as dan m em perluas akses bagi seluruh w arga negara. PPP m encakup berbagai jenjang pendidikan, m ulai pendidikan dasar dan m enengah, sam pai pendidikan t inggi, t erm asuk di dalam nya unt uk pendidikan vokasi.

Program PPP sangat pent ing unt uk diim plem ent asikan pada pen- didikan vokasi di Indonesia, m engingat kapasit as pem erint ah unt uk m enyediakan infrast rukt ur pendidikan m asih t erbat as. Di sam ping it u, dunia usaha dan indust ri m em iliki kebut uhan yang tinggi atas lulusan yang memahami prakt ik kerja dan memiliki keteram pilan khusus. Program PPP dapat menjadi jembat an unt uk m enyat ukan pandangan dan m engident ifi- kasi kesesuaian metode pem belajaran agar peserta didik memperoleh ke- terampilan secara maksim al. Dunia usaha dan industri diharapkan dapat berpart isipasi dalam m enyediakan lapangan kerja yang selaras dengan kom petensi siswa.

PPP dit ujukan unt uk m enjaw ab kebut uhan akan int egrasi sosial di negara-negara yang sedang m engalam i pert um buhan penduduk yang cepat , m endukung peningkatan keunggulan dunia usaha dan pert um buh- an nasional (Gondinet & Gouchon, 2014: p.5). Program ini um um nya dit arget kan unt uk w ilayah-w ilayah yang belum t erjangkau pendidikan

Budi Waluyo 165

vokasi at au t elah t ersedia pendidikan vokasi nam un belum m em iliki part nership dengan dunia usaha dan indust ri. PPP t idak bisa m engat asi sem ua perm asalahan yang t erjadi pada pendidikan vokasi (LaRocque, 2008: p.50). Nam un dem ikian, jika dijalankan dengan baik, akan sangat berguna unt uk m encapai t ujuan pendidikan vokasi.

Program revit alisasi pendidikan vokasi (khususnya SM K) yang dijalan- kan pem erint ah Indonesia ant ara lain dilakukan m elalui program PPP dengan m elibat kan Dunia Usaha dan Indust ri (DUDI). Secara um um , pe- laksanaan program PPP unt uk pendidikan vokasi di Indonesia m encakup dua bidang int i yait u pengem bangan lem baga/ infrast rukt ur sekolah, dan pelibat an DUDI. Pert ama, program part nership unt uk pengem bangan lem baga/ infrast rukt ur. Program ini m erupakan kerja sam a dengan Pem e- rint ah Daerah dan indust ri unt uk m em bangun infrast rukt ur pendidikan vokasi. Sam pai t ahun 2020, pem erint ah m em iliki t arget unt uk m em - bangun 400 SM K baru dan 16.000 ruang kelas baru unt uk m enam pung t am bahan 850 ribu sisw a baru (Kem endikbud, 2016a). Program ini dilaku- kan dengan t ahapan sebagai berikut :

a. Persiapan M eliput i pem etaan kebut uhan daerah, penguat an juknis pendirian Unit Sekolah Baru (USB), sosialisasi tentang program USB SM K, dan pengum pulan dan verifikasi proposal USB.

b. Pelaksanaan Dalam pelaksanaan program pengem bangan lem baga/ infrast rukt ur ini dilakukan beberapa kegiat an pendukung yait u bim bingan teknis bagi calon USB dan sosialisasi hasil pem bangunan USB.

c. Tindak Lanjut Tindak lanjut setelah pelaksanaan program ini m encakup penyam pai- an edaran hasil m enerim aan sisw a baru di USB dan pendat aan USB yang sudah m enerim a sisw a baru (Kem endikbud, 2016a).

Kedua , program pelibatan DUDI. Program PPP ini adalah kerjasam a ant ara Kem endikbud, Kem ent erian Negara BUM N, Pem erint ah Daerah, Kem ent erian Perindust rian, dan Kam ar Dagang dan Indust ri (KADIN). Pem erint ah m em iliki t arget unt uk m elibat kan DUDI pada 1.650 SM K rujukan (sam pai t ahun 2020) dalam m elaksanakan pendidikan vokasi

Sistem Pendidikan Vokasi di Inggris

sistem ganda, dim ana siswa belajar 30% m ateri di sekolah dan 70% prakt ik dan pendidikan karakt er di DUDI (Kem endikbud, 2016a). Program ini di- laksanakan dengan t ahapan sebagai berikut :

a. Pendat aan M eliput i pendat aan indust ri di Kaw asan Indust ri Indonesia, indust ri di Kaw asan Ekonom i Khusus, indust ri m it ra SM K (85.000 indust ri), indust ri paling kom it m endukung SM K (300 indust ri), dan SM K paling m aju dalam dual syst em (300 SM K).

b. Persiapan M encakup penyusunan Panduan Kerjasam a indust ri dan SM K dalam m elaksanakan dual sist em , program penghargaan bagi 300 indust ri pendukung ut am a dual syst em , dan pr ogr am pelat ihan 85.000 inst rukt ur indust ri.

c. Pelaksanaan Pelaksanaan program PPP dikoordinasikan m elalui Kem dikbud, yang m encakup kegiat an w orkshop program part nership SM K-Indust ri, penghargaan 300 indust ri dan 300 SM K, dan pelat ihan inst rukt ur indust ri.

d. Tindak Lanjut Tindak lanjut program PPP dilakukan m elalui penetapan 250 SM K 4 t ahun, program rekruit m en aw al 100.000 lulusan, dan prom osi profil lulusan pada 1000 indust ri (Kem endikbud, 2016a). Cont oh program PPP yang dilakukan di Indonesia dalam pengem - bangan pendidikan vokasi dapat dilihat pada Tabel 4.

Budi Waluyo

Tabel 4. Public Private Part nership unt uk Pendidikan Vokasi di Indonesia

M itra (DUDI) Program Parthership Lingkup Partnership

Asosiasi Penyerapan t enaga kerja

1. Pem bent ukan Pusat Pelat ihan dan

Penyelenggara pesert a didik SM K Kom- Sert ifikasi jaringan IP Layer 1-3 ber- Jaringan

pet ensi Keahlian Teknik basis Teknologi Fiber Opt ic Telekomuikasi

Komput er dan Jaringan

2. Program Peningkat an Kompet ensi

(APJATEL) (TKJ) sert a pembent ukan Guru dan Pesert a Didik SM K Kom- Pusat Pelat ihan dan

pet ensi Keahlian TKJ se-Indonesia Sert ifikasi Jaringan IP

3. Penyerapan Tenaga Kerja Lulusan

Layer 1-3 berbasis SM K Bidang Keahlian Teknologi t eknologi fiber opt ik.

Informasi dan Komunikasi Oracle

Pelat ihan Program Java M elaksanakan Oracle Academy di Academy

Fundam ent al unt uk guru Indonesia yang bert ujuan unt uk men- jurusan Teknik Kompu-

dukung 900 inst it usi,259.200 pelajar t er dan Informat ika di 20

dan 3000 dosen selama 3 t ahun. Provinsi. TOPCON

Pelat ihan Guru SM K

1. M enyediakan perangkat pembel-

Indonesia Bidang Geomat ika ajaran unt uk peralat an survey dalam form at digit al

2. M enyediakan pelat ihan dengan dibimbing oleh prakt isi geomat ika yang kompet en

3. M enyediakan list (t ipe dan jumlah) peralat an survey.

4. M engusahakan peralat an yang memadai yang didesain unt uk sisw a SM K.

5. M enyediakan sert ifikasi unt uk sisw a yang menyelesaikan program pendidikan, kurikulum dan akt ivit as dijalankan oleh TOPCON

Gent a Program Cyberpreneur Pelaksanaan Edukasi Kew irausahaan Foundat ion

Indonesia/ Progra, dan Profesional bidang Teknologi Edukasi Kew irausahaan

Indormasi dan Komuikasi secara rut in dan Profesional Bidang

t erhadap pelajar SM K dan guru SM K Teknologi Informasi dan

se-Indonesia dengan pola w eb seminar Komunikasi unt uk Siswa

at au kunjungan. dan Guru SM K di Indonesia.

DSS (Sinar Pengembangan dan

1. Pengembangan kurikulum dan

M as) Pemberdayaan SM K

bahan ajar.

Program Keahlian Teknik

2. Pendam pingan/ pelat iham guru

Ket enagalist rikan

3. St andarisasi sarana prasaran

4. Prakt ek kerja siswa

5. Sert ifikasi guru

Sistem Pendidikan Vokasi di Inggris

DSS (Sinar Pengem bangan dan

1. Pengembangan kurikulum dan

M as) Pemberdayaan SM K

bahan ajar.

Program Keahlian Teknik

2. Pendampingan/ pelat iham guru

Ket enagalist rikan

3. St andarisasi sarana prasaran

4. Prakt ek kerja sisw a

5. Sert ifikasi guru

Sumber: Kem endikbud, 2016b

Berdasarkan pengalam an im plem ent asi di Inggris unt uk program part nership pengem bangan lem baga/ inf rast rukt ur sekolah, beberapa rekom endasi bagi Indonesia antara lain sebagai berikut :

a. Kerangka regulasi PPP harus m em iliki landasan hukum yang kuat . Beberapa hal yang m em erlukan kejelasan regulasi ant ara lain: (1) persyarat an pihak swasta yang dapat terlibat; (2) status para pegawai; (3) status kepemilik- an lahan/ tanah; (4) informasi yang harus disediakan untuk umum; (5) sistem penjaminan mutu; dan (6) sistem pengawasan kinerja. Di sisi lain, pihak swasta juga harus m endapat kan kepast ian unt uk hal-hal sebagai berikut: (1) m ekanism e pencegahan korupsi; (2) pengu- rangan regulasi yang t erlalu rigid dan berlebihan; (3) independensi dalam pelaksanaan kont rak; dan (4) kebijakan dan insent if yang akan m endorong keterlibatan swasta.

b. Pem isahan fungsi di Ot orit as pendidikan Kem ent erian Pendidikan at au Dinas pendidikan sebaiknya m em isah- kan fungsi/ unit yang m enjalankan layanan dan regulasi pendidikan dan f ungsi/ unit yang m enjalankan kont rak PPP (sebagai pem beli layanan). Pem isahan fungsi ini perlu dilakukan agar keput usan unt uk m enjalankan kont rak PPP m enjadi net ral. Jika kedua fungsi tersebut t idak dipisahkan, m aka dapat terjadi konf lik kepent ingan, dim ana ot orit as pendidikan m enganggap program PPP sebagai saingan.

c. Penget ahuan dalam Penyusunan Kont rak Penyusunan kont rak m er upakan salah sat u kunci sukses dalam program PPP. Otoritas yang m enyusun dan m enjalankan kontrak harus memiliki pengetahuan dan fasilit as yang memadai. Pert ama, mereka harus memiliki sistem informasi keuangan yang baik. Kedua, menugas- kan pegawai yang m em iliki keahlian dalam penyusunan, pelaksanaan,

Budi Waluyo 169

dan pengawasan kontrak. Ketiga, tersedianya sistem yang baik unt uk pem bayaran dan pengawasan kecurangan.

d. Pem ilihan m it ra secara t ransparan Pemilihan mitra untuk PPP harus dilakukan secara t ransparan dan kom- pet itif. Penawaran harus diberikan kepada sem ua pihak swasta yang m em enuhi syarat . Semua inform asi pelelangan harus dipublikasikan.

e. Penjam inan m ut u dan pem ant auan Pelaksanaan kont rak PPP harus dibarengi dengan penjam inan m ut u dan pengawasan kinerja yang independen. Sist em penjam inan m ut u harus dapat memast ikan bahwa pendidikan dijalankan dengan standar yang t inggi, perbaikan berkelanjutan, dan hasil yang memuaskan.

f. M ekanism e pengukuran kinerja M ekanism e pengukuran kinerja diperlukan unt uk m em ast ikan bahw a program PPP dijalankan sesuai dengan kont rak yang telah disepakat i. Hal ini pent ing sebagai dasar pem bayaran dan pem berian insent if kepada pihak swasta sebagai kont raktor. Sehingga, harus disusun indi- kator kinerja secara jelas, spesifik, dan kom prehensif.

g. St rat egi kom unikasi Program PPP harus diinform asikan kepada m asyarakat m elalui ber- bagai media. Hal ini penting agar m asyarakat mengetahui ke-em ahan dan kelebihannya, dan dapat memberikan masukan. Kom unikasi yang efektif juga dapat m endorong pihak sw asta lainnya unt uk t urut serta berpartisipasi dalam program PPP (LaRocque, 2008).

Referensi

AoC. (2012). UK Vocat ional Educat ion and Training (VET): Tow ards a Com prehensive St rat egy f or Int ernat ional Developm ent . London: Associat ion of Colleges (AoC).

Gondinet , A. & Gouchon, J. (2014). Public Pr ivat e Par t ner ships in Vocat ional Training: Taking Stock of AFD’s Experience and St rategic Recommendat ions . Paris: Agence Française de Développem ent (AFD).

Hall, D. (2015). Why Public-Private Part nerships Don’t Work: The many advant ages of the public alternat ive . Greenw ich: Service Int ernational Unit .

Sistem Pendidikan Vokasi di Inggris

Hawley, J. (2007). Public Private Partnerships in Vocational Education and Training: Internat ional Examples and M odels . Fourt h ECA Educat ion Conference, 26 October, Tirana.

Heem skerk, E. & Zeit lin, J. (2014). Public-private part nerships in Dutch vo cat io nal ed uca t i on and t r ain in g: Lea r ni ng , m oni t or in g a nd governance . Audit rapport age 2014: Biljage 3.

HM Treasury (2003). PFI: M eet ing t he Invest ment Challenge. London: Her M ajest y’s Stat ionery Office. Kem endikbud (2016a). Tindak Lanjut Program Revit alisasi Pendidikan Vokasi . Jakarta, 30 Agust us. Kem endikbud (2016b). Kebijakan Pengem bangan Pendidikan Kejuruan. Jakarta, 23 Novem ber. LaRocque, N. (2008). Public-Privat e Part nerships in Basic Educat ion: An Internat ional Review . Berkshire: CfBT Educat ion Trust . Sharm a, S. (2015). The Challenges of Public-Pr ivat e Part ner ships in Realising The Right t o Educat ion . Oxford: Oxford Hum an Right s Hub and Open Societ y Foundat ions.

Vertakova, J. & Plot nikov, V. (2014). Public-Private Part nerships and t he Specif ics of Their Im plem ent at ion in Vocat ional Educat ion . Paper present ed at t he 21st Int ernat ional Econom ic Conference, IECS, 16-

17 M ay, Sibiu, Rom ania. Wang, Y. (1999). Public-Private Part nerships in Healt h and Educat ion: Concept ual Issues and Opt ions . Paper prepared f or M anila Social Policy Forum : The New Social Agenda for East , Sout heast and Cent ral Asia, Joint ADB-World Bank Conference. 9–12 Novem ber.

Sistem Pendidikan Vokasi di Inggris 171

PROFI L PEN U LI S

Aprillyana Dw i Utami, biasa dipanggil Ana, adalah lulusan cum laude dari Pendidikan Biologi, Universit as Sriw ijaya, Sum atera Selatan, Indonesia pad a t ahu n 2015 den gan bant uan beasisw a Peningkat an Pr est asi Akadem ik (PPA). Ana m elanjut kan pendidikan ke jenjang m agister M A Science Educat ion di Inst it ute of Educat ion, Universit y College London, Inggris dengan bant uan beasisw a Lem baga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). Ketert arikannya dalam bidang riset membuatnya ingin t erus m ene- liti dan m engeksplorasi hal-hal baru, salah sat unya adalah riset mengenai pendidikan kejuruan di Inggris. Riset ini m em bantunya untuk memperkaya penget ahuannya dan m elihat pendidikan dari perspekt if yang berbeda.

Arihdya Caesar Pratikta , akrab dipanggil Caesar, adalah anak pertam a dari dua bersaudara yang lahir di Cilacap, 15 Oktober 1991. Caesar menempuh pendidikan S1 di jurusan Bimbingan dan Konseling di Universitas Pendidikan Indonesia. M eskipun setelah lulus kuliah S1 sem pat bekerja selam a dua tahun di BPJS Ketenagakerjaan, ketertarikannya terhadap dunia pendidikan m em buat nya unt uk m elanjut kan pendidikan S2 di jurusan Educat ion (Psychology) di Institute of Education, University College London, Inggris. Topik penelitian yang diminat inya antara lain: Adiksi Situs Jejaring Sosial, M edia M ulitasking, dan Time M anagem ent. Saat ini Caesar berdom isili di Jakart a dan dapat dihubungi melalui email di arihdyacaesar@gm ail.com. Aziza Restu Febrianto , biasa dipanggil Rest u, merupakan alum ni Institute of Educat ion, Universit y College London, Inggris bidang M ATeaching of English to Speakers of Ot her Languages (TESOL). Saat ini dia bekerja sebagai pengajar Bahasa Inggris di Akademi Pelayaran Niaga Indonesia (AKPELNI), Sem arang. Rest u m emulai ketertarikannya pada bidang pendidikan saat m engam bil st udi S1 Pendidi kan Bahasa Inggris di Universit as Negeri Sem arang (UNNES). Pasca kelulusan, dia sem pat m engajar di beberapa sekolah dan inst it usi pendidikan di Jawa Tengah. Pada tahun 2011, dia

Sistem Pendidikan Vokasi di Inggris

t inggal (SM -3T) selam a sat u t ahun di kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT). Program ini kem udian dilanjutkan dengan Pendidikan Profesi Guru (PPG) yang m em berikannya kesem patan unt uk m engem bangkan kompetensi akadem ik dan pedagogik serta praktek m engajar di sebuah sekolah kejuruan (SM K) di Sem arang. Saat m engajar di SM K ini, Rest u m em buat penelit ian t indakan kelas (PTK) yang dia presentasikan pada sebuah konferensi Int ernasional di Sem arang pada t ahun 2015. Berkat pengalam annya m engajar di daerah 3T, Rest u sangat t ert arik m elakukan penelit ian t ent ang pengajaran Bahasa Inggris di daerah t erpencil. Karya t ulisnya telah dipresentasikan di beberapa konferensi Internasional.

Budi Waluyo adalah dosen tetap pada Politeknik Keuangan Negara STAN, Jakarta. Budi m enem puh pendidikan doktoral di Universit y of Leicester, Inggris, unt uk periode t ahun 2016-2020. Bidang penelit ian yang dit ekuni- nya adalah m anajem en sekt or publik, ant ara lain m encakup sekt or pen- didikan dan kesehatan. Budi dapat dihubungi m elalui e-mail: budiw aluyo@pknst an.ac.id.

Davina Azalia Khan adalah lulusan M A Educat ion & Int ernat ional Developm ent dari Inst it ut e of Educat ion, Universit y College London , Inggris. Ia m em iliki m inat riset yg cukup luas. Ket ika m enem puh jurusan Hubungan Internasional di Universitas Gadjah M ada ia sem pat bergabung & m em prakarsai kom unit as m ahasisw a dg m inat kajian Asia Tim ur bernam a Cent er for East Asian St udy & Research (CEARS). Ia lulus dengan skripsi m engenai friksi int ernal parlem en Korea Selat an dalam m enent u- kan kebijakan luar negerinya. Pengalam an kerjanya di bidang pendidikan pem bangunan dan kerja sam a pendidikan m em buat nya t erinspirasi menempuh pendidikan S2, dengan tema disertasi tentang kajian keislam an dan konsep democrat ic cit izenship pada perguruan tinggi Islam. Perem puan kelahiran 13 Apri l 1990 ini m em iliki m ot t o “ be posit ive inside and out side ” serta “ belajar sem bari berkont ribusi di m anapun berada” yang m enggerakkan segala akt ivit asnya baik dalam dunia akadem ik, sosial kem asyarakatan maupun profesionalisme dalam bekerja.

Sistem Pendidikan Vokasi di Inggris

Dorothy Ferary adalah lulusan S1 dari Universit y of Hert fordshire di m ana dia juga m endapat kan Cont ribut ion t o t he Academic Communit y Aw ard

d ar i u ni ver si t a s t er seb ut . Seb el u m m el an j ut kan Pen d id ik an M sc Development M anagement di t he London School of Econom ics, Dorot hy pernah bekerja sebagai Count ry Program m e M anager unt uk t he Inter- nat ional Aw ard for Young People , Indonesia. Saat ini Dorot hy sedang m elanjut kan st udi S3-nya di Inst it ut e of Educat ion, Universit y College London dengan konsent rasi riset tent ang perguruan t inggi dan gender. Dorot hy adalah penerim a beasiswa REACH Internat ional Yout h Scholar- ship, Linnaeus-Palme Scholarship, dan beasisw a Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).

M elisa Apriyani m endapat kan gelar Sarjana Pendidikan Biologi dari Universitas Pelita Harapan dengan beasiswa penuh dari Yayasan Univer- sit as Pelit a Harapan. Set elah m enyelesaikan pendidikan sarjananya, M elisa m engajar selam a t iga t ahun di SM P Negeri 4 Sent ani, Papua (Sekolah Lentera Harapan Kam pung Harapan). M elisa m enyelesaikan pen- didikan m agist ernya dengan konsent rasi Educat ion and Int ernat ional Development di Inst it ute of Educat ion, Universit y College London, dengan beasisw a penuh dari Lem baga Pengelola Dana Keuangan (LPDP). M inat penelit ian M elisa m encakup kualit as guru, sist em sekolah swasta, dan pengem bangan pendidikan guru di Indonesia.

Navila Roslidah, biasa dipanggil Vila, adalah lulusan Universit as Negeri Surabaya jurusan Pendidikan Bahasa Inggris. Vila berkesem patan unt uk melanjut kan pendidikan S2-nya di jurusan Applied Linguist ics for Language Teaching , Universit y of Sout ham pton. Dalam bidang yang ditekuninya, Second Language Acquisition dan Invest ment in Language Learning m e- rupakan topik-topik yang sangat m enarik m inat nya. Saat ini, ia berdomisili di Surabaya dan bekerja sebagai st aff pengajar di Universit as Negeri Surabaya yang juga aktif sebagai penerjemah lepas di Himpunan Pener- jemah Indonesia.

Sistem Pendidikan Vokasi di Inggris

Rinda S. Kurnia m eraih gelar Sarjana Psikologi dari Universitas Indonesia dan M A Special and Inclusive Educat ion dar i Inst it ut e of Educat ion, Universit y College London. Unt uk tesis m asternya, Rinda m enelit i tentang pengalam an or angt ua di Indonesia dalam m endapat kan diagnosis aut ism e unt uk anaknya. Sejak bekerja m enjadi guru bagi individu ber- kebut uhan khusus beberapa t ahun silam , Rinda m em iliki ket ertarikan m endalam pada isu pendidikan khusus dan inklusi.

Sri Lestari meraih gelar S1 Pendidikan Bahasa Inggris dari UNY dan S2, M A Curriculum, Pedagogy and Assessment dariInst it ute of Educat ion, Univer- sity College London. Selain m engelola lem baga kursus bahasa Inggris yang didirikannya sejak tahun 2010 dan mengelola sekolah m enengah bagi anak- anak dari keluarga t idak m am pu di Tangerang, dia juga m engajar bahasa Inggris di sebuah politeknik sw asta di Jakart a. Sebelumnya dia adalah guru sekolah m enengah atas di Yogyakarta dan pendam ping sebuah sekolah rumah (homeschooling) di Jakart a. M inat nya adalah pendidikan dan pe- latihan guru, pengajaran bahasa, pendidikan sepanjang hayat dan m ana- jem en pendidikan.

Tracey Yani Harjatanaya saat ini sedang m engam bil st udi dokt oral di Depart ment of Educat ion, Universit y of Oxford , Inggris m elalui program beasiswa dari LPDP. Topik penelit iannya m elihat tentang peran pendidikan dalam m erawat dan m engajarkan tentang ke-Bhinneka Tunggal Ika-an yang ada di Indonesia. Di sela-sela kesibukannya sebagai m ahasisw i S3, Tracey juga m enjabat sebagai Dewan Pem bina Perguruan Sultan Iskandar M uda (dari tahun 2012 sam pai sekarang), sebuah sekolah swasta di M edan yang m em punyai m isi memberantas kem iskinan dan merawat keberagam- an bangsa melalui pendidikan. Tracey menyelesaikan st udi S2-nya di bidang Comparat ive and Internat ional Educat ion di Universit y of Oxford, Inggris di t ahun 2011 dan S1 di bidang M at hemat ics and Educat ion St udies di University of Cambridge, Inggris di tahun 2010. Beberapa proyek penelitian yang pernah Tracey lakukan meliputi topik seputar pendidikan multikultural, pendidikan guru, literasi dan comparative and international educat ion.

Sistem Pendidikan Vokasi di Inggris 175

Uyun Nishar, seorang guru dan penelit i m uda yang baru saja m enyelesai- kan pendidikan S2-nya di Universit y College London dengan jurusan TESOL (Teaching English to Speakers of Ot her Languages). Ia m endapat kan gelar S1nya dari Universitas Negeri M alang pada tahun 2015 dengan predikat sangat m em uaskan. Salah sat u prest asi yang pernah ia raih saat m enem - puh program S1-nya adalah juara 1 debat Bahasa Inggris M TQ M ahasisw a Nasional t ahun 2013. Riset S2nya m engam bil t em a m odel pem belajaran grammar yang dit erapkan di Indonesia dan pendekat an pem belajaran grammar yang sesuai m enurut pilihan siswa. Ia m em iliki keterarikan m en- dalam unt uk m enelit i beberapa t opik, di ant aranya: Second Language Acquisit ion (SLA), pengem bangan m at eri pengajaran dan pem belajaran Bahasa Inggris, serta pengem bangan kom petensi guru m uda. Setelah ter- pilih menjadi pesert a Camp EPIC, pelatihan intensif bagi guru m uda yang disponsori oleh Kedutaan Am erika di Indonesia pada t ahun 2015 dan men- jadi konselor di program yang sam a pada tahun 2016, Uyun konsist en m engem bangkan beberapa kegiat an yang t erkait dengan pendidikan Bahasa Inggris. Diantaranya, kelas Bahasa Inggris unt uk anak-anak dan remaja di Sanggar Asmoro Bangun M alang (Juni– September 2015). Saat ini, Uyun sedang m engembangkan program pelatihan guru Bahasa Inggris di beberapa pesant ren di Jawa Timur. Selain itu, ia juga mengelola kursus Bahasa Inggris di M alang yang baru saja ia dirikan, @excelenglish.

176

Sistem Pendidikan Vokasi di Inggris