Dosis yang direkomendasikan Obat Rute
Dosis Onset
Intravena 5-200 if menit
1 menit Sublingual
0.3-0.6 mg, dapat diulangi sd 5 kali, tiap 5 menit
2 menit Nitrogliserin, gliseril
trinitrat Patch transdermal
5 -10 mg selama 24 jam 1-2 menit
Intravena 1.25-5 mgjam
1 menit Isosorbid dinitrat
Sublingual 2.5-10 mgjam
3-4 menit Isosorbid mononitrat
Oral 20-30 mg,2-3 kalihari sd 120mg
dalam dosis terbagi 30-60 menit
4.1.1.2. Penyekat- β
Penyekat- β jelas sudah terbukti menurunkan angka kematian pasien infark
jantung dan hal ini terutama karena penyekat- β menurunkan kebutuhan oksigen
miokard. Data yang mendukung penggunaan Penyekat- β pada APTS tidak
banyak. Pada metanalisis 4700 pasien APTS oleh Yusuf dkk, Penyekat- β
menurunkan risiko infark miokard sebesar 13 p0.04. Karena patogenesis APTS dan infark miokard amat mirip, penyekat-
β disarankan untuk digunakan pula pada APTS.
Penyekat- β secara kompetitif menghambat efek katekolamin pada reseptor
beta. Penyekat beta mengurangi konsumsi oksigen miokard melalui pengurangan kontraktilitas miokard, denyut jantung laju sinus, konduksi AV
dan tekanan darah sistolik. Bila tidak ada kontraindikasi, pemberian penyekat beta harus dimulai segera. Penyekat beta tanpa aktivitas simpatomimetik lebih
disukai, seperti metoprolol, atenolol, esmolol atau bisoprolol. Kontraindikasi penyekat beta adalah blok AV derajat 2 atau 3, asma, gagal jantung yang dalam
keadaan dekompensasi dan penyakit arteri perifer yang berat.
Tabel 8. Rekomendasi Dosis Golongan Nitrat
Dosis yang dirokemendasikan
Target denyut jantung saat istirahat adalah 50 - 60 kali menit
Metoprolol 25 - 50 mg oral 2 kali hari
Propranolol 20 - 80 mg oral perhari dalam dosis terbagi
Atenolol 25 - 100 mg oral sehari
Tidak ada perbedaan bermakna dalam memanfaatkan klinis dari berbagai jenis Penyekat-
β oral atau intravena, bekerja jangka pendek atau jangka panjang. Penggunaan penyekat-
β harus berhati-hati terhadap kemungkinan adanya kontraindikasi dan bila ada kemungkinan ini maka harus dipilih obat penyekat-
β dengan masa kerja pendek. Terapi oral ditujukan untuk mencapai target denyut
jantung 50-60 menit.
4.1.1.3. Antagonis Kalsium
Antagonis kalsium mengurangi influks kalsium yang melalui membrane sel. Obat ini menghambat kontraksi miokard dan otot polos pembuluh darah, melambatkan
konduksi AV dan depresi nodus SA. Efek vasodilatasi, inotoropik, blok AV dan depresi nodus SA. Efek vasodilatasi, inotoropik, blok AV dan depresiasi nodus
SA bervariasi pada antagonis kalsium yang berbeda. Penggunaan dihidropiridin yang lepas cepat dan kerja singkat seperti nifedipine berkaitan dengan
peningkatan risiko pada pasien tanpa penghambatan beta yang adekuat dan harus dihindari.
Indikasi :
• Pada pasien-pasien dengan agina berulang atau berkelanjutan walaupun telah mendapatkan nitrat
penghambat beta dengan dosis adekuat, atau pasien-pasien yang tidak dapat bertoleransi terhadap nitrat dan penghambat
beta dengan dosis yang adekuat. • Angina prinzmetal angina varian.
Tabel 9. Rekomendasi Dosis Golongan Penyekat- β
Dosis yang direkomendasikan Nama Obat
Dosis Lama Kerja
Dilitazem Lepas cepat : 30-120 mg 3xhari
Singkat Verapamil
Lepas lambat : 100-360 mg 1 kali hari Lepas cepat : 40-160mg 3x hari
Lepas lambat : 120-480 mg axhari Lama
Singkat Lama
Antagonis kalsium lain belum pernah dilakukan uji dalam konteks APTSNSTEMI
Meta-analisis penyelidikan terapi dengan antagonis kalsium pada APTS menunjukkan bahwa obat ini tidak menurunkan kekerapan infark jantung atau
mortalitas. Pada pasien yang sebelumnya tidak mendapat obat penyekat- β
dibandingkan dengan plasebo, pemberian nifedipin konvensional menaikkan risiko infark jantung atau angina berulang 16 ; sedangkan kombinasi
metoprolol dan nifedipin menurunkan risiko ini 20 keduanya tidak mencapai kemaknaan statistik. Penjelasan mengapa penggunaan monoterapi nifedipin
dapat menaikkan mortalitas adalah karena obat ini menyebabkan takikardi refleks dan menaikkan kebutuhan oksigen miokard. Berbagai obat golongan
dihidropiridin selektif lebih baru telah diperkenalkan, tetapi efeknya pada APTS masih belum jelas.
Berbeda dengan monoterapi nifedipin, terapi diltiazem dan verapamil dapat menurunkan mortalitas dan reinfark pada pasien SKA dengan fraksi ejeksi
normal dan bila disertai adanya bendungan paru pada foto dada penurunan mortalitas dan reinfark 30 pada pasien yang mendapat diltiazem dibandingkan
plasebo selama masa pemantauan 25 bulan. Penjelasan hal ini memungkinkan karena pada pasien dengan faal sistolik normal, obat ini menurunkan frekuensi
jantung, menurunkan kontaktilitas jantung, serta menurunkan afterload. Antagonis kalsium, khususnya non dihidropiridin, harus dibatasi penggunaannya
pada pasien di mana terdapat kontraindikasi penggunaan penyekat- β atau
keluhan menetap walaupun telah diberi terapi agresif dengan aspirin, nitrat dan
Tabel 10 Rekomendasi Dosis Golongan Antagonis Kalsium
penyekat- β. Nifedipin atau dihidropiridin lain tidak disarankan dipakai pada
pasien yang tidak mendapat penyekat- β
4.1.1.4 Morfin