2. Gagal JantungEdema Paru Akut
Gagal Jantung
•
Diuretik furosemid intravena
•
Nitrogliserin mengurangi preload dan afterload: 5 ugmenit, dosis demikian bertahap sampai tekanan arteri sistolik turun 10-15 tapi tidak
kurang dari 90 mmHg
•
Penghambat ACE
•
Digitalis bila ada fibrilasi atrial Edema Paru Akut
•
Terapi O
2
: oksigen diberikan sampai dengan 8 litermenit, untuk mempertahankan Pa O
2
kalau perlu dengan masker. Jika kondisi pasien makin memburuk, timbul sianosis, makin sesak, takipnea, bronki
bertambah, Pa O
2
tidak bisa dipertahankan 60 mmHg dengan terapi O
2
konsentrasi dan aliran tinggi, retensi CO
2 ,
hipoventilasi, atau tidak mampu mengurangi cairan edema secara adekuat, maka perlu dilakukan intubasi
endotrakeal, suction dan penggunaan ventilator.
•
Nitrogliserin sublingual atau intravena. Nitrogliserin diberikan peroral 0,4- 0,6 mg tiap 5-10 menit. Jika tekanan darah sistolik cukup baik 95
mmHg, nitrogliserin intravena dapat diberikan mulai dosis 0,3-0,5 mgkg BB.
•
Morfin sulfat: diberikan 2,5 mg 2-4 mg intravena dapat diulang tiap 5-10 menit sampai dosis total 20 mg biasanya cukup efektif.
•
Diuretik: furosemid 40-80 mg bolus intravena, dapat diulang atau dosis dapat ditingkatkan setelah 4 jam, atau dilanjutkan dengan drip kontinu
sampai mencapai produksi urin 1 mlkgBBjam.
•
Obat untuk menstabilkan keadaan klinis dan hemodinamik : 1. Nitroprusit intravena: dimulai dosis 0,1 ugkgBBmenit, diberikan jika
tidak ada respons yang baik dengan terapi nitrat, atau pasien dengan regurgitasi mitral, regurgitasi aorta, hipertensi berat. Dosis dinaikkan
sampai dapat perbaikan klinis dan hemodinamik, atau sampai tekanan darah sistolik 85-90 mmHg pada pasien yang sebelumnya mempunyai
tekanan darah normal atau selama dapat dipertahankan perfusi yang adekuat ke organ-organ vital.
2. Dopamin 2,5ugkgBBmenit atau dobutamin 2-10 ugkgBBmenit. Dosis dapat ditingkatkan sesuai respon klinis dan kedua obat ini jika
diperlukan dapat diberikan bersama-sama. 3. Digitalis bila ada fibrilasi atrium atau kardiomegali.
4. Intubasi dan ventilator pada pasien dengan hipoksia berat, asidosis, atau tidak berhasil dengan terapi oksigen.
5. Obat trombolitik atau revaskularisasi PTCACABG 6. Terapi terhadap aritmia atau gangguan konduksi
7. Koreksi defenitif, misalnya pengantian katup atau repair pada regurgitasi mitral berat bila ada indikasi dan keadaan klinis
memungkinkan.
3. Syok Kardiogenik