Perumusan Masalah Sistematika Penulisan Kekerasan Dalam Rumah Tangga

yang belum mengerti atau mengetahui dan memahami akan Undang-Undang RI Nomor 23 tahun 2004 tersebut. Berdasarkan uraian tersebut diatas, penulis merasa perlu dan tertarik untuk melakukan penelitian yang berkaitan dengan peran dari para Pelayan Khusus GMIM yang ada di Kelurahan Girian Indah, khususnya dalam penanganan kekerasan dalam rumah tangga KDRT. Sehingga hal ini penting untuk diketahui dan dilakukan penelitian. Oleh karena itu dalam penelitian ini diusulkan judul yang diangkat adalah : “Peran Pelayan Khusus GMIM dalam Penanganan Kekerasan Dalam Rumah Tangga di Kelurahan Girian Indah.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka permasalahan dalam penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut : a. Apakah Pelayan Khusus GMIM berperan dalam Penanganan Kekerasan Dalam Rumah Tangga di Kelurahan Girian Indah. b. Seberapa besar Peran Pelayan Khusus GMIM dalam Penanganan Kekerasan Dalam Rumah Tangga di Kelurahan Girian Indah. 1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1. Tujuan Penelitian a. Untuk mengetahui Peran Pelayan Khusus GMIM dalam Penanganan Kekerasan Dalam Rumah Tangga di Kelurahan Girian Indah. b. Untuk mengetahui seberapa besar Peran Pelayan Khusus GMIM dalam Penanganan Kekerasan Dalam Rumah Tangga di Kelurahan Girian Indah.

1.3.2. Manfaat Penelitian

STISIP “Merdeka” Manado 5 a. Sebagai bahan masukkan bagi pihak-pihak yang merasa berkepentingan dengan permasalahan kekerasan dalam rumah tangga, Pemerintah, Aparatur Penegak Hukum, Tokoh Agama, tokoh masyarakat, tokoh adat, LSM, Organisasi Kemasyarakatan, Ibu-Ibu rumah Tangga, Suami, dan masyarakat pada umumnya. b. Sebagai bahan kajian dan pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya dalam disiplin Sosiologi Keluarga atau Perkawinan, Sosiologi Gender dan Masalah Sosial Indonesia dan lebih khusus yang berkaitan dengan kekerasan dalam rumah tangga KDRT.

1.4. Sistematika Penulisan

Dalam penyusunan dan penulisan karya tulis disusun berdasarkan sistematika penulisan sebagai berikut : Bab I. Pendahuluan, yang antara lain menguraikan tentang ; latar belakang; perumusan masalah; tujuan dan manfaat penelitan; serta sistematika penulisan. Bab II. Landasan Teoritis dan Hipotesa, yang antara lain menguraikan tentang; beberapa pengertian; Pelayan Khusus GMIM; Kekerasan Dalam Rumah Tangga KDRT; Perempuan dan kekerasan; Peran Pelayan Khusus GMIM dalam Penanganan Kekerasan Dalam Rumah Tangga; dan terakhir tentang Hipotesa Penelitian . Bab III. Metodologi Penelitian, menguraikan tentang; Populasi dan Sampel; Variabel Penelitian; Teknik Pengumpulan Data; Teknik Analisa Data. Bab IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan, Bab V. Penutup, Bab terakhir ini menguraikan tentang ; Kesimpulan dan Saran. BAB II STISIP “Merdeka” Manado 6 LANDASAN TEORITIS DAN HIPOTESA 2.1. Landasan Teoritis 2.1.1. Pelayan Khusus GMIM Sebagaimana disebutkan dalam Tata Gereja GMIM tahun 2007 tentang Peraturan Dasar Bab VI Pasal 12 disebutkan sebagai berikut : 1. Yang dimaksud dengan Pelayan Khusus adalah anggota sidi jemaat yang menerima panggilan Yesus Kristus, untuk secara khusus melaksanakan pekerjaan pelayanan Gereja. 2. Penerimaan panggilan menjadi Pelayan Khusus adalah melalui pemilihan, penetapan, peneguhan, dan pemberian diri sepenuhnya untuk melengkapi seluruh anggota gereja guna pekerjaan pelayanan membangun Tubuh Kristus. 3. Pelayan khusus ialah Syamas, Penatua, Guru Agama dan Pendeta dengan tugas-tugas yang diatus dalam Peraturan Pelayan Khusus BPS GMIM, 2007 ; 15.

2.1.2. Peran Pelayan Khusus GMIM

Sebagaimana diatur dalam Tata Gereja GMIM tahun 2007, Peraturan tentang Pelayan Khusus Bab II Pasal 3 tentang tugas Syamas : 1. bertanggung jawab atas pelaksanaan pelayanan diakonia. 2. berkunjung kerumah tangga-rumah tangga untuk menilik keadaan anggota jemaat serta menggembalakan mereka sambil memelihara rahasia jabatannya sebagai pelayan. STISIP “Merdeka” Manado 7 3. memberikan pertolongan rohani dan jasmani kepada anggota jemaat dan orang lain yang membutuhkannya, setelah berunding dengan rekan-rekan Syamas atau dengan Pelayan khusus lainnya. 4. membimbing dan memberi penyuluhan dengan perkataan maupun contoh kepada anggota jemaat dan masyarakat untuk hidup sehat secara fisik, psikis dan sosial. 5. membimbing dan melatih anggota jemaat bekerja sama dengan Pelayan Khusus lainnya agar mereka mampu melaksanakan pelayanan diakonia karikatif dan pengembangan prakarsa masyarakat bagi perdamaian dan keadilan masyarakat dan untuk pengelolaan lingkungan hidup. 6. Bertanggung jawab atas pengelolaan, penerimaan, penggunaan dan pengeluaran segala sumber daya manusia dan alam yang dianugrahkan Tuhan untuk pelaksanaan tugas di bidang diakonia. 7. memberi pendapat untuk kerja sama dibidang pelaynan diakonia dengan jemaat GMIM dan jemaat Gereja lainnya, serta lembaga pemerintah dan masyarakat, dalam perundingan dengan rekan Pelayan Khusus BPS GMIM, 2007 ; 102. Sementara Tata Gereja GMIM tahun 2007, Peraturan tentang Pelayan Khusus Bab II Pasal 4 tentang tugas Penatua, adalah : 1. Memimpin pelayanan kesaksian, penggembalaan, penilikan dan disiplin gerejawi 2. Mengumpulkan anggota jemaat dalam ibadah bersama guna memelihara dan mengembangkan ajaran dan pengakuan iman gereja dalam kerja sama dengan Pendeta. STISIP “Merdeka” Manado 8 3. Berkunjung kerumah-rumah tangga anggota jemaat untuk menggembalakan dan menilik agar tetap memelihara persekutuan dengan Tuhan Allah sambil memelihara rahasia jabatannya sebagai gembala. 4. Bertanggung jawab atas kelancaran pelaksanaan pelayanan Firman Allah, ibadah- ibadah dan sakramen. 5. Bersama-sama dengan Guru Agama memimpin dan mengajarkan kepada anggota- anggota jemaat agar mereka dapat menggembalakan dan menyaklsikan imannya kepada masyarakat di sekitarnya. 6. Memberikan pendapat untuk kerja sama dibidang kesaksian dengan jemaat-jemaat GMIM lainnya maupun dengan Jemaat-jemaat Gereja lainnya dalam perundingan dengan rekan-rekan Penatua dan Pelayan Khusus lainnya BPS GMIM, 2007 ; 103. Dalam Tata Gereja GMIM tahun 2007 pada Bab II Pasal 5 disebutkan tugas Guru Agama adalah : 1. Bertanggungjawab atas pengajaran dan pendidikan mengenai ajaran, iman dan pengakuan gereja. 2. Bersama-sama dengan Komisi Pelayanan Kategorial Anak-anak melaksanakan pengajaran iman pada anak usia kanak-kanak sampai Sekolah Dasar melalui Sekolah Minggu. 3. Bersama-sama dengan Komisi Pelayanan Kategorial remaja melaksanakan pengajaran iman pada remaja. 4. Bersama-sama dengan Pendeta melaksanakan pelayanan katekisasi, dan memperlengkapi semua anggota jemaat. 5. Bersama-sama dengan Pelayan Khusus lainnya merencanakan dan melaksanakan Pembinaan Warga Gereja. STISIP “Merdeka” Manado 9 6. Melaksanakan tugas pengajaran dan pendidikan mengenai ajaran, iman dan pengakuan gereja di sekolah-sekolah. 7. Bersama-sama Pendeta memberikan pendapat untuk kerjasama di bidang pengajaran dan pendidikan tentang ajaran, iman dan pengakuan dengan jemaat-jemaat GMIM lainnya dan Gereja-Gereja lainnya. 8. Tugas - tugas lainnya yang dipercayakan oleh Badan Pekerja Sinode, sebagaimana diatur dalam Peraturan tentang Pekerja Tetap BPS GMIM, 2007 ; 104. Untuk tugas Pendeta sebagaimana Tata Gereja GMIM Tahun 2007 Bab II Pasal 6 adalah : 1. Bertanggung jawab atas pengajaran dan pendidikan mengenai ajaran, iman dan pengakuan gereja serta melayani pemberitaan Firman Allah dan sakramen- sakramen. 2. Bersama-sama dengan Pelayan Khusus lainnya bertanggung jawab atas pelaksanaan semua ibadah dalam jemaat. 3. Mengadakan perkunjungan penggembalaan dan percakapan penggembalaan kepada anggota jemaat dan Pelayan Khusus lainnya, sambil memegang rahasia jabatan sebagai gembala. 4. Bersama-sama dengan Pelayan Khusus lainnya menyelenggarakan pelayanan penggembalaan, penilikan dan disiplin gerejawi. 5. Memperlengkapi para Pelayan Khusus lainnya agar mampu memperlengkapi anggota jemaat, dan bersama-sama dengan Pelayan Khusus lainnya memperlengkapi semua anggota jemaat agar dewasa dalam iman. STISIP “Merdeka” Manado 10 6. Bersama – sama dengan Guru Agama dan Komisi Pelayanan Anak - anak melaksanakan pengajaran dan pendidikan Sekolah Minggu. 7. Bersama-sama dengan Guru Agama dan Komisi Pelayanan Remaja melaksanakan pelayanan kepada Remaja. 8. Melaksanakan pelayanan katekisasi. 9. Bersama-sama Pelayan Khusus lainnya merencanakan dan melaksanakan Pembinaan Warga Gereja secara menyeluruh. 10. Bersama-sama dengan Syamas melaksanakan diakonia dalam segala bentuknya. 11. Memberikan pendapat untuk kerja sama dibidang pengajaran dan pendidikan tentang ajaran, iman, dan pengakuan dengan Jemat-Jemaat GMIM lainnya dan Gereja-Gereja lainnya. 12. Bersama – sama dengan Syamas dan Penatua membicarakan dan melaksanakan hubungan kerja dengan Jemaat-Jemaat GMIM, Gereja-Gereja, Pemerintah dan masyarakat yang meliputi segala bidang pelayanan gereja 13. Menjadi pelayan masyarakat. 14. Tugas-tugas lainnya yang dipercayakan oleh Sidang Sinode atau Badan Pekerja Tetap, Bab II Pasal 2 ayat 1 BPS GMIM, 2007 ;104-105. Dalam Bab II Pasal 7 juga disebutkan Tugas Pelayan Khusus dalam tugas umum, antara lain : 1. Pelayan Khusus dapat ditugaskan dalam pelayanan seluruh GMIM. 2. Pelayan Khusus Pendeta dapat menjalankan tugas pelayanan sebagai Tenaga Utusan Gereja TUG seperti dalam Peraturan tentang Sinode Bab VIII Pasal 24. 3. Pendeta dan Guru Agama dapat melaksanakan tugas pelayanan di luar struktur GMIM BPS GMIM, 1999 ; 106. STISIP “Merdeka” Manado 11

2.2. Kekerasan Dalam Rumah Tangga

Kekerasan dalam rumah tangga adalah setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan, yang berakibat timbulnya kesengsaran atau penderitaan secara fisik, seksual, psikologis, danatau penelantaran rumah tangga termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan atau perampasan kemerdekaan secara melawan hukum dalam lingkup rumah tangga UU RI No 23, 2004 ; 33. Kekerasan dalam rumah tangga sebagaimana disebutkan dalam Bab III Pasal 5 bahwa “setiap orang dilarang melakukan kekerasan dalam rumah tangga terhadap orang lain dalam lingkup rumah tangganya, dengan cara : a. Kekerasan fisik; b. Kekerasan psikis; c. Kekerasan seksual; atau d. Penelantaran rumah tangga UU RI No 23, 2004 ; 15. Kekerasan fisik yang dimaksud adalah perbuatan yang mengakibatkan rasa sakit, jatuh sakit, atau luka berat. Kekerasan psikis adalah perbuatan yang mengakibatkan ketakutan, hilangnya rasa percaya diri, hilangnya kemampuan untuk bertindak, rasa tidak berdaya, danatau penderitaan psikis berat pada seseorang. Kekerasan seksual sebagimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf c meliputi : a. Pemaksaan hubungan seksual yang dilakukan terhadap orang yang menetap dalam lingkup rumah tangga tersebut; b. Pemaksaan hubungan seksual terhadap salah seorang dalam lingkup rumah tangganya dengan orang lain untuk tujuan komersial danatau tujuan tertentu. Setiap orang dilarang menelantarkan orang dalam lingkup rumah tangganya, padahal menurut hukum yang berlaku baginya atau karena persetujuan atau perjanjian ia wajib memberikan kehidupan, perawatan, atau pemeliharaan kepada orang tersebut. STISIP “Merdeka” Manado 12 Penelantaran sebagaimana dimaksud ayat 1 juga berlaku bagi setiap orang yang mengakibatkan ketergantungan ekonomi dengan cara membatasi danatau melarang untuk bekerja yang layak di dalam atau di luar rumah, sehingga korban berada di bawah kendali orang tersebut. Keberadaan dari pada Undang-Undang RI Nomor 23 tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga adalah bertujuan sebagaimana dinyatakan pada Bab II Pasal 4 yang menyatakan Penghapusan kekerasan dalam rumah tangga bertujuan : a. mencegah segala bentuk kekerasan dalam rumah tangga; b. melindungi korban kekerasan dalam rumah tangga; c. menindak pelaku kekerasan dalam rumah tangga; dan d. memelihara keutuhan rumah tangga yang harmonis dan sejahtera UU NO 23, 2004; 14. Tujuan sebagaimana tersebut diatas, maka dalam implementasinya adalah merupakan fungsi dari pada UU Nomor 23 tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga tersebut.

a. Pencegahan