Peran Pelayan Khusus GMIM dalam Penanganan Kekerasan Dalam Rumah Tangga Melakukan pencegahan

setiap anggota keluarga, antar kekerabatan serta antar generasi merupakan dasar terciptanya keluarga yang harmonis. 4. Fungsi melindungi, keluarga diharapkan berfungsi sebagai tempat perlindungan yang memberikan rasa aman, tentram, lahir dan batin sejak janin dalam kandungan sampai lanjut usia. 5. Fungsi reproduksi, setiap pasangan suami-istri yang diikat dengan perkawinan yang sah diharapkan dapat memberikan keturunan yang berkualitas, sehingga dapat menjadi insan pembangunan yang handal dimasa yang akan datang. 6. Fungsi mendidik dan sosialisasi, keluarga diharapkan mampu berfungsi menjadi pendidik yang pertama dan utama bagi anak dalam menumbuh-kembangkan kekuatan fisik, mental, sosial dan spiritual secara serasi, selaras dan seimbang. 7. Fungsi ekonomi, keluarga diharapkan mampu berfungsi meningkatkan ketrampilan dalam usaha ekonomis produktif, sehingga tercapainya upaya peningkatan pendapatan keluarga guna memenuhi kebutuhan keluarga. 8. Fungsi Pelestarian Lingkungan, keluarga juga diharapkan mampu menempatkan diri dalam lingkungan sosial-budaya dan lingkungan alam yang dinamis secara serasi, selaras, dan seimbang BKKBN, 1996 ; 6-9

2.4. Peran Pelayan Khusus GMIM dalam Penanganan Kekerasan Dalam Rumah Tangga

Dalam menjalankan perannya para Pelayan Khusus GMIM terutama dalam penanganan kekerasan dalam rumah tangga KDRT, maka didasarkan akan apa yang menjadi tugas dari Pelayan Khusus GMIM, terutama sebagaimana diatur dalam Tata Gereja GMIM tahun 2007, Peraturan tentang Pelayan Khusus Bab II Pasal 3 sd Pasal 6. Demikian halnya berdasarkan UU Nomor 23 tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga, dalam Bab V Pasal 14 sd 15 sebagai berikut : STISIP “Merdeka” Manado 20 Dalam Pasal 14 disebutkan sebagai berikut : Untuk menyelenggarakan upaya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13, pemerintah dan pemerintah daerah sesuai dengan fungsi dan tugas masing-masing, dapat melakukan kerja sama dengan masyarakat atau lembaga sosial lainnya UU No. 23 tahun 2004; 4. Selanjutnya dalam Pasal 15 disebutkan sebagai berikut : Setiap orang yang mendengar, melihat, atau mengetahui terjadinya kekerasan dalam rumah tangga wajib melakukan upaya-upaya sesuai dengan batas kemampuannya untuk : a. Mencegah berlangsungnya tindak pidana; b. Memberikan perlindungan kepada korban; c. Memberikan pertolongan darurat; dan d. Membantu proses pengajuan permohonan penetapan perlindungan UU No. 23 tahun 2004; 4. Sehingga peran yang dilakukan oleh para Pelayan Khusus Pelsus GMIM yang ada di GMIM Moria Kelurahan Girian Indah dalam kaitannya dengan penanganan kekerasan dalam rumah tangga KDRT antara lain ; melakukan pencegahan, memberikan perlindungan; dan memberikan pertolongan darurat.

a. Melakukan pencegahan

Dalam penanganan kekerasan dalam rumah tangga KDRT maka para Pelayan Khusus Pelsus GMIM Moria Kelurahan Girian Indah yang pertama-tama adalah melakukan pencegahan terhadap tindak kekerasan dalam rumah tangga, dengan melakukan pencegahan ini berarti para Pelayan Khusus berupaya agar permasalahan kekerasan dalam rumah tangga KDRT tidak akan mengarah pada tindak pidana KDRT yang lebih parah lagi. Biasanya para Pelayan Khusus Pelsus GMIM tersebut secara umum sangat disegani dan dihormati oleh anggotanya anggota Jemaat, dan dipandang dapat STISIP “Merdeka” Manado 21 memberikan nasehat yang dapat dimengerti dan dipahami oleh anggotanya, termasuk yang mengalami permasalahan rumah tangganya. Disamping itu para Pelayan Khusus Pelsus GMIM terpanggil untuk melakukan perannya dalam pencegahan tindak kekerasan dalam rumah tangga KDRT selain sebagai bentuk solidaritas terhadap anggota jemaatnya, tetapi juga didorong oleh factor lainnya bahwa tindak kekerasan dalam rumah tangga KDRT merupakan Perbuatan melanggar hak asasi manusia, Kejahatan terhadap martabat kemanusiaan dan Pembuatan yang merupakan bentuk diskriminasi, yang tindak harus terjadfi dalam kehidupan rumah tangga, terutama rumah tangga Kristen yang seharusnya mengedepankan akan kasih mengasihi antar sesama terlebih anggota keluarganya. Pencegahan terhadap kekerasan dalam rumah tangga ini sebagaimana dijelaskan dalam penjelasan Undang-Undang RI Nomor 23 tahun 2004 pada penjelasan umum yang menyatakan bahwa pencegahan, melindungi korban dan menindak pelaku kekerasan dalam rumah tangga, maka Negara dan masyarakat wajib melaksanakannya sesuai dengan falsafah Pancasila dan UUD RI tahun 1945, dimana Negara berpandangan bahwa segala bentuk kekerasan, terutama kekerasan dalam rumah tangga adalah pelanggaran hak asasi manusia dan kejahatan terhadap martabat kemanusiaan serta bentuk diskriminasi UU RI No 23, 2004 ; 33. Pada umumnya para Pelayan Khusus Pelsus GMIM tersebut berpedoman bahwa melakukan berbagai bentuk pertolongan atau pencegahan, bukan berarti mencampuri urusan orang lain atau keluarga rumah tangga orang lain. Akan tetapi berupaya untuk meredam atau mencegah tindak kekerasan dalam rumah tangga KDRT. Disamping itu sebagaimana dalam peraturan dikatakan bahwa setiap orang STISIP “Merdeka” Manado 22 yang mendengar, melihat, atau mengetahui terjadinya kekerasan dalam rumah tangga wajib melakukan upaya-upaya sesuai dengan batas kemampuannya untuk melakukan pencegahan, perlindungan dan pertolongan. Karena tindak kekerasan dalam rumah tangga KDRT merupakan bentuk perbuatan yang melanggar hak asasi manusia, disamping itu juga merupakan bentuk kejahatan terhadap martabat kemanusiaan dan diskriminasi.

b. Memberikan perlindungan